Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Monday, July 16, 2012

Berdoa dan Berpuasa







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.” (Roma 8:5-8)
Kembali lagi kita akan memasuki Doa Puasa Raya selama 40 hari. Hal ini mengingatkan kita tentang kejadian Tuhan Yesus saat melakukan Doa Puasa 40 hari 40 malam. Pada waktu itu Tuhan Yesus yang disebut sebagai anak Allah telah hidup di bumi dengan tubuh manusia. Ia menjadi seperti manusia biasa yang juga dapat merasakan lapar, panas, sakit, sedih dan beberapa hal lainnya, bahkan Dia juga mengalami pencobaan seperti yang biasa kita alami, tetapi Dia tidak pernah berbuat dosa.

Jikalau Yesus disebut sebagai anak Allah maka kita yang percaya kepadaNya juga turut disebut sebagai anak Allah, sebab firman Tuhan berkata : “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12). Dan apabila ayat ini kita korelasikan dengan Roma 8:16-17, maka kita akan mendapatkan pemahaman lebih dalam yang akan membawa kita menuju kedewasaan, sebab pada ayat tersebut dikatakan : “ . . . . . jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Saudara, pada surat Roma pasal 8 yang telah kita baca terdapat kata “menderita”. Mendengar kata tersebut maka semua orang tentunya tidak suka, apalagi mengalaminya. Namun, kata menderita disini mengacu kepada keadaan jasmani kita. Dalam bahasa lainnya (Jawa.Red) berarti “prihatin.” Orang yang prihatin selalu menerima keadaan “penderitaan” jasmaninya (menahan keinginan daging), tetapi selamat. Karena orang yang prihatin itu bisa menguasai dirinya. Seperti yang dikatakan firman Tuhan dalam I Petrus  4:1 : ”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa .”

Melalui beberapa ayat dan sedikit uraian diatas ini akan mengawali pembahasan kita lebih lanjut, tentunya yang berkaitan dengan thema di atas. Karena di dalam doa dan puasa ada hal-hal yang harus kita perhatikan, yaitu seperti yang tertulis dalam Yesaya  58:6-9 “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! . . . ”

Jadi apabila kita sudah mempersenjatai pikiran seperti yang tertulis dalam I Petrus 4:1, maka kita akan sanggup melakukan doa dan puasa seperti yang dikehendaki Tuhan, dan itu berarti kita sedang mencairkan kuasa/warisan/hikmat Tuhan. Sehingga doa yang diajarkan Tuhan Yesus yaitu Doa Bapa Kami akan menjadi kenyataan dalam kehidupan kita, karena didalamnya terdapat doa tentang kerajaan Allah yang dapat kita miliki sekarang dan sampai selama-lamanya, termasuk warisan Allah juga kita miliki hari ini sampai selama-lamanya. Dan perlu kita ketahui pula bahwa suatu warisan tentu ada perjanjiannya dan juga meterai. Meterai inilah jaminan bagi yang berhak menerima warisan itu, dan meterai itu adalah Roh Kudus; seperti yang tertulis dalam Efesus 1:13-14 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”

Tetapi sayangnya, banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun mengiring Tuhan, tetapi tidak bisa mencairkan warisan itu. Oleh sebab itu kita perlu interopeksi diri kita masing-masing; mungkin selama ini kita lebih menuruti keinginan diri kita sendiri ketimbang menuruti kehendak Allah, atau kita telah mengabaikan pribadi Allah yaitu Roh Kudus yang ada di dalam diri, dan kita lebih mengandalkan kekuatan manusia. Maka daripada itu, tidak ada kata lain kecuali bertobat dan berbalik kepadaNya. Karena apabila kita renungkan baik-baik maka kita akan mengerti, bahwa orang yang mendapatkan warisan diposisikan Allah untuk mempermuliakan nama Tuhan, karena Tuhan memberikan warisan ini secara rohani dan juga secara jasmani. Kita adalah imam dan raja. Raja artinya secara fisik diberkati, imam berbicara tentang kesuciannya. Kita diangkat  dalam kemuliaan-Nya.

Saudara, di dalam diri kita sebenarnya ada segala kekayaan Allah, tetapi seringkali tidak bisa mengalir keluar. Ini terjadi karena kita ditutupi oleh keinginan nafsu kita sendiri. Dan oleh karena manusia tidak bisa menguasai dirinya sendiri maka akibatnya kuasa yang ada di dalam diri manusia, yang merupakan energi yang luar biasa, tidak tersalurkan. Waktu Tuhan Yesus berpuasa selama 40 hari, ada kuasa Tuhan yang tidak terbatas di dalam diri-Nya. Tetapi seandainya Yesus marah atau benci kepada seseorang, maka kuasa yang ada di dalam diri-Nya tidak bergerak. Untuk itu jangan sampai kita mendukakan Roh Kudus, supaya kuasa Allah akan berfungsi dalam hidup kita.

Yesus memulai pelayanan-Nya dengan berpuasa dan berdoa agar pelayanannya berhasil dan hidupnya tidak terpengaruh oleh hawa nafsunya. Tiga kali Yesus dicobai tetapi Ia berhasil lolos. Bahkan Dia telah mengusir iblis. Di dalam Yesus ada energi yang tidak terbatas. Ia dapat mengubah air menjadi anggur, mencelikkan mata orang buta, menyembuhkan orang yang lumpuh sehingga dapat berjalan, mengusir setan dan mengadakan mujizat yang lainnya, termasuk membangkitkan orang mati. Kuasa Roh Kudus dapat menjadi “cair” apabila tidak terpengaruh oleh hawa nafsu.

Berdoa dan berpuasa merupakan kerelaan, yaitu korban di hadapan Tuhan. Roma 8:5-8 berkata, “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.” Jadi, kalau kita berdoa, sedangkan hubungan kita dengan Allah tidak cair, maka percuma kita berdoa. Untuk itu, pertama-tama kita harus mencairkan hubungan kita dengan Tuhan yaitu dengan cara hidup kita dipimpin oleh Roh untuk melakukan kehendak Tuhan. Roma 8:9 berkata, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Dengan akhir kata bahwa berdoa puasa berarti menghilangkan kedagingan kita, karena dengan demikian maka kuasa Roh Kudus akan nyata, serta mengalir dalam kehidupan kita.  

Amin.

Monday, July 9, 2012

9 (Sembilan) Karunia Roh







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”. . . Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.”
Yeremia 18:1-4
Tuhan itu mempunyai hasrat naluri untuk memulihkan kita. Bagaikan bejana tanah liat ditangan seorang penjunan, apabila rusak maka dipulihkan kembali. Tuhan menciptakan bumi ini dalam kondisi gelap dan tidak beraturan maka memberikan terang dan menciptakan hal yang lain sehingga bumi menjadi sempurna. Tuhan itu mempunyai potensi untuk memperbaiki yang rusak.
Manusia telah dirusak oleh iblis, maka Tuhan mempunyai hasrat untuk memperbaiki. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah yaitu laki-laki dan perempuan, dengan demikian manusia itu pada dasarnya ingin memulihkan dan dipulihkan. Kalau kita memiliki rumah yang rusak maka kita punya hasrat untuk memperbaiki sehingga rumah itu menjadi baik.
Demikian pula yang sakit, dengan hasratnya akan mencari akal supaya bisa sembuh, untuk itu berapa banyak obat yang diciptakan oleh manusia. Walaupun manusia mempunyai potensi/kemampuan tetapi kemampuannya sangat terbatas. Dalam level tertentu manusia mampu, tetapi selebihnya manusia tidak mampu oleh karena rusak akibat dosa. Walaupun kondisi manusia rusak tetapi di dalamnya ada hasrat maupun potensi. Dan potensi itu bisa maksimal apabila orang tersebut lahir baru. Lalu bagaimana seseorang dapat lahir baru ? percaya kepada Kristus (II Korintus 5:17).

Saudara, selain kita memiliki potensi yang luar biasa, kita memiliki hak untuk menerima janji-janji Allah (Roma 8:17), termasuk beberapa karunia yang diberikan oleh Roh Kudus, seperti yang tertulis dalam I Korintus 12:8-11 yaitu diantaranya : Karunia hikmat, karunia pengetahuan, karunia iman, karunia menyembuhkan, karunia mengadakan mujizat, karunia bernubuat, karunia membedakan roh, karunia bahasa roh, karunia menafsirkan bahasa roh. Untuk itu saat ini kita akan mempelajari masing-masing karunia tersebut yang sudah kita terima.

1. Karunia Hikmat
Setiap orang bisa menjadi pandai tetapi apabila tanpa Roh Tuhan/wahyu maka manusia menjadi liar. Dan biasanya kepandaiannya digunakan untuk kejahatan. Oleh sebab itu dunia menjadi kacau. Sedangkan kalau Roh Allah dalam diri kita maka kita akan diberi karunia hikmat dan pengetahuan. Ada orang-orang yang dikatakan miskin oleh karena beberapa faktor yang membuat  mereka miskin, misalnya oleh karena keadaan politik di negara tersebut. Namun mengapa keadaan tersebut masih berlangsung sampai saat ini ? karena mereka tidak memiliki naluri untuk dipulihkan.

2. Karunia Pengetahuan
Karunia pengetahuan itu sangat berkaitan erat dengan karunia hikmat. Karena dengan pengetahuan maka seseorang akan mengalami suatu progress dalam hidupnya. Sebagai contoh : Ketika seseorang melihat rumahnya reot, ia melakukan tindakan untuk memperbaikinya. Sedangkan disisi lain ada orang yang tidak memperbaikinya, sehingga muncul alasan : “karena orang itu tidak mampu untuk membeli barang-barang guna memperbaikinya.” Saudara, yang menjadi pokok permasalahan bukan karena mereka tidak mampu, melainkan mereka tidak memiliki hasrat/potensi untuk mempunyai rumah yang bagus. Saya (Pdt. Alex Tanuseputra) pernah miskin, dimana siang jadi Pendeta sedangkan malam jadi sopir taxi.
Namun bersama Roh Allah, hidup saya dipulihkan. Memang, ada orang yang pandai tetapi keblinger. Kalau Roh Kudus yang memberikan hikmat dan pengetahuan, maka Amsal 3:13-19 berkata bahwa semuanya itu melebihi dari emas, perak maupun kekayaan yang lainnya. Dengan demikian orang menjadi bahagia. Mungkin saat ini kita terkena tekanan ekonomi yang tak kunjang padam, sehingga kita mulai berkata : “sudah takdir atau sudah nasibnya.” Saudara janganlah kita putus asa, sebab apabila kita putus asa maka dalam diri kita tidak ada gambaran atau tidak mengakui adanya potensi untuk memulihkan.

3. Karunia iman
Apabila iman itu merupakan karunia, maka pada dasarnya manusia itu tidak memiliki iman. Tetapi oleh karena mereka percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka orang tersebut mendapat karunia iman. Dan iman itu harus mengalami perkembangan. Mulai dari iman yang kecil (ketika mengalami kelahiran baru), selanjutnya iman itu bertumbuh apabila kita melekat senantiasa kepada Tuhan sebagai pokok anggur (Yohanes 15), sampai pada akhirnya iman itu menjadi besar oleh karena kita berani masuk dalam berbagai ujian hidup (Yakobus 1:3). Selain iman itu menjadi besar, dengan berjalannya waktu maka iman itu dikatakan kuat karena telah terbukti bahwa iman tersebut tahan uji (Yakobus 1:12), dan pada akhirnya iman tersebut mencapai iman yang sempurna (Zakharia 2:1-5).
Lalu berikutnya kita akan melihat bagaimana keadaan orang yang tidak beriman yang juga termasuk orang bebal; Mazmur 53:2-4 berkata, ”Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah!" Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.” Kalau kita melihat kekacauan maupun kejahatan yang terjadi, semuanya itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak beriman. Demikian pula apabila ada orang tidak percaya bahwa Allah sanggup memulihkan maka orang tersebut adalah orang yang bebal. Oleh karena itu, apabila iman itu bukan milik kita tetapi Roh Kuduslah yang memberikan karunia iman, maka jangan sampai iman itu hilang dari kehidupan kita.

4. Karunia kesembuhan
Karunia kesembuhan dalam bahasa aslinya tidak berarti menyembuhkan secara fisik saja tetapi memulihkan di segala aspek kehidupan manusia. Oleh sebab itu tahun ini adalah tahun progress/tahun kemajuan, dimana dalam kehidupan kita ada langkah untuk maju. Walaupun kemajuan itu tidak secara drastis, tetapi pasti. Karena segala sesuatu diawali dari hal yang kecil. Untuk itu janganlah kecil hati, karena Allah sedang berperkara dengan kita untuk melakukan perkara yang lebih besar.


5. Karunia mujizat
Kata mujizat berasal dari bahasa Yunani yaitu dunamos atau kekuatan. Mujizat merupakan kekuatan supra natural yang dapat mengubah suatu keadaan yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Roh Kudus itu berkuasa untuk melakukan perkara yang luar biasa. Dan apabila manusia sudah mengalami stagnasi maka Allah akan mengadakan mujizatNya. Walaupun saat ini banyak perusahaan mengalami bangkrut akibat krisis global, tetapi kita sebagai anak-anak Allah tetaplah percaya bahwa Allah akan mengadakan mujizat sehingga kita menjadi berhasil. Dan perlu diketahui bahwa mujizat Allah terjadi tidak hanya pada jaman para nabi-nabi, namun tetap berlaku sampai sekarang. Allah tidak pernah berhenti untuk berpekara dengan manusia, karena Dia adalah Allah yang aktif, kreatif dan inovatif.
Jangan pernah berpikir bagaimana cara Allah menolong saudara, tetapi tetaplah berpegang teguh pada janjiNya, sebab Allah dapat bekerja dengan berbagai macam cara diluar perkiraan manusia. Allah tidak pernah lalai akan setiap janjiNya sebab Dia adalah Allah yang setia, seperti yang tertulis dalam II Petrus 3:9, ”Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Dan mujizatNya tidak pernah terlambat tetapi tepat pada waktunya.


6. Karunia bernubuat
Bernubuat itu menyatakan hari yang akan datang. Kalau tidak ada nubuat maka saya (Pdt. Alex T.) tidak dapat bertahan, karena pada waktu membangun Bethany Manyar saya telah dinubuatkan oleh hamba Tuhan untuk menyelesaikan Bethany Nginden. Sedangkan Rev. Cindy Jacob bernubuat bahwa meskipun kondisi saya sakit tetapi Tuhan menyatakan bahwa saya dapat menyelesaikan untuk pembangunan Menara Doa Jakarta. Memang secara kasat mata hal itu sangat mustahil, tetapi apabila kita menyakininya maka apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah. Kesaksian : Suatu ketika ada pasang suami istri yang datang kepada saya minta didoakan supaya punya anak. Lalu saya katakan bahwa tahun depan kalian akan punya anak. Dan apa yang terjadi ? satu tahun kemudian mereka mempunyai anak. Hal ini bukanlah suatu kebetulan, karena di dunia ini tidak ada sesuatu terjadi secara kebetulan, namun semunya itu atas kehendak Tuhan.


7. Karunia membedakan roh
I Yohanes 4:1 berkata, ”Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.” Ayat ini memberi peringatan kepada kita bahwa pada akhir jaman muncul nabi-nabi palsu, dan saat ini kita sedang berjalan di akhir jaman. Tetapi oleh karena kita memiliki karunia untuk membedakan roh maka kita tidak akan terjerumus oleh berbagai macam ajaran sesat. Berapa banyak orang Kristen telah terjerumus oleh berbagai macam ajaran sesat.
Mengapa hal ini bisa terjadi ? karena mereka tidak memiliki kepekaan terhadap suara Tuhan dan bagaimana mereka dapat peka apabila mereka memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Dan berapa banyak pengajar-pengajar sesat juga melakukan mujizat. Sebenarnya mujizat yang mereka lakukan adalah mujizat palsu, dalam pengertian bahwa apa yang mereka lakukan merupakan tipu daya iblis untuk menjatuhkan orang-orang percaya. Untuk itu kita perlu memiliki kepekaan.


8. Karunia Bahasa Roh
”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia” (I Korintus 14:2). Namun sebagian orang kurang bisa menerima mengenai bahasa roh, mereka berpikir bahwa bahasa roh hanya terjadi pada jaman rasul-rasul yaitu peristiwa pentakosta, padahal karunia ini masih berlangsung hingga saat ini. Bahasa roh merupakan sarana kita untuk berkomunikasi dengan Allah secara rahasia. Selain tak seorangpun mengerti bahasa tersebut, iblis pun tidak mengerti karena semuanya itu merupakan pekerjaan Roh. Dan perlu diingat pula bahwa dengan bahasa roh maka iman kita ditambahkan, seperti yang tertulis dalam I Korintus  14:4, ”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat..”


9. Karunia menafsirkan bahasa roh
Disamping karunia bahasa roh, Allah juga memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh. Karunia ini untuk mengetahui apa yang menjadi maksud dari Roh untuk disampaikan kepada jemaat, sehingga jemaat menjadi terbangun imannya.

Dengan 9 karunia roh ini maka keadaan anak-anak Tuhan tidak akan tetap dalam posisi yang miskin, bodoh atau terjebak oleh kesukaran. Untuk itu janganlah membatasi Roh Allah yang akan bekerja dalam kehidupan kita melainkan kita memberi kesempatan sebebas-bebasnya supaya kita semua mengalami suatu progress/kemajuan yaitu pemulihan secara sempurna. 

Amin.

Wednesday, July 4, 2012

Siapa Yang Menabur Akan Menuai







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Galatia 6:7-10
”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Saudara, apabila saya me-review (menengok ke belakang), saya sangat berterima kasih kepada kakek dan ibu saya, dimana mereka telah mengajarkan bagaimana sebagai orang percaya dapat memahami dan masuk dalam suatu hukum kerajaan Allah, salah satu diantaranya yaitu menabur benih yang terbaik. Sebab apabila mereka tidak menabur untuk pekerjaan Tuhan, maka tidak mungkin saya bisa membangun gereja Manyar, Nginden maupun Menara Doa Jakarta.
Pada mulanya saya tidak dapat memahami akan pengajaran ini, karena hal ini saya anggap suatu pemborosan. Karena pada saat itu saya bekerja ikut orang tua dengan mendapat upah satu bulan hanya Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah), sedangkan apabila seorang hamba Tuhan datang ke rumah saya, ibu saya memberikan uang lebih dari Rp. 20.000,-.
Melihat hal ini saya mulai protes kepada ibu saya; tetapi jawab ibu saya, “kamu diam saja, karena ibu melakukan hal ini untuk masa depanmu. Ibu saat ini sedang menabur, tetapi kamu yang akan menuainya.” Sebagai anak saya tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali mengingat-ingat apa yang dikatakan ibu saya. Setelah saya bertobat, lambat laun saya mulai memahami akan apa yang dikatakan ibu saya. Sehingga saya mulai mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya pada tahun 1965 saya mulai menabur, dan pada tahun 1965-1977 saya menabur begitu banyak, karena apa yang saya punya saya jual untuk membangun gereja yang ada di Mojokerto.
Tahun 1980 saya menuai besar, dimana Manyar dapat dibangun, dan tahun 1980 – 1987 kami menabur lagi, dan dari taburan itu selama 7 tahun akhirnya terbangun gereja-gereja di seluruh Indonesia hampir 1000 gereja, yang terbagi dalam tiga wilayah yaitu wilayah Timur, Tengah dan Barat. Berdasarkan siklus yang berlangsung dapat kita lihat bahwa setelah Manyar menabur, maka akibatnya menuai banyak gereja. Tahun 1990-1997, kami menabur lagi sampai tahun 2000, sehingga pembangunan Gereja Nginden dapat diselesaikan. Tahun 2000-2007 kami menabur lagi di beberapa tempat baik di Surabaya, maupun di Jakarta.

Dalam hal menabur kita tidak bisa percaya hanya kata orang, tetapi marilah kita melihat lebih jelas lagi apa yang dikatakan firman Tuhan yang terdapat dalam Amsal 11:24-26, ”Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.” Kebenaran mengenai Amsal ini sudah diuji sejak jaman dahulu, bahwa orang yang menabur akan menuai. Hukum tabur tuai itu tidak hanya berlaku pada tanaman saja, melainkan juga berlaku dalam kehidupan ini yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Kalau kita bertentangan dengan hukum ini, maka kita tidak akan menikmati penuaian. Namun sebaliknya, apabila kita masuk dalam hukum ini maka kita akan mengalami seperti yang tertulis dalam II Korintus 9:6-11. Dengan demikian kita akan memahami bahwa selama melayani Tuhan kita akan masuk dalam suatu fase yaitu ada waktu menabur dan ada waktu menuai. Menabur itu harus sabar menunggu, karena memerlukan waktu.

Saudara, perlu kita perhatikan baik-baik ketika kita mulai panen; sebab pada waktu panen kita tidak lepas dari tantangan, yaitu belalang yang siap memakan buah yang siap dituai, seperti yang tertulis dalam Yoel 1:2-4. Untuk itu kita perlu waspada terhadap semuanya itu. Kalau kita diberkati sesuai posisi kita, maka belalang pengerip akan berusaha makan buahnya, sehingga hasil panen menjadi habis, sedangkan belalang pindahan akan makan daun dan carangnya, belalang pelompat makan batangnya, dan belalang pelahap akan makan akarnya. Dan kita percaya bahwa suatu saat kita diberkati secara luar biasa. Hal ini pernah saya (Pdt. Alex Tanuseputra) alami, dimana saya dapat menjual 37 buah. Sehingga saya mendapatkan untung yang cukup banyak, kemudian saya belikan emas seberat 4 kg.
Dengan berkat yang banyak ini mulai timbul sedikit perselisihan karena masing-masing ingin membeli sesuatu sesuai keinginannya. Akhirnya berkat yang banyak ini saya tabur untuk pembangunan Bethany Manyar. Setelah berkat itu habis maka mulai tenang kembali. Untuk itu kita harus senantiasa tetap pada hukum kerajaan Allah, sebab dengan berkat yang melimpah kalau kita tidak waspada, maka buah-buah roh seperti yang tertulis dalam Galatia 5:22-23 akan dimakan oleh belalang (iblis), sehingga pada akhirnya buah roh yang ada dalam kehidupan kita akan habis. Pada umumnya orang yang diberkati punya kecenderungan untuk berbuat macam-macam, termasuk selingkuh atau kawin lagi. Oleh karena itu kita perlu ekstra hati-hati. Dan sebagai gambaran yang sederhana dalam kehiduapan sehari-hari, setelah buah dimakan maka batangnya akan dimakan, misalnya pekerjaan kita. Karena orang yang selingkuh atau kawin lagi maka orang tersebut akan mengalami kebangkrutan, dan rumah tangga menjadi hancur, sampai pada akhirnya akarnya dimakan, dalam pengertian bahwa seluruh kehidupan orang tersebut akan hancur dan diwarnai dengan penderitaan.

Dalam kehidupan ini kita tidak dapat memikirkan hal-hal jasmani saja, sebab kita hidup dalam dua dimensi yaitu dimensi rohani dan jasmani. Apabila kita hanya memikirkan hal jasmani saja, maka ketika kita menabur, kita mengharapkan dengan segera apa yang kita tabur dapat kita tuai. Bukankah hal demikian tidak bedanya dengan orang yang sedang gambling (berjudi). Untuk itu marilah kita membaca di dalam Galatia 6:7-10 ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Saudara, menabur itu dengan ibadah, kalau kita memberikan persembahan biarlah kita berdoa terlebih dahulu. Sehingga ketika kita memberikan persembahan kepada Tuhan didasari oleh karena kita mencintai Tuhan dan ketulusan hati. Dan apabila dalam kehidupan kita sehari-hari selalu ada kerinduan untuk memberi, maka kita akan senantiasa mendapatkan kemurahan dari Tuhan. Memang, menabur itu tidak selalu uang, mungkin dengan tingkah laku kita yang baik, maka kita akan menuai sesuatu yang baik pula.

Jadi, apabila gereja sedang menuai, maka umat Tuhan pun mengalami penuaian. Dan apabila kita menuai maka tak seorangpun dapat menahan, kecuali tidak waspada, karena belalang pengerip, pindahan, pelompat maupun pelahap akan memakan habis dari buah sampai akarnya. Oleh sebab itu siapkan dirimu dan waspadalah terhadap apa yang akan kita tuai, supaya apa yang kita tabur tidak sia-sia. 

Amin.