Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Sunday, August 28, 2011

Berjalan Dalam Kebenaran-Nya

“Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.”
(I Petrus 3:14)

Beberapa sikap agar kita tetap hidup dalam kebenaran Allah :

1.Tidak Kuatir. “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya ?” (Matius 6:27). Satu hasta itu sama dengan 45 cm, ukuran yang relatif pendek. Kita tidak dapat melihat hari esok yang penuh kemenangan, jika ada rasa kekuatiran. Namun bagi orang yang hidup dalam kebenaran Allah, mereka akan berdiri teguh dalam menjalani hidup ini, sebab mereka yakin bahwa Allah tetap beserta. Mazmur 34:20, menyatakan “kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.”

2.Tetap Menanti-nantikan Tuhan. “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31). Dalam kata “menanti” ada beberapa unsur penting yang patut dimiliki,yaitu: kesabaran, ketekunan dan penguasaan diri. Hal tersebut tidak lepas dari tindakan kita dalam membangun hubungan dengan Tuhan.

3.Pegang Teguh Janji Allah. “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (II Petrus 3:9). “Janji Tuhan” itu pasti digenapi, sedangkan mengenai waktu penggenapannya Tuhanlah yang menentukannya. Banyak orang mengeluh karena permohonannya belum dijawab Tuhan. Mereka tidak sadar, bahwa ‘waktu Tuhan’ itu berbeda dengan ‘waktu manusia.’

Mari kita berjalan dalam kebenaran Allah, Amin?

Thursday, August 25, 2011

Temukan Sumber Berkat



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” (Galatia 3:26-29)

Ayat Bacaan : Galatia 3:26-29


Setelah dihapusnya manusia di muka bumi ini pada zaman Nuh, maka yang tertinggal hidup adalah keluarga Nuh. Dengan 3 anak dan 3 menantunya. Saat itu dimulai suatu zaman yang baru dimana Allah ingin memberkati Nuh dan keluarganya. Pada waktu itu Nuh menanam pohon anggur dan apa yang di tanam telah berbuah, pada waktu dia panen, dia meminum anggur terlalu banyak dan akhirnya ia mabuk dan telanjang. Setelah itu Ham menertawakan Nuh ayahnya, tetapi Sem dan Yafet menutup ketelanjangan Nuh. Ham tidak menghormati orang tuanya sehingga ia dikutuk tetapi Sem dan Yafet diberkati (Kejadian 9:25-27). Sama seperti bangsa Israel yang meyalibkan Tuhan Yesus sehingga ia tercerai berai dan pada tahun 1948 baru bisa kembali ke tanah asalnya. Israel telah mengutuki dirinya sendiri.

Kalau kita lihat, ada suatu akar kutuk yang diucapkan oleh Nuh, yang sebenarnya Nuh adalah orang yang diberkati Tuhan. Mulut orang tua yang diberkati Tuhan sangat berkuasa, untuk itu marilah kita menghormati orang tua kita. Perkataan Nuh terjadi di dunia ini. Kita melihat jual beli budak belian yang berlangsung berabad-abad yang berasal dari keturunan Ham. Puji Tuhan, setelah Tuhan Yesus mati dan bangkit, kutuk itu terlepas, yaitu bagi orang yang percaya kepada-Nya. Yafet meluaskan kemah-kemahnya, yaitu dia menjajah beberapa wilayah dan hampir semua negeri di bumi ini pernah dijajah oleh kaum ini. Dari Sem, keluar nabi-nabi Allah dan nama Tuhan dipermuliakan.

Dari kisah Sem muncul kisah Abraham yang memiliki darah keturunan campuran. Dari sini kita tahu dari mana sumber berkat itu. Abraham adalah sosok manusia yang diberkati walaupun dari keturunan yang campur baur. Pada waktu itu Abraham diberkati oleh Tuhan, Abraham menyambutnya dengan iman, sehingga namanya bukan Abram lagi melainkan Abraham.


Kejadian 12:1 menjelaskan bahwa Abraham dipanggil dengan satu visi. Bukannya dia harus membenci bapak ibu atau saudaranya. Biasanya orang dunia berjalan tanpa visi dan tidak tahu dirinya berasal dari mana. Untuk itu kita harus lekat kepada sumber berkat ini dan jangan sampai kita lepas dari Tuhan. Sama seperti Paulus yang tahu dari mana ia berasal sehingga ia berkata bahwa dia berasal dari keturunan Abraham, bukan karena secara jasmani saja tetapi juga secara rohani. Sama seperti kita yang telah dicangkokkan pada pokok anggur.

Visi yang Tuhan berikan kepada Abraham adalah visi jangka panjang. Orang yang tidak punya visi maka hidupnya tidak akan mengalami perubahan, dimana yang jahat menjadi semakin jahat, yang cemar semakin cemar. Tetapi orang benar semakin menguduskan dirinya dan semakin diberkati Tuhan.
Kejadian 12:2-3 telihat ada beberapa berkat yang kadang-kadang kita tidak bisa mencapainya, padahal kita keturunan Abraham secara rohani. Ketahuilah bahwa apa yang diterima Abraham, kita juga pasti menerimanya. Namun beberapa orang tidak percaya akan hal ini. Dengan demikian orang tersebut mengutuki diri sendiri. Abraham adalah orang yang diberkati hari ini dan juga diberkati pada masa yang mendatang (kekal). Inipun dapat terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya. Untuk itu bangkitlah, kuatkan dan teguhkan hati kita karena Tuhan menyertai kita dan memberkati kita sehingga orang-orang akan terheran-heran melihat karya Tuhan yang terjadi dalam kehidupan kita.


Setelah Allah memberkati Abraham, berkat itu tetap berkesinambungan sampai pada keturunan Abraham. Hal ini dapat kita ketahui dimana Tuhan memberkati Ishak. Ini merupakan garis keturunan orang yang diberkati Tuhan yang perlu kita ketahui mengenai dari mana asal sumber berkat. Berkat yang mereka terima bukanlah warisan turun temurun, tetapi berkat Tuhan yang sedang berlangsung. Kejadian 26:12-13 menceritakan bagaimana berkat itu turun atas Ishak. Setelah Ishak kemudian berlanjut kepada Yakub. Kejadian 32:9-10 menceritakan bagaimana Tuhan memberkati Yakub dengan bermodal tongkat saja, tetapi Tuhan memberkati secara luar biasa sehingga dari Yakub terbentuk suatu bangsa yang besar.

Selanjutnya dari Yakub, berkat Tuhan turun atas Yusuf bukan kepada anak-anaknya yang lain. Rahasianya adalah Yusuf sangat hormat kepada Allah, dan ia mengetahui asal usul sumber berkat tersebut. Saat ini kita harus menghormati orang tua yang hidup benar di mata Tuhan. Demikian juga kita harus belajar melalui hamba-hamba Tuhan yang diberkati. Jangan mengutuki diri sendiri. Katakan bahwa Tuhan itu mampu melakukan segala perkara. Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub adalah Allah kita juga. Haleluya!!!


Satu hal yang harus kita perhatikan adalah peristiwa Lot yang menjadi peringatan bagi kita untuk tidak menjadi seperti Lot. Lot sebenarnya bisa diberkati Tuhan karena berkat Abraham juga diberikan kepada Lot, walaupun Lot hanya ikut-ikutan. Kejadian 12:4 menyatakan bahwa Lot mengikuti iman Abraham. Tentu hal ini tidak ada salahnya walaupun menjadi tanggungan Abraham. Kejadian 13:1-18 menceritakan karena kebanyakan harta dan dari antara mereka bertengkar, maka mereka berpisah. Sayang, Lot berpisah dengan Abraham. Hidup Lot tidak sama dengan Abraham, yaitu ia tidak pernah mendirikan mezbah bagi Tuhan. Kejadian 14:12-16 menceritakan Lot kehilangan hartanya karena dirampok dan Abraham menolong Lot. Hingga pada suata hari Sodom Gomora akan dimusnahkan, Abraham masih berdoa buat Lot. Kejadian 19:29 mencatat bahwa Allah masih memperhatikan Lot. Kejadian 19:30-38 mengabarkan bahwa Lot kembali melarat dan ia dengan kedua anaknya melakukan hal yang menjijikan di mata Tuhan, sehingga keluar bangsa Moab dan Amon.

Ingat, jangan lepas dari pokok anggur.
Bangunlah mezbah Tuhan bukan hanya ikut-ikutan saja.
Temuilah sumber berkat itu, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Amin.

Tuesday, August 23, 2011

Berjalan Bersama

Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sahut Abraham: "TUHAN yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
( Kejadian 22 :6 - 8 )

Seperti yang kita telah ketahui, Abraham adalah Bapa orang percaya. Sedangkan Ishak adalah anak perjanjian, yang Tuhan sendiri janjikan kepada Abraham.

Sebagai orang percaya terkadang ada ujian yang harus kita lewati. Tapi mari percaya, Tuhan tetap pegang kendali. Ishak yang saat itu sudah cukup dewasa, memilih untuk tetap berjalan bersama-sama dengan Abraham, ayahnya. Tidak ada pemberontakan, meskipun ia dibawa ke tempat pengorbanan.

Sesampainya di Moria, dia diikat, dan pisau sudah terangkat dari tangan ayahnya. Tetap Ishak tidak memberontak, tetap bersama dengan ayahnya. Namun ujungnya, disitulah Ishak mengenal: Jehova Jireh, Tuhan yang menyediakan dengan limpah.

Tak heran tentang Ishak, Alkitab berkata: maka Ishak semakin kaya kian kaya bahkan sangat kaya. Mari kita ingat: no cross no crown. Terkadang saat kita melewati “Moria” dalam kehidupan ini, terasa begitu menakutkan, namun di sana Jehova Jireh sudah menanti kita. Syaratnya, mari kita tetap berjalan bersama dengan Tuhan. Berjalan bersama dengan otoritas yang Tuhan taruh diatas kita. Mari kita sepakat, bersatu, sederap dan sehati.

Demikianlah kita berjalan bersama-sama sebagai keluarga Tuhan.

Amin?

Cara Hidup

“Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi
nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
(Kisah 3:1–8)

Setelah Roh Kudus dicurahkan, lewat para murid & orang percaya, banyak terjadi mujizat. Bukankah kita juga percaya bahwa: Mujizat masih ada? Pada waktu itu, para murid & orang percaya menjadi dampak pada sekitarnya.

Dua cara hidup mereka, ialah:

a. Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Mereka sering mengadakan persekutuan bersama-sama. Mereka memecahkan roti dengan gembira dan dengan tulus hati (Kisah 2:42–46). Kalau Roh Kudus benar-benar dicurahkan maka kita pasti akan merasakan ada kegembiraan, sukacita dan tulus hati. Kita berkumpul dengan tidak mempunyai motivasi yang lain kecuali hanya menyenangkan hati Tuhan. Kita berdoa, memuji dan menyembah Dia dan Tuhan disenangkan.

b. Senang menabur. Pada Kisah 4:34–35, ketika Roh Kudus dicurahkan tidak ada orang yang berkekurangan. Sebab orang-orang yang berlebih, memberi & menabur untuk yang kekurangan melalui rasul-rasul. Mereka menjual tanah atau rumahnya lalu meletakkan hasilnya di kaki rasul-rasul, kemudian para rasul membagi-bagi sehingga tidak ada seorang pun yang berkekurangan.

Saat kita mempunyai uang, puji Tuhan karena Tuhan menyertai, tetapi jangan sampai kita terperangkap dalam cinta akan uang. Karena akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Akar segala kejahatan itu bukanlah uangnya, tetapi cinta akan uang.

Tuhan Yesus mengajar kita untuk mematahkan cinta akan uang & keinginan untuk menjadi kaya dengan cara: MEMBERI.

Menuju Kelimpahan

Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku
(Rut 1:16)

Perkataan yang paling penting dalam tahun ini adalah favor. Favor of God dan favor of man (favoritnya Allah dan manusia). Favor itu mencakup kebaikan, kemurahan & anugerah. Mari kita belajar untuk:

1. Be decisive!
Ambillah keputusan. Banyak dari kita tidak bisa mengambil keputusan. Rut mengambil keputusan yang terbaik. (Rut 1:16-17) “bangsamu adalah bangsaku, Tuhanmu adalah Tuhanku…” Banyak orang saat-saat ini menjual Yesus dengan hal-hal dunia yang semu semata. Sukses adalah menjalankan tugas yang Tuhan berikan dan menyelesaikannya. Mari kita belajar mengambil keputusan yang baik.

2. Be diligent!
Ayo Rajin. Seringkali kita tidak diberkati karena malas. Rut berkata kepada Naomi, “biarkan aku pergi ke ladang memungut buli-buli jelai di belakang orang yang murah hati.” Orang yang rajin tangkas pasti menerima berkat. Rut punya tenaga dan kesehatan.

3. Be submissive!
Tundukkan dirimu. Rut bukan saja rajin, tunduk, tidak undur dan berlindung di bawah ElShadai, Rut adalah orang yang submissive (Rut 4:3-4). Ini adalah kunci yang luar biasa bagi orang yang diurapi Tuhan. Kita harus tahu aturan & order. Pengurapan datang dari atas. Jika pemimpin kita diberkati maka kitapun juga di berkati. Rahasia hidup ini adalah melayani.

4. Be a blessing!
Menjadi berkat. Baik untuk keluarga, lingkungan, gereja, marketplace, kota bahkan bangsa kita tercinta: Indonesia.

Musim baru telah tiba, musim menuai jelai sudah tiba. Apapun yang terjadi kita tetap bersorak-sorai. Promosi telah tiba, pelipatgandaan terjadi bagi kita. Oleh sebab itu jadilah favor of God dan favor of man.

Hidup Yang Dipulihkan




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus . . . . . . .Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
(Markus 10:46-52)


Ayat Bacaan : Markus 10:46-52

Saudara, apabila kita menyimak ayat bacaan di atas maka kita akan menemukan suatu kisah yang di dalamnya dapat kita ambil nilai kebenarannya. Dimana, ketika Yesus hendak menuju ke Yerusalem, Ia telah melintasi kota Yerikho, namun Ia tidak singgah di kota tersebut, karena Ia lebih senang tinggal di Betania. Alasan mengapa Yesus tidak singgah di kota Yerikho, sebab kota itu merupakan tanah terkutuk. Hal ini dapat kita ketahui melalui sejarah daripada bangsa Israel. Dan terkutuknya tanah tersebut bermula ketika bangsa Israel melakukan perjalanan menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan yang dipimpin oleh Musa. Saat itu bangsa Israel mengalami banyak rintangan khususnya kota Yerikho yang dikelilingi oleh tembok raksasa, di dalamnya banyak tentara yang postur tubuhnya gagah perkasa, sehingga kota ini sukar untuk dikalahkan. Namun Yosua tidak gentar sama sekali, karena Tuhan telah berfirman kepada Yosua, bunyinya : “Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.” (Yosua 6:2). Dan untuk bisa merobohkan tembok Yerikho, maka Tuhan perintahkan agar kota tersebut dikelilingi. Setelah kota itu dikelilingi sebanyak tujuh kali dengan memuji Tuhan, maka robohlah tembok Yerikho. Setelah tembok tersebut roboh, maka Yosua bersumpah, katanya : “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!” (Yosua 6:26).

Lalu, apakah relevansi tentang tembok Yerikho dengan kehidupan kerohanian anak-anak Tuhan ?
Ketika kita dibawa keluar dari perbudaan dosa dan dituntun menuju kehidupan seperti yang Tuhan kehendaki, banyak rintangan atau penghalang yang menghadang kita. Dan sebagai penghalang umat Tuhan saat ini adalah hidup dalam kedagingan, seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Setelah kita mempelajari mengenai sejarah daripada kota Yerikho, maka kita akan kembali pada kisah Bartimeus yang buta. Yang mana Bartimeus telah tinggal di tanah terkutuk itu. Tetapi oleh kasih karunia Tuhan, ia telah mendapat lawatan dari Allah. Adapun sikap Bartimeus terhadap lawatan Allah tersebut, ia sangat meresponinya, karena ia ingin keluar dari tanah terkutuk itu. Bertahun-tahun ia telah menderita oleh karena kedua matanya buta, dan hal itu menjadi belenggu dalam hidupnya. Ia sangat menantikan suatu kesempatan untuk terlepas dari belenggu tersebut, tetapi tidak satupun sanggup menolongnya. Dengan datangnya lawatan Allah, maka tidak sedetikpun ia lewatkan.

Oleh sebab itu marilah kita interupeksi kehidupan kita, apakah kita sudah keluar dari tempat terkutuk yaitu kehidupan menurut kedagingan yang telah disebutkan diatas atau apakah kita masih tinggal pada tempat terkutuk itu. Apabila kita masih berada pada tempat atau posisi yang terkutuk maka kita harus segera bangkit dan meninggalkan tempat itu (dalam arti kata, kita harus segera bertobat). Karena langkah (lawatan) daripada Allah akan menimbulkan pengharapan dan perubahan bagi mereka yang mau bertobat, tetapi langkah (lawatan) Tuhan akan menjadi sesuatu yang mengerikan bagi orang yang menolak akan Dia atau mereka yang masih ingin tetap hidup dalam kedagingan. Sebagai contoh adalah kejadian di taman Eden, yaitu ketika Adam dan Hawa berada dalam posisi yang berdosa maka langkah Tuhan membuat mereka menjadi ketakutan. Memang, untuk berpindah dari hidup yang penuh dengan kegelapan menuju hidup dalam terang tidak mudah. Karena hal ini membutuhkan hati yang kuat (mantap). Tetapi apabila kita benar-benar mau berubah, maka Tuhan akan segera menolong kita supaya kita sanggup hidup dalam terangNya. Seperti halnya Bartimeus yang begitu serius untuk mengalami perubahan. Bahkan ia sampai berteriak, katanya : “Yesus anak Daud kasihanilah aku.” Bartimeus tidak memusingkan apa yang akan menjadi pandangan orang lain terhadapnya. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berlalu begitu saja, tetapi ia mempergunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya. Sehingga tindakan Bertimeus ini sempat membuat Yesus terhenti dalam perjalannya, disamping itu ketika Bartimeus mendatangi Yesus, ia telah menanggalkan jubahnya. Dan kata menanggalkan baju ini memberi pengertian bahwa kita sebagai orang Kristen yang menerima lawatan Allah mau menanggalkan kehidupan yang penuh kedagingan.

Saudara, apabila Yosua dalam doanya sanggup memberhentikan matahari dalam satu hari saat meneruskan peperangannya melawan bangsa Amori, maka Bartimeus dengan keseriusannya untuk mau berubah, ia telah sanggup memberhentikan yang menciptakan matahari (sang pencipta) yaitu Tuhan Yesus, ketika sedang melewati kota Yerikho. Dan setelah Bartimeus disembuhkan (dipulihkan), maka Bartimeus meninggalkan kota terkutuk itu dan mengiring Tuhan seumur hidupnya. Bagi kita yang saat ini sudah mengiring Tuhan dengan segenap hati, maka kita harus tetap setia dan jangan sampai kita undur dari hadapanNya dan kembali ke “tanah terkutuk”, karena orang yang undur dari Tuhan tidak akan berkenan dihadapan Tuhan (Ibrani 10:38).

Amin

Sunday, August 14, 2011

Tetap Menghasilkan Buah


Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : Markus 11:12-14, 20-21

”Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.”
Markus 11:12-14, 20-21

Sepanjang pelayanan Yesus di muka bumi ini, Ia senantiasa mengajar murid-muridNya untuk mengerti dan melakukan kehendak Bapa, walaupun Ia mengajar muridNya dalam waktu yang cukup relatif singkat, namun dampak pengajaranNya sungguh luar biasa. Yesus mengajar kepada murid-muridNya tidak hanya dengan perkataan saja, tetapi disertai dengan perbuatan juga. Selain itu, kadang ada hal-hal yang diajarkanNya sulit untuk dimengerti, sehingga murid-muridNya harus bertanya mengenai maksud dan tujuan terhadap apa yang telah diajarkanNya. Demikian halnya dengan kita; kadang-kadang tidak dapat memahami apa yang telah Tuhan ajarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi puji Tuhan, melalui pimpinan daripada Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan kita telah membuat kita mengerti apa yang menjadi maksud dan kehendak Tuhan.

Begitu pula dengan ayat-ayat diatas yang telah kita baca. Memang sepintas tampaknya hanya sebuah cerita perjalanan Yesus. Tetapi di dalamnya mengandung pengertian yang cukup dalam. Dimana, ketika Yesus keluar dari Betania Ia merasa lapar, dan saat itu Ia mendapatkan sebatang pohon ara. Pohon ara itu daunnya cukup lebat, dan Yesus mencoba untuk mendapatkan buah pohon ara tersebut, tetapi Ia tidak menemukannya, karena memang bukan musimnya. Lalu apa yang dilakukan oleh Yesus ketika tidak mendapatkan buah ara itu ?. Yesus berkata kepada pohon ara itu : “jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya !” Dan murid-muridNya pun mendengarnya.” Dan setelah Yesus berkata demikian, maka keesokan harinya pohon ara itu menjadi kering sampai pada akarnya. Hal ini dilakukan oleh Yesus tampaknya seolah-olah Ia marah kepada pohon ara itu. Tetapi sesungguhnya Ia sedang memberi pelajaran kepada murid-muridNya, bahwa Tuhan tidak suka terhadap orang yang beribadah secara musiman seperti pohon ara yang berbuah sesuai dengan musimnya. Padahal Tuhan memberkati atau memberi rejeki kepada kita setiap hari dan setiap saat.

Dan perlu kita ketahui, bahwa keadaan kita itu seumpama pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang tidak pernah layu daunnya dan senantiasa mengahasilkan buah; seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 47: 12 “Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Keadaan ini akan berlaku dalam kehidupan kita apabila kita tidak menjadi orang Kristen yang beribadah secara musiman. Karena sejak Roh Kudus ada pada kehidupan kita, maka semuanya akan menjadi baik (subur) dan mengahasilkan buah yang lebat. Dan juga perlu kita ingat, bahwa Tuhan itu tidak pernah berhenti untuk mengairi kehidupan kita. Tetapi sebaliknya, apabila kita beribadah dan meresponi kehadiran Roh Kudus secara musiman, maka kita akan mengalami kesuaman. Dan sebagai akibatnya, kita akan dimuntahkan oleh Tuhan seperti jemaat Laodikia yang juga mengalami kesuaman.

Selanjutnya, apabila kita sudah berada pada posisi yang benar dan tidak berada pada posisi orang Kristen musiman, maka selain kita diberkati; Tuhan akan memberi pelajaran kepada kita untuk bisa bernubuat. Sebab posisi yang benar ini mengijinkan kita untuk meminta sesuatu atau menyampaikan sesuatu kepada Tuhan, tentunya hal-hal yang positif, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab, dalam II Petrus 1:21 telah dikatakan bahwa : “tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Oleh sebab itu, segala sesuatu yang kita minta atau kita sampaikan pasti terjadi, selama kita dalam posisi yang benar, yaitu hidup sesuai dengan firmanNya. Demikian halnya Yesus berkata kepada murid-muridNya : “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:22-24).
Dan bagaimanakah supaya nubuatan kita tidak terhambat ?. Agar nubuatan kita tidak terhambat, maka dalam diri kita harus penuh dengan pengampunan. Karena didalam Injil Markus 11:25-26 telah dikatakan : “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Memang, untuk menjalani hidup yang penuh pengampunan itu tidak mudah, tetapi bagaimanapun juga kita harus belajar untuk hidup penuh dengan pengampunan, khususnya mengampuni orang-orang yang menyakiti kita. Karena Tuhan inginkan agar kita bebas dari segala permusuhan.

Setelah kita memahami dan melakukan pengajaran yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada kita, maka kita akan disebut sebagai orang yang berbahagia, karena kita hidup dalam kelimpahan di dalam Tuhan. Tetapi kita tidak boleh berhenti sampai disini, karena berapa banyak orang jatuh dalam dosa, justru ketika mereka berada dalam kelimpahan. Mereka merasa nyaman berada dalam situasi yang mapan. Dan apabila orang tersebut tidak segera sadar dengan apa yang dilakukannya maka akan terjadi seperti yang tertulis dalam Lukas 12:19-21 “Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu . . . .”

Oleh sebab itu, biarlah kita tetap ingat akan firman Tuhan yang menasehatkan kepada kita supaya roh kita tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan sampai kedatanganNya yang kedua kali.

Amin

Tetap Pada Jalur Berkat Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu -- sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan".
(Kejadian 32:9-10)


Ayat bacaan di atas merupakan ungkapan hati daripada Yakub yang disampaikan kepada Tuhan, dimana ia merasa tidak layak karena menerimba berkat Tuhan yang luar biasa. Hal ini dapat kita lihat pada ayat 10 yang mengatakan, “aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang menjadi dua pasukan.” Yakub menyadari bahwa ketika ia keluar dari rumah orang tuanya ia tidak membawa apa-apa, baik itu warisn maupun bekal dari orang tuanya. Namun sebelum keluar dari rumahnya, ia mendapat berkat dari ayahnya (Ishak) dan kakeknya Abraham. Yakub tahu alur berkat nenek moyangnya. Apabila kita tarik mundur mengenai kisah daripada Yakub, maka kita akan menemukan sumber berkat Tuhan, seperti yang di tulis dalam Kejadian 27:27-28. Saat itu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia." Suatu berkat yang diucapkan Ishak kepada anaknya merupakan hal yang luar biasa, karena Ishak hidup dalam berkat Tuhan, seperti yang tertulis dalam Kejadian 26:12, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.”

Dari rentetan kisah di atas yang menjadi sumber pokoknya dapat kita ketahui di dalam Kejadian 12:1-3 yang berbunyi: “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Dari firman Tuhan turun berkat kepada Abraham, kemudian disalurkan ke Ishak, Ishak yang diberkati sedemikian rupa lalu menyalurkannya kepada Yakub. Kemudian kepada Yusuf, hingga muncul Daud, Salomo dan seterusnya. Ini adalah estafet berkat dari Tuhan yang turun temurun. Walaupun berkat Tuhan berlaku secara estafet namun ada dari antara mereka yang keluar dari alur ini, seperti Esau. Roma 9:6-7 berkata, “Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Ini menggambarkan keturunan Abraham ada yang keluar dari estafet berkat Tuhan. Yang paling tragis adalah waktu penyaliban Tuhan Yesus di kayu salib. Orang Yahudi mengatakan salibkan Yesus, orang Israel menolak Kristus.

Digambarkan bahwa orang Israel seperti pohon dan carang yang penuh getah. Tatkala orang Israel menolak Kristus yang terjadi adalah “dipatahkan”. Roma 11:17-18 berkata, “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.” Dan Galatia 3:26 menunjukkan saat kita dicangkokkan kepada pokok, yaitu saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Bobot kekayaan Abraham, Ishak dan Yakub itu sebenarnya sudah kita terima, tetapi kadang-kadang kita ragu-ragu oleh karena iman kita tidak bertumbuh dan tidak berakar.

Lalu Roma 11:19-22 merupakan peringatan bagi orang percaya yang sudah mendapat kemurahan Tuhan agar tidak keluar dari jalur berkat Tuhan. Memang kadang-kadang manusia tidak sabar dalam menjalani kehidupan kekristenannya. Ingat jangan sampai kita keluar dari berkat yang sudah dijanjikan Tuhan. Lalu ayat 23-24 juga menjadi peringatan bagi orang yang diluar Israel, karena banyak orang yang diluar Israel yang sudah dicangkokkan melecehkan dan menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Ingat kemurahan Tuhan ada batasnya (Roma 11:25). Kalau sudah penuh atau cukup, maka Tuhan mengampuni orang Israel (ayat 26-28). Ketegaran orang Israel menyebabkan ia menjadi carang yang dipatahkan, lalu kita dicangkokkan pada pokok yang penuh getah. Tetapi sayang banyak diantara orang percaya yang menyia-nyiakan. Sehingga Israel yang dicangkokkan kembali.

Mari kita lihat orang-orang yang keluar dari jalur berkat Tuhan ini. Sampai suatu saat ada dua jalur seperti yang dituliskan Wahyu 22:11. Kalau kita keluar dari jalur berkat Tuhan ini, maka kita akan semakin terseret menuju kepada kebinasaan seperti yang tertulis dalam Matius 3:11-12. Selanjutnya Lukas 12:49-53 merupakan ganjaran orang yang keluar dari kemurahan Tuhan.

Wahyu 14:14-16 merupakan tuaian bagi orang-orang yang diselamatkan tetapi bersamaan dengan itu, ayat 17-20 merupakan tuaian orang yang keluar dari jalur dari Tuhan. Ingat masuklah dalam jalur yang dilindungi dan diberkati Tuhan. Ingat peringatan bagi kita dalam Yesaya 5:1-2 yang mengacu kepada orang percaya yang beribadah kepada Tuhan, tetapi buahnya justru buah masam.

Mari tetaplah pada jalur berkat Tuhan!
Kalau kita tetap pada jalur Tuhan maka kita akan semakin diberkati Tuhan.

Amin.



Friday, August 12, 2011

Selebaran Berkat



Tersedia Selebaran Berkat, GRATIS! Sangat cocok untuk memberkati sesama kita. Ringan untuk dibaca dan menjadi inspirasi bagi kita semua.
Dapat diambil dalam Warta Bethany yang setiap minggu dibagikan di Gereja.
Tuhan Yesus memberkati !

Pesta Raja

Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." (Yohanes 2:9-10)

Berbicara tentang pesta, yang kita tahu pasti tentang pesta di dunia ini terbatas, tetapi ”Pesta Raja” itu tidak terbatas. Ini dimungkinkan karena adanya Kingdom Suplai. Untuk dapat terus menikmati pesta (tidak mengalami kekeringan/kehabisan ”anggur”) itu, mari kita pastikan:

1. Tuhan harus terlibat dalam segala perkara dan kita melakukan apa bagian kita. Dalam setiap aspek kehidupan kita, pastikan libatkan Tuhan.

2. Jangan kita sombong! Untuk dapat terus menikmati pesta, apapun kelebihan/kepintaran/talenta&harta; jangan membuat kita sombong.

3. Merendahkan hati kita, mari layani kekotoran orang lain, bukannya menceritakan kesalahan orang/menggosipkan/menghakimi. Setiap kita, pasti memiliki apa yang disebut dengan ”kelemahan”. Untuk tetap dapat menikmati Pesta Raja itu, kita harus melayani kekotoran orang.

4. Ujian penyerahan kita. Untuk tetap dapat mengalami Pesta Raja itu perlu adanya penyerahan hidup yang total padaNya. Penyerahan hidup secara total adalah sudah tidak ada keraguan sama sekali terhadap apapun yang Tuhan katakan, itu pasti jadi, walau terkadang itu sepertinya tidak masuk di akal pikiran kita. Percaya saja. Only believe!

5. Hasil yang dari Tuhan pasti yang terbaik (the best). Pesta Raja itu pasti menjadi bagian setiap kita, yang mengasihiNya. Pada waktunya, ”anggur” yang terbaik itu akan disajikan kepada pemimpin pesta dan orang akan mengatakan ini bukan suatu kebiasaan. Anggur yang terbaik itu berbicara tentang adanya kesukaan Tuhan yang terpancar dari hidup kita, yang termanifestasikan lewat buah roh, seperti kasih, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan dan pengendalian diri.

Mari kita bertekad untuk tetap dapat menikmati Pesta Raja itu setiap saat.
Tuhan rindu kita menerima setiap hal yang terbaik dari-Nya.

Hati Hamba

"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum”.
(Lukas 17:7-8)

Sungguh tidak mudah dan tidak sederhana untuk memiliki hati hamba. Ada pengalaman-pengalaman yang harus kita lewati, yang seringkali tidak bisa kita hindari. Banyak orang berpikir, kita bisa menghindari beberapa bagian dari proses Tuhan, namun tidaklah demikian kebenaran dan kenyataannya.
Namun, saat kita mempunyai hati hamba, hidup ini akan jadi mudah.


Ada dua contoh pribadi yang belajar untuk menjadi seorang hamba:

1. Yosua, tidak dari semula disebut hamba Tuhan, tetapi awalnya ia hanya disebut sebagai abdi Musa. Yosua dengan setia melewati proses Tuhan sebagai abdi Musa. Ia setia mengikuti Musa, di kemah pertemuan, di medan pertempuran, menjadi salah satu pengintai Tanah Kanaan. Setelah melewati semua proses Tuhan, di kitab Yosua, maka ia disebut sebagai hambaTuhan. Yosua mengikuti Musa sampai akhir

2. Elisa, pada awalnya Elisa bin Safat dikenal sebagai abdi Elia. Saat bertemu Elia, Elisa sedang membajak dengan dua belas pasang lembu. Saat bertemu Elia, Elisa tahu destiny/panggilan Tuhan atas hidupnya. Dengan segera, Ia meninggalkan semuanya untuk menjadi pelayan Elia. Menjelang saatnya Tuhan hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elisa dengan setia berjalan bersama Elia, mulai dari : Gilgal, Betel, Yerikho & Sungai Yordan. Setelah Elia terangkat ke sorga, rombongan nabi melihat Elisa dan berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa."

Mari kita miliki hati hamba seperti yang Tuhan mau, dengan: meresponi panggilan-Nya dalam hidup kita, tunduk pada otoritas yang Tuhan taruh di atas kita dan dengan setia melewati setiap proses Tuhan.

“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas”. (Ayub 23:10).

Amin?

Sunday, August 7, 2011

Perumpamaan Anak Yang Hilang




Pdt. Anthony Chang, M.Th

“Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
(Lukas 15 : 11-32)

Setiap kali membaca Alkitab berbicara tentang perikop Perumpamaan artinya belum tentu true story, tetapi melainkan hanya diumpamakan saja. Dalam Budaya tertentu, bahwa anak minta warisan saat orang tua masih hidup itu merupakan suatu yang tidak baik. Ketika anak itu belum siap menerima warisan yang diberikannya akan bisa menghancurkan masa depan anak tersebut. Mempersiapkan anak lebih baik dipersiapkan dengan iman yang kuat. Dalam kehidupan manusia itu ada alam sadar, alam tidak sadar dan alam antara sadar dan tidak sadar. Ketika anak-anak masih kecil (Sekolah Minggu) mungkin belum tahu dan mengerti tentang Firman Tuhan usahakan terus karena ada alam bawah sadar yang akan terus menyerap apa yang didengarnya. Cara menilai orang itu kaya, pada zaman itu didasarkan berapa banyak ladang, ternak, budak yang dimilikinya.

Lukas 15:17 “Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa.”Bertobat adalah ketika orang menyadari kesalahan-kesalahannya, membenci kelakuannya dan kembali kepada Bapa di sorga. Ketika menyadari keberadaannya langkah yang dilakukan anak tersebut adalah kembali kepada Bapa. Ketika Bapa melihat anak tersebut kembali bapa mencium dan merangkul yang dilakukan, sebenarnya apa yang dilakukan Bapa, bapa benci pada dosa dan kelakuan anaknya tetapi bapa sayang kepada anaknya sebagai pribadi.

15:20 “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”“ayahnya telah melihatnya”, maksud perkataan tersebut menunjukkan bahwa penantian dan kerinduan bapa kepada anaknya yang cukup lama terjawab sudah, itulah yang membuat tergerak hatinya oleh belas kasihan. Bapa itu benci kepada sikap anak bungsu tersebut karena itu adalah dosa, tetapi sayang kepada pribadi anak bungsunya. Begitu juga Bapa di sorga sangat membenci dosa yang dilakukan umat pilihannya, tetapi sangat mengasihi dan sayang kepada pribadinya.

Lukas 15:28-29 “Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.

Anak sulung memiliki sikap yang benci kepada anak bungsu yaitu adiknya, sebagai kakak ia marah baik kelakuan dosa yang dibuatnya dan pribadinya. Ketika kita benci pada seseorang, mana yang kita benci apa semuanya. Bapa dan anak sulung memiliki prinsip yang berbeda, sebagai seorang Bapa ia sayang dan cinta kepada anak secara pribadi karena ia adalah anak, tetapi membenci dosa dan kelakuan yang dilakukan oleh anaknya yang bungsu. Tetapi anak sulung benci semuanya itulah yang akan membuat kita tidak berkenan kepada Tuhan.Begitu juga dengan Tuhan Yesus, Ketika Tuhan Yesus menemukan orang berdosa ia benci, tetapi ketika orang itu bertobat, Tuhan membuka kedua tangannya dan merangkul dan menyayangi luar biasa, Tuhan sukacita ketika ada orang berdosa bertobat. Kasih dan anugerah Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga bagi anak-anaknya, oleh karena itu Tuhan mau memberikan apa saja untuk menebus dosa setiap orang, bahkan Tuhan memberikan nyawanya dan berperang melawan maut supaya kita memiliki kehidupan yang kekal. Ketika kita membenci seseorang kita harus sadar bahwa yang harus kita benci adalah dosa dan tingkah laku yang tidak benar, tetapi kita mengasihi pribadinya. Saat kita mampu menerapkan itu maka kita memiliki hati yang mengampuni dan Tuhan berkenan kepada Tuhan.

Kesimpulan tentang “Perumpamaan Anak yang Hilang”: bahwa ketika kita mengasihi anak kita, yang harus kita lakukan adalah:

1. Tidak baik mempersiapkan anak dengan masa depan harta karena bisa menghancurkan masa depan.

2. Menyiapkan anak untuk masa depan lebih baik dengan bekal iman, takut akan Tuhan dan pengetahuan.

3. Jangan pernah pilih kasih dengan anak tetapi harus dengan porsi yang sama
Membenci seseorang karena dosa dan kelakuannya, jangan pribadinya.










.