Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Friday, November 30, 2012

Ketika Berada Di Sion





Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi.”

(Yoel 3:17)
Sion adalah tempat yang kudus karena merupakan tempat kediaman Allah. Selain tempat kediaman Allah, di Sion terdapat harta benda yang luar biasa, diantaranya : keadilan, kebenaran, keamanan, kekayaan, hikmat, pengetahuan dan takut akan Tuhan (Yesaya 33:5-6). Orang-orang luar tidak dapat masuk di gunung Sion, tetapi bagi orang Israel Sion adalah tempat bergaulnya dengan Tuhan.
Tetapi sayangnya sampai saat ini bangsa Israel sedang menanti-nantikan kedatangan Mesias yang pertama kali, dan mereka masih beranggapan bahwa Allah masih menyembunyikan wajahNya terhadap kaum Israel, hal ini terjadi karena mata rohani bangsa Israel masih buta; karena sebenarnya Mesias telah datang dua ribu tahun yang lalu. Dan jikalau saat ini kita telah percaya kepada Kristus, maka itu merupakan anugerah yang terbesar. Karena pada dasarnya keselamatan hanya diberikan pada orang Israel dan pemimpin-pemimpinnya. Tetapi oleh karena bangsa Israel tegar tengkuk terhadap didikan Tuhan dan memberontak terhadap perintah Tuhan, maka keselamatan itu diberikan juga kepada orang diluar Israel termasuk kita.
Terbukti dengan kehadiran Tuhan Yesus dimuka bumi untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadaNya, seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Di dalam Perjanjian Baru, Sion gambaran gereja Tuhan yaitu tempat dimana umat Tuhan bergaul dengan penciptanya. Dan perlu kita ketahui bahwa posisi kita saat ini berada di Sion. Namun yang menjadi pertanyaan adalah “mengapa kita sering dikejutkan oleh berbagai macam kejadian walaupun kita sudah tinggal di Sion ?” untuk menjawab pertanyaan ini mari kita melihat keadaan kita yang sesungguhnya, “apakah kita benar-benar berprilaku seperti orang-orang yang seharusnya tinggal di Sion atau kita berperilaku seperti bangsa Israel yang tidak menghormati akan kehadiran Tuhan ?”
Hal ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang tubuhnya berada di gereja tetapi hati dan pikirannya melayang kemana-mana sehingga saat beribadah sikap hatinya sungguh jauh dari hadapan Tuhan. Tidak heran apabila sering kita temui orang yang terus menerus berbicara atau membahas sesuatu yang tidak karuan atau mereka sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, sedangkan sementara mereka berada dalam suasana ibadah, dan tidak jarang pula kita jumpai orang tidur dengan nyenyak, saat ibadah masih berlangsung. Dan ada juga yang terbiasa datang ibadah terlambat serta pulang lebih awal sebelum ibadah selesai. Inilah gambaran orang-orang yang tidak menghargai tempat kudus Tuhan atau tidak menghormati akan kehadiran Tuhan. Padahal kalau dihitung secara waktu, kita hanya beribadah kurang lebih dua jam (tinggal di Sion), sedangkan selebihnya kita gunakan untuk aktifitas diri kita.
Walaupun tindakan seperti ini tidak merugikan orang lain tetapi hal ini sama dengan melukai hati Tuhan. Oleh karena itu, jangan heran apabila orang-orang semacam ini akan dikejutkan dengan keadaan yang tiba-tiba, yang merupakan murka Allah. Saat ini adalah masa penampian, dan tidak ada waktu lagi untuk main-main dalam Kekristenan. Untuk itu biarlah kita sadar dengan apa yang sedang terjadi disekeliling kita. Apabila kita menengok kembali peristiswa di Yerusalem yang mana keadaan masyarakatnya berlaku fasik, sehingga Tuhan harus mencurahkan murkanya, seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 22:29-31, ”Penduduk negeri melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan dengan hukum. Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”

Lalu, apakah dampaknya jikalau kita menghormati akan kehadiran Tuhan saat kita berada di Sion (beribadah di gereja). Kita akan menerima apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; karena semua itu yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (I Korintus 2:9). Dan sebagai bukti yang nyata dapat kita lihat dari beberapa contoh yang terdapat dalam Alkitab, salah satunya adalah kisah Obed Edom, dimana selama tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya (II Samuel 6:11). Kehadiran Tabut Tuhan di rumah Obed Edom itu tidak dibiarkan begitu saja, tetapi Obed Edom begitu menghormatinya karena dia tahu disitulah Tuhan hadir. Dan lebih indah lagi mengenai janji Tuhan dapat kita lihat di dalam Mazmur 127:2b ”sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”
Ini bukan berarti Tuhan mengajar kita untuk bermalas-malasan, tetapi ini membuktikan besarnya kasih Tuhan terhadap orang yang dicintaiNya. Dan apabila kita ingin menjadi orang yang dicintai oleh Tuhan maka kita harus menghormati Roh Kudus atau tidak mendukakan Roh Kudus; karena apabila kita tidak menghormati atau mendukakan Roh Kudus maka kita sedang menyakiti hati Tuhan. Sedangkan kisah berikutnya yaitu tentang orang yang menghormati akan kehadiran Tuhan adalah Daud, dimana ketika ia mengangkut Tabut Perjanjian dari rumah Obed Edom untuk dibawa ke kota Daud, disana diceritakan bahwa apabila pengangkat-pengangkat tabut Tuhan itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.
Ini membuktikan bahwa Daud menghormati kehadiran Tuhan dengan begitu rupa, sehingga pada akhirnya Daud beserta rakyatnya memperoleh berkat berupa harta benda yang terdapat di Sion, yaitu keadilan, kebenaran, keamanan, kekayaan, hikmat, pengetahuan dan takut akan Tuhan.
Saudara, melalui beberapa uraian di atas biarlah menjadi bekal dalam kehidupan kita sehari-hari, supaya apa yang menjadi rancangan Tuhan atas hidup kita benar-benar menjadi kenyataan. Amin

Menghormati Roh Kudus




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31-32)
Kita mengucap syukur kepada Tuhan, karena sepanjang tahun ini Allah menyertai dan memberkati kita. KasihNya tetap dicurahkan atas hidup kita, untuk itu kita perlu optimis untuk menjalani tahun-tahun yang akan datang walaupun tantangan semakin berat. Jangan sekali-kali dari mulut kita keluar perkataan sungut-sungut, karena hal itu menunjukkan bahwa kita tidak lagi mempercayai penyertaan Tuhan atas hidup kita; terlebih itu kita telah mendukakan Roh Kudus.
Sebagai gambaran orang yang senantiasa bersungut-sunggut dalam menjalani hidupnya adalah bangsa Israel ketika keluar dari Mesir menuju Kanaan. Perilaku bangsa Israel benar-benar mendukakan hati Tuhan, walaupun mereka telah mengalami banyak mujizat dalam hidup mereka. Mulai keluar dari Mesir, melintasi laut kolsom, bahkan orang Mesir memberi beberapa bekal kepada bangsa Israel saat meninggalkan tanah Mesir supaya kutuk Allah tidak ada di Mesir.
Sementara bangsa Israel dalam perjalanan, Allah tetap menyertai bangsa Israel, dan saat mereka membutuhkan makanan, maka Allah menurunkan manna; ketika mereka membutuhkan daging, maka Allah mengirim burung puyuh, dan berbagai mujizat yang lainnya. Dan suatu saat mereka sampai pada salah satu tempat dimana air minum tidak ada; walaupun ada air tetapi tidak dapat diminum karena air di tempat itu rasanya pahit. Maka mereka mulai bersungut-sungut. Dalam kondisi seperti ini, sebenarnya mereka tidak punya alasan untuk bersungut-sungut, sebab Allah telah berjanji untuk melindungi dan memberkati mereka.
Seandainya air yang mereka dapati itu rasanya pahit, mereka dapat berdoa kepada Tuhan untuk mengadakan mujizat yaitu air yang pahit diubah menjadi air yang tawar. Namun mereka terlalu mudah untuk marah atau bersungut-sungut.
Ada suatu rahasia yang perlu kita ketahui yaitu bahwa orang yang bersungut-sungut itu sama dengan memadamkan Roh Kudus. Dan bagi orang yang memadamkan/mendukakan Roh Kudus akan terlepas dari perlindungan dan berkat Allah. Mari sejenak kita lihat nasehat firman Tuhan yang terdapat dalam I Tesalonika 5:19 “Janganlah padamkan Roh”. Maksud dari memadamkan Roh yaitu tidak menganggap eksistensi (keberadaan) Roh Allah dalam diri kita. Padahal Roh Allah itu memberi jalan keluar ketika kita menghadapi jalan buntu.
Tetapi manusia memiliki kecenderungan menggunakan kekuatan diri sendiri dalam menghadapi persoalan. Sedangkan firman Tuhan berkata “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan !”  dan dalam Ibrani 10:35-39 juga menasehatkan : “Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” Jadi, Allah melindungi  maupun memberkati kita bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah; tetapi apabila kita tidak menganggap akan pribadiNya, maka kita akan terlepas berkat maupun penyertaanNya, sebab Allah tidak pernah memaksa terhadap setiap orang, tetapi Ia senantiasa memberi kesempatan bagi yang berharap kepadaNya.

Ada beberapa perilaku yang bersifat memadamkan/mendukakan Roh Kudus selain bersungut-sungut diantaranya : kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah mapun tindakan kejahatan lainnya, seperti yang tertulis dalam Efesus 4:30-31. Selain dari apa yang tertulis diatas yaitu mengenai perilaku yang mendukakan Roh Kudus, ada perilaku lain yang juga mendukakan Roh Kudus yaitu jatuh bangun dalam dosa. Hal ini bisa kita lihat dalam kisah seorang lumpuh yang telah disembuhkan Tuhan Yesus dimana Yesus menegur kepada orang tersebut ketika bertemu di Bait Allah, kataNya : “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Disini terdapat suatu kalimat peringatan“jangan berbuat dosa lagi”. Mengapa terdapat peringatan untuk tidak berbuat dosa lagi ? Sebab orang yang berbuat dosa lagi itu sama dengan mendukakan Roh Kudus, selain itu keadaan orang tersebut akan semakin buruk dari keadaan sebelumnya. Oleh sebab itu, janganlah kita membuat hati Tuhan sedih dengan mendukakan RohNya. Dan contoh kisah yang lain yaitu orang yang diampuni dari dosanya ketika kedapatan berbuat zinah. Dimana Tuhan Yesus memperingatkan perempuan itu, katanya “. . . . . Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:10-11). Selain ada kata-kata “jangan berbuat dosa lagi” ada kata-kata lain yang di dalamnya tersirat suatu nasehat dengan maksud yang sama yaitu “jangan berbuat dosa lagi”, yaitu terdapat dalam Markus 8:25 mengenai kisah seorang buta yang telah dicelikkan matanya oleh Tuhan Yesus. Disana Tuhan Yesus menasehatkan kepada orang tersebut, katanya : “jangan masuk ke kampung!” .
Kampung yang dimaksud dalam cerita ini adalah kampung Betsaida, dimana kampung Betsaida ini seperti halnya suatu komplek; yang didalamnya penuh perjudian, pelacuran dan juga termasuk kumpulan orang-orang asusila yang lain. Dan disitu Tuhan Yesus memperingatkan kepada orang yang baru disembuhkan dari kebutaannya untuk tidak masuk dalam lingkungan tersebut, tetapi langsung kembali ke rumahnya, supaya orang itu tidak terpengaruh lagi oleh lingkungan tersebut. Sebab firman Tuhan berkata : “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15:33). Dan orang yang terjerumus kembali dalam dosa, itu sama dengan mendukakan Roh Kudus, sehingga perlindungan Allah hilang dari orang tersebut.

Beberapa nasehat diatas bertujuan supaya kita senantiasa menghormati Roh Kudus. Sebab orang yang suka mendukakan Roh Kudus akan terlepas dari perlindungan Allah. Disamping itu, apabila orang tersebut tidak segera bertobat maka suatu saat orang tersebut akan menghujat Roh Kudus, dan sebagai akibatnya adalah kematian kekal, sebab firman Tuhan menasehatkan “Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31-32). Jadi apabila tidak ada pengampunan, maka ratap dan kertak gigi yang akan dialami selamanya.

Amin

Thursday, November 29, 2012

Mempergunakan Kesempatan Yang Ada







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.” (1 Korintus 16:9)

Sebuah kesempatan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, walaupun ada kesempatan yang lain. Namun untuk kesempatan yang sama tidak akan terulang kembali. Dan setiap orang pasti mendapatkan kesempatan dalam hidupnya untuk melakukan perkara-perkara yang berarti, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, namun yang terutama adalah untuk Tuhan.
Sebab setiap manusia yang lahir dalam dunia ini bukan secara kebetulan, tetapi oleh karena rencana dan kehendak Tuhan yang luar biasa. Salah satu contoh tokoh Alkitab yang mendapat kesempatan dari Tuhan untuk melakukan perkara yang besar dan penting adalah Paulus. Pada mulanya Paulus adalah orang yang seharusnya mendapat murka Allah, karena dia telah menganiaya umat Tuhan. Namun oleh karena kasih Allah, maka Paulus mendapat kesempatan dari Allah untuk bertobat dan masuk dalam rencana Allah yang besar. Lalu, bagaimanakah respon Paulus terhadap kesempatan yang ia terima dari Tuhan ? Paulus meresponi dengan sungguh-sungguh, karena ia menganggap bahwa kesempatan ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Bahkan ia sempat berkata : “apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8). Dari pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa ia merasa sangat beruntung, karena mendapat kesempatan untuk dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan raja, dan ia menganggap bahwa hal ini merupakan segala-galanya bagi dia. Lalu, bagaimanakah dengan kita ? apkah kita juga meresponi dengan sungguh-sungguh atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita, atau sebaliknya ?

Saudara, kalau kita perhatikan berapa banyak orang Kristen kurang antusias terhadap kesempatan yang Tuhan berikan untuk melakukan perkara yang besar dan penting, bahkan justru banyak yang merasa bahwa diri mereka tidak berharga atau bahkan mereka mensia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan hanya untuk mengejar kesenangan duniawi. Hal ini terjadi karena didasari latar belakang mereka yang menganggap bahwa kesempatan yang Tuhan tidak menguntungkan (secara materi). Apabila seseorang sudah merasakan hal yang demikian, berarti orang tersebut tidak menghargai kesempatan yang telah diberikan oleh Allah untuk melakukan perkara yang besar bersama Dia. Memang, setiap orang tidak lepas dari permasalahan, baik itu orang beriman maupun orang-orang yang tidak beriman.
Lagipula firman Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita akan mulus senantiasa, tetapi firman Tuhan berjanji bahwa setiap orang yang bergantung kepada Tuhan akan mendapatkan kekuatan, sehingga mereka sanggup menyelesaikan persoalan yang ada.
Kalau kita melihat sejarah daripada Yehezkiel, maka kita akan mendapatkan suatu pelajaran yang berharga dalam hidupnya yaitu ketika dia berada dalam keadaan terbuang. Banyak hal yang menekan pribadi Yehezkiel yang masih muda. Seolah-olah seperti awan tebal yang terbuat dari tembaga dan tidak dapat ditembus, dan seolah-olah tidak ada kesempatan untuk melakukan sesuatu, yaitu kemerdekaan bagi bangsa Israel. Tetapi puji Tuhan, Yehezkiel memiliki suatu pengalaman dengan Tuhan, sehingga ia bisa menembus tantangan itu. Setiap kesempatan demi demi kesempatan yang telah Tuhan berikan tidak ia sia-siakan, melainkan ia pergunakan dengan sebaik-baiknya tanpa melewatkan satu kesempatan.

Saudara, ada beberapa hal yang membuat Yehezkiel berhasil dalam melakukan pekerjaan yang besar dan penting. Dan keberhasilan itu telah didasari oleh suatu respon yang sungguh-sungguh terhadap kesempatan yang Tuhan berikan. Dan beberapa hal yang dimaksud adalah :

1. Visi.

Yehezkiel memiliki visi yang kuat untuk membebaskan bangsanya. Memang, terkadang keadaan secara fisik bisa menghalangi orang untuk mencapai visi, tetapi Efesus 1:13-14 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Yang berarti Roh Kudus memberikan jaminan kepada kita untuk mencapai visi tersebut. Oleh karena itu jangan sampai kita memadamkan, mendukakan atau bahkan menghujat Roh Kudus.

2. Mendengar Firman Tuhan.

“Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." (Yehezkiel 2:1) Artinya, Yehezkhiel telah siap mendengar perintah Tuhan. Apabila seseorang sudah mendapat visi, maka Tuhan tidak memberikan mimpi saja, tetapi Dia juga memberi Firman. Dan perlu kita ingat, bahwa langkah-langkah kita bukan lagi langkah keinginan manusia, tetapi langkah yang dikehendaki/ditentukan oleh Tuhan (1 Korintus 2:9-11). Memang, perintah Tuhan terkadang tidak mungkin dapat untuk dilakukan dengan kekuatan manusia, tetapi bagi orang yang memiliki Roh Kudus pasti mengerti pikiran Allah. Selanjutnya, dia akan mendapat hikmat dari Tuhan untuk sanggup melakukan perintahNya.

3. Melakukan perintah Tuhan tepat pada sasarannya.

Yehezkhiel 2:3 berbunyi, “Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga.” Terkadang kita diperintahkan kepada sesuatu yang bertentangan dengan diri kita, tetapi justru itulah yang tepat pada sasarannya. Hal semacam inilah terkadang membuat manusia enggan atau tidak mau meresponi akan kesempatan yang Tuhan berikan walaupun kesempatan tersebut berujung pada suatu keberhasilan.

4. Terus Melangkah (Yehezkiel 2:6-7).

Kalau kita masuk dalam suatu sasaran, kita seringkali patah semangat karena melihat kondisi dan situasi sekeliling kita, tetapi biarlah kita tetap memegang janji Tuhan, serta tetap percaya bahwa dengan kemampuan yang Tuhan berikan, kita akan terus melangkah untuk melakukan kehendakNya walaupun berada di tengah-tengah onak dan duri, sebab Tuhan memberikan kuasa untuk mengalahkannya.
Melalui penjelasan di atas, biarlah kita menjadi lebih bijaksana dalam mempergunakan waktu yang ada, sebab kesempatan tidak bisa diulang kembali. Dan apabila kita benar-benar mempergunakan kesempatan yang Tuhan berikan, maka kita tidak akan mengalami kekecewaan melainkan kita akan memperoleh kebahagiaan.

Amin.

Berharga Dimata Tuhan






Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : I Petrus 1:3-8

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan

Berapa banyak orang Kristen yang tidak menyadari bahwa dirinya sangat berharga di mata Tuhan, sehingga mereka tidak dapat menghargai rahmatNya yang besar yang telah dilimpahkan pada kita. Dimana Dia telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati supaya kita menerima suatu yang tidak binasa yang tersimpan di surga. Dengan demikian kita mendapat perlindungan yang luar biasa dari Tuhan karena kita memiliki nilai yang cukup tinggi dihadapanNya.
Namun kenyataannya banyak orang yang melecehkan nilai kehidupan yang telah dikaruniakan Tuhan. Mereka menyamakan nilai kehidupan manusia seperti nilai kehidupan binatang yaitu melalui kepercayaannya terhadap horoskop maupun sio. Tetapi bagi kita yang telah mengalami kelahiran baru harus mengubah pola pikir kita, bahwa kita adalah ciptaan yang paling sempurna dan berharga diantara semua ciptaanNya.

Tetapi kalau kita perhatikan faktanya seperti yang biasa kita lihat melalui media masa, baik itu media elektronik maupun media cetak, maka kita akan melihat bahwa manusia seolah-olah tidak memiliki nilai lagi, karena manusia sekarang terlalu mudah untuk menghilangkan nyawa sesamanya. Contohnya : hanya masalah rasa cemburu yang tidak beralasan, mereka tega membunuh temannya sendiri, atau karena diejek oleh temannya dan merasa dirinya dilecehkan maka ia tega membunuh orang yang mengejeknya. Dan masih banyak peristiwa lain semacam itu masih berlangsung hingga saat ini.

Dari contoh-contoh diatas telah menunjukkan bahwa pada akhir zaman citra diri manusia semakin merosot, tetapi sebagai umat pilihan Tuhan harus tetap menyadari bahwa diri kita adalah manusia yang berharga oleh karena kuasa Yesus. Di dalam I Korintus 6:20 telah dikatakan : “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar yaitu dengan darah Kristus, maka kita berkenan menghadap tahta Allah. Selain itu, Tuhan juga memberikan meterai atas hidup kita yaitu RohNya yang kudus. Apabila kita sudah menyandang sebagai orang yang sudah ditebus dan dimeteraikan dengan RohNya yang kudus, maka jangan sekali-kali kita melecehkan akan karunia Allah. Seperti hal yang  telah kita ketahui, ketika Yesus datang ke bait Allah. Disana banyak orang yang mengadakan transaksi jual-beli dan aktifitas lainnya yang tidak selayaknya dilakukan di bait Allah.
Dan sebagai akibat tindakan orang banyak tersebut, maka Tuhan menjadi marah. Semua barang-barang yang ada disana dijungkir balikkan. Dan ketika peristiwa itu terjadi maka murid-murid Tuhan teringat dengan apa yang telah dikatakan firman Tuhan yaitu “cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).

Selain itu, kita harus tahu bahwa keberadaan Roh Allah bukan sekedar pribadi Allah, tetapi memiliki nilai yang sangat mahal. Seperti yang tercantum dalam II Korintus 4:7 yang berbunyi : “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Oleh sebab itu, kita tidak punya alasan untuk bersungut-sunggut, atau kecil hati terhadap apa yang sedang kita alami saat ini. Karena didalam diri kita sebenarnya ada kekuatan yang luar biasa yang membuat kita mampu untuk menghadapi pergumulan hidup.
Tetapi seringkali kali kita kurang menyadari bahwa kekuatan itu masih berlangsung sampai hari ini.  Dan saat ini firman Tuhan mengingatkan kepada kita sekali lagi bahwa : kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” (I Petrus 2:9)

Berdasarkan ayat diatas, yang menyebutkan bahwa kita adalah imam dan raja. Dalam sejarah Alkitab kita ketahui bahwa imam itu dilindungi oleh Tuhan secara khusus yaitu melalui perantaraan malaikatNya. Misalnya : ketika Elisa dikepung oleh ribuan musuh, ia tidak takut sama sekali karena Elisa telah melihat ribuan malaikat sedang membentengi dia; sedangkan Gehazi yaitu hamba Elisa merasa sangat ketakutan. Tetapi pada akhirnya Elisa berdoa supaya Gehazi melihat seperti yang Elisa lihat. Selain seorang imam mendapat perlindungan dari Tuhan, rajapun juga mendapat perlindungan dari Tuhan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah : Mengapa Allah begitu memperhatikan kita sedemikian rupa ? Jawabannya adalah : karena kita adalah biji mata Allah.  Seperti yang diungkapkan oleh raja  Daud dalam Mazmur 17:8 “Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu”

Mengapa Daud mengungkapkan hal ini dalam doanya ? Karena ia mengerti bahwa dia biji mata Allah sangat berharga dimata Tuhan. Dan apa akibatnya jika ada orang mengusik umat pilihan Tuhan ? mereka akan berurusan dengan Tuhan. Karena didalam Zakharia 2:8b disebutkan bahwa “siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya.”

Seperti halnya bangsa Israel ketika berada di Mesir sebagai budak dan mengalami perlakuan yang tidak seharusnya dialami oleh bangsa Israel. Sehingga bangsa Israel memiliki image yang rendah, tetapi oleh kasih karunia Allah mereka dibawa keluar dari tanah perbudakan melalui pimpinan daripada Musa. Waktu mereka keluar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan; mereka harus melintasi padang gurun, sedangkan jumlah mereka sangat banyak yaitu kurang lebih tiga juta orang. Tetapi Allah memberi kemampuan kepada Musa untuk memimpin mereka yang begitu banyak jumlahnya. Pada saat mereka sampai di tanah perjanjian, mereka diberkati secara luar biasa. Dan sebagai klimaks dari kisah ini yaitu pada zaman Salomo. Namun Salomo tidak tahan diberkati secara berlimpah-limpah. Buktinya Salomo memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik. Dan pada suatu saat bangsa Israel dijajah kembali oleh bangsa Babel.

Memang, secara fisik bahwa hidup ini sangat membosankan, tetapi perlu kita ingat bahwa Tuhan sangat memperhatikan hidup kita karena Tuhan telah menetapkan kita menjadi milikNya seperti yang tertulis dalam Ulangan 32:9 “Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.”

Dan juga kita tahu bahwa ketika orang Israel berjalan melintasi padang pasir, Allah juga memeliharanya. Pada siang hari mereka dilindungi oleh tiang awan sehingga mereka tidak kepanasan dan pada waktu malam hari mereka dilindungi oleh tiang api sehingga mereka tidak kedinginan. Tetapi mereka menganggap bahwa perlindungan Allah adalah sesuatu yang biasa. Padahal perlindungan Allah adalah luar biasa. Apabila kita melecehkan perlindungan Tuhan, maka perlindungan atas hidup kita tidak ada. Oleh karena itu biarlah kita senantiasa mengucap syukur dan tetap menghormati akan pemeliharaanNya karena kita sangat berharga dihadapanNya

Tuesday, November 27, 2012

Peliharalah Keselamatanmu !






Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” (I Korintus  6:20).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia melainkan anugerah Allah. Sebenarnya kita harus menerima hukuman kekal tetapi oleh karena kasihNya, maka kita diselamatkan melalui pengorbanan Kristus. Keselamatan itu sendiri diberikan kepada kita ketika kita percaya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat; lalu dibaptiskan, yang pada akhirnya terjadilah kelahiran baru. Keselamatan terjadi hanya satu kali saja. Lalu, bagaimana keselamatan itu terus berlangsung dalam kehidupan kita? Perlu ada “maintenance” / pemeliharaan.

Saudara, berapa banyak orang yang mengaku dirinya percaya kepada Yesus, tetapi memandang rendah nilai pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Mereka tidak memelihara ataupun peduli lagi terhadap keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada mereka. Hal ini terbukti dari gaya hidupnya yang tidak mencerminkan sebagai anak Tuhan atau orang yang telah dipindahkan dari kegelapan menuju terang. Jadi, sesungguhnya mereka tidak mengerti arti daripada keselamatan. Oleh sebab itu marilah kita belajar bagaimana seharusnya kita memelihara keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita :

1. Menghormati Roh Kudus

Firman Tuhan berkata : ”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” (I Korintus  6:20). Dan sejak kita dibeli Tuhan dengan darahNya yang mahal yaitu melalui pengorbananNya di atas kayu salib, maka hidup kita bukan milik kita sendiri tetapi milik Allah; dan Allah menempatkan RohNya dalam hidup kita sehingga tubuh kita menjadi bait Roh Kudus. Untuk itu kita harus menghormati keberadaan Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan kita, dan sebagai landasannya adalah I Korintus 3:16-17. Selain itu kita dipanggil bukan untuk melakukan yang cemar, seperti yang tertulis dalam I Tesalonika  4:7 ”Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”

Wujud daripada sikap hormat kita terhadap Roh Kudus, yaitu jikalau kita melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan; dan semuanya itu tidak lepas dari pimpinan Roh Kudus. Dan orang yang hidup dalam Roh tidak akan menuruti keinginan daging, karena ia tahu bahwa hidup menuruti keinginan daging itu sama dengan membangun perseteruan dengan Allah. Mungkin timbul pertanyaan : ”keinginan daging itu seperti apa ?” firman Tuhan berkata : ”Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Galatia 5: 19-21). Dari segala macam bentuk perbuatan yang tertulis dalam ayat tersebut bukankah sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari ? baik melalui media elektronik maupun media cetak, bahkan kita temui disekeliling dimana kita tinggal.

Lalu, apakah dampaknya apabila kita menghormati dan hidup di dalam Roh Kudus ? Kita akan menemukan kemurahan Allah yang luar biasa, dan hal ini dapat kita lihat dalam 2 Samuel 6:6-19 yaitu kisah tentang Obed Edom. Gambaran Roh Kudus pada waktu itu adalah Tabut Perjanjian. Saat itu Tabut Perjanjian sempat di taruh di rumah Obed Edom selama tiga bulan, dan selama Tabut itu di rumah Obed Edom, ia begitu menghormatinya sehingga selama tiga bulan itu pula Obed Edom dan seisi rumahnya diberkati Tuhan. Demikian pula apabila Roh Kudus tinggal dalam hidup kita atau manunggal dengan kita, maka untuk jangka waktu yang tidak lama kita akan dipulihkan, disembuhkan dan diberkati Tuhan. Waktu Daud memikul Tabut Perjanjian ke Kota Daud, maka kota Daud diberkati Tuhan secara luar biasa.

Mengapa kita harus berdoa? Pada waktu kita berdoa, pasti ada muatan kasih. Hukum yang pertama dalam Matius 12:30-32  menyangkut roh, jiwa dan tubuh. Kerbersamaan mencari Tuhan ini sangat penting. Tubuh – longing God, Jiwa – thirsty God, Roh - I seek. Tidak bisa tubuhnya saja beribadah, atau jiwa saja, tetapi harus dengan Roh. Kalau kita baca Roma 7:16-26, kita mendapatkan bahwa roh, jiwa dan tubuh tidak dapat bersama-sama mencari Tuhan. Rohnya mencari Tuhan, tubuhnya membawa kepada dosa, bahkan jiwanya kadang muncul dengki, iri hati dan pengertian-pengertian lain. Akhirnya timbul kekacauan yang membuat “pemeliharaan itu” terhambat. Dalam keadaan dengki doa kita tidak mungkin dijawab Tuhan.

2. Tetap Melekat Pada Tuhan

Mazmur 63:1-3 berkata, “. . . Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.” Inilah merupakah ungkapan daripada hati Daud yang sangat merindukan Tuhan. Karena dia tahu bahwa dalam hadirat Tuhan, dia telah mendapatkan segalanya. Dan dari beberapa Mazmur yang telah ditulis oleh Daud telah mengungkapan kerinduannya untuk senantiasa tinggal atau melekat pada Tuhan. Sehingga pada Mazmur 91:14 tertera ungkapan hati Tuhan yang menyatakan : ”Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”

Suatu ketika Daud mengalami persoalan yang begitu berat, maka dia pergi ke padang gurun, dan dia berdoa dan berpuasa untuk mencari Tuhan dengan batinnya, jiwanya bahkan tubuhnya juga rindu akan Tuhan. Dia ingat akan nenek moyangnya pada waktu keluar dari Mesir, Tuhan sanggup memelihara mereka. Mazmur 34:19 berkata, “TUHAN itu dekat (bersama) kepada orang-orang yang patah hati (brokeness), dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” Dalam dunia ini banyak tindasan, untuk itu carilah Tuhan dengan jiwa yang hancur ( Mazmur 34:7-11).

3. Tetap Menghasilkan Buah

Dalam hal menghasilkan buah sangat berkaitan dengan bagian kedua yang tetap melekat pada Tuhan, sebab di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Dan dalam Mazmur 1:3 juga dikatakan : “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Dan sebagai aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah kita menjadi berkat bagi orang lain, namun semuanya itu kita kerjakan bukan dalam kondisi tertentu tetapi terus menerus, sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Galatia 6:9).

Amin.