Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Tuesday, September 27, 2011

Jangan Undur Dari Iman Percayamu !



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
(Yohanes 20:30-31)


Saudara, seluruh tanda ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus telah tercantum dalam ayat-ayat yang telah kita baca, supaya kita percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mesias adalah Allah yang menjadi manusia.

Dan setiap orang yang mengaku bahwa Yesus adalah Mesias atau Anak Allah, maka di dalam kehidupan orang tersebut ada sesuatu yang luar biasa, yaitu adanya kuasa ilahi yang bekerja pada orang itu karena Roh Allah tinggal di dalamnya.Salah satu contoh adalah Simon, tatkala ia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, maka namanya berubah. Bukan lagi Simon, tetapi Petrus (batu karang). Dan disinilah terjadi kelahiran baru. Di dunia ini banyak orang ingin manunggal dengan Tuhan melalui berbagai macam cara, termasuk melalui agama-agama yang ada, tetapi tidak ada yang berhasil, kecuali mereka percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.

Sementara Roh dan Firman Allah bekerja dalam jiwa kita, maka di dalam tubuh yang fana ini ada sesuatu yang ilahi. Saudara, ada tanda-tanda lain yang dibuat oleh Yesus, diantaranya air diubah menjadi anggur, orang kusta disembuhkan, orang buta sejak lahir disembuhkan sehingga dapat melihat, orang yang bongkok selama 38 tahun disembuhkan sehingga dapat berdiri tegak, orang muda Nain yang mati dibangkitkan, anak Yairus yang sekarat dan mati dibangkitkan, bahkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari telah dibangkitkan, dan sebagai klimaksnya adalah Ia telah mati di atas kayu salib, lalu dikuburkan dan pada hari yang ketiga Ia bangkit.

Oleh sebab itu janganlah kita undur dari iman percaya kita, tetapi hendaklah kita tetap percaya kepadaNya. Saudara, Allah yang telah menjadi manusia ini adalah Allah yang sama dengan Allah yang telah memberkati Abraham. Secara pribadi, Abraham diberkati termasuk Sarah; mereka menunggu janji Allah yang disampaikan dengan sumpah. Allah menyelamatkan Abraham bukan hanya dibumi ini saja, tetapi hidup yang kekal. Sumpah ini dijanjikan sampai pada keturunannya, pertama-tama keluarga, kemudian anaknya yaitu Ishak, kemudian Yakub. Dan melalui Yakub inilah berkat Tuhan tersebar.

Janji Allah untuk memberkati manusia tidak dibatasi oleh suatu bangsa, sebab siapa yang menerima Yesus akan diselamatkan. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar mengucap syukur dan memperhatikan tanda-tanda yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebab banyak orang Kristen yang undur dari iman. Mereka juga melihat mujizat, tetapi mereka meremehkannya. Padahal, apabila seseorang mensyukuri mujizat yang telah diberikan oleh Tuhan, maka mujizat yang lebih besar akan diterima oleh orang tersebut. Dan apabila saat ini kita sedang mengalami persoalan yang berat, maka janganlah kita bersungut-sungut atau undur dari iman kita, sebab mujizat yang besar akan kita alami.

Memang, sementara kita mengalami persoalan atau pergumulan itu sulit untuk mengucap syukur, bahkan seringkali muncul pertanyaan dalam diri kita : mengapa persoalan ini menimpa saya, atau mengapa aku harus lahir di dunia ini ?. Saudara, ketahuilah bahwa ketika kita mengalami persoalan, dan kita mau belajar mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi, maka kekuatan dari Allah itu akan muncul dalam kehidupan kita. Sehingga pada akhirnya kita mampu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dan juga, janganlah sekali-kali kita menyesali atas kehadiran kita di dunia ini, sebab Allah mempunyai maksud dan rencana atas kehidupan kita yaitu melakukan perkara yang besar bersama Dia.

Seperti halnya bangsa Israael yang sempat tinggal di Mesir dan mereka diperhambakan oleh Firaun. Dimana mereka disuruh membangun kota Mesir dengan peluhnya, tetapi oleh kasih dan kemurahan Tuhan maka mereka dibawa keluar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian di bawah pimpinan Musa. Demikianlah kita yang dulunya hidup dalam perbudakan dosa, tetapi melalui pengorbananNya di atas kayu salib kita diselamatkan. Dan kita tahu bahwa upah dosa adalah maut. Selain itu, transisi dari dosa kepada maut telah didahului oleh malapetaka, sakit penyakit, kecelakaan dan musibah yang lainnya. Tetapi transisi yang kita alami sekarang tidak menuju maut tetapi menuju hidup yang kekal karena kita percaya kepada Kristus.

Saudara, orang Israel yang ada di Mesir seharusnya memperhatikan mujizat Tuhan secara teliti, karena saat mereka dibawa keluar oleh Musa dari perhambaan untuk masuk di tanah Kanaan, sebenarnya Tuhan membedakan bahwa ada beberapa tulah yang terjadi di Mesir, diantaranya : air menjadi darah, katak dan lain sebagainya, tetapi orang Israel tidak mengalami tulah tersebut, sebab Allah membedakan antara orang yang percaya dengan orang yang tidak percaya. Bahkan, ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel diberikan bekal (disangoni = bahasa Jawa) kekayaan orang Mesir. Tetapi ditengah perjalanan mereka harus menyeberang laut Kolsom, sedangkan dibelakang mereka dikejar oleh musuh, sehingga mereka mengalami jalan buntu. Dan hal ini sering dialami oleh orang Kristen.

Tetapi orang yang percaya kepada Kristus dengan sungguh-sungguh tidak ada jalan buntu, sebab Tuhan akan membuat jalan bagi kita. Dan saat mereka haus, mereka hendak minum air tetapi airnya pahit. Seperti halnya kita yang sering mengalami sesuatu yang rasanya pahit. Tetapi janganlah kita kecil hati sebab apabila kita bersama Tuhan Yesus, maka air yang pahit akan diubah menjadi air yang menyegarkan. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka telah kehabisan bahan makanan, mereka mulai bersungut-sungut. Tetapi puji Tuhan, mereka tetap mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan dengan diturunkan mana dari surga, sehingga mereka tidak mati kelaparan.

Jadi, melalui penjelasan-penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa selama kita tidak undur dari iman kita dan tetap perpegang pada janji Tuhan yang disertai dengan ucapan syukur, maka kita akan dipelihara oleh Tuhan sampai kesudahannya dan kita akan memperoleh hidup yang kekal.

Amin.

Wednesday, September 21, 2011

Kuasa Urapan Allah




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”. . . . . apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat . . . . ”
(Mazmur 8:1-10)

Dalam Mazmur 8 ini berbicara tentang kelahiran baru. Bagi kita yang sudah mengalami proses kelahiran baru, tentunya dengan sendirinya telah mendapatkan urapan Allah. Dan urapan Allah ini yang akan membawa kita pada pertumbuhan kedewasaan rohani.

Kadang-kadang oleh karena lingkungan hidup kita, atau cobaan yang begitu berat telah menimpa kita, sehingga kerap kali kita undur dari iman. Padahal, saat kita undur dari iman, maka urapan yang Allah berikan itu tidak akan pernah kita nikmati. Saudara, ketika kita lahir baru, maka kita diperlengkapi oleh kuasa. Namun banyak orang Kristen yang kehilangan kuasa tersebut, bahkan sebagian orang Kristen tidak mengakui atau menghormati pekerjaan Roh Kudus. Sehingga kuasa urapan yang seharusnya mereka nikmati, justru mereka tidak menikmatinya. Bukankah firman Tuhan dalam Yohanes 1:12 berkata : “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”

Dan dalam Mazmur 8:6 telah dikatakan : “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, . . . .”. Saudara, maksud dari ayat ini adalah untuk menegaskan bahwa kita yang telah mengalami kelahiran baru akan dibuatnya seperti Yesus, dalam pengertian bahwa apa saja yang telah dikerjakan oleh Yesus selama di dalam dunia ini akan kita kerjakan pula bahkan lebih besar; sebab firman Tuhan yang terdapat dalam Yohanes 14:12 telah berkata : “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu . . . .” Diantaranya mengalahkan iblis, mengusir kuasa kegelapan, tumpang tangan atas orang sakit dan orang itu akan sembuh, mencelikkan orang buta, bahkan orang matipun dibangkitkan dan hal lainnya. Dan seluruh pekerjaan besar yang akan kita lakukan tersebut merupakan dampak dari urapan Allah, tatkala kita telah lahir baru yaitu menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, serta bertobat dari perbuatan dosa. Dan saat ini kita akan belajar mengenai urapan yang mendasari beberapa hal diantaranya :

Urapan Dasar Iman
Hal ini dapat kita lihat dalam Injil Markus 16:17-18 yang berbunyi : “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Dalam ayat ini terdapat kata-kata “tanda-tanda ini” yang berarti kuasa urapan. Dan kuasa urapan inilah yang akan menyertai bagi orang beriman untuk mencapai pertumbuhan iman, yang pada akhirnya sampai pada kesempurnaan. Urapan Allah tidak boleh kita remehkan, karena urapan Allah yang akan melengkapi kita dalam melakukan segala tugas Allah yang kita emban.

Urapan Dasar Pengharapan
Hal ini dapat kita selediki dalam I Petrus 1:3-5 yang berkata “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Dalam ayat diatas terdapat kata-kata “kepada suatu hidup yang penuh pengharapan”. Dan kata “kepada” telah menunjukkan adanya suatu proses untuk mencapai hidup yang berpengharapan. Dan yang mendasari proses tersebut adalah kelahiran kembali (yang didalamnya terdapat urapan Allah). Sehingga pengharapan tersebut bagaikan sauh yang kuat, yang akan mengikat kita untuk tetap hidup dalam segala jalanNya. Sampai pada akhirnya firman Tuhan yang terdapat dalam Amsal 23:18 benar-benar terjadi dalam kehidupan kita, yaitu yang mengatakan : “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Sedangkan orang yang kehilangan pengharapan sama dengan kehilangan masa depan. Oleh sebab itu apabila saat ini kita mengalami berbagai pergumulan ataupun jalan buntu tetaplah bersukacita sebab kita masih memiliki pengharapan untuk bangkit dan menang. Sebab kita telah ditentukan sebagai pemenang, bahkan lebih dari pemenang.

Urapan Dasar Kasih
Apabila kita membaca dalam Mazmur 127:1-2 yang berkata : “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Maka kita akan menemukan kalimat yang berkata “Ia memberikannya kepada yang dicintaiNya pada waktu tidur.” Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dibawah kolong langit ini akan sia-sia apabila tanpa didasari kasih Tuhan. Sebab kasih Tuhan itu lebih dari emas, perak dan permata termasuk seluruh isi dunia ini. Dan kasih Tuhan itu tidak pernah dipengaruhi oleh keadaan karena kasih Tuhan itu sempurna adanya. Hal ini dapat kita lihat dalam Roma 8:35-38 yang berbunyi : “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang ?. Jadi, apabila kita mencintai dan dicintai oleh Tuhan maka kita akan dipelihara Tuhan bahkan tidurpun kita diberkati; namun bukan berarti kita boleh malas bekerja atau memperbanyak waktu tidur kita. Sebab yang dimaksud dari ayat tersebut adalah bahwa kasih dan berkat Tuhan dicurahkan terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu. Oleh sebab itu, biarlah urapan Allah tetap tinggal dalam kehidupan kita, supaya kehidupan kita benar-benar memiliki arti.

Lalu, bagaimana supaya urapan Allah itu tetap tinggal dalam kehidupan kita ?
Kita mau ditegur oleh firman Allah; terlebih itu kita mau berubah (bertobat).

Amin.

Sunday, September 18, 2011

Mata Tuhan Sedang Menjelajah Seluruh Bumi

Pdt Agus Gunawan

Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.
(2 Tawarikh 16:9)

Dalam ayat di atas dituliskan bahwa “. . . mata Tuhan sedang menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hari terhadap Dia”. Mata Tuhan menjelajah karena banyak dari orang yang tidak bersungguh hati lagi terhadap Dia. Hati yang bersungguh pada Tuhan adalah hati yang loyal dan penuh komitment kepada Tuhan. Contoh yang dapat kita ambil dari Alkitab adalah Ruth.

Pada jaman para hakim di Israel ada kelaparan dan Elimelekh beserta istri dan kedua putranya pergi meninggalkan Betlehem. Sampai di Moab kedua anaknya menikah dengan gadis Moab. Akan tetapi Elimelekh dan kedua putranya kemudian meninggal. Naomi memutuskan untuk kembali ke Israel dan meminta kedua menantunya, Orpa dan Ruth, untuk meninggalkannya. Akan tetapi Ruth tetap loyal dan setia mengikut Naomi karena Ruth sudah percaya kepada Tuhan Naomi. Ada lima hal yang dapat menguji kesetiaan yaitu uang, keberadaan (supply), krisis iman, kritik dan waktu. Ruth mengalami semua ini. Ia tahu bahwa Naomi tidak memilik uang. Ia tahu bahwa Naomi tidak memilik anak yang dapat menikah dengannya. Ia tetap percaya kepada Tuhan Naomi. Ia siap menghadapi kritik dari orang-orang Israel. Ia tidak takut menunggu waktu Tuhan.

Apa yang bisa kita contoh dari Ruth adalah bahwa ketika kita bersungguh hati, Tuhan akan menunjukkan kedahsyatan-Nya. Ia akan mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga dan melindungi kita. Selain itu kita juga tetap percaya akan janji Tuhan. Kita makan firman, baca firman, merenungkan firman dan bernafas firman.

Mari kita ganti cara pandang kita dan biarlah kita seperti Ruth untuk bersungguh hati kepada Tuhan dan mengikuti Dia selamanya.

Amin.

Tuhan Yesus memberkati.

Tuesday, September 13, 2011

Masuk Alam Supranatural



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. . . . . . “
(Matius 14:22-33)

Keadaan jaman saat ini semakin buruk, dan situasi dunia pun semakin tidak menentu; baik ditinjau dari segi keamanan, ekonomi, hukum dan lain sebagainya. Hal ini telah membuat banyak orang mengalami ketakutan, bahkan berapa banyak iman orang percaya mulai berguguran satu persatu dan mereka merasa bahwa tidak ada harapan untuk hidup lebih baik di masa mendatang. Karena seolah-olah ada angin sakal yang sedang berhembus dibumi ini. Suasana atau keadaan seperti ini pernah dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus ketika mereka berada dalam perjalanan menuju Betsaida seperti yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus dengan mengendarai perahu. Saat mereka pergi menuju ke Betsaida, Tuhan Yesus tidak bersama mereka karena Ia sedang berdoa.

Maksud dan tujuan Tuhan Yesus menyuruh mereka pergi mendahuluiNya adalah Tuhan Yesus akan melatih hidup mereka untuk masuk dalam alam supranatural, sebab mereka akan diperhadapkan dengan tantangan yang tidak dapat diselesaikan dengan kekuatan alamiah tetapi harus dengan kekuatan supranatural (supra alamiah). Adapun tantangan yang hendak mereka hadapi adalah angin sakal yang sanggup merenggut nyawa mereka. Oleh karena itu Tuhan Yesus memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar masuk dalam alam supranatural, sebab selama Tuhan Yesus melakukan pelayananNya di bumi ini selalu disertai dengan perkara-perkara yang supranatural, diantaranya peristiwa perkawinan di Kana yaitu air diubah menjadi anggur, orang buta dicelikkan, orang lumpuh dapat berjalan dan lain sebagainya. Dan inilah alasan mengapa Tuhan Yesus menyuruh mereka untuk mendahuluiNya.

Tujuan daripada Tuhan Yesus ini tidak hanya ditujukan pada murid-muridNya pada waktu itu saja, tetapi hal ini juga ditujukan kepada kita yang percaya kepada Tuhan Yesus, sebab dalam Injil Yohanes 14:12 telah dikatakan “Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.


Dan selama kita dilatih untuk masuk dalam alam supranatural dengan diperhadapkan berbagai tantangan, apakah Dia melihat kita dengan tertawa ? TIDAK. Lalu, apakah yang Tuhan Yesus lakukan ketika kita sedang menghadapi tantangan hidup ini ? DIA BERDOA UNTUK KITA, supaya kita menang atas persoalan yang ada. Dan bukti bahwa Tuhan Yesus berdoa bagi sampai sekarang, maka kita akan membaca dalam Yohanes 17:9-10 “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.”

Dari beberapa penjelasan mungkin timbul pertanyaan : “bagaimana kami dapat masuk dalam alam supranatural ?” Kita tetap memandang Tuhan Yesus sebagai juru selamat kita, dan tidak sekali-kali terpengaruh oleh keadaan sekeliling kita, karena kita sedang berjalan diatas kemustahilan. Namun apabila kita terpengaruh oleh keadaan sekeliling kita, maka kita akan tenggelam dalam persoalan yang ada, seperti yang dialami oleh Petrus yaitu ketika ia sedang berjalan diatas air untuk mendapatkan Tuhan Yesus, ia mulai bimbang karena ia merasakan tiupan angin disekelilingnya; dan akhirnya Petrus tenggelam walaupun anginnya tidak kencang. Dan saat ia tenggelam ia sempat berteriak untuk minta tolong kepada Tuhan, lalu akhirnya Tuhan mengangkat Petrus dan menyelamatkannya. Setelah Tuhan menolong Petrus, maka Tuhan Yesus menegur Petrus, kataNya : “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Matius 14:31).

Kejadian atau persoalan yang Petrus alami ini tidak jauh bedanya dengan apa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari walaupun dalam kasus yang berbeda. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah : apakah kita mau hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dengan pandangan yang hanya tertuju kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat ?. Karena tatkala kita mengambil keputusan untuk hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan senantiasa memandang Tuhan, maka persoalan mulai datang dalam kehidupan kita. Dan ketika persoalan itu datang, ternyata kita seringkali lupa dengan apa yang sudah menjadi keputusan dalam kehidupan kita yaitu senantiasa memandang Tuhan. Oleh karena itu, supaya kita tetap konsisten dengan apa yang sudah menjadi keputusan kita maka kita harus senantiasa mengandalkan kekuatan Roh Kudus dan hidup melekat denganNya. Maka firman Tuhan, seperti yang tertulis dalam Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.“ akan terjadi dalam kehidupan kita.

Saudara, biarlah melalui kisah daripada Petrus ini menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita, supaya kita senantiasa bergantung pada Tuhan (mengandalkan kekuatan Roh Kudus) dan jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan kita sendiri, walaupun kita punya kedudukan, jabatan atau kekayaan, semuanya itu hanya sementara dan sifatnya berubah-ubah, tetapi kalau kita mengandalkan Tuhan maka kita tidak akan tergoyahkan oleh apapun juga, sebab Dia adalah batu karang yang teguh. Selanjutnya pandangan kita hanya tertuju kepada Kristus yang memberi kekuatan dan kehidupan kekal. Seberapapun besar tantangan yang sedang kita hadapi saat ini, percayalah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Ia akan memberi kemampuan sehingga kita sanggup menghadapinya dan menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang sebab kita masuk dalam alam supranatural. Dengan demikian maka nama Tuhan dipermuliakan.


Amin

Monday, September 12, 2011

Karena Itu Sangatlah Penting Agar Kita Selalu Menguatkan Iman Dan Rohani Kita

Pdt Agus Gunawan

Ibrani 4:12

Peperangan yang kita lakukan bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan setan. Karena itu sangatlah penting agar kita selalu menguatkan iman dan rohani kita dengan suka membaca, merenungkan, menghafal, mengucapkan, mendoakan, percaya dan beriman kepada firman Tuhan. Setan adalah lawan kita karena ia adalah pendakwa kita yang mendakwa kita dihadapan Tuhan 24 jam tujuh hari secara terus-menerus.

Sering kali kita terpengaruh di dalam hati dan pikiran kita, kemudian mulai menjadi ragu karena iblis yang membisikkan hal-hal yang negatif kepada kita. Akan tetapi jika kita penuh dengan firman Tuhan dan mencintai Dia dengan sepenuh hati maka kita akan tahu dan sadar bahwa kita adalah lebih dari pada pemenang dan jalan kita akan terus naik. Kita perlu tahu dan bersukur bahwa Yesus dan Roh Kudus selalu membela kita di hadapan Tuhan terhadap dakwaan dari iblis.

Ketika kita mulai ada keraguan dalam hati dan pikiran maka itu menandakan bahwa kita mulai kendor dan kurang membaca serta melakukan firman. Tuhan adalah Bapa kita yang baik yang akan selalu memberikan yang terbaik kepada kita sesuai dengan waktu-Nya. Amin.

Tuhan Yesus memberkati.

Sunday, September 4, 2011

Pelayanan Roh




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” (Galatia 5:24-25).

Ayat Bacaan : Galatia 5 : 24 - 25

Kita telah menjalani Puasa Raya 40 Hari. Walaupun ada beberapa orang yang mengalami kejenuhan ketika ambil bagian di dalamnya. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Hal tersebut terjadi oleh karena orang tersebut kurang memahami arti daripada puasa. Dan berapa banyak orang mempunyai pengertian bahwa puasa itu hanya sekedar tidak makan ataupun tidak minum.

Padahal makna daripada puasa itu sangat dalam, seperti yang tertulis dalam Yesaya 48:6-12, yang berbunyi : “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu . . . . . . . . “. Jadi puasa itu pada intinya adalah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, seperti yang tertera pada ayat diatas.

Lalu, apa tujuan selanjutnya setelah kita menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya ?
Tujuan selanjutnya yaitu kita akan dibawa masuk dalam pelayanan Roh. Sebab saat kita masuk dalam doa dan puasa, dan tubuh kita menjadi lemah, maka saat itulah Roh Kudus akan dominan dalam kehidupan kita. Dan apabila Roh Kudus dominan dalam kehidupan kita, maka mujizat dan keajaibanNya akan dinyatakan. Mungkin, saat ini kita sedang mengalami pergumulan yang berat dan seolah-olah kita sedang menghadapi jalan buntu, maka saat inilah kita akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar seperti yang Yesus lakukan bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar (Yohanes 14:12-14). Kita akan menemukan banyak jalan keluar, sebab Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Ia tidak pernah bekerja hanya dengan satu cara atau satu metode. Oleh karena itu, saat kita masuk dalam doa dan puasa jangan sampai kita merasa menderita, tetapi sebaliknya, kita harus senantiasa bersukacita; sebab kemenangan yang gilang-gemilang sudah disiapkan bagi kita.

Memang, untuk mengerti akan hal ini tidak mudah. Yohanes 3:8 berkata, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Jadi Roh Kudus mulai berkarya dalam kehidupan orang yang percaya kepada Kristus atau dengan istilah lain “Kelahiran Baru.” Orang yang lahir dari Roh merasakan “angin yang bertiup” dan angin itu mengarahkan orang tersebut untuk melangkah kepada satu jurusan dan inilah yang disebut dorongan Roh Kudus. Yohanes 16:8-11 mengisyaratkan kepada kita bahwa Roh Kudus menginsyafkan kita akan dosa, kebenaran, dan penghakiman.

Setelah kita mengerti hal di atas mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita : “jikalau kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus, lalu mengapa “Pelayanan Roh” harus disertai dengan doa dan puasa ? Apakah tidak cukup dengan Roh Kudus saja ? II Korintus 3:1-6 memberikan pejelasan kepada kita tentang Pelayanan Roh. Kita adalah surat Kristus yang ditulis oleh Roh Kudus agar hidup kita bisa dibaca oleh semua orang atau dengan kata lain bahwa kita adalah surat yang terbuka. Tetapi banyak gereja terjebak dalam program “character building.” Memang hal ini bukan merupakan sesuatu yang salah. Tetapi, kalau kita perhatikan bahwa “character building” sama artinya “surat yang ditulis dengan tinta”, dan hukum yang tertulis sifatnya mematikan, karena tidak ada seorangpun yang dapat menggenapi sepuluh Hukum Allah. Lalu, mengapa “hukum” itu mematikan? Apa yang Tuhan kehendaki dengan sepuluh hukum Allah tersebut? Untuk dapat mengetahui jawabannya, maka terlebih dahulu kita membaca beberapa ayat yang tertulis dalam Galatia 3:24-27.

Hukum ini tidak statis atau tidak tetap sebagai hukum saja sehingga umat Tuhan harus menurut hukum tersebut, karena dalam Injil Matius 22:34-39 telah menjelaskan kepada kita bahwa hukum ini telah menjadi hukum Roh. Kita berdoa puasa agar Roh Kudus yang dalam diri kita lebih dominan dan membentuk kita, serta menjelaskan tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman. Dan perlu kita ketahui bahwa ada perbedaan antara hukum tertulis dengan hukum Roh. Salah satu contoh yang sederhana adalah : Ketika seseorang telah berzinah, maka orang tersebut baru dikatakan berdosa (menurut hukum tertulis), sedangkan dalam hukum Roh tidak demikian. Sebab ketika seseorang baru berfikir untuk berbuat zinah, maka orang tersebut dapat dikatakan sudah berbuat dosa. Kita semua percaya bahwa Roh Kudus sudah berada di dalam diri kita sejak kita percaya kepada Tuhan Yesus. Dan apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, maka diri kita akan disucikan atau dikuduskan, baik luar maupun dalam. Inilah bukti bahwa Allah sangat mengasihi kita. Dan begitu sebaliknya, biarlah kita menunjukkan kasih kita kepada Dia dengan jalan hidup dalam kekudusan. Sebab kita mengasihi Tuhan bukan didasari oleh aturan, melainkan didasari oleh batiniah kita. Dan inilah merupakan salah satu alasan mengapa kita harus masuk dalam pelayanan Roh. Selain itu, dengan pelayanan Roh, maka kita akan masuk dalam penuaian yang luar biasa bagi Allah dan kita akan menjadi surat Kristus yang terbuka.

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah : apakah kita tetap “diancam” oleh Sepuluh Hukum Allah setelah mendapat pengampunan dosa ? Tidak. Sebab pelayanan dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Roh yang menghidupkan bukan dengan tinta. Saat ini penekanan pada gereja Tuhan bukan hanya kepada yang tertulis saja, tetapi tentang Roh. Roh itulah yang akan memimpin kita, karena Roh Kudus ada di dalam diri kita masing-masing. Roh Kuduslah yang menulis dalam kehidupan kita untuk menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh semua orang. Dan ketika kita masuk dalam doa dan puasa, maka kita harus tetap bersukacita, karena sementara kita mematahkan keinginan daging, hawa, nafsu, dan hal-hal yang membawa pada kebinasaan, maka Roh Kudus mulai berkarya secara dominan dalam hidup kita dan membentuk kita menjadi “surat Kristus yang terbuka.”

Amin.


Menyala-nyala Dalam Tuhan

Pdt. Agus Gunawan

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
(Matius 3:11)

Melalui ayat bacaan di atas kita belajar bahwa Tuhan sudah memberikan dan membabtis kita dengan Roh Kudus dan karena itu kita harus bisa untuk menyala-nyala dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus selalu menyala-nyala dalam melayani Tuhan dan jangan biarkan api Roh Kudus yang ada dalam kita menjadi lemah dan padam. Ketika kita dibaptis dengan Roh Kudus kita akan menjadi menyala-nyala dan bersemangat.

Dalam 2 Raja-raja 13 diceritakan Elisa yang sudah hampir meninggal masih menyala-nyala dalam membantu raja Yoas. Dia memerintahkan raja Yoas untuk memukulkan anak panah yang ia lepaskan ke tanah, tetapi raja Yoas hanya memukulkan tiga kali. Tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh raja Yoas, akan tetapi yang ia lakukan juga menunjukkan bahwa ia tidak menyala-nyala. Jika ia menyala-nyala maka ia akan memukulkan anak panah itu lebih dari tiga kali dan dengan demikian akan mengalahkan bangsa Aram sampai habis.

Kemudian kita bisa juga melihat melalui kehidupan Esau yang menjual hak kesulungannya dengan semangkuk kacang merah. Esau tidak menyala-nyala dalam memandang hak kesulungannya, sedangkan Yakub sangat menyala-nyala. Tidak seperti Esau yang lebih memilih tinggal di padang, Yakub lebih suka tinggal di rumah dan dengan demikian menghabiskan hari-harinya dengan Abraham. Melalui Abraham, kakeknya, Yakub belajar tentang kasih Tuhan dan segala berkat serta keajaiban yang telah dan akan terus diberikan-Nya.

Marilah kita kembalikan roh mula-mula, yaitu roh yang menyala-nyala dalam Tuhan. Mari kita juga menyala-nyala dengan janji-janji Tuhan, karena janji-janji Tuhan adalah ya dan amin.

Tuhan Yesus memberkati.

Mata Yang Tertuju Pada Yesus



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”
(I Korintus 10:1-4 )

Ayat bacaan : I Korintus 10:1-4


Ditengah-tengah keadaan jaman yang semakin buruk, kita temukan banyak orang-orang yang mulai menyimpang dari norma-norma kehidupan yang sebagai mana mestinya harus mereka lakukan. Dan banyak orang mulai kehilangan akal sehat, semata-mata hanya oleh karena materi. Dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang di luar Tuhan, tetapi beberapa anak Tuhanpun juga melakukan hal yang sama dengan apa yang mereka lakukan. Untuk itu marilah kita renungkan ayat bacaan diatas sebagai landasan kita untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus dan mata yang tertuju kepada Yesus.

Pada ayat bacaan di atas sangat berkaitan dengan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan (Mesir) untuk menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Sepanjang perjalanan Allah telah menyatakan perlindunganNya atas mereka, sehingga bangsa Israel dengan mata kepala mereka sendiri telah melihat bahwa Allah sangat memperhatikan mereka. Dan bukti penyertaan Allah diwarnai tanda khusus yang berupa tiang awan pada siang hari, selain supaya mereka tidak mengalami panas terik yang begitu menyengat, dan tiang api pada malam hari yang memberi kehangatan (Keluaran 13:20-22).

Pada kalimat berikut terdapat kata-kata “dibawah perlindungan awan dan melintasi laut” yang digambarkan sebagai baptisan. Karena hal ini merupakan gambaran kelahiran baru yaitu dengan keluarnya mereka dari perbudaan (tanah Mesir), maka mereka harus mengalami peristiwa tersebut. Lalu, sejauh mana pentingnya kita harus mengalami kelahiran baru ? jawabannya ada di dalam Yohanes 3:5-7 : Jawab Yesus : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”

Dahulu mereka telah diperbudak yaitu dibawah kekuasaan Firaun, tetapi setelah dibebaskan maka mereka dipimpin oleh Allah sendiri. Walaupun dalam berbagai sisi mereka diperhadapkan dengan kondisi yang tidak menguntungkan yaitu baik dikejar-kejar oleh tentara Mesir dan dihadapan mereka terhalang oleh laut Kolsom, tetapi Allah menyatakan kuasaNya sehingga mereka dapat keluar dari kematian dengan melintasi laut kolsom yang terbelah menjadi dataran yang kering, sedangkan pasukan Mesir yang mengejar bangsa Israel harus mengalami kematian karena ditelan oleh laut Kolsom. Dan sejak saat itulah orang Israel disebut sebagai anak-anak Allah. Meskipun mereka harus masuk daerah padang pasir, tetapi mereka tetap digembalakan oleh Allah melalui perantaraan Musa. Dan suatu saat Musa diperintahkan untuk membuat bait Allah (Tabernakel), sebab Allah ingin bergaul lebih dekat lagi dengan umatNya (Keluaran 40:34-38).

Saudara, dalam kisah perjalanan bangsa Israel, Allah senantiasa menyatakan mujizat dan penyertaanNya sebagai bukti kasihNya terhadap bangsa Israel, selain Allah rindu supaya mata bangsa Israel hanya tertuju kepada Dia. Namun kenyataannya, dalam perjalanan hidup dan ibadah bangsa Israel pada waktu itu telah mengalami perubahan. Mereka tidak mencari Allah setiap hari, tetapi pandangan mereka cuma terfokus pada berkat-berkatNya saja (hal-hal jasmani). Misalnya apabila mereka tidak ada makanan maka mereka bersungut-sungut. Bahkan mereka sampai membuat patung lembu emas untuk disembah. Mereka tidak menyembah Allah secara langsung, sehingga ditengah perjalanan mereka banyak yang mati. Mengapa mereka sampai mengalami hal yang mengerikan ? Karena mata mereka tidak tertuju pada Allah maupun mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, melainkan mereka hanya mencari berkatNya saja (I Korintus 10:3-5).

Ternyata keadaan seperti ini tidak hanya terjadi pada jaman Musa saja, tetapi jaman Tuhan Yesuspun hal ini juga terjadi, dimana banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus karena dapat makan sampai kenyang, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:25-26“Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang (Yesus memberi makan lima ribu orang). Saudara, apakah keadaan seperti itu hanya terjadi pada jaman Musa atau pada jaman Tuhan Yesus ? Tidak !. Hal ini juga terjadi pada jaman sekarang, dimana banyak orang Kristen pergi gereja bukan untuk mencari Tuhan, tetapi yang mereka cari adalah berkat-berkatNya saja. Bukankah firman Tuhan mengatakan : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi hal utama yang perlu kita cari adalah si pemberi berkat, dan bukan berkatNya saja. Dan apabila hal ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita, maka apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (I Korintus 2:9).

Selain itu Allah juga menasehatkan kepada kita, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:27-29 : “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah? Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”

Saudara, beberapa gambaran dan nasehat di atas bertujuan supaya pandangan kita hanya tertuju pada Yesus, walaupun secara kasat mata kita tidak melihat tiang awan maupun tiang api, tetapi dengan iman kita telah memandang Allah dan perlindunganNya setiap hari.

Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita hanya kepada Yesus, karena keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, dan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Rasul 4:12).

Amin

Kota Perlindungan



Pdt Yusak Hadisiswantoro

Kasih karunia Tuhan dinyatakan dalam bentuk perlindungan dan pembelaan Tuhan terhadap umatNya. Seperti Firman Tuhan yang tertulis dalam mazmur 103:6 disebutkan: “TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas”. Apabila kita membaca Mazmur 142:1-8 kita akan menemukan doa Daud ketika ia sedang mengalami tekanan. Jika kita membutuhkan pembelaan Tuhan, maka Tuhanlah yang akan menjadi tempat perlindungan bagi kita.

Ada solusi bagi orang yang ingin mendapatkan perlindungan.Tuhan menyediakan kota-kota perlindungan bagi umatNya. Tuhan memberikan ketetapan yang tertulis dalam Yosua 20:1-9. Siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, dengan tidak ada niat lebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga kota-kota itu menjadi tempat perlindungan terhadap penuntut tebusan darah. Apabila ia melarikan diri ke salah satu kota tadi, maka haruslah ia tinggal berdiri di depan pintu gerbang kota dan memberitahukan perkaranya kepada para tua-tua kota. Mereka harus menerima dia dalam kota itu dan memberikan tempat kepadanya, dan ia akan diam pada mereka. Apabila penuntut tebusan darah itu mengejar dia, pembunuh itu tidak akan diserahkan mereka ke dalam tangannya, sebab ia telah membunuh sesamanya manusia dengan tidak ada niat lebih dahulu, dan dengan tidak menaruh benci kepadanya lebih dahulu. Ia harus tetap diam di kota itu sampai ia dihadapkan kepada rapat jemaah untuk diadili, sampai imam besar yang ada pada waktu itu mati. Maka barulah pembunuh itu boleh pulang ke kotanya dan ke rumahnya, ke kota dari mana ia melarikan diri.” Dan setiap orang yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana dan jangan mati dibunuh oleh tangan penuntut tebusan darah, sebelum ia dihadapkan kepada rapat jemaah.

Ada 6 kota perlindungan yang disebutkan dalam ayat 7-8. Kota tersebut pintu-pintu gerbangnya selalu terbuka. Kota perlindungan tersebut menggambarkan hubungan Tuhan bagi gereja Tuhan. Dalam kota perlindungan ada kemurahan dan keadilan. Kalau orang dinyatakan tidak bersalah maka ia boleh tinggal selamanya di kota tersebut, tetapi apabila salah maka ia akan dilepas untuk dihukum oleh penuntut darah.

Pada waktu di hadapan Allah, Dia tidak melihat kita yang bersalah tetapi melihat Yesus yang telah membenarkan kita, sehingga kita boleh tinggal di kota perlindungan untuk selama-lamanya ( 1 Yohanes 4:17 ). Yesuslah yang telah menjadi Pembela kita (Roma 8:34).

Enam kota perlindungan yang ditetapkan Allah tersebut adalah sebagai berikut:

1. KEDESH ( HOLY, RIGHTEOUS, SANCTIFIED )
Kedesh memiliki pengertian kudus, benar, disucikan. Kita sudah dikuduskan dan dibenarkan oleh Yesus. Kita dibenarkan karena anugerah dan kepercayaan kita kepada Yesus (Filipi 3:9). Dia menjadi Bapa kita, dan kita menjadi anak-anakNya laki-laki dan anak-anakNya perempuan (II Korintus 6:18).
Karena kita telah dibenarkan, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah (II Korintus 7:1).

2. SIKHEM ( SHOULDER )
Shoulder (bahu) mengekspresikan kekuatan yang siap menanggung beban. It express the power and readiness to bear burdens. Seperti yang telah terulis dalam Yesaya 53:4, ”Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.”

3. HEBRON ( FELLOWSHIP OF FRIENDS )
Yesus mau menjadi sahabat kita yang lebih karib dari pada saudara. Dosa telah memisahkan kita dari Allah. Jesus is the true of Hebron. Kita yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya telah diperdamaikan oleh darah salib Kristus (Kolose 1:20-21).

4. BEZER ( STRONG )
Kita memiliki pembela yang kuat karena Yesus pembela kita yang sangat kuat. Apabila seseorang memiliki persoalan hukum, maka ia akan dibela oleh seorang lawyer atau pengacara. Kalau pembela kita lemah, maka kita akan kalah dan masuk bui. Akan tetapi banyak para pengacara hebat yang memiliki nama besar tetapi gagal membela orang yang dibelanya dan akhirnya mereka masuk penjara.
Allah menjadi perlindungan kita yang kuat (Yosua 20:8). Bahkan di Nahum 1:7 disebutkan bahwa TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.

5. RAMOT ( EXALTED )
Ramot punya pengertian ditinggikan, dimuliakan. Yesus ditinggikan di atas nama segala nama, maka kita pun pasti akan ditinggikan dan dimuliakan oleh Tuhan. Kita akan memerintah bersama-sama dengan Dia dalam Kerajaan Allah.

6. GOLAN ( JOY )
Ketika Yesus lahir malaikat membawa khabar sukacita. KelahiranNya membawa sukacita bagi seluruh umat manusia. Tuhan merancang gereja ini menjadi tempat perlindungan bagi kita. Dalam menghadapi hidup ini kita sering alami kesulitan, tantangan, dan masalah yang kadang bisa menyebabkan rasa tertekan dan luka. Gereja Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi kita yang terluka dan alami aniaya.

Yesus adalah tempat perlindungan yang aman bagi kita. Jadikanlah Dia sebagai kota perlindungan kita.
* KEDESH : Yesus adalah kebenaran kita
* SIKHEM : Yesus adalah penanggung beban kita
* HEBRON : Yesus adalah sahabat kita
* BEZER : Yesus adalah pembela kita
* RAMOT : Yesus adalah kemuliaan kita
* GOLAN : Yesus adalah sukacita kita

Dalam Ibrani 6:18-20 disebutkan, ”…….supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”

Yesus telah menjadi imam besar bagi kita sehingga kita semua telah dibenarkan oleh korban Kristus dan boleh tinggal di kota perlindungan untuk selama-lamanya