Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Tuesday, July 26, 2011

Manusia Hina Menjadi Mahkluk Mulia




Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D

Ayat Bacaan : Mazmur 8:1-10

Dalam Mazmur 8:1-10 merupakan pengagungan daripada Daud terhadap Tuhan, namun sebelum membahas lebih lanjut ayat-ayat tersebut, maka kita terlebih dahulu menengok latar belakang kisah dari pada Daud. Dimana pada waktu Daud membawa Tabut Perjanjian dari rumah Obed Edom, Daud begitu menghormati Tabut Perjanjian tersebut karena Tabut Perjanjian merupakan hadirat Tuhan. Sepanjang perjalanan, Daud mempersembahkan korban bagi Tuhan setelah berjalan beberapa langkah sebagai tanda ucapan syukurnya atas penyertaan Tuhan.

Dan setelah Tabut Perjanjian itu berada di kota Daud, maka Daud termasuk seluruh negeri yang ia pimpin diberkati Tuhan secara luar biasa (II Samuel 6:11-14). Demikian halnya dengan kita sebagai umat Tuhan yang sudah lahir baru, dimana saat ini kita sedang memikul Tabut Perjanjian (Roh Kudus yang ada dalam diri kita) pasti akan mengalami pemulihan yang luar biasa pula, meskipun kita berasal dari manusia hina, yaitu oleh karena dosa Adam dan Hawa yang telah mengakibatkan kita menjadi manusia yang mempunyai nilai yang rendah. Dan pada akhirnya kita memahami apa yang telah tertulis dalam Kitab Mazmur 8:1-10.

Saudara, dalam Mazmur 8:2 telah dikatakan : “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi! KeagunganMu yang mengatasi langit dinyanyikan.” Kata-kata ini telah diungkapkan oleh Daud sebagai bukti pengagungannya terhadap Allah. Sebab Dia adalah Allah yang mulia dan segala perbuatannya tidak pernah gagal, selain itu Dia tidak pernah putus asa untuk memulihkan manusia yang gagal untuk menjadi manusia yang sempurna. Dan kemuliaan Allah telah dirasakan oleh Daud, tatkala Daud membawa Tabut Perjanjian itu. Daud merasakan hidupnya menjadi baru dimana setelah Tabut itu kembali kepadanya, karena sekian lama Tabut itu berada di tangan musuh. Saat Tabut Perjanjian berada di tangan musuh, maka bangsa Israel senantiasa mengalami kekalahan saat berada di medan pertempuran. Tetapi setelah Tabut Perjanjian itu kembali berada di tangan orang Israel, maka terjadi suatu pembaharuan yang luar biasa. Oleh sebab itu Daud menari-nari dengan sekuat tenaga dan sangat bersukacita karena Tabut Perjanjian kembali ditangan orang Israel. Dan mulai saat itulah langkah-langkah daripada Daud disertai oleh Tuhan.

Dalam Mazmur 8:3, dikatakan : “Dari mulut-mulut bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kau letakkan dasar kekuatan karena lawanMu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.”
Ayat ini merupakan gambaran daripada orang yang telah mengalami kelahiran baru. Yaitu, bahwa sejak kita lahir baru, maka saat itu pula Tuhan melengkapi kita dengan kuasa untuk mengalahkan kekuatan musuh. Karena firman Tuhan berkata “tanda-tanda (kuasa & mujizat) akan menyertai orang percaya”. Oleh sebab itu, apabila saat ini kita sedang memikul Roh Kudus, maka kita harus senantiasa memuji dan menari bagi Tuhan karena kekuatan Allah tinggal dalam kehidupan kita, seperti yang dilakukan oleh Daud sebagai tanda syukur atas kasih Allah yang luar biasa.
Mazmur 8:4 “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan”
Ayat ini menyatakan tentang kebaikan Tuhan terhadap umat manusia. Walaupun manusia telah menjadi mahkluk yang hina, namun selalu diingat dan diindahkan oleh Tuhan. Seperti yang tersurat dalam Yohanes 3:16, yaitu karena demikian Allah mengasihi isi dunia, bukan berarti mahkluk lain tetapi manusia yang diciptakan menurut peta dan teladanNya akan disempurnakan lagi, supaya manusia kembali pada citranya. Tetapi sayang berapa banyak orang menolak akan Injil (kabar baik), walaupun mereka diingat dan diperhatikan oleh Tuhan. Namun berbahagialah orang yang saat ini telah meresponi akan panggilan Tuhan. Sebab mereka akan dipercayakan untuk melakukan perkara yang besar, walaupun saat ini sedang mengalami pergumulan yang berat, namun apabila mereka tetap teguh pada imannya, maka mujizat yang besarpun akan terjadi dalam hidupnya.

Mazmur 8:6 “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.”
Saudara, Allah memulihkan manusia tidak sekedar diperbaharui dari hidup yang lama menjadi baru, tetapi Allah membuat manusia hampir sama seperti Allah dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Hal ini terjadi karena kita telah lahir baru di dalam Kristus dan meyakini bahwa Yesus adalah Mesias. Mesias artinya Allah menjelma menjadi manusia dalam wujud Yesus. Dengan menjelma sebagai manusia maka manusia yang hina ini dapat melihat Allah melalui wujud daripada Yesus. Oleh karena itu biarlah kita menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah yang mana diatas kepala kita ada mahkota kemuliaanNya. Kepala kita terdiri dari otak kiri dan otak kanan. Bagi orang yang belum lahir baru, di dalam otak kanannya terdapat cita-cita, sedangkan otak kiri menampung segala pengetahuan. Walaupun otak kiri telah mencapai pendidikan yang tinggi, baik itu S1, S2 ataupun S3, tatapi apabila tidak ada cita-cita maka semuanya adalah sia-sia. Dan orang yang bangga atas dirinya karena memiliki pengetahuan yang tinggi, maka orang ini akan menjadi orang yang terkutuk seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5. Tetapi bagi orang yang sudah lahir baru dan otak kanannya diisi oleh Tuhan dengan wahyu atau visi yang juga disertai dengan pengetahuan maka akan muncul hikmat, dan orang memiliki hikmat akan mendapat keuntungan yang melebihi perak dan hasil yang melebihi emas, sebab tidak ada sesuatupun dapat menyamainya, bahkan umur panjang ada di tangan kanannya dan kekayaan kehormatan ada di tangan kirinya (Amsal 3:13-16).

Mazmur 8:7-10 “Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya . . . . . . .”
Melalui hati yang telah diubahkan, maka Allah membuat manusia memiliki kuasa terhadap apa yang menjadi buatan tangan Tuhan dan meletakkan segala-galanya dibawah kaki manusia, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26 “. . . . . supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata dan merayap dibumi.” Segala sesuatu yang sudah diberikan kepada manusia, semuanya itu semata-mata oleh karena pengorbanan daripada Tuhan Yesus.

Amin.

Mengalir Sampai Pada Kesempurnaan

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

“ . . . . sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup . . . . .”
(Yehezkiel 47:1-12)


Setelah kita membaca ayat-ayat diatas yang terangkum dalam satu perikop ini, maka kita akan menemukan suatu kisah tentang aliran pada sebuah sungai yang mengalir.

Dan didalam kisah ini akan memberikan pengertian yang lebih dalam mengenai kegerakan Allah yang luar biasa. Disini dijelaskan ada beberapa tahapan tentang aliran air; mulai dari pergelangan kaki, lutut, pinggang dan sampai membuat orang terhanyut oleh aliran tersebut.

Sejak kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kemudian bertobat dan dibaptis maka terjadilah suatu kelahiran baru. Dan tatkala kita sudah lahir baru, maka kita tidak dapat berjalan menurut kemaun kita sendiri. Memang, tingkat pertumbuhan kerohanian kita tidak sekaligus menjadi sempurna, tetapi harus melalui suatu proses yang akan membawa kita pada kesempurnaan. Demikianlah gambaran daripada ayat-ayat yang telah kita baca diatas, yang menyatakan aliran air itu dimulai dari pergelangan kaki. Pada saat air berada dipergelangan kaki, kita masih bisa melawan arus sungai itu, bahkan aliran sungai setinggi lututpun kita masih bisa melawan walaupun agak berat. Tetapi apabila sudah mencapai diatas kepala maka kita tidak dapat berbuat apa-apa, selain kita menurut kemana aliran air itu mengalir dalam arti lain kita dihanyutkan oleh aliran air. Demikian halnya dengan pertumbuhan kerohanian kita, apabila sudah mencapai tingkat dewasa maka hidup tidak dikendalikan oleh kemauan kita sendiri, melainkan dipimpin oleh Roh Kudus.

Oleh sebab itu, apabila hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka jangan ada kekuatiran dalam kehidupan kita, sebab Roh Kudus akan membawa kita pada suatu tempat yang subur dan penuh kebahagiaan (ayat 9-12). Tetapi kebanyakan orang memilih keluar dari aliran air itu, karena mereka merasa mampu hidup tanpa Tuhan; sehingga akhirnya mereka berjalan sendiri dan berada diluar aliran air itu.

Memang terkadang kita tidak mengerti kemana kita dibawa oleh aliran air tersebut (aliran Roh Kudus); seperti Abraham yang tidak tahu kemana dia dibawa oleh Tuhan. Namun yang pasti, bahwa Roh Kudus sedang membawa kita pada tempat yang penuh dengan kebahagiaan.

Sementara kita berjalan mengarungi kehidupan ini, maka Roh Kudus tidak tinggal diam. Kita dilengkapi dengan iman. Mulai dari iman yang bertumbuh, iman yang kuat, iman yang besar dan akhirnya iman yang disempurnakan. Sebab, gereja Tuhan (umat Tuhan) yang berjalan atau mengalir bersama Roh Kudus akan disebut sebagai gereja yang normal; tetapi sebaliknya, apabila orang yang mengaku dirinya umat Tuhan tetapi tidak dipimpin oleh Roh Kudus, maka akan disebut gereja yang tidak normal/abnormal. Salah satu ciri gereja yang normal adalah seperti yang tertulis di dalam Markus 16:16-18, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Selanjutnya, apabila kita teliti ayat-ayat diatas, maka kita akan tahu bahwa air ini mengalir tidak pada satu tempat, tetapi sampai ke Lembah Yordan dan seterusnya, bahkan sampai jauh. Pada waktu air mengalir sampai jauh, maka kita akan dilengkapi dengan pengharapan. Walaupun kita mengalami seperti yang dikatakan dalam 2 Korintus 4:7-9, yaitu “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Pengharapan ini adalah sautu sauh/jangkar yang kuat, selama kita mengalir bersama Roh Kudus. Tetapi kalau kita keluar dari aliran Roh Kudus, maka kita akan mengalami keputusasaan. Oleh karena itu, ketika cobaan dan rintangan datang dan menimpa kita, maka kita harus tetap mengalir bersama Roh Kudus, sebab “Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” (Efesus 1:14)

Sebagai gereja yang berjalan menurut aliran Roh Kudus, tidak cukup hanya diperlengkapi dengan iman dan pengharapan, tetapi harus diperlengkapi juga dengan kasih, supaya gereja itu menjadi gereja yang sempurna. Karena ketiga hal ini merupakan ciri daripada umat pilihan Tuhan.

Iman, harap dan kasih harus menjadi karakter dalam kehidupan orang yang percaya kepada Kristus. Karena karakter inilah yang sedang dinantikan oleh dunia, sebab ini merupakan jawaban bagi mereka yang membutuhkan keselamatan. Oleh sebab itu marilah kita berjalan pada aliran air yang tidak hanya sampai pada pergelangan kaki, lutut maupun pinggang, tetapi sampai aliran tersebut berada di atas kepala kita (dalam kata lain, kita dipimpin oleh Roh Kudus sepenuhnya) supaya kita menjadi gereja yang sempurna menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

Amin

Spirit Of Grace

Pada waktu itu TUHAN akan melindungi penduduk Yerusalem, dan orang yang tersandung di antara mereka pada waktu itu akan menjadi seperti Daud, dan keluarga Daud akan menjadi seperti Allah, seperti Malaikat TUHAN, yang mengepalai mereka.”
(Zakharia 12:8)

Goal tertinggi dari setiap orang percaya adalah menjadi seperti Yesus. Daud merupakan gambaran dari Yesus Kristus sendiri.

1. Daud adalah seorang raja yang rendah hati. Awalnya adalah seorang gembala, oleh Tuhan diangkat menjadi raja atas Israel. Daud telah memerangi banyak peperangan&merebut daerah seperti Tirus, Sidon, Aram dan Filistin, tapi ia tetap rendah hati.

2. Daud adalah seorang raja yang baik. Kelaziman saat orang itu punya kedudukan, maka dia akan mengamankan kedudukannya itu. Tapi hal berbeda dengan Daud. Dia memperhatikan Mefiboseth yang telah jauh tersingkir. Mefiboseth dibawa Daud ke meja perjamuannya, makan sehidangan dengan Daud. Itu juga yang Yesus buat bagi kita.

3. Daud adalah seorang raja yang adil. Semua ladang Saul semasa hidupnya diberikan kepada Mefiboset. Ketika Daud menjadi raja, semua yang seharusnya menjadi milik Daud, ia serahkan kembali ke Mefiboset. Mungkin kita sedang mengalami ketidakadilan, jangan kuatir sebab Raja kita, Yesus Kristus namanya, adalah Raja yang adil.

4. Daud adalah seorang raja yang setia. Daud setia dengan ikatan perjanjiannya dirinya dengan Yonathan, ayah Mefiboset. Walau Yonathan telah meninggal, Daud tetap memegang perjanjiannya itu.

5. Daud adalah seorang raja yang menjaga hatinya tetap manis di hadapan Tuhan. Ini adalah kunci kemenangan yang luar biasa. Sebab Daud tidak mengalami kepahitan sedikitpun.

Kepuasan Sejati




Seseorang yang selalu menuntut dan berkata, “Give me more … give me more”, menandakan bahwa ia tidak memiliki kepuasan di dalam hidupnya. Menurut Amsal 30:15-16, ada empat hal yang tidak pernah puas dan tidak pernah berkata “cukup”, yaitu kuburan (dunia orang mati), rahim yang mandul, bumi yang menerima air, dan api. Itu semua gambaran dari kehidupan seseorang yang tidak pernah mengalami kepuasan.

Yesaya 51:1, merupakan ajakan Tuhan kepada semua orang untuk datang kepadaNya dan menerima kepuasan sejati. Air yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah “devine grace”, yaitu kasih karunia illahi. Inilah kepuasan sejati. Di dalam diri manusia, ada sebuah lubang (hole, kekosongan) yang tidak bisa diisi oleh apa pun juga, misalnya dengan hobby, drugs, sex, atau kesenangan hidup lainnya, kecuali dengan devine grace. Human effort to satisfy spiritual hunger is always fail in end. Tuhan berjanji akan memuaskan hasrat kita dengan kebaikan-Nya (Mazmur 103:5). Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matius 5:6).

Ketika peristiwa kebangkitan Yesus terjadi, ada dua orang murid yang murung wajahnya dan bersedih hati. Mereka berpikir bahwa Yesus tidak bangkit dan mereka tidak mempunyai harapan masa depan, sehingga mereka pulang ke Emaus (Lukas 24:17). Dalam keadaan sedih dan murung, mereka tidak menyadari bahwa Yesus ada bersama dengan mereka. Lalu Yesus menegur mereka, “Hai, kamu orang yang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi?” (Lukas 24:25-27).

Apakah solusinya agar kita tidak dikatakan bodoh, sehingga kita bisa mengenal Dia dengan lebih baik? Ada tiga solusi, yaitu :

1. MEMBACA FIRMAN ( Lukas 24:27 )

Yesus menjelaskan kepada kedua orang murid tersebut, semua yang tertulis dalam seluruh kitab suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi (Lukas 24:27). Kita perlu sekali membaca dan mempelajari firman Tuhan. Semakin mendekat hari kedatangan Yesus yang kedua kalinya, ada rupa-rupa angin pengajaran yang dapat menyesatkan umat Tuhan. Adalah hal yang baik bila mendengar firman saat ibadah di gereja, tetapi alangkah lebih baik lagi jika dapat mempelajarinya sendiri di rumah, sehingga dapat mendengar langsung apa yang Tuhan katakan secara pribadi.

Iblis akan dengan mudah menggoda dan mencobai manusia yang mendengar firman Tuhan dari kata orang saja, contohnya Hawa yang hanya mendengar firman (perintah Allah) dari Adam. Iblis tidak menggoda Adam, sebab Adam mendengar firman langsung dari Allah. Iblis begitu licik sehingga dapat menipu Hawa sehingga berdosa.

Untuk itu pada bulan Mei yang lalu saya telah menyerukan kepada seluruh jemaat untuk membaca Firman Tuhan dalam PROGRAM MEMBACA KITAB INJIL 3 Pasal setiap hari, dimulai dari kitab Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Keseluruhan pasal dari keempat kitab Injil tersebut berjumlah 89 Pasal. Sehingga, jika jemaat membaca setiap hari 3 pasal secara konsisten, maka dalam waktu 30 hari (satu bulan) dapat menyelesaikan empat kitab Injil tersebut.


2. INTIM DENGAN TUHAN ( Lukas 24:29 )

Ketika hari menjelang malam dan matahari hampir terbenam, kedua murid itu meminta Yesus untuk tinggal bersama dengan mereka (Lukas 24:29). Dan Yesus pun memenuhi permintaan mereka untuk tinggal.

Seseorang yang intim dengan Tuhan akan mengalami kepuasan sejati. Namun, seseorang yang menjauh dari Tuhan akan mengalami kekosongan yang semakin besar. Contoh di dalam Aalkitab, kisah anak bungsu yang pergi meninggalkan rumah bapanya. Seakan-akan dia memiliki semua hal yang dapat memberikan kepuasan dalam hidupnya, namun akhirnya semuanya habis dan ia mengalami penderitaan (Lukas 15:11-32). Yesus memberikan diri-Nya kepada setiap kita yang haus, agar mengalami kepuasan (Yohanes 4:13-14).


3. PERJAMUAN SUCI ( Lukas 24:30-31 )

Ketika Yesus duduk makan bersama dengan kedua murid itu, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia. Setiap orang yang menerima perjamuan suci akan mengalami kepuasan di dalam dirinya. Fokusnya bukan kepada dunia, kesusahan tetapi kepada korban Kristus di kalvari. Yesus berkata, “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yohanes 6:35).


Setelah mendapatkan ketiga hal tersebut, hasil yang dicapai oleh kedua murid itu adalah : mereka mengenal Yesus sebagai Mesias yang hidup (Lukas 24:31), hati mereka menyala-nyala (Lukas 24:32), dan mereka menjadi pribadi yang kuat (Lukas 24:33).

Saturday, July 16, 2011

Jadilah Kebun Anggur Yang Subur



Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T.

Yesaya 5:1 ”Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya : Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur”

Disini menggambarkan pemandangan kebun anggur yang indah dan subur. Kebun anggur ini telah dirawat sedemikian rupa. Baik itu dipupuk, dicangkul,dibuang batu-batunya bahkan diberi menara jaga sehingga tampak tertata rapi. Dan anggur yang ditanam adalah anggur pilihan. Kebun anggur tersebut diperlakukan dengan baik supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya adalah buah anggur yang masam.

Yang dimaksud kebun anggur itu adalah bangsa Israel. Allah telah memperlakukan bangsa Israel secara luar biasa, dan Allah rindu bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, namun kenyataannya justru sebaliknya. Yang dilakukan bangsa Israel yaitu perbuatan yang membuat sedih hati Allah dan menimbulkan murka Allah turun atas bangsa Israel. Mereka telah mengalami berbagai macam mujizat, tetapi hati mereka tetap keras bagaikan batu.
Yesaya 5:5-7 ”Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu : Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, . . . . . . . ” Tindakan yang diambil oleh Allah bukan karena Ia benci terhadap kebun anggurNya (Israel) tetapi hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat perhatian terhadap kebun anggurNya, sebab kalau kita perhatikan dalam Yesaya 5:1 keadaan kebun anggurnya sangat berbeda dengan keadaan kebun anggur pada ayat yang ke 5-6. Pada ayat yang pertama, kebun anggurnya dijaga, dirawat, dipupuk, diberi menara jaga dan ditata dengan baik, tetapi pada ayat yang ke 5 & 6 menerangkan bahwa kebun anggurnya penuh dengan semak belukar dan tidak subur.

Demikian Tuhan memandang terhadap gerejaNya sekarang ini. Apakah gereja ini merupakan kebun anggur yang bagus dan subur, serta bertunas dan menghasilkan buah yang baik. Atau sebaliknya apakah gereja sekarang ini menjadi kebun anggur yang penuh dengan semak belukar.Tentunya kita semua rindu kita menjadi kebun anggur yang bagus, subur serta menghasilkan buah anggur yang manis dan banyak.

Supaya menjadi kebun anggur yang bagus dan subur, maka ijinkanlah diri kita ditata oleh Tuhan karena Tuhan telah memanggil kita untuk dijadikan orang-orang kudus dan untuk melakukan perkara yang besar bersama Allah, seperti yang tertulis dalam I Korintus 1:2-3, ”. . . . mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” Setelah menjadi orang yang telah dikuduskan, maka segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan kehendakNya karena kita diperhatikan oleh banyak saksi. Untuk itu marilah kita menanggalkan beban dan dosa yang telah merintangi kita untuk menghasilkan buah yang baik bagi Tuhan. Dan semuanya itu kita lakukan dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita menuju kesempurnaan (Ibrani 12:1-2).

Begitu pula iman yang kita miliki harus mengalami pertumbuhan dan tidak boleh statis, karena apabila iman statis maka kita tidak akan melihat mujizat dan karya Allah yang luar biasa. Memang pada mulanya bahwa iman yang besar itu diawali dari iman yang kecil. Bukan berarti iman yang kecil itu tidak perlu, karena firman Tuhanpun menuliskan bahwa apabila kita memiliki iman sebesar biji sesawi maka kita dapat memindahkan gunung. Tetapi bagaimanapun juga iman harus mengalami pertumbuhan, sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis : Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17).

Apabila iman kita mengalami pertumbuhan, maka kita akan menjadi berkat bagi banyak orang, seperti biji sesawi yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, maka sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya (Matius 13:31). Wujud dari pertumbuhan iman itu sendiri yaitu apabila iman tersebut disertai dengan perbuatan, sebab iman tidak tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17).

Pertumbuhan iman kita mulai dari iman yang kecil sampai menjadi iman yang besar, tidak lepas dari tuntunan Roh Kudus karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus (I Korintus 3:16). Dan kita dapat mengetahui kehendak Allah dalam kehidupan ini juga melalui tuntunan Roh Kudus, sebab Roh Kuduslah yang menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (I Korintus 2:10). Dan setiap orang yang didalam dirinya ada Roh Kudus, maka orang itu akan mendapatkan wahyu, sehingga muncul suatu inspirasi yang dapat diwujudkan secara nyata (II Korintus 9:10). Tetapi apabila orang itu tidak memberi kesempatan kepada Roh Kudus untuk berkarya dalam dirinya maka orang itu tidak akan mengalami perubahan di dalam hidupnya dan tidak akan pernah merasakan kuasa Allah, meskipun menjadi orang Kristen bertahun-tahun. Jangan sekali-kali memadamkan atau mendukakan Roh Kudus, sebab apabila kita melakukannya maka hal itu sama dengan menghancurkan diri kita sendiri.

Sejalan dengan pertumbuhan iman, kita juga harus menabur dalam pekerjaan Tuhan. Dan apa yang kita tabur tidak harus selalu berupa uang atau harta, tetapi bisa juga waktu, tenaga, pikiran ataupun hal-hal yang lain. Yang jelas apa yang kita tabur adalah sesuatu yang dapat mendukung dalam pekerjaan Tuhan. Jangan engkau memandang keadaan sekitarmu apabila engkau menabur. Sebab tuaian yang besar ada di hadapan kita. Memang saat kita menabur tidak selalu lancar, kadang-kadang saat kita menabur disertai dengan air mata, seperti yang firman Tuhan katakan : ”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:5-6).

Tetapi perlu kita ingat, bahwa apa yang kita tabur tidak akan sia-sia, tetapi akan kembali dengan berlipat ganda bahkan sampai seratus kali lipat sesuai dengan pertumbuhan iman kita. Untuk itu janganlah kita putus asa, sebab apa yang tidak pernah kita dengar ataupun kita lihat, bahkan apa yang tidak pernah timbul dalam hati kita, semuanya akan disediakan Allah. Seperti contohnya Ishak, walaupun dalam masa kekeringan ia tetap menabur, dan hasilnya luar biasa. Kisah ini dapat kita baca dalam Kejadian 26:12, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan.”

Dengan demikian, maka kita akan disebut orang yang berhasil, bahagia dan penuh dengan damai sejahtera. Amin.

Upah Dan Mahkota


Pdt.Yusak Hadisiswantoro

Ada tiga kebenaran dalam Yohanes 14:1-3, yaitu :
(1) Yesus mempunyai banyak tempat bagi kita,
(2) Yesus ke sana untuk menyediakan tempat bagi kita,
(3) Yesus akan datang kembali dan Ia serius melakukannya.

Ketika Yesus datang kembali, Ia datang segera dan membawa upah-Nya bagi kita (Wahyu 22:12).

Anugerah keselamatan itu diberikan cuma-cuma (free gift) yang diberikan bukan karena perbuatan baik kita, tetapi semata-mata oleh karya Kristus. Sedangkan upah didapat melalui tindakan kita setelah diselamatkan. Kita membangun kehidupan kita di atas dasar Kristus (I Korintus 3:11-15).

Walaupun ada upah, kita tidak fokus kepada upah itu, karena sudah sangat cukup kasih karunia yang kita terima di dalam Kristus. Semuanya kita lakukan karena mengasihi Yesus (Kolose 3:23, 25).


Ada tiga upah yang akan diterima dari Tuhan (Matius 10:42), yaitu :
1. Upah Nabi, yang akan diberikan kepada mereka yang sudah diselamatkan oleh anugerah, menjadi pelaku firman dan memberitakan kebenaran,
2. Upah Orang Benar, yang akan diberikan kepada mereka yang sudah diselamatkan oleh anugerah dan menjadi pelaku kebenaran,
3. Upah Murid, yang diberikan kepada mereka yang sudah diselamatkan oleh anugerah dan sedang belajar menjadi pelaku kebenaran.

Selain datang membawa upah-Nya, Yesus juga menyediakan mahkota-mahkota bagi orang yang percaya. Ada lima mahkota yang disediakan bagi kita, yaitu:

-Mahkota Kehidupan, diberikan kepada orang yang setia sampai akhir (Yakobus 1:12)
-Mahkota Kebenaran, diberikan kepada orang yang menanti-nantikan Tuhan (2 Timotius 4:8)
-Mahkota Abadi, diberikan kepada orang yang bertanding dengan iman dan menguasai diri (I Korintus 9:25)
-Mahkota Kemuliaan, diberikan kepada orang yang memperhatikan jiwa-jiwa (I Petrus 5:4)
-Mahkota Sukacita, diberikan kepada orang yang memenangkan jiwa-jiwa (I Tesalonika 2:19)

Kita tidak akan sekalipun menyesali semua yang sudah dilakukan untuk Kristus. Sudah tersedia upah dan mahkota bagi kita yang mengasihi Dia. Namun, fokus dan motivasi kita bukanlah kepada upah dan mahkota, tetapi karena kita mengasihi Yesus. Amin

It Is Finished

Pdt.Yusak Hadisiswantoro

Dengan melakukan hukum Taurat tidak ada seorangpun yang dibenarkan dan diselamatkan. oleh sebab itu Kristus datang, lahir dan mati di kayu salib sebagai penebus. Jika ada seseorang yang diselamatkan karena melakukan hukum Taurat, maka Yesus tidak perlu mati. Tidak ada kebenaran di dalam hukum Taurat, jangan saudara menolak kasih karunia Tuhan.

Galatia 2:19-21 tertulis “… Aku telah disalibkan dengan Kristus”. Orang yang sudah diselamatkan manusia lamanya telah disalibkan. Apakah tanda-tanda orang yang hidupnya sudah disalibkan dengan Kristus? Apakah dengan memakai kalung salib? Apakah dengan memasang salib di rumahnya? Bukan ! Hal-hal itu baik saja dilakukan tetapi bukan hal tersebut yang penting.

Ada tujuh perkataan yang diucapkan Yesus saat di atas kayu salib, sehingga ini menjadi tanda bagi kita yang hidupnya sudah disalibkan dengan Kristus, yaitu :

1.“Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?(Matius 27:46). Ia intim dengan Tuhan. Ia tidak ingin terpisah dengan Bapa.
2.“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34), Ia hidup dalam pengampunan. Untuk menjadi sukses tidak cukup hanya menjadi seorang yang baik saja, tetapi ia harus mempunyai kedisiplinan dan ketegasan dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpan kepahitan, dendam dan kekecewaan terhadap orang lain.
3.“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:43). Ia memberikan jaminan keselamatan. Selamat = soteria, mencakup keselamatan secara utuh, keselamatan dalam roh, jiwa dan tubuh, di masa lalu, sekarang dan yang akan datang, dan di dalam segala aspek kehidupan kita.
4.“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Lukas 23:46). Ia berserah pada Tuhan
5.“Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27). Ia memperhatikan keluarganya. Tuhan sangat memperhatikan keluarga, sebab lembaga pertama yang dibentuk oleh Tuhan adalah keluarga (Adam dan Hawa) dan mujizat pertama yang dilakukan Yesus adalah perkawinan di Kana.
6.“Aku haus!” Yohanes 19:28). Ia mempunyai sikap haus akan kebenaran. Semakin kita mengenal Kristus maka mujizat Tuhan akan semakin dinyatakan kepada kita.
7.“Sudah selesai.” (Yohanes 19:30). Ia menyelesaikan tugasnya sampai tuntas/selesai. Sudah selesai – It is finished. Karya Kristus telah menyelesaikan semua yang kita perlukan dalam hidup ini. Ia telah menyelesaikan dengan sempurna kehendak Bapa.


Namun Yesus tidak berhenti pada kematian, pada hari yang ketiga Ia bangkit dari kematian. Saya dan saudara adalah orang-orang yang mempunyai pengharapan di dalam Yesus Kristus, sebab Ia telah mati namun bangkit dari kematian. Pada saat kebangkitan-Nya, Yesus juga mengucapkan tujuh perkataan penting, yaitu :

1.Mengapa engkau menangis? (Yohanes 20:15). Yesus memberikan penghiburan kepada murid-murid yang susah, sedih. Maria saat itu menganggap Yesus yang bangkit sebagai penunggu taman. Adam pertama dikenal sebagai penunggu/penjaga/pengelola taman, tetapi Adam yang kedua adalah Mesias yang mati dan bangkit. Mengalahkan maut dan iblis.
2.Maria !!! (Yohanes 20:16). Yesus memanggil murid dengan namanya, Ia mengenal kita. Sebagai Gembala yang baik Ia mengenal domba-dombaNya. Yesus yang telah bangkit itu mengenal kita secara pribadi.
3.Pergilah kepada saudara-saudaramu (Yohanes 20:17). Ceritakan kepada saudara-saudaramu kabar baik tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Ajak orang lain datang kepada Yesus.
4.Damai sejahtera atasmu! (Yohanes 20:19), dimana ada kita maka keberadaan kita itu membawa damai sejahtera.
5.Seperti Bapa mengutus Aku, Aku mengutus kamu (Yohanes 20:21b). Siapa pun kita punya tugas di dalam keluarga, tempat pekerjaan, study dan ladang Tuhan (gereja lokal). Menjadi seorang yang handal dan profesional melakukan tugas-tugas kita.
6.Jangan tidak percaya (Yohanes 20:27). Jangan kehilangan moment penting untuk percaya. Dalam keadaan paling buruk sekalipun, pilihlah untuk tetap percaya. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada-Nya.
7.Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya (Yohanes 20:29). Kita diajar untuk hidup oleh iman dan bukan berdasarkan apa yang kita lihat.

Biarlah tujuh perkataan Yesus yang mati dan bangkit ini menjadi bagian, tereskpresi dan hidup di dalam diri kita.

Amin

Hukum Taurat

Pdt.Yusak Hadisiswantoro

Apakah yang dikatakan Alkitab tentang pelayanan hukum Taurat?
Dalam 2 Korintus 3:1-9disebutkan bahwa Hukum Taurat adalah pelayanan yang memimpin kepada kematian dan memimpin kepada penghukuman, tetapi pelayanan kasih karunia memimpin kepada kehidupan (lebih lanjut bacalah Galatia pasal 1-6).

Hukum Taurat “menuntut” kebenaran dari manusia berdosa, tetapi kasih karunia “memberi” kebenaran kepada manusia berdosa. Hukum Taurat itu menuntut kesempurnaan, tetapi tidak ada satu orang pun yang sanggup melakukannya.

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus (Yohanes 1:17). Di zaman Taurat, pada hari Pentakosta pertama, 10 Perintah Tuhan diberikan di kaki gunung Sinai dan 3000 orang mati (Keluaran 32:28), tetapi di zaman Kasih Karunia, pada hari Pentakosta kedua, Roh Kudus dicurahkan di Bukit Sion 3000 orang dibaptis dan diselamatkan (Kisah 2:41). Di bawah hukum Taurat orang mengalami kematian, tetapi di bawah kasih karunia orang alami dan menerima keselamatan. Sekarang ada dua pilihan, mau hidup di bawah Hukum Taurat atau di bawah Kasih Karunia ? Kita sebaiknya memilih untuk hidup di bawah Kasih Karunia. Dalam I Korintus 15:56 disebutkan bahwa sengat maut ialah dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Akan tetapi kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kemenangan kepada kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Orang yang tidak berada di bawah hukum Taurat tetapi di bawah kasih karunia tidak akan dikuasai lagi oleh dosa (Roma 6:14).

Di dalam Alkitab ada dua Perjanjian, yaitu perjanjian di bawah hukum Taurat dan perjanjian kasih karunia (Ibrani 8:7). Semua manusia “cacat” (mereka tidak setia dan berdosa) sehingga tidak ada yang bisa menggenapi perjanjian hukum Taurat (Ibrani 8:8-13), sehingga dicari tempat untuk perjanjian yang kedua, yaitu kasih karunia. Tuhan menaruh belas kasihan kepada manusia. Hal ini menjadi sebuah perjanjian yang baru.

Di dalam hukum Taurat orientasinya adalah upaya manusia untuk mengakui dirinya di hadapan Tuhan, tetapi di dalam kasih karunia adalah upaya Allah, ini adalah pemberian Allah.

Firman Tuhan dengan tegas menyebutkan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mentaati Hukum Taurat. Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum dan tetapi mengabaikan salah satu bagian saja, maka ia bersalah terhadap seluruhnya (Yakobus 2:10). Tetapi sebaliknya di dalam kasih karunia Allah, pada saat kita percaya Yesus maka kita menerima keselamatan, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang yang percaya (Roma 1:16). Contoh : Seorang muda yang kaya, datang kepada Yesus mengharapkan pujian dari Yesus karena ia telah melakukan 10 perintah Hukum Taurat. Tetapi ketika di “test” dengan perintah yang pertama ia gagal. Yesus berkata kepadanya, “Juallah hartamu dan ikutlah Aku”, ternyata ia tidak dapat melakukannya sebab hartanya telah menjadi “illah lain” di hatinya.

Pada zaman Perjanjian Lama, setiap kali bangsa Israel berbuat dosa, mereka membawa korban darah binatang. Darah domba dalam Perjanjian Lama itu hanyalah merupakan bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, tetapi hakekat keselamatan adalah apa yang dikerjakan oleh Yesus (Ibrani 10:1). Yang menghapus dosa dunia adalah Yesus, bukan darah domba (Yohanes 1:29). Jika Hukum Taurat hanya “bayangan” dan tidak dapat dilakukan, lalu untuk apa hukum itu diberikan kepada kita?

Hukum Taurat ini seperti cermin; Jika seseorang bercermin dan melihat wajahnya “jelek”, maka ia tidak bisa menyalahkan cermin itu.

Dengan adanya cermin itu, maka seseorang dapat melihat “kekurangannya”, tetapi cermin itu tidak dapat melakukan apa-apa. Hukum Taurat ditambahkan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah (Roma 5:20). Dengan adanya Hukum Taurat pelanggaran semakin terlihat. Dan berita baiknya untuk kita yang hidup di bawah kasih karunia tersedia pengampunan yang berlimpah-limpah karena di dalam Kristus tidak ada penghukuman lagi karena kita mendapat kasih karunia.

Firman Tuhan berulang-ulang menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan Hukum Taurat, karena justru oleh Hukum Tauratlah orang mengenal dosa (Roma 3:20). Jika kebenaran dapat datang karena melakukan Hukum Taurat, maka Kristus tidak perlu mati bagi kita. Tetapi karena kita tidak bisa melakukan Hukum Taurat dan semua tuntutannya, maka Yesus mati untuk menggenapi semua tuntutan Hukum Taurat (Galatia 2:21). Setiap kali kita berdosa, itu tidak GRATIS, tetapi ada surat hutang yang harus dibayar dan Yesus sudah membayar semua tuntutan Hukum Taurat tersebut dengan darah-Nya dengan memakukannya di kayu salib (Kolose 2:14).

Dengan demikian surat hutang tersebut sudah dibayar lunas oleh Yesus.

Iblis itu sangat licik dan ia menggunakan tuntutan Hukum Taurat untuk menuduh dan mendakwa orang Kristen terus-menerus siang dan malam. Ia memasukkan dalam pikiran orang Kristen sebagai orang yang tidak layak dan berdosa, sehingga orang tidak menghargai korban Kristus di kayu salib. Jangan ijinkan Iblis menuduh dan mendakwa kita.

Sesungguhnya oleh karya Kristus di kayu salib itulah maka kita “dilayakkan” untuk menerima berkat pengampunan, keselamatan, kekayaan, keberhasilan, kesembuhan, dll (Wahyu 12:10).

Di dalam Alkitab disebutkan ada 2 pohon, yaitu pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (Kejadian 2:9, 17) dan pohon kehidupan (Kejadian 3:22). Karena gagal dan berdosa, maka manusia diusir dari taman Eden. Pohon kehidupan ada di tengah taman dan dijaga malaikat dengan pedang yang menyambar (Zakaria 13:7). Yesus sebagai “Good Sheperd” dibunuh supaya dengan darah-Nya kita memiliki akses (jalan masuk) ke Pohon Kehidupan dan mendapatkan kehidupan, karena barangsiapa memiliki Yesus kita memiliki kehidupan (I Yohanes 5:12, 20).


Berikut ini konsep orang yang hidup di dalam Hukum Taurat :
1.Orang itu berkata, Tuhan itu baik kalau kita baik dan Tuhan itu jahat kalau kita jahat
2.Tuhan menghukum kita karena semua kesalahan kita
3.Kita harus berupaya melakukan perintah-perintah supaya dibenarkan dihadapan-Nya
4.Kita harus mengaku dosa kita, jika tidak mengaku maka kita tidak selamat
5.Kita selamat karena anugerah dan usaha kita sendiri

Sekarang kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat tetapi di bawah kasih karunia.
Kasih Allah tidak ditentukan oleh perbuatan kita.

Kalimat pertama Alkitab adalah “Pada mulanya Allah” (Kejadian 1:1), dan kalimat terakhir Alkitab adalah “Kasih Karunia Allah Menyertai kamu” (Wahyu 22:21).

Marilah kita memilih untuk hidup di bawah Kasih Karunia Allah dan bukan di bawah Hukum Taurat.. Amin

Cara Memandang Perjamuan Kudus

Pdt.Yusak Hadisiswantoro


Di dalam I Korintus 11:23-32, 10:16-17, ayat-ayat tersebut mengajarkan kepada kita empat cara memandang perjamuan kudus dengan benar.


CARA PANDANG KE BELAKANG ( I Korintus 11:26 )
Seseorang yang menerima roti dan cawan itu maka ia memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.Ketika kita menerima perjamuan kudus, kita sedang memandang bahwa Kristus telah mati disalib untuk kita.
Ia menebus kita bukan karena kita ini baik, tetapi Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita ketika kita masih berdosa dan tidak ada gunanya sama sekali (Roma 5:8-9).
Jika pada saat kita masih berdosa saja Yesus mau mati untuk kita, apalagi sekarang ini setelah kita menerima karya keselamatan Yesus dan memahami bagaimana mengasihi Tuhan, maka kita pasti diselamatkan. Yesus telah mati di kayu salib untuk kita, maka semua ikatan / belenggu dosa dan hukuman dosa telah dibayar lunas. Yesus berkata, “IT IS FINISHED”. Sudah selesai. Iblis berusaha membelenggu kita, ia mempermainkan hidup kita, menyiksa dan membuat kita menderita, namun Yesus datang dan membayar hidup kita dengan nyawa-Nya.


CARA PANDANG KE DALAM ( I Korintus 11:27-28 )
Ketika seseorang menerima perjamuan kudus itu, ia melihat dua hal ke dalam dirinya, yaitu harus ‘layak” dan “menguji diri”.Yang dimaksud harus “layak” adalah harus mengakui tubuh Tuhan dan darah Tuhan. Sedangkan yang dimaksud harus “menguji diri” adalah harus menguji keyakinan, apakah ia mempunyai iman atau keyakinan bahwa Yesus mati berkorban untuk mengampuni dosa kita.
Apabila, kedua hal tersebut telah ada di dalam diri kita, maka kita dengan iman dapat menerima perjamuan kudus itu. Meskipun orang itu bukan orang benar, belum dibaptis, belum bertobat, bahkan belum pernah datang ke gereja, tetapi ketika ia percaya akan pemberitaan Injil bahwa Yesus telah disalibkan baginya, maka ia dapat menerima perjamuan kudus ini. Hal ini juga berlaku bagi anak kecil, asal ia percaya bahwa Yesus mati untuk mengampuni dosanya, maka ia pun dapat menerima perjamuan kudus itu.
Dalam ayat 20-21, 34, Paulus menasehati orang-orang yang datang karena perut yang lapar, hanya untuk “makan” roti dan “minum” anggur tanpa memiliki pemahaman tentang korban Kristus. Mereka tidak mengakui dan tidak mempunyai iman kepada kematian Yesus bagi mereka. Hal inilah yang menyebabkan mereka tidak layak dan harus menguji diri.


CARA PANDANG KE SEKELILING ( I Korintus 10:17 )
Pada saat menerima perjamuan kudus, maka kita melihat bahwa sekalipun kita banyak, kita adalah satu tubuh. Satu tubuh itu saling membutuhkan, tidak saling menyakiti baik dalam kata-kata, sikap atau tindakan, dan kita menjadi satu team. Jika ada bagian lain dari tubuh kita yang sakit (misalnya tangan atau kaki) maka kepala (otak) akan memerintahkan untuk membalut.
Seorang yang menerima perjamuan kudus, akan melihat sekelilingnya dan melepaskan kasih serta pengampunan kepada saudara yang lain sebagai satu tubuh.
Yesus berkata, “Jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kamu” (Matius 6:14-15).
Hukum Taurat diberikan namun tidak satu pun yang dapat melakukannya. Kemudian hukum Taurat tersebut dirangkum menjadi hukum Kasih (Matius 22:36-40). Setelah dirangkum menjadi hukum kasih ini pun tidak ada seorang pun yang dapat melakukannya. Semua yang ada sangkut pautnya dengan hukum, gagal dilakukan oleh manusia. Ketika manusia gagal memenuhi hukum tersebut, maka Allah menunjukkan kasihNya kepada manusia.
Dalam I Yohanes 4:10-12 dituliskan, ” Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. …….. jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.”
Seorang yang telah menerima kasih Allah ini, maka ia menerima kasih karunia dan pasti akan dapat mengasihi saudaranya. Bukti orang yang telah menerima kasih Allah adalah mengasihi sesama dan tidak hidup dalam kebencian. Jadi, ketika menerima perjamuan kudus, maka kita sedang melepaskan kasih pengampunan kepada sesama.


CARA PANDANG KE DEPAN ( I Korintus 11:26 )
Saat menerima perjamuan kudus, kita memberitakan kematian Tuhan, sampai Ia datang kembali. Yesus akan datang kembali. Dia akan menjemput kita dan kita akan mengadakan perjamuan dengan Yesus dalam kerajaan Bapa (Matius 26:26-29).
Kita melihat ke depan, yaitu kita akan ikut dalam perjamuan Tuhan di dalam kerajaan Bapa.
Ada pengharapan ke depan. Kita sedang menunggu pengharapan yang sangat mulia itu. Tuhan akan datang kembali menjemput kita dan Alkitab menyebutkan memang ada upah, warisan, dan mahkota yang akan diberikan. Sementara kita menunggu perjamuan Tuhan di kerajaan Bapa, marilah kita bekerja dan melakukan sesuatu bukan untuk mengejar “upah” tetapi karena “mengasihi Tuhan”. Jika kita melayani karena kasih, maka I Korintus 2:9 akan terjadi bagi kita. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”


Sekarang, marilah kita melihat kebenaran tentang roti dan anggur ini lebih mendalam.
Kebenaran tentang Roti (Tubuh Yesus)
1. Kita mempunyai keyakinan bahwa roti adalah Yesus sendiri / tubuh Yesus. (Yohanes 6:35, 48, 51)
2. Kita menerima roti, maka kita menerima kesembuhan (Matius 15:25-28, I Petrus 2:24)
3. Kita menerima roti, maka kita menerima hidup kekal (Yohanes 6:50-51, 54-58)


Kebenaran tentang Anggur (Darah Yesus)
1. Darah Yesus menyucikan (Imamat 17:11, Yohanes 18:38b, I Yohanes 1:7)
2. Darah Yesus itu “powerful” – berkuasa mengalahkan iblis (Wahyu 12:11)
3. Darah Yesus berharga (I Petrus 1:18-19)
4. Darah Yesus melindungi (Keluaran 12:13)

Ketika tulah maut terjadi di Mesir, setiap rumah yang ada tanda darah, dilewati oleh malaikat maut dan mereka mengalami perlindungan. Setelah mujizat darah ini jugalah yang membuat bangsa Israel dilepaskan dari kuasa perbudakan dan alami pembebasan. Dan oleh korban Kristus kita juga telah dilepaskan dari perbudakan dosa.

Perjamuan Kudus

Pdt. Yusak Hadisiswantoro

Ada dua berkat terbesar yang manusia dapatkan ketika mereka percaya Yesus, yaitu :
(1) selamat dari neraka dan
(2) memiliki tubuh yang sehat.

Kedua hal ini merupakan kekayaan terbesar manusia. Dalam I Korintus 11:29-30 dan Yohanes 6:53-56 kita menemukan kebenaran bahwa Perjamuan Kudus itu begitu penting. Banyak orang mengikuti perjamuan “tanpa mengakui” tubuh Tuhan sehingga banyak di antara mereka menjadi lemah dan sakit bahkan tidak sedikit yang meninggal. Jadi kita harus mengakui kebenaran ini. The Truth is parallel. Kalau tidak mengakui menjadi sakit dan lemah; tetapi sebaliknya jika kita mengakui itu tubuh Tuhan maka kita menjadi sehat dan kuat.

Tubuh dan darah Kristus merupakan dua hal yang berbeda:

1. Darah Kristus untuk Pengampunan Dosa. (Ibrani 10:1),
Darah domba itu hanya lambang dalam perjanjian Hukum Taurat, tetapi hakekat keselamatan adalah Yesus Kristus (Anak Domba Allah). Yesus berkorban satu kali untuk selamanya, untuk dosa masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Pengampunan Yesus itu sempurna atas kita (Efesus 1:7). Karena itu tidak diperlukan korban lagi –IT IS FINISHED.

2. Tubuh Kristus untuk Kesembuhan. (Keluaran 12:13, 8).
Sementara orang Israel mengoles jenang pintu dengan darah sehingga anak sulung tidak mati, di dalam rumah mereka makan roti tidak beragi. Dengan roti yang mereka makan itu mereka berjalan 40 tahun dengan sehat dan kuat (Mazmur 105:37). Firman Tuhan juga menyebutkan bahwa oleh bilur-bilurNya kita telah sembuh (I Petrus 2:24).

Di Markus 7:27-28 diceritakan ketika wanita Siro-Fenisia minta kesembuhan untuk anaknya, Yesus berbicara tentang roti, dengan berkata, ”……tidak patut mengambil roti bagi anak-anak dan melamparkannya kepada anjing.” Yang dimaksud dengan roti bagi anak-anak adalah kesembuhan. Karena wanita itu percaya, bahwa ia akan menerima “remah-remah” roti tersebut, maka ia mendapatkan kesembuhan bagi anaknya. Sebetulnya kesembuhan itu hanya untuk orang Israel, tetapi karena orang ”non Israel” itu percaya, maka ia menerima kesembuhan juga.

Menyembuhkan adalah keinginan Yesus, dan setiap saat Ia menyembuhkan (Kisah 10:38). Tubuh Yesus tidak pernah “sakit” selama dalam pelayanan di bumi (Matius 26:26). Dengan menjamah jubah Yesus saja orang bisa sembuh, apalagi menjamah dan makan tubuh Yesus, pasti terjadi mujizat jika kita “percaya”. Semua orang yang menjamah Yesus mengalami kesembuhan (Lukas 6:19), sebab ada kuasa yang keluar dari tubuh Kristus. Kematian Yesus di kayu salib, bukan hanya memberi pengampunan tetapi juga memberi kesembuhan. Itulah yang sudah Yesus kerjakan untuk kita.

Tahun 2011 ini, kita akan melakukan Perjamuan Kudus dengan sikap dan pemahaman yang benar. Roti dan anggur itu bukan hanya merupakan lambang, akan tetapi dengan iman bahwa itu adalah tubuh dan darah Tuhan Yesus sendiri. Oleh darahNya kita mendapatkan pengampunan dosa dan oleh tubuhNya kita mendapatkan kesembuhan.

Cara Menabur Dengan Benar


Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D

”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”
(Galatia 6:7-8)


Saudara, selain kita beribadah kepada Tuhan, maka kita perlu lakukan sesuatu guna membuat suasana hidup kita lebih baik.

Tuhan mengatakan jangan sesat, sebab Tuhan tidak bisa dipermainkan. Orang yang menabur dalam dagingnya akan menuai kebinasaan, tetapi mereka yang menabur dalam Roh akan menuai hidup yang kekal. Kedua ayat ini memiliki 2 arti, maksudnya apabila kita menabur secara rohani akan dibawa sampai pada kerajaan surga. Tetapi apabila kita menabur hal daging maka kita akan menabur hal daging pula. Dalam hal hukum menabur dan menuai ini tidak hanya berlaku pada tumbuh-tumbuhan saja, tetapi berlaku dalam kehidupan kita pula.

Kejadian 8:22 mengatakan : ”Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” Jadi selama kita menumpang di bumi ini maka kita tidak bisa lepas dari musim menabur dan menuai. Ketika kita menabur tidak dapat sekaligus kita menuai sebab kita membutuhkan waktu untuk sampai pada masa penuaian. Demikianlah kita sebagai orang Kristen, jikalau kita menabur hal-hal rohani atau jasmani maka dalam waktu tertentu kita akan menuai hal rohani dan jasmani, bahkan menuai hal rohani itu berlangsung terus sampai masuk pada kerajaan Allah. Hal ini dapat kita lihat dalam Wahyu 14:13, dimana telah dikatakan “ . . . Sungguh, kata Roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

Mengenai hukum menabur dan menuai ini ada 3 hal penting yang perlu kita perhatikan, diantaranya :

1. Jenis Benih Yang Kita Tanam
Jenis benih yang akan kita tanam harus kita pilih jenis benih yang khusus, dan tidak boleh sembarangan. Misalnya kita menanam jagung atau semangka. Memang hasilnya baik, karena dalam jangka waktu + tiga bulan tanaman ini sudah menghasilkan buah dan sudah bisa di panen. Tetapi sayang, setelah dipanen, tanaman tersebut harus mati. Sedangkan kita mau menanam pohon yang tidak mati, dimana pohon tersebut semakin lama semakin kuat, dan berbuah semakin banyak, sehingga kita tidak perlu menanam lagi. Misalnya kita menanam pohon mangga, memang pohon tersebut untuk berbuah membutuhkan waktu yang cukup lama. Tetapi pohon itu, tidak mati setelah panen, justru semakin lama pohon tersebut semakin kuat dan banyak buahnya. Demikianlah dalam kehidupan Kekristenan, biarlah kita menabur hal-hal yang kekal. Baik itu menabur di gereja, yayasan-yayasan sosial, menolong sesama, dan lain sebagainya. Berapa banyak kita yang menabur sesuatu dan berharap dapat menuai dalam waktu yang singkat. Hal ini memang tidak salah tetapi marilah kita semakin maju lagi untuk memiliki wawasan dalam hal menabur dan menuai.

2. Jumlah Benih Yang Kita Tanam
Berbicara mengenai kuantitas/jumlah terlebih dahulu kita baca dalam II Korintus 9:6-8 ”Camkanlah ini : Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”
Jadi kalau kita mau panen banyak maka kita harus menabur banyak, begitu sebaliknya, apabila kita menabur sedikit maka kita akan menuai sedikit. Tuhan berjanji bahwa seseorang yang menanam maka sampai keturunannya yang keempat diberkati. Saya tidak bisa mengalami seperti saat ini, kalau tidak didahului oleh kakek dan ibu saya yang sudah menanam terlebih dahulu. Waktu kemarin dari Tabloid Bethany mengadakan riset dan kunjungan terhadap gereja-gereja yang dibangun oleh keluarga saya. Tim Tabloid Bethnay pergi ke Mojokerto, disana mereka temukan sebuah Gereja Pentekosta Di Indonesia yang dibangun oleh kakek saya yaitu Bp. Tan Tong Oen (almarhum) di jalan Sentanan, selain itu kakek saya ikut membangun (menabur) Gereja Pantekosta di Jl. Arjuno, sedangkan ibu saya membangun (menabur) empat gereja, diantaranya di Kertosono, Mojoagung dan Mojokerto. Tetapi saya membangun empat belas gereja di Mojokerto, kemudian ditambah 168 gereja Bethany lainnya. Ini merupakan taburan yang pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam situasi seperti ini saya tidak mungkin bisa membangun gereja ini apabila tidak didahului oleh kakek saya. Saya tetap menghargai pengorbanan kakek saya yang telah menanam terlebih dahulu. Oleh sebab itu, selama ada kesempatan biarlah kita mulai menabur, sebab harta di dunia ini tidak bisa kita bawa ke surga, karena ada tuaian yang kekal ketika kita dalam surga. Dan perlu kita ingat bahwa harta yang banyak, ketika diwariskan tidak selalu mendatangkan kebahagian, karena sebagian besar hanya menimbulkan pertengkaran. Warisan itu seperti bom waktu. Sebab dengan warisan mereka saling iri hati, benci dan lain sebagainya. Oleh karena itu saya setuju dengan orang tua saya yang menabur untuk membangun gereja, ada yang membangun untuk yatim piatu, ada yang menabur dalam bidang rumah sakit, dan lain sebagainya. Karena hal ini dapat diibaratkan menabur pohon yang tidak bisa mati bahkan semakin lama semakin berbuah banyak.

3. Kualitas Benih Yang Kita Tanam
Dalam hal kualitas benih, maka kita membaca terlebih dahulu kitab Yeremia 2:21 ”Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!”
Kualitas benih itu sangat menentukan hasil panen. Apabila kita menabur dengan kualitas yang bagus maka hasilnyapun bagus pula, asalkan kita tetap menjaga dan memeliharanya. Meskipun kita sempat jatuh atau gagal tetapi percayalah bahwa Tuhan beserta dengan kita. Yeremia berkata, bukankah benih yang ditabur adalah baik, tetapi pohonnya berubah menjadi tidak baik. Itu tandanya kita harus pelihara sungguh-sungguh. Demikianlah seperti yang saya alami, dimana saya harus menjaga dan memelihara dengan sungguh-sungguh terhadap visi dari kakek maupun orang tua saya agar tanaman itu selalu menurunkan generasi yang lebih baik. Ada orang yang tidak memikirkan anak cucunya, hal itu merupakan kesalahan besar.

Oleh karena itu, kita sebagai umat Tuhan yang mulai tumbuh dewasa, marilah kita camkan hal itu. Meskipun kita menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Mazmur 126:5-6).

Amin

Membangun Keintiman

Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
(Mazmur 63:1-2)

Daud, seorang yang hidupnya dilipat-gandakan, banyak pemazmur yang dilahirkan melalui hidupnya. Pengaruhnya sangat kuat dan meluas. Dengan roh yang menyembah dan haus akan Tuhan, ada banyak para penyembah yang mengalami impartasi hidup Daud sepanjang zaman.

Di Mazmur 63: 1-9, ketika berada di padang gurun Yehuda, Daud memperhatikan tanah kering gersang yang ada di depan matanya. Dia melihat dirinya seperti tanah yang kering tandus, tiada berair, sangat menginginkan air. Saat Daud mengalami, keadaan “padang gurun kehidupan”, dia tidak mengeluh, melainkan membuat terus berseru dan semakin gigih mencari Tuhan. Dalam setiap pergumulan, Daud terus melihat kekuatan dan kemuliaan Tuhan. Inilah yang dialami ketika keintiman dengan Tuhan itu dibangun.

“Padang gurun kehidupan” menjadikan kita semakin haus akan Tuhan, dan semakin melihat Tuhan dalam kekuatan dan kemuliaanNya.Yang perlu kita lakukan dalam membangun keintiman dengan Tuhan:
1. Selalu fokus untuk memandang kepada Tuhan.
2. Mengingat dan menghargai kasih setia Tuhan senantiasa. Dia setia menolong dan menghibur kita. Bahkan membawa dari kemenangan kepada kemenangan yang lebih besar.
3. Selalu memuji Tuhan dan menaikkan pengagungan bagi Dia dalam segala yang kita alami.
4. Selalu tinggal dalam naungan sayap hadiratNya.
5. Terus melekat kepada Tuhan.

Gaya hidup membangun keintiman inilah yang membuat hidup Daud berbuah lebat dan berlipat ganda. Mari kita ikuti teladan Daud.

Amin?

Kedatangan Tuhan

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia."
(Matius 24:47)

Tuhan Yesus akan segera datang untuk kali yang kedua. Ada 2 hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

1. Air bah datang tiba-tiba. Bagi kebanyakan orang air bah itu datang dengan tiba-tiba, tetapi tidak bagi Nuh, istri, anak dan menantunya. Demikian juga kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua. Bagi kebanyakan orang itu merupakan sesuatu yang mengejutkan, tetapi tidak bagi kita. Karena itu persiapkan diri kita dan selalu dengar-dengaran hari-hari ini. Pada jaman Nuh, orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai Nuh masuk ke dalam bahtera mereka tetap tidak tahu apa-apa (Mat 24:38). Tetapi begitu hujan mulai datang dan air bah mulai datang baru mereka sadar, tetapi itu sudah terlambat.

2. Hidup manusia rusak dan penuh kekerasan. Pada masa Nuh keadaan manusia, hidupnya rusak dan penuh dengan kekerasan. Karena itu air bah datang. Bukankah hari-hari ini kita lihat, hidup manusia di seluruh dunia kebanyakan rusak dan hidup dalam kekerasan?

Tuhan mau kita hidup seperti Nuh, hidup dengan benar dan tak bercela di antara orang-orang sezamannya serta hidup bergaul dengan Allah (Kejadian 6:9). Saat kita hidup benar, tidak bercela dan hidup intim dengan Tuhan, kita akan dapat mendengar suara Tuhan. Saat mendengar suara Tuhan, kita tidak ragu-ragu, sekalipun terkadang tuntunan Tuhan tidak masuk akal. Nuh memperhatikan perintah-perintah Tuhan, patuh membangun bahtera selama puluhan tahun. Hal ini membuat orang meragukan pesan Tuhan tersebut. Meski mengalami cemoohan dan dikucilkan oleh masyarakatnya, namun Nuh tetap taat.

Ibrani 11:7, "Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya."

Saturday, July 2, 2011

Kembangkan Dan Maksimalkan Talentamu



Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D

Matius 25:14-30

Dalam perikop ini kita akan membahas mengenai suatu kepercayaan daripada seorang majikan terhadap hamba-hambanya. Dimana majikan tersebut mempercayakan suatu harta kepada mereka. Adapun pemberian harta tersebut bervariasi jumlahnya; yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua talenta dan yang seorang lain lagi satu telenta. Semuanya itu diberikan menurut kesangupannya masing-masing. Dan perlu diketahui bahwa 1 (satu) talenta itu nilainya besar sekali yaitu 6000 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah pekerja harian dalam satu hari.

Saudara, perumpamaan tentang talenta ini bukankah tidak bedanya dengan kehidupan kita. Dimana setiap orang percaya tentunya diberikan suatu kepercayaan oleh Tuhan untuk mengembangkan talenta yang sudah diberikan; baik itu satu talenta, dua talenta atau lima talenta. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita mau bertanggungjawab untuk mengembangkan kepercayaan yang sudah Tuhan berikan. Dan apa yang sudah Tuhan berikan itu berdasarkan kesanggupan kita masing-masing. Talenta yang Tuhan berikan itu bisa berupa harta/kekayaan, kepandaian, ketrampilan dan lain sebagainya. Oleh karena itu marilah kita semakin giat melakukan atau mengembangkan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita.

Sistem kerajaan Allah berbeda dengan kerajaan dunia begitu pula sebaliknya, sistim kerajaan dunia lain dengan kerajaan Allah. Kita sebagai umat Tuhan telah masuk dalam sistim kerajaan Allah. Karena sejak kita bertobat maka kita percaya bahwa hidup kita mutlak dari berkat Tuhan dan bukan karena usaha kita, walaupun beberapa orang merasa bahwa harta yang dimiliki merupakan hasil usahanya. Lalu, apa bukti bahwa segala sesuatu yang ada pada manusia adalah titipan daripada Tuhan ? Mari kita membaca dalam Pengkhotbah 5:14, ”Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.” Jadi, apabila seseorang dilahirkan dengan tidak membawa satu peser uangpun demikian pula apabila dipanggil Tuhan, maka tak sepeserpun mereka membawa, karena semuanya itu karena titipan dari Tuhan.

Kalau kita merasa berbahagia atau berhasil dalam Tuhan bahkan sampai turun temurun, itu semuanya hanya dipercayakan menurut kesanggupan kita. Kesanggupan tiap-tiap orang berbeda, ada yang sanggup memegang satu triliun, satu milyar, ratusan juta dan lain sebagainya. Dan apabila ada seseorang hanya sanggup memegang satu juta kemudian menerima ratusan juta, biasanya ada kencenderungan untuk gagal dalam mengelolahnya, sehingga mereka lupa diri dan melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Tetapi bukan berarti seseorang tidak bisa mengalami perubahan untuk semakin meningkat, karena segala sesuatu ada masanya. Apabila ia dapat dipercaya dalam perkara kecil maka ia akan dipercayakan dalam perkara yang lebih besar. Demikian pertumbuhan Gereja Bethany Indonesia yang telah mengalami suatu siklus mulai dari Mojokerto, Manyar, Nginden bahkan sampai Menara Doa. Apabila kita baca dalam II Korintus 9:10, maka kita tahu bahwa Allah memberikan benih untuk dilipatgandakan. Oleh sebab itu janganlah kita malas, seperti yang tertulis dalam Amsal 6:9-11, ”Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu ? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.”

Kesaksian : Saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) dari Mojokerto ke Surabaya tidak mempunyai apa-apa. Dan di Surabaya saya hanya bisa sopir mobil. Sehingga siang jadi pendeta sedangkan malamnya jadi sopir bemo sampai Madiun. Dan suatu hari Tuhan memberikan hikmat untuk mengambil daun lumbu, karena saat itu di Manyar banyak tanaman lumbu, sebab wilayah Manyar masih sawah. Kemudian saya belanja bumbu lengkap di pasar Keputeran untuk mengolah daun lumbu yang sudah dipotong untuk dijadikan makanan yang disebut “buntil.” Sehingga dalam jangka waktu satu tahun saya bisa membeli mobil. Dan suatu saat Tuhan memberikan hikmat yaitu untuk membuat bedak dari kulit telor. Biasanya kulit telur dibuang oleh pabrik roti, tetapi saya ambil, lalu saya bersihkan kemudian ditumbuk sehingga menjadi bedak kulit telor. Melalui kesaksian ini biarlah seluruh umat Tuhan hendaknya memaksimalkan talentanya, maka Tuhan akan memberkati berlipatkaliganda. Memang berkat Tuhan itu bertambah ”step by step” (langkah demi langkah).

Saudara, apabila Tuhan telah memberikan benih/modal pada kita, maka janganlah lupa kita untuk menabur, sebab apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Mungkin saudara menabur keahlian saudara, atau kemampuan yang lainnya, atau harta saudara. Firman Tuhan berkata : ”Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya”(Amsal 3:9-10). Muliakanlah Tuhan dengan harta adalah sistim kerajaan sorga. Sebab itu kita harus teliti karena kita akan diangkat oleh Tuhan.

Apabila kita mempunyai karakter yang baik, setia dan jujur, itu merupakan modal bagi kita. Saudara modal jujur saja diberkati, apalagi setia dan bersikap baik. Dalam hal kejujuran, misalnya dalam perusahaan kalau kita jujur maka semua orang percaya kepada kita. Sebagai karyawan apabila setia maka kita akan diberkati, dan itu semua sama dengan mempermuliakan nama Tuhan, dan berkat Tuhan itu meningkat setapak demi setapak, seperti anak tangga yang terus naik. Kalau kita sanggup dalam satu pekerjaan maka kita akan ditambah pekerjaan yang lain. Kalau kita perhatikan orang yang diberi satu talenta, ia menganggap bahwa tuannya adalah tuan yang kejam, sehingga ia tidak dapat melipat gandakan apa yang dipercayakannya, karena talenta yang dipercayakannya justru disimpan. Padahal apabila ia tidak malas dan mau mengembangkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan maka ia akan mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan.

Amin

Prinsip Menabur

“ Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya"
(Galatia 6:7).

Suatu hari, Yesus bersama murid-murid-Nya memperhatikan orang-orang yang memberikan persembahan di peti persembahan. Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan dan menimbulkan bunyi yang keras karena jumlahnya yang banyak. Lalu seorang janda miskin datang, dengan kepala tertunduk dia memasukkan dua peser ke dalam peti itu, dan hampir tidak terdengar bunyinya. Tetapi Tuhan Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang kaya itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." (Lukas 21:1–4).

Prinsip-prinsip dalam menabur :

1.Taburlah yang baik. Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana. Tetapi siapa menabur kebenaran, mendapat pahala yang tetap. "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:8).

2.Yang dituai jauh lebih besar dari pada yang ditabur. Karena itu kita harus menabur yang baik supaya juga menerima kebaikan yang luar biasa besarnya. Firman Tuhan berkata:"Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung;" (Hosea 8:7).

2 Korintus 9:6, "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."

Mari kita menabur yang baik dengan dasar kasih. Kalau kita menabur yang baik maka sesungguhnya, kita pasti menuai yang baik dalam jumlah yang berlipat-lipat... itulah disebut dengan multiplikasi.

Tahun Keemasan

TUHAN berfirman kepada Musa:"Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka."
(Bilangan 13:1-2)

Seperti visi yang Tuhan sudah berikan pada kita, inilah masa keemasan. Untuk memasukinya, mari kita punyai kemampuan mengintai dan mengamat-amati. Spt perjalanan bangsa Israel, demikian juga perjalanan iman kita. Ada beberapa ujian yg harus kita lalui:

1.Padang Gurun. Ada saatnya Tuhan merubah arah hidup kita & cara hidup kita yang dulu. Biarlah seluruh hidup kita tetap tertuju hanya pada Tuhan. Janganlah kita mengingat-ingat lagi Mesir kita, hidup kita yang lama. Mata kita, tidak hanya melihat pada kenyataan saja tapi lebih dari itu, kita melihat Tuhan yg mampu melakukan lebih dari yang kita pikirkan. Di masa ini, sepertinya semua serba terbatas. Tapi biarlah mata kita terus memandang Tuhan, sampai Ia mengasihani kita.”

2.Tanah dataran atau kota. Setelah melewati padang gurun, dlm perjalanan kita akan bertemu keadaan yang nyaman. Kita harus mengenali tipu daya dan penyesatan dunia. Dalam hal ini nyaman sangatlah berbeda dgn aman. Saat Tuhan bersama kita dalam perahu kehidupan kita, sesungguhnya tetap akan ada goncangan, tapi kita tetap akan aman. Mari kita miliki telinga yang tajam dan lidah yang membangkitkan (Yesaya 50:4).

Kita bisa mendengar suara Tuhan dengan benar dan tepat, kalau kita intim dengan Tuhan. Kita bisa intim,jika kita bergairah dengan Tuhan. Kita bisa bergairah,jika kita memiliki kasih yang mula-mula. Sebagai seorang murid, pada waktu kita memperkatakan sesuatu, biarlah itu akan memberikan semangat baru kepada orang yang letih lesu.

Wahyu 3:21: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya”.

Amin?

Menjadi Satu Keluarga Dalam Tuhan

Pdt Agus Gunawan

Kejadian 24 & Yohanes 2

Melalui ayat bacaan di atas, kita boleh mengerti bahwa sebagai gereja kita memiliki cita-cita untuk menjadi satu keluarga dalam Tuhan. Kejadian 24 juga menceritakan satu-satunya perkawinan monogami di Perjanjian Lama, yaitu antara Ishak dan Ribka. Pada saat itu Abraham sudah lanjut usia tetapi ia sadar bahwa ia masih memiliki tanggung jawab untuk mencarikan pasangan bagi Ishak. Mencari pasangan adalah tanggung jawab dari orang tua termasuk gereja dan Tuhan.

Ishak adalah anak Abraham yang adalah orang terkaya pada jaman itu, akan tetapi ia tidak menggunakan kekayaan bapanya untuk keuntungan pribadi dengan menjalin hubungan dengan gadis-gadis pada jaman itu. Ishak sadar betul bahwa yang bisa memilihkan pasangan bagi dia adalah bapanya sendiri.

Yang bisa kita pelajari dari kehidupan Ishak adalah yang membedakan kita anak-anak Tuhan dengan dunia. Sebagai anak Tuhan, kita menentukan terlebih dahulu orang yang kita pilih untuk kemudian kita berkomitmen dan belajar untuk mencintai orang tersebut. Berbeda dengan dunia yang mencoba untuk mengenal dahulu dan jika cocok baru berkomitmen.

Kemudian dalam Yohanes 2, dituliskan tentang mujizat pertama yang dilakukan oleh Yesus yaitu mengubah air menjadi anggur. Yesus ingin mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan pernikahan kita haruslah seperti anggur yang semakin lama semakin manis

Pada Hari Itu 3000 Orang Dimenangkan Bagi Tuhan

Pdt Agus Gunawan

Pentakosta adalah hari lahirnya gereja, karena pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa Ia akan mengirimkan teman/kuasa yang akan datang atas mereka. Ketika mereka menerima Roh Kudus, mereka diurapi dan mulai berkata-kata dengan bahasa-bahasa yang baru. Pada hari itu 3000 orang dimenangkan bagi Tuhan. Ada empat kuasa yang kita terima ketika kita dipenuhi oleh Roh Kudus:

1. Kuasa untuk mengontrol lidah
Roh Kudus turun dalam bentuk lidah api. Ini melambangkan bahwa Tuhan mau kita memiliki kuasa untuk mengendalikan lidah kita dan hanya dengan kuasa dari Roh Kudus kita akan dapat mengendalikan lidah kita.

2. Kuasa untuk bernubuat
Mari kita membiasakan diri kita untuk memperkatakan firman yang penuh kuasa dari Tuhan tentang kehidupan kita di masa depan. Dengan kuasa dari Roh Kudus kita akan bisa berbicara tentang hal-hal besar dan ajaib yang Tuhan akan lakukan dalam hidup kita.

3. Kuasa untuk bermimpi
Roh Kudus memberikan kita kuasa bukan hanya untuk bermimpi akan anugerah Tuhan, tetapi bahkan kemampuan untuk mengetahui mimpi seperti yang dialami oleh Daniel. Orang-orang sakti pada jaman itu tidak ada yang bisa mengetahui mimpi dari Nebukadnezar dan sebagai hukuman mereka dipenggal dan rumahnya dihancurkan sampai menjadi puing. Ini menggambarkan apa yang akan kita alami jika kita kehilangan kuasa untuk bermimpi. Jika kita kehilangan kemampuan untuk bermimpi akan masa depan, maka kita akan kehilangan kuasa untuk masa sekarang. Tokoh-tokoh di Alkitab yang dapat kita jadikan contoh adalah Yusuf yang tidak kehilangan mimpinya ketika dia harus menunggu selama lebih dari 20 tahun, demikian juga dengan Abraham. Contoh lain adalah Yusuf Arimatea yang mengijinkan tubuh Yesus untuk dibaringkan di makam yang dia persiapkan untuk dirinya sendiri. Yusuf Arimatea percaya bahwa Yesus akan bangkit.

4. Kuasa untuk melakukan mujizat
Dengan Roh Kudus yang ada dalam kita, maka kita akan menerima juga kuasa untuk melakukan mujizat.

Tuhan Yesus memberkati.

Rendah Hati & Takut Akan Tuhan

“Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
(Amsal 22:4)

Pada mulanya, Daud hanyalah penggembala kambing-domba. Tidak ada yang orang yang menganggapnya, bahkan ayah dan saudara-saudaranya. Alkitab berkata: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. Karena hatinya, Tuhan mengangkat Daud menjadi raja Yehuda bahkan raja atas seluruh Israel. Bahkan sampai hari ini raja Daud adalah orang yang paling dihormati oleh bangsa Israel. Tuhan berkata tentang Daud: “Aku telah menemukan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku!”
Kehendak Tuhan yang manakah yang dilakukan oleh Daud sehingga dia begitu disayangi oleh Tuhan? Ternyata Kisah Para Rasul 13:36 berkata, “Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya ...” Daud tidak melakukan kehendak Allah pada zaman sebelumnya, tetapi pada zamannya. Setiap hari Daud datang merendahkan dirinya ke hadapan Tuhan dengan hormat dan takut serta memperhatikan perintah-perintah Tuhan dan kehendak-Nya. Daud selalu menuruti perintah-Nya, meskipun ada yang kelihatannya tidak masuk akal atau kontroversial.

Mungkin kita bertanya, “Mengapa masalah saya ini tidak segera selesai? Jawabannya, mari jangan lagi kita bersandar kepada pengertian sendiri dan jangan menganggap bahwa diri kita ini bijak. Tuhan mau kita seperti Daud yang merendahkan diri dan hati kita dengan hormat dan takut kepada kehendak-Nya.

Amsal 3:5–8 berkata,”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.”

Amin?

Rahasia Menantikan Tuhan

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D

Habakuk 2:1-5

Pada saat bangsa Israel berada dalam kesesakan, Habakuk selaku seorang nabi telah menjadi perantara antara Tuhan dengan bangsa Israel, dan ia berkata : ”Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, akau mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankanNya kepadaku, dan apa yang akan dijawabNya atas pengaduanku.” Ia senantiasa menantikan firman Tuhan dan jawaban Tuhan untuk dapat disampaikan kepada bangsa Israel agar hati bangsa Israel tetap kuat dalam menghadapi pergumulan yang sedang terjadi.

Saudara, arti dari kalimat “berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara” adalah ia membawa segala pergumulan dan menantikan Tuhan dalam doa. Ia berusaha mencari wajah Tuhan dan kehendakNya lewat doa. Habakuk tidak jemu-jemu dalam menantikan jawaban Tuhan sebab ia telah menerima segala janji Tuhan, dan ia yakin apabila Tuhan berjanji pasti akan digenapi, seperti yang tertulis dalam II Petrus 3:9, ”Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

Lalu, bagaimana dengan kita, apakah kita saat ini sedang menantikan jawaban dari Tuhan atas pergumulan kita ? Jika ya, marilah kita naik ke “menara doa” yaitu masuk dalam doa, sebab ketika kita menantikan Tuhan dalam doa,maka kita akan mendapatkan tiga hal diantaranya :

1.Revelation (Wahyu)
Apabila kita membaca dalam I Korintus 12:1-11, maka kita akan temukan salah satu dari ketiga hal tersebut di atas. Pada ayat 3 dijelaskan bahwa seseorang dapat menyebut bahwa Yesus adalah Tuhan karena di dalam orang tersebut ada Roh Allah, dan orang yang mendapat karunia bernubuat atau wahyu itupun oleh karena karunia Roh. Jadi betapa pentingnya seseorang mendapatkan wahyu dari Tuhan, karena wahyu merupakan firman yang langsung disampaikan melalui Roh Kudus. Untuk itu apabila kita saat ini sedang dalam pergumulan, maka janganlah kita semakin menjauh dari Tuhan dan mulai mengandalkan kekuatan kita sendiri, sebab firman Tuhan menasehatkan, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yeremia 17:5). Tetapi justru kita semakin dekat dengan Tuhan untuk mendapatkan wahyu dari Tuhan. Dan orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Memang, sementara kita menunggu sangat dibutuhkan kesabaran. Sebab tanpa kesabaran seseorang tidak akan mendapatkan apa yang dirindukannya.

2. Wisdom (Hikmat)
Pada saat kita berdoa kepada Tuhan, maka kita akan mendapatkan hikmat. Dan hikmat yang kita dapatkan bukanlah hikmat yang dari dunia melainkan hikmat dari Tuhan, seperti yang tertulis dalam I Korintus 2:6-9, ”Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. . . . . . ”
Lalu, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita telah menerima hikmat dari Tuhan. Saudara, ketika kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan maka di dalam diri kita ada Roh Allah. Dan apabila Roh Allah ada di dalam diri kita, maka kita akan memiliki pikiran Kristus, selain memiliki pikiran diri sendiri. Jikalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan melihat bahwa pada saat manusia mengajar manusia, maka itu pikiran manusia, sedangkan apabila Roh Allah ada di dalam hamba Tuhan, maka yang diajarkan oleh hamba Tuhan itu adalah pikiran Allah. Selanjutnya, apabila kita fokus kepada Tuhan dan mempersilahkan Roh Kudus berkuasa dalam kehidupan kita maka Roh Kudus itu akan memunculkan pikiran Allah, sehingga kita semua mendapat pikiran Allah / Wisdom (Hikmat). Itulah yang sulit diterima oleh orang dunia, sebab mereka tidak menerima Roh Allah. Oleh sebab itu, kita perlu banyak berdoa supaya kita semakin sensitif terhadap Roh Allah yang senantiasa memberikan input mengenai pikiran Allah. Dan tentunya pikiran Allah itu tidak dapat diterima dengan akal manusia, melainkan dapat diterima dengan iman.

3. Power (Kuasa)
Roh Allah itu bisa memunculkan kuasa dalam kehidupan kita, sehingga apa yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah dilihat oleh mata maupun timbul dalam hati kita akan disediakan bagi mereka yang mengasihi Dia. Pikiran Allah menciptakan iman yang dapat mengadakan mujizat.
Pada permulaan tahun 2008, saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) berdoa dan Tuhan memunculkan dalam pikiran saya bahwa waktu ini adalah harvest time (masa penuaian). Hal ini dapat dilihat dari siklus yang telah kita alami mulai tahun 1977,1987, 1997 dan 2007. Dimana melalui siklus ini kita mendapatkan suatu pemahaman mengenai hukum tabur tuai. Dari sekian lama perjalanan dalam melayani Tuhan, Dia telah menunjukkan kuasaNya yang luar biasa yaitu kuasa yang tidak dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan perlu kita perhatikan bahwa kita tidak dapat memaksakan masa penuaian itu, sebab tuaian kita tergantung dari apa yang kita tabur. Firman Tuhan itu datang dalam kehidupan kita namun belum nyata, tetapi Tuhan berjanji bahwa suatu hari pasti akan digenapi. Pada waktu kita menunggu jawaban dari Tuhan, waktunya tidak akan berlambat-lambat seperti yang dialami oleh Habakuk ketika menantikan jawaban Tuhan. Pada waktu firman Tuhan memerintahkan saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) untuk mengambil proyek Menara Jakarta itu merupakan nubuatan, dan didalamnya ada hikmat dan kuasa yang bekerja dalam kehidupan saya. Saya menunggu lama terwujudnya Menara Jakarta. Firman Tuhan akan dinyatakan meskipun hal itu mustahil untuk dikerjakan manusia. Pada waktu menunggu, saya senantiasa memperkatakan kata-kata iman. Memang orang yang tidak tahu telah menilai bahwa saya sombong. Dan itu merupakan ujian bagi saya. Sebab saya yakin bahwa orang benar akan melihat mujizat Tuhan. Saya harus hati-hati terhadap perkataan maupun tingkah laku saya. Demikian seperti yang saya alami dalam membangun Bethany Nginden, saya harus menantikan selama 13 tahun dengan berbagai pergumulan yang harus saya hadapi. Tetapi itu semua tidak menyurutkan semangat saya dalam melaksanakan perintah Tuhan, sebab saya yakin bahwa bersama Tuhan akan melakukan perkara-perkara yang besar. Memang kata-kata iman dengan kesombongan itu memang tipis. Tetapi kalau kita benar-benar berlaku tulus di hadapan Tuhan maka kita akan melihat kuasa Tuhan dinyatakan.

Amin

Friday, July 1, 2011

Perhatikan Apa Yang Engkau Tabur


Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D

Kita semua tentunya ingat salah satu pelajaran yang kita dapatkan di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama mengenai pelajaran ilmu alam, baik itu hukum Archimedes, hukum aksioma. Dan ada satu hukum alam yang tidak dapat dibanta, kecuali ada ditangan Tuhan sendiri yang bisa mengubah sebab mujizat yang terjadi dalam Alkitab kadang bertentangan dengan hukum ini. Tetapi satu hukum yang sangat dikomform oleh Tuhan yaitu terdapat dalam Yohanes 12:24 ” . . . Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

Hukum alam ini ada hubungannya dengan kehidupan walaupun itu tumbuh-tumbuhan tetapi ada kaitannya dalam kehidupan kita. Contoh : satu biji jagung dilempar ke tanah, maka dalam waktu satu dua minggu kita tidak melihat apa-apa tetapi minggu berikutnya muncul tunas dan selanjutnya tumbuhan jagung ini menjadi besar bahkan dalam waktu 3 bulan maka satu biji jagung ini menghasilkan beberapa buah, bahkan kita malas untuk menghitung jumlah biji jagung yang telah dihasilkan. Dan Tuhan mengkaitan hukum ini ke dalam kehidupan kita seperti yang tertulis dalam Galatia 6:7-10 ” . . . Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya, . . .” Orang yang tidak pernah menabur maka tidak ada sesuatu yang dilipatgandakan. Hal ini tidak berbicara soal meteri saja tetapi yang lebih utama adalah hal rohani. Oleh karena itu marilah kita menabur selama masih ada kesempatan. Kita akan menerima hasil yang lebih besar dari apa yang kita tabur. Contoh : apabila kita menabur angin maka kita akan menuai badai. Kalau kita memilih jalan yang baik yaitu jalan Tuhan maka kita akan menuai sesuatu yang baik pula dan itu dilipatgandakan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan berkata:Jangan sesat sebab Tuhan tidak dapat dipermainkan.
Kalau kita baca Galatia 5:22-23, maka kita akan temukan sesuatu yang kita tuai yaitu buah roh. Buah roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Perlu kita ketahui bahwa orang tidak dapat menipu diri sendiri bahwa apakah kehidupan itu penuh dengan kasih, kemurahan (sesuatu yang baik) atau justru di masa tua kita tidak menuai sesuatu yang baik. Memang ada persoalan-persoalan lain tetapi ini adalah suatu hukum. Untuk itu apabila kita masih ada kesempatan maka kita harus menanam. Langkah kita adalah langkah yang positif sehingga apa yang kita tanam adalah sesuatu yang baik. Hukum ini tidak bisa ditentang mau tidak mau terjadi dalam kehidupan. Buah yang baik membawa kita pada suatu kebebasan dalam suatu hukum sebab tidak ada hukum yang bisa menuduh kehidupan kita. Kita semua menerima janji-janji dari Tuhan. Keselamatan tidak hanya di dunia saja tetapi sampai pada kehidupan yang kekal.

Saudara, kita harus memperhatikan apa yang kita tanam. Hukum karma itu luar biasa, tetapi dalam nama Yesus hal itu bisa dirubah sebab dalam nama Yesus ada pengampunan. Perlu disadari bahwa dosa yang telah ditanam orang tua, maka kutuk itu bisa sampai pada kita, tetapi puji Tuhan pada saat ini kita sudah menerima kemurahan Tuhan, sehingga karma yang jelek itu tidak ada lagi. Tetapi mulai saat ini kita mulai menanam yang baik karena tanaman yang buruk sudah putus oleh darah Kristus. Sedang orang di luar Tuhan masih menuai taburan nenek moyangnya.
Dalam II Timotius 2:6 dikatakan bahwa seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama kali menikmati hasilnya. Dan seorang petani tidak boleh sekedar menanam tetapi harus bekerja dengan keras untuk menghasilkan yang baik. Suatu saat seseorang akan kehilangan kesempatan apabila orang tersebut tidak mempergunakan kesempatan yang ada. Pertama kali saya bertobat, saya tidak membiarkan kesempatan saya untuk menabur hilang begitu saja, tetapi saya gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya sehingga saya mengalami seperti saat ini. Kita sukses tidak hanya dalam dunia ini tetapi sampai selamanya yaitu pada kehidupan yang kekal. Saya (Pdt. Abraham Alex T.) ingat kisah nenek saya yang sakit, dan kondisinya tampaknya tidak ada harapan, tetapi ada dua anak anggota koor memanggil hamba Tuhan. Kemudian hamba Tuhan itu berdoa dan tumpang tangan. Lalu nenek saya bangun dan bercerita bahwa ia bermimpi harus minum segelas susu lalu dia minum, dan sejak itu ia sembuh. Setelah nenek saya sembuh maka kakek saya bertobat dan langsung membangun gereja Pentakosta di Jl. Sentanan Mojokerto. Dan melalui satu gereja menjadi belasan gereja. Kemudian apa yang dilakukan oleh kakek saya dilanjutkan oleh ibu saya. Selanjutnya kakek saya pindah ke Surabaya bertemu dengan Pdt. Ishak Leo dan disitulah kakek saya menabur. Demikian halnya dengan apa yang saya lakukan. Saya membangun 14 gereja di Mojokerto. dan lima tahun kemudian saya menuai di Surabaya, selanjutnya saya menabur lagi dan seterusnya. Kalau kita menabur baik maka tanaman kita menjadi baik. Walaupun banyak badai maupun ulat yang mulai ada pada pohon itu tetapi kita percaya apabila tanamana kita baik maka pohon itu akan tetap hidup dan berbuah. Selain bekerja keras, apabila kita mengharapkan tuaian yang besar maka tanaman yang kita tanam harus besar pula, seperti yang tertulis dalam II Korintus 9:6.

Saudara, setelah ibu saya menabur beberapa gereja dan semua anak-anaknya sudah berkeluarga; suatu saat ia berkata “tugasku sudah selesai dan anak-anakku sudah dewasa, sekarang waktunya aku pulang.” Lalu pembantu saya berkata, “jangan ngomong begitu bu, itu tidak baik.” Selanjutnya ibu saya berkata, “aku harus pulang, karena aku percaya apabila aku dipanggil Tuhan, anak-anakku akan diberkati Tuhan.” Kemudian ibu saya pulang ke rumah kakak saya yang menjadi dokter di Jl. WR. Supratman. Dan jam 10.00 WIB, ibu saya tidur sampai jam 18.30 WIB, kemudian saya datang ke rumah kakak saya, lalu ibu saya pamit dan tidak lama kemudian ibu saya dipanggil Tuhan. Dan apa yang dikatakan oleh ibu saya, sekarang telah terbukti bahwa saya diberkati. Dan setelah saya diberkati saya tidak tinggal diam, tetapi saya harus menabur terus, karena saya percaya bahwa sampai keturunan ke tujuh anak cucu saya akan diberkati. Oleh sebab kita sebagai umat Tuhan yang diberkati marilah kita perhatikan jumlah yang kita tabur. Biarlah kita menabur apa yang ada pada kita, dan jangan sampai kita berusaha membuat ada untuk dapat ditabur yaitu dengan cara hutang supaya kita bisa menabur (II Korintus 8:12). Kita percaya bahwa Tuhan memberikan benih setiap kita. Dan apabila kita menaburnya maka kita akan menuai, selanjutnya jikalau kita sudah menuai janganlah kita tinggal diam tetapi marilah kita terus menabur. Firman Tuhan berkata, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN” (Kejadian 26:12). Jangan merasa puas terhadap keadaan kita saat ini tetapi marilah kita tetap menabur dan menuai. Dan saat kita menabur jangan seperti gambling (judi) tetapi kita menabur dengan ketulusan hati. Apabila kita membaca I Korintus 3:6 maka disitu dijelaskan bahwa Allah yang memberi pertumbuhan dari apa yang kita tabur. Untuk itu hubungan kita dengan Tuhan jangan sampai lepas. Sebab apabila kita lepas maka apa yang kita tanam akan sia-sia sebab kita tidak akan pernah menuai. Oleh sebab itu janganlah kita berhenti untuk menabur, karena semuanya ada waktunya yaitu menuai secara luar biasa.

Amin.

Hidup Dalam Penguasaan Diri Dan Ketaatan

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”
I Korintus 11:1


Saudara, apabila kita membaca ayat di atas yang merupakan pernyataan daripada Paulus, maka kita mengetahui bahwa pengiringan Paulus kepada Tuhan sungguh-sungguh mantap. Kata “jadilah pengikut” bukan berarti Paulus ingin menguasai orang yang diajarnya atau supaya dirinya dikultuskan, tetapi ia ingin setiap orang yang diajarnya benar-benar meneladani apa yang ia lakukan seperti halnya ia telah meneladani pribadi Kristus. Oleh karena itu, hal utama yang akan kita bahas disini adalah menjadi pengikut Kristus dan bukan pengikut Paulus.

Dan disini kita akan sedikit belajar bagaimana Paulus mengikut Kristus. Paulus tetap rendah hati dalam mengikut Kristus, walaupun ia memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dibanding dengan orang lain. Selain itu, ia menyadari bahwa dihadapan Tuhan dirinya tidak ada apa-apanya dan juga ia tidak menganggap bahwa dirinya adalah seorang pemimpin, sebab ia meyakini perkataan Tuhan Yesus yang tertuang dalam Injil Matius 23:8-11 : “Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Jelas disini bahwa Tuhanlah pemimpin kita; walaupun Paulus sempat mengatakan “ikutlah aku sama seperti aku mengikut Kristus” itu bukan berarti bahwa Paulus dapat disebut pemimpin, karena firman Tuhan berkata : “jangan seorangpun menyebut dirinya pemimpin atau bapa.” Seandainya Paulus menempatkan dirinya sebagai pemimpin maka pada generasi berikutnya akan mengalami polusi secara rohani. Jadi pemimpin yang satu-satunya adalah Kristus.

Lalu bagaimanakah cara pemimpin kita (Tuhan Yesus) dalam memimpin dunia ini ? Ada beberapa hal yang dimiliki dan menjadi bagian dalam hidupNya, untuk memimpin dunia ini.

Yang pertama adalah Penguasaan Diri.

Ketika Ia memulai pelayananNya di bumi ini, Ia telah belajar mengenai penguasaan diri. Salah satu contoh, yaitu : tatkala Ia dicobai oleh iblis di padang gurun sebanyak tiga kali, Ia telah sanggup mengalahkan cobaan itu. KesanggupanNya dalam mengalahkan cobaan itu dikarenakan ia telah belajar akan penguasaan diri, yaitu melalui puasa selama 40 hari (Matius 4:1-11). Memang Yesus itu lahir dari Roh dan firman, tetapi ia terdiri dari daging juga. Tuhan Yesus mengerti bahwa dengan penguasaan diri, maka cobaan iblis yang memancing hawa nafsunya untuk melakukan dosa dapat dikalahkan. Dan perlu kita tahu bahwa Roh Allah dapat bekerja dengan leluasa apabila penguasaan diri ada dalam diri kita dan keinginan daging telah ditaklukkan. Memang, secara tidak sadar kadang-kadang muncul pertanyaan : “Mengapa Roh Allah tidak dapat bekerja secara luar biasa, apakah metode-metode atau program yang kita lakukan kurang bagus ?. Roh Allah tidak bekerja secara luar biasa bukan karena metode atau program yang kurang bagus, tetapi semuanya itu disebabkan oleh karena kita masih hidup dalam kedagingan dan hawa nafsu. Oleh karena itu, saat kita sedang berpuasa untuk melatih penguasaan diri kita, maka Roh Allah itu akan muncul dan bekerja secara luar biasa. Namun berapa banyak orang justru memadamkan atau mendukakan Roh dengan kedagingannya. Jadi kalau kita mengikut Kristus, dan Roh Allah berkuasa dengan sepenuhnya atas kita, maka kita akan sanggup melakukan perkara yang besar. Sebab semakin kita hidup dalam penguasaan diri maka Roh Allah semakin muncul dalam kehidupan kita dan kuasa Tuhan akan bekerja tanpa batas. Apabila kita menggunakan pedoman penguasaan diri maka segala karunia buah-buah Roh Kudus akan muncul dengan subur. Dan apa artinya kita berpendidikan tinggi tanpa adanya penguasaan diri dalam hidup kita. Dan ini bukan berarti kita tidak boleh berpendidikan tinggi, tetapi yang dimaksud disini adalah : penguasaan diri merupakan prioritas utama.

Hal yang kedua adalah Taat Terhadap Kehendak Tuhan (Obey The Lord)

Selain penguasaan diri, ada hal yang tidak kalah pentingnya yaitu ketaatan. Kita semua tahu bahwa manusia pertama kali jatuh dalam dosa disebabkan karena ketidaktaatannya terhadap kehendak Tuhan. Tetapi disini kita akan belajar dari pemimpin agung kita yaitu Tuhan Yesus mengenai ketaatan. Sejauh mana ketaatan daripada Tuhan Yesus terhadap Bapa ? ketaatan Tuhan Yesus terhadap Bapa adalah sampai kematiannya di atas kayu salib, seperti yang tertulis dalam Filipi 2:5-11 “. . . . . Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Memang secara manusia, Tuhan Yesus tidak sanggup menghadapi pergumulan yang sedang Ia jalani yaitu harus mengalami penderitaan yang berat, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Karena terlalu beratnya penderitaan yang Ia tanggung, sampai Tuhan Yesus berdoa sebanyak tiga kali dengan kata-kata yang sama seperti yang tertulis dalam Matius 26:39 “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Tetapi oleh karena ketaatanNya, Ia menyerahkan sepenuhya ke dalam tangan Bapa, walaupun berat rasanya untuk dapat menanggung semua penderitaan itu. Dan pada akhirnya Ia ditinggikan dan diberi kuasa baik di bumi maupun di surga.

Selain kita belajar dari ketaatan Tuhan Yesus, kita akan melihat contoh tokoh lain yang juga taat terhadap kehendak Tuhan, yaitu Abraham. Ketika Abraham menantikan untuk mendapatkan seorang anak Ia menunggu sampai usia yang sangat lanjut. Dan ketika janji untuk mendapatkan seorang anak sudah tergenapi, lalu Tuhan berkata supaya anak itu dipersembahkan kepada Tuhan. Walaupun secara manusia ia merasa kecewa, tetapi karena ketaatannya justru membuahkan hasil yang luar biasa. Dimana Tuhan menjadikan Abraham sebagai bapa segala bangsa dan keturunannya menjadi bangsa yang besar sesuai dengan janji Tuhan.

Melalui penjelasan diatas, marilah kita senantiasa belajar hidup dalam penguasaan diri dan taat terhadap kehendak Tuhan, supaya kita tetap berkenan di hadapan Tuhan dan pelayanan kita tidak sia-sia. Amin.