Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Saturday, December 31, 2011

Dampak Dalam Hadirat Tuhan



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.”
(Keluaran 40:34-38)


Dalam ayat bacaan di atas telah menceritakan dimana kehadiranNya memenuhi kemah suci sampai musa tidak dapat masuk dalam kemah pertemuan sebab awan itu hinggap di kemah suci dan kemuliaan Allah memenuhi kemah suci. Untuk itu perlu saudara ketahui bahwa mulai hari ini sampai tahun depan dan sampai selanjutnya kemuliaan Allah ada pada kita. Ini tidak semua, tetapi selama saudara menghormati hadirat Tuhan pasti mendapat kemuliaan dari Allah. Saudara tidak perlu mengejar atau mencari nafkah dengan kekuatiran atau berusaha mencapai kedudukan yang tinggi, sebab saya (Pdt. Abraham Alex T.) percaya bahwa urapan Allah membawa saudara kepada kemuliaan Tuhan. Dan mulai hari ini, baik itu dalam rumah tangga, dalam pekerjaan maupun dalam masyarakat engkau mulai dimuliakan Tuhan. Ayat ini sederhana, dimana menceritakan bahwa ketika awan itu naik maka berangkatlah bangsa Israel, kalau awan itu tetap maka bangsa Israel tetap ditempat dan tidak melanjutkan perjalanannya.

Saudara ketika kita tinggal dalam hadiratNya maka kita mendapatkan kemuliaan yang luar biasa. Apapun keadaan dan kondisi kita. Dan pada waktu hadirat Tuhan datang, saudara terasa dingin dan panas tetapi saudara tidak menggigil. Demikian yang terjadi pada Musa dimana awan telah memenuhi kemah suci sampai Musa tidak dapat masuk bahkan imam-imam itu rebah karena imam-imam itu tidak tahan kemuliaan Tuhan. Suasana, kondisi maupun keadaan seperti ini tidak dapat di gambarkan dengan kata-kata namun dapat dirasakan dan dinikmati. Yang pasti di dalamnya mengandung damai sejahtera yang tidak dapat diceritakan.

Selanjutnya, apabila kita membaca dalam II Tawarikh 5:11-14, maka kita akan temukan ”para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. 5:12 Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. 5:13 Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN.

Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, 5:14 sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.” Dengan demikian saya (Pdt. Abraham Alex T.) rindu seluruh jemaat tenggelam dalam hadirat Tuhan yang dahsyat itu, karena seperti yang saudara ketahui bahwa tubuh kita adalah rumah Allah. Saudara, bangsa Israel waktu itu melihat dengan mata kepala bahwa kemuliaan Allah dinyatakan dan tentunya banyak terjadi mujizat.

Saudara, kita akan melihat beberapa peristiwa dimana kemuliaan Allah dinyatakan melalui kehadiranNya di tengah-tengah umatNya, seperti yang tertulis dalam II Samuel 6:1, dimana ”Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya.” Hal ini tidak ubahnya dengan gedung gereja ini yang memiliki kapasitas untuk memuat tiga puluh lima ribu orang. Untuk itu saya (Pdt. Abraham Alex T.) rindu gedung gereja ini dipenuhi jemaat yang memuji dan menyembah Dia. Dalam II Samuel 6:5-7 diceritakan bahwa ketika Daud mengusung Tabut Perjanjian tersebut menggunakan kereta, padahal seharusnya dipikul. Orang menyangka Tabut Perjanjian di lain tempat akan mengalami kematian rohani, sehingga harus diletakkan di atas kereta yang ditarik oleh lembu, padahal sebenarnya harus dipikul oleh empat orang. Bahkan oleh karena keteledorannya dalam memperlakukan Tabut Perjanjian (hadirat Tuhan) sehingga terjadi sesuatu yang fatal, dimana ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia.

Kalau kita kembali meneliti kata ”dipikul,” maka di dalamnya mengandung pengertian bahwa sidang jemaat harus memikul bersama-sama atau dengan kata lain melibatkan diri untuk memuji dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, sebab Tuhan ada di sini. Oleh sebab itu orang yang percaya bahwa Yesus ada dalam dirinya maka rohaninya menjadi hidup. Dalam kisah ini tidak hanya sampai pada pengusungan atau kembalinya Tabut Perjanjian pada bangsa Israel namun dampaknya setelah Tabut Perjanjian itu kembali. Dimana tabut perjanjian itu diangkut ke kota Daud dan kota Daud diberkati Tuhan, dan Daud menjadi raja bangsa Israel selama 40 tahun.

Dampak Tabut Perjanjian (hadirat Tuhan) tidak hanya terjadi di kota Daud saja, namun di tempat lainpun dampaknya juga luar biasa asalkan Tabut Perjanjian (hadirat Tuhan) dihormati, seperti yang tertulis dalam II Samuel 6:11-15, dikatakan : ”Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya, . . . . ”

Saudara, memang ada dua jalan kita dapat menerima firman Tuhan baik itu melalui penyampaian dari seorang hamba Tuhan maupun melalui membaca, tetapi kita juga mendengar dari dalam diri kita yaitu dari roh kita. Dan disitu akan keluar hikmat, akal budi dan wahyu. Karena dengan hikmat (wisdom) kita dipimpin oleh Roh Allah. Dan tidak masalah sejauh mana pertumbuhan kerohanian kita, karena yang terutama adalah Tuhan hadir dalam hidup kita.

Sebab dengan kehadiran Allah kita mengalami dampak yang luar biasa dimana kita dimuliakan Allah, amin.

Tuesday, December 13, 2011

Kuasa Yang Menopang Kita




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Sekian lama manusia hidup tanpa penyertaan Tuhan oleh akibat dosa (dengan kata lain bahwa manusia telah dilucuti oleh kuasa roh jahat), sehingga ketakutan menguasai manusia. Tetapi puji syukur, saat ini kita boleh mengenal Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan raja, sehingga kita mengalami proses kelahiran baru. Dan mulai saat itu pula kita dimeteraikan oleh Roh Kudus untuk menjadi anak-anak Allah.

Setelah kita dimeteraikan oleh Roh Kudus, maka kita dibaptis oleh Roh Kudus, yang pada perkembangan selanjutnya kita akan dipenuhi oleh Roh Kudus. Saudara, Roh Kudus merupakan pribadi Allah yang maha kuasa; namun kerapkali kita melecehkan, mendukakan atau bahkan melawanNya.

Mungkin timbul pertanyaan : “kapankah aku melakukan semuanya itu ?” ketika kita hendak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan Roh Kudus mengingatkan melalui firman yang telah kita baca atau kita dengar melalui hamba Tuhan, tetapi kita tidak mentaatinya, maka saat itulah kita sedang melecehkan, mendukakan ataupun melawan.

Untuk itu perlu kita sadari bahwa sejak kita percaya pada Yesus Kristus maka kita menjadi milikNya dan berada dalam rencanaNya yang besar. Oleh sebab itu, bagaimana mungkin kita dapat menentang Roh Kudus yang telah mem-back up kita untuk tetap dalam rencana Tuhan dan melakukan pekerjaanNya ?. Kata back up disini menunjukkan adanya suatu jaminan yang menyangkut kehidupan kita; baik secara rohani maupun jasmani. Dan orang yang mendapat dukungan atau ditopang (di-back up) oleh sesuatu yang lebih besar dari kemampuannya, maka orang tidak akan pernah mengalami takut atau kuatir.

Sebagai contoh yang sederhana adalah : Di dalam dunia perdagangan, apabila ada seorang pengusaha yang mendapat back up dari salah satu pejabat saja, baik itu Walikota, Gubernur, Menteri maupun pejabat yang lainnya, maka pengusaha tersebut memiliki percaya diri yang tinggi, meskipun back up dari dunia ini sifatnya tidak kekal dan kekuatannya terbatas. Tetapi puji syukur, bagi kita yang telah percaya dalam Kristus, karena di dalam diri kita ada pribadi yang mem-back up seluruh aspek kehidupan kita, dengan kuasaNya yang tak terbatas dan sifatnya kekal, yaitu Roh Kudus. Oleh karena itu, kita tidak perlu gentar atau takut dalam menghadapi segala pergumulan dalam hidup ini, karena kita sudah ditetapkan menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang.

Mari kita melihat salah satu sifat, kuasa maupun kemampuan daripada Roh Allah yang memberikan jaminan atas hidup kita, yaitu terdapat dalam II Timotius 1:7 “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” Lalu, apakah dengan tiga hal ini kita dijamin tidak takut lagi. Sebagai contoh, kita akan melihat kisah dari pada hamba Tuhan yang terdapat dalam Alkitab yaitu Yehezkhiel. Tatkala bangsa Israel melakukan tindakan yang jahat dimata Tuhan, maka Israel mengalami kehancuran. Tetapi Tuhan masih sayang kepada mereka, sehingga melalui perantaraan nabi Yehezkhiel dengan didasari kuasa Tuhan, maka bangsa Israel telah dibangkitkan menjadi bangsa yang besar. Dan kali ini kita akan perhatikan bagaimana pekerjaan Allah dinyatakan bagi orang-orang yang menghormati Roh Kudus.

Saat itu kuasa Tuhan meliputi Yehezkhiel dan membawanya keluar dengan perantaraan Roh-Nya, dimana Yehezkhiel dibawa ke tengah-tengah lembah dan diperlihatkan betapa banyak tulang-tulang kering daripada manusia yang bertaburan dan memenuhi lembah tersebut. Kemudian Tuhan berfirman kepada Yehezkhiel, bunyinya : “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali ?” Lalu, apa jawab Yehezkhiel ?” Yehezkhiel berkata : “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!” Jadi Yehezkhiel benar-benar mengetahui bahwa Allah sanggup atau memiliki kekuatan untuk melakukan segala sesuatu, termasuk tulang yang keringpun dapat dibangkitkan (dihidupkan). Dan yang menarik dari kisah ini adalah Allah berfirman kepada Yehezkhiel supaya dia bernubuat untuk tulang-tulang yang sudah kering ini menjadi hidup kembali (menjadi manusia yang seutuhnya), seperti yang telah diperintahkan Allah kepadanya.

Lalu apa yang terjadi setelah Yehezkhiel melakukannya ? saat itu telah terdengar suara yang berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain, kemudian urat-urat pada tulang-tulang itu mulai ada dan daging mulai tumbuh padanya, selanjutnya kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas. Lalu Allah berfirman supaya Yehezkhiel bernubuat agar mereka memiliki nafas hidup. Kemudian Yehezkhiel melakukan seperti yang telah diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan saat itu pula mereka yang telah mati menjadi hidup kembali dan menjadi suatu tentara yang sangat besar. (Yehezkhiel 37:1-10).

Saudara, kekuatan yang menyertai Yehezkhiel bukankah juga telah diberikan kepada kita melalui kuasa Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan kita?. Untuk itu janganlah kita takut, kuatir, gentar maupun putus asa; sebab Roh yang ada dalam diri kita lebih besar dari segala kekuatan yang ada di dalam dunia ini. Inilah saatnya kita bertindak untuk membangkitkan “tulang-tulang yang kering” (baik itu ekonomi, bisnis, rumah tangga, kerohanian atau pelayanan). Jangan tunda-tunda kesempatan untuk menghidupkan atau membangkitkan manusia-manusia rohani yang gagah perkasa untuk mengalahkan dunia yang penuh kejahatan dan kegagalan.

Seperti halnya apabila kita membaca di dalam Wahyu maka kita akan menemukan tujuh jemaat telah mendapat peringatan dari Tuhan supaya mereka bertobat, sebab dari ketujuh gereja yang ada dalam Wahyu ini menjadi gereja yang mati.
Untuk itu, hal ini mengingatkan kita, bahwa kita adalah surat Kristus yang ditulis bukan dengan tinta tetapi dengan Roh. Dan saat ini bukan waktunya untuk mementingkan diri sendiri, tetapi menyatakan kuasa yang membangkitkan kasih, karena kasih menutupi banyak dosa. Dan apabila kita hidup dalam kasih maka ketakutan itu akan lenyap.

Sebagai aplikasinya, kita menjadi berkat kepada setiap orang supaya nama Tuhan dipermuliakan dan banyak orang dipulihkan serta dimenangkan bagi kemuliaanNya. Tetapi apabila kita berbicara tentang kasih dan tidak ada buktinya maka sia-sialah apa yang kita bicarakan bahkan kita disebut sebagai pendusta, sebab firman Tuhan berkata : Jikalau seorang berkata : “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Saudara, melalui beberapa contoh dan penjelasan diatas biarlah membangkitkan semangat kita dalam menjalani hidup ini, karena Roh Kudus yang ada dalam diri telah sanggup mem-back up seluruh kehidupan kita, khususnya untuk melakukan rencana dan pekerjaan Tuhan yang besar.

Amin.

Thursday, December 8, 2011

Hidup Yang Diubahkan



Pdt. Abaraham Alex Tanuseputra

“Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.”
(Ibrani 11:32-34)

Dalam Ibrani pasal 11 telah dituliskan nama-nama para saksi iman yang dimulai dari Habel, Henokh, Abraham, Ishak dan Yakub, termasuk nama-nama yang tertulis di dalam ayat 32. Diantara nama-nama yang tertulis dalam ayat 32, kita akan mempelajari salah satu daripada saksi-saksi iman, yaitu Yefta.

Yefta adalah saksi iman yang memiliki level iman yang dipersamakan dengan Gideon, Barak, Simson, Daud, Samuel dan para nabi lainnya. Dalam hal ini, tentunya ada sesuatu dalam diri Yefta, sehingga imannya dipersamakan dengan para nabi yang telah disebutkan di atas. Sebelum kita meneliti lebih jauh iman daripada Yefta, terlebih dahulu kita akan melihat bagaimana latar belakang daripada Yefta. Sebab latar belakang Yefta benar-benar tidak mendukung dia untuk menyandang predikat sebagai sebagai saksi iman yang sejajar dengan para nabi.

Oleh sebab itu, untuk dapat mengetahui lebih jauh lagi, kita akan membaca Hakim-hakim 11:1-3, yang berkata : “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya : Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain. Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia.”


Berdasarkan ayat-ayat yang telah kita baca diatas, maka kita mulai mengetahui bahwa ternyata Yefta memiliki latar belakang yang buruk; ia adalah keturunan dari seorang wanita sundal yang tidak jelas asal-usulnya, sedangkan ayah Yefta adalah Gilead yang juga termasuk keturunan dari suku yang terendah moralnya. Gilead sebenarnya mempunyi istri yang sah, tetapi ia masih selingkuh dengan seorang perempuan sundal sehingga lahirlah Yefta. Memang, kalau ditinjau secara garis keturunan bahwa Gilead adalah keturunan daripada Yakub yang lahir dari suku Manasye, tetapi karena suku Manasye kawin dengan suku-suku di luar Israel maka keturunannya menjadi jelek yaitu suku Gilead. Ketika anak-anak Gilead masih kecil; baik itu anak dari istrinya yang sah maupun anak dari wanita sundal yaitu Yefta, mereka telah hidup bersama-sama. Namun setelah mereka dewasa, maka diusirlah Yefta dari tengah-tengah mereka karena Yefta lahir dari perempuan lain. Dan akhirnya Yefta lari ke tanah Tob yaitu tempat dunia hitam.

Atas dasar latar belakang yang telah tertera di atas, maka akan timbul pertanyaan : Mengapa Yefta disejajarkan dengan para nabi-nabi; bukankah dia lahir dari latar belakang yang buruk ?. Saudara, perlu kita ketahui bahwa Allah memiliki kedaulatan yang tinggi untuk menentukan kehidupan manusia. Dan apabila Tuhan memilih seseorang, maka Tuhan tidak memandang latar belakangnya, termasuk Yefta yang mendapat kemurahan dari Allah secara luar biasa. Hal ini tercantum dalam Hakim-hakim 11:29 yang berbunyi : “Lalu Roh Tuhan menghinggapi Yefta; . . . . “. Demikianlah halnya dengan kehidupan kita, yang juga mendapat kemurahan yang luar biasa melalui percaya kepada Kristus. Sebab barangsiapa percaya kepada Kristus maka Roh Allah akan tinggal dalam kehidupan kita, dan apabila Roh Allah tinggal dalam kehidupan kita maka kita juga akan diubahkan, meskipun kita yang dulunya memiliki latar belakang yang buruk. Banyak agama yang ingin manunggal dengan Roh Allah, dan bahkan ada suatu kepercayaan yang didasari dengan budi pekerti yang baik dan hukum-hukum yang menuntun untuk berbuat baik, tetapi setelah mereka berbuat baik mereka tetap tidak mendapatkan Roh Allah.

Lalu bagaimana kita mendapatkan Roh Allah atau manunggal dengan Roh Allah ?. Dalam Kisah Para Rasul 2:38 dikatakan : “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Jadi, supaya kita mendapat karunia Roh Kudus, kita harus bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus lalu dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus. Walaupun banyak orang memiliki latar belakang yang baik, tetapi tanpa percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka Roh Allah tidak akan pernah tinggal pada orang itu.

Selain Yefta yang mendapat kemurahan Allah, ada pula seseorang bukan orang Israel yang mendapat kemurahan Allah yaitu Koresh (Raja Persia). Koresh adalah orang yang tidak mengenal Tuhan atau berasal dari bangsa yang tidak mengenal Tuhan, tetapi Allah memakai dia secara luar biasa. Dalam hal ini membuktikan bahwa Allah mempunyai kedaulatan yang tinggi dalam melakukan tindakannya. Oleh sebab itu jangan batasi kuasa Allah yang sedang bekerja dalam kehidupan kita saat ini.

Karena Tuhan akan mengadakan perubahan secara luar biasa bagi orang yang meresponi akan lawatan Roh Kudus. Tetapi jikalau kita tidak meresponi kehadiran Roh Kudus, maka kita tidak akan mendapatkan lawatan Allah yang membawa kepada perubahan yang besar pada kehidupan kita. Kenyataannya, berapa banyak orang yang tidak sanggup melihat manifestasi daripada kuasa Roh Kudus. Karena mereka menganggap bahwa manifestasi Roh hanya terjadi pada jaman nabi-nabi atau jaman para rasul.
Oleh sebab itu, marilah kita meresponi akan pekerjaan Roh Kudus yang saat ini sedang berlangsung di dalam kehidupan kita. Dan janganlah kita membatasi kuasa dan karyaNya hanya karena memandang latar belakang kita, tetapi bersyukurlah senantiasa atas anugerahNya yang diberikan kepada kita menjelang kedatanganNya yang kedua kali; terlebih itu janganlah hendaknya kerajinan kita kendor, biarlah roh kita menyala-nyala dalam melayani Tuhan.

Amin.

Thursday, December 1, 2011

FirmanNya “Ya dan Amin”



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tema di atas, terlebih dahulu saya landasi dengan kata “Kairos” atau suatu kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Apabila seseorang mendapat kesempatan dari Tuhan, maka kesempatan itu adalah Kairos yang juga berarti conform.

Ketika dari pihak Tuhan berkata YA, maka kita berkata AMIN. Misalkan dalam salah satu ayat yang berkata : “mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan.” Maka kita menjawabnya ya dan amin. Semua perjanjian dari Tuhan yang tertulis dalam Alkitab ini merupakan janji-janji yang disampaikan kepada Abraham melalui sumpah, sehingga segala sesuatu yang Abraham kerjakan selalu berhasil.

Jadi kalau kita datang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh atau mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh maka pintu akan dibukakan. Saudara, apabila kita ingin mendapatkan suasana atau keadaan yang demikian maka setiap kita harus berada dalam posisi yang benar. Untuk dapat berada pada posisi yang benar itu tidak mudah, kecuali kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus pada kehidupan kita (Filipi 2:5).

Pikiran dan perasaan yang bagaimana yang terdapat dalam Kristus Yesus ?. Kita harus mengosongkan diri kita; dalam pengertian, kita tidak boleh berpikiran atau mempunyai perasaan atas diri sendiri, tetapi kita harus mengisinya dengan pikiran Allah. Seperti halnya Yesus ketika keberadaannya sebagai manusia, ia telah mengosongkan diriNya. Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap keseteraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:6-8). Dan sebagai akibatnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi. (Filipi 2:9-10)

Pikiran dan perasaan itu timbul bersama-sama; apabila pikiran kita negatif maka perasaannya pun negatif begitu pula sebaliknya. Jadi kedua bagian ini saling berkaitan. Oleh karena itu perlu kita pahami juga, bahwa dari hati timbul segala pikiran yang jahat (Matius 15:19); yang mana sebagai penjabarannya adalah perbuatan yang negatif pula. Untuk itu pikiran Kristus harus ada dalam diri kita, supaya kita dapat bertahan dalam posisi yang telah ditentukan oleh Tuhan kepada kita. Dan jikalau kita tidak menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, maka secara otomatis kita akan hidup dalam kedagingan; dan kita pun tahu bahwa perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Galatia 5:19-21).

Dan puji Tuhan, saat ini kita yang sudah bertobat dan percaya Tuhan serta dibaptiskan telah mendapat satu penolong yaitu Roh Kudus. Karena dengan kekuatan Roh Kuduslah kita dapat mengatasi segala godaan yang ada disekitar kita. Tetapi apabila kita mengabaikan akan keberadaan Roh Kudus yang tinggal dalam hidup kita maka kita akan jatuh dalam dosa. Dan apabila saat ini kita telah jatuh dan hidup dalam dosa maka segeralah bertobat, pintu kasih karuniaNya masih terbuka. Oleh sebab itu, di tahun kesempatan ini kita harus semakin giat dalam membangun atau memperbaiki jam doa atau ibadah kita. Karena pada intinya, yaitu ketika kita berdoa, hal itu sama dengan memulangkan pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan, dan jikalau pikiran dan perasaan kita pulangkan kepada Tuhan maka perbuatan kita akan semakin baik. Dan hal ini tidak dapat kita lakukan dalam waktu yang singkat atau sementara tetapi terus menerus. Kita akan melihat kehidupan daripada Henokh yang telah membangun hubungan dengan Tuhan tidak satu atau dua tahun tetapi tiga ratus tahun dia telah bergaul dengan Allah.

Memang, pada jaman sekarang tidak ada orang yang hidup sampai ratusan tahun seperti Henokh, tetapi hal ini menunjukkan bahwa Henokh senantiasa membangun hubungan dengan Tuhan sampai pada akhir hidupnya. Dan sebagai akibatnya ia tidak sempat mengalami kematian secara tubuh tetapi diangkat Tuhan hidup-hidup (Kejadian 5:21-24). Lalu, bagaimana dengan kita, apakah kita saat ini masih tetap membangun hubungan dengan Tuhan, atau kita mulai menjauh dari Tuhan akibat banyaknya persoalan yang kita hadapi atau kita menjauh karena banyaknya berkat yang sudah kita terima ?.
Saudara, kita hidup tidak bisa mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, karena ada banyak keterbatasan dalam diri kita. Oleh sebab itu firman Tuhan menasehatkan : “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab Ia memberikannya kepada yang dicintaiNya pada waktu tidur” (Mazmur 127:1-2). Apalagi melihat keadaan dunia yang semakin tidak menentu, dimana-mana banyak terjadi bencana alam; baik bencana di udara, air, maupun darat. Sehingga tidak ada tempat yang lebih aman untuk dapat berlindung kecuali kepada Tuhan. Dalam kitab Mazmur telah dinyatakan : “Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan” (Mazmur 118:8-9).

Dari beberapa uraian diatas telah mengajar kita untuk belajar mengimani segala apa yang telah difirmankanNya. Memang hal itu tidak mudah, tetapi perlu kita latih. Karena kerapkali mulut kita berkata amin sedangkan otak kita masih berfikir “apa mungkin ya ?”. Untuk itu marilah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus ke dalam hidup hidup kita, supaya kita dapat memulangkan segala pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan, dan pada akhirnya kita dapat melihat dan merasakan kuasa dan mujizat Tuhan.

Amin