TUHAN menambahi kita seribu kali lagi dari jumlah sekarang & memberkati seperti yang dijanjikan-Nya
Kebangkitan Besar
Thursday, February 23, 2012
Tetap Berdiri Teguh
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
(I Korintus 15:58)
Kata teguh dalam bahasa aslinya berarti setia. Pengertian daripada setia yaitu adanya komitmen yang tinggi. Sedangkan dalam kata komitmen itu sendiri mengandung suatu visi. Demikian halnya dengan Yesus ketika diutus ke dalam dunia ini kehidupanNya penuh dengan komitmen dan Dia tidak sekedar menjalankan perintah Bapa tetapi atas dasar visi yang telah Dia terima. Visi yang Dia kerjakan tidak pernah tergoyahkan meskipun harus menghadapi resiko yang besar. Walaupun muridNya rela mati untuk menggantikan kematianNya di atas kayu salib namun Yesus tetap komitmen dengan visi yang Dia terima. Setiap orang percaya kepada Yesus dalam hidupnya akan muncul suatu visi baru. Kalau Yesus mendapat visi untuk mati sesaat, tetapi kita yang percaya kepada Yesus akan lahir baru sebagai imamat yang rajani. Untuk itu janganlah kita goyah saat menghadapi berbagai pencobaan karena kita sebagai imamat yang rajani. Saat ini kita bukanlah manusia yang terpuruk tetapi umat yang diberkati dan dipulihkan. Memang ditengah perjalanan hidup ada banyak tantangan tetapi kita harus mengambil suatu keputusan yang sesuai dengan Firman Allah maka kemenangan demi kemenangan akan kita terima, sebab apabila Allah dipihak kita, siapakah lawan kita.
Supaya kita tetap teguh maka harus bersatu dengan Kristus. Setiap orang yang tetap melekat pada Tuhan sebagai pokok anggur akan tetap berbuah di dalam Dia. Dalam mengambil suatu keputusan perlu adanya sikap yang disiplin. Sebab apabila kita mengambil keputusan dengan ceroboh maka persoalan besar yang akan kita tuai, sedangkan apabila kita melangkah dengan kedisiplinan maka dalam jangka panjang kita akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Mungkin kita pernah mengalami kegagalan akibat tidak disiplin dalam menjalankan visi, tetapi biarlah kita kembali pada keputusan yang sesuai dengan Firman Allah. Apabila saat ini kita mengalami keadaan yang terpuruk, maka hal yang pertama kita lakukan adalah interopeksi diri. Apakah kita sudah keluar dari visi atau sudah menyeleweng dari kehendak Tuhan. Sebagai pedoman untuk interopeksi diri kita adalah firman Tuhan. Apabila hidup kita tidak sesuai dengan firman Tuhan itu berarti kita sudah keluar dari visi yang Tuhan berikan.
Kalau kita mengalami kemerosotan dalam hidup ini ataupun diberkati; baik dalam hal pekerjaan, keluarga maupun usaha yang semakin berkembang, itu merupakan tanda bahwa diri kita sedang diuji, apakah goyah atau tidak dalam menjalankan visi yang kita terima. Langkah demi langkah Allah membuktikan kuasaNya. Apabila saat ini kita meniliti diri sendiri mengalami banyak tantangan, maka sadarilah bahwa kita akan mendapatkan mujizat dari Allah asalkan tidak goyah. Semakin besar cobaan yang kita alami maka semakin besar pula mujizat yang akan kita terima (Yakobus 1:2-6). Saat kita mengalami cobaan janganlah cepat mengambil keputusan dengan kekuatan kita sendiri. Orang yang mengandalkan diri sendiri akan terkutuk, seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”
Segala sesuatu pasti ada waktunya karena Tuhan merindukan kita memiliki iman yang matang. Dalam melayani Tuhan kita harus tetap menyala-nyala karena hal ini akan membuat kita tetap teguh dalam mengiring Dia. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah : bagaimana seseorang dapat terus menyala-nyala dalam melayani Tuhan ? Setiap orang yang memiliki Roh Kristus maka dia akan tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan seperti halnya Tuhan Yesus saat berada di dalam dunia untuk mengemban tugasNya. Dia tidak pernah loyo, putus asa maupun frustrasi dalam menjalankan misiNya, walaupun banyak rintangan yang dihadapi oleh Yesus, namun semuanya itu tidak membuat surut semangat Yesus, sebab di dalam diri Yesus ada Roh Kudus yang membuat Dia menyala-nyala dalam menjalankan pekerjaan Bapanya, bahkan sampai di atas kayu salibpun Dia tetap mau mengampuni orang yang menganiayaNya. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan tetapi oleh karena ketaatanNya kepada Bapa maka Ia berhasil untuk menyelesaikannya.
Demikian dengan kita, janganlah kita putus asa, loyo maupun frustrasi sebab kita sebagai anak-anak Tuhan ditetapkan sebagai pemenang seperti yang tertulis dalam I Yohanes 5:4, “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.”
Diantara tokoh-tokoh yang ada dalam dunia ini semua rohnya telah mengalami kegagalan, tetapi hanya ada satu tokoh yang tidak gagal yaitu Yesus Kristus. Dan setiap orang yang percaya pada Yesus akan berhasil karena di dalam dirinya ada Roh Kristus. Roh Kristus tidak pernah gagal karena Roh Kristus merupakan energon/energi yang luar biasa. Oleh sebab itu janganlah sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus yang sudah dimeteraikan dalam hati kita, dan jangan memadamkan Roh yang sedang bekerja dalam hidup kita, apalagi menghujat. Dan perlu kita ketahui bahwa yang memberi kemampuan/kesanggupan untuk melakukan perkara yang besar adalah Roh Kudus. Untuk itu jangan sekali-kali seseorang memegahkan diri atas dirinya sendiri, sebab hal itu sama dengan kesombongan. Sedangkan orang yang sombong adalah musuh Allah. Dan kesombongan itu sendiri akan mendahului kehancuran.
Saudara, sekali lagi firman Tuhan menasehatkan supaya kita tetap teguh dan tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar kita. Sebab orang yang mudah terpengaruh seperti kapal di tengah lautan yang diombang-ombang ambingkan oleh gelombang laut. Kalau kita tetap teguh maka kita akan dipercaya oleh Tuhan mulai dari perkara yang kecil sampai perkara yang besar, seperti yang tertulis dalam Lukas 16:10, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
Kalau kita berhasil saat ini itu merupakan hasil karya daripada Roh Kudus. Untuk itu tetaplah berdiri dengan teguh sebab Roh yang ada dalam diri kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia ini.
Amin
Wednesday, February 22, 2012
Mezbah Abraham
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3:29).
Ketika seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka orang tersebut menjadi milik Kristus. Dan orang yang menjadi milik Kristus berhak menerima janji Allah seperti yang diberikan kepada Abraham karena kita termasuk keturunan Abraham. Perlu diketahui bahwa dalam firman Tuhan telah terkandung suatu janji dan hukum/perintah. Janji yang dimaksud disini adalah janji berkat. Sekarang kita akan melihat berkat apa yang diterima Abraham, dan apa yang telah dilakukan Abraham. Kita perlu mempelajarinya supaya berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham-pun boleh kita terima secara nyata dalam hidup kita.
Firman Tuhan berkata : ”Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, . . . .” (Ibrani 11:8-10). Dari ayat tersebut kita melihat bahwa ada suatu rencana Allah bagi kita. Pada waktu Abraham tinggal di tanah yang asing, Tuhan punya rencana untuk Abraham. Bahkan bukan hanya untuk di dunia ini tetapi hidup yang kekal. Oleh sebab itu ada Abram, manusia jasmani dan ada Abraham manusia rohani. Abraham inilah manusia roh yang direncanakan Allah mendapatkan hidup yang kekal. Manusia jasmani pada akhirnya akan roboh, tetapi jika saat itu tiba bagi kita maka kita tidak perlu takut, sebab manusia rohani kita tahu tujuan yang pasti yaitu mendapatkan hidup kekal selama-lamanya. Dan setiap kita yang rindu untuk masuk di dalam rencana Allah baik dalam hidup di dunia ini maupun untuk yang akan datang, biarlah kita mau belajar dari apa yang sudah dilakukan oleh Abraham.
Di dalam Alkitab kita menemukan adanya mezbah-mezbah yang dibangun oleh Abraham. Mezbah adalah berbicara tentang ibadah. Di dalam ayat-ayat yang akan kita lihat nanti, kita menemukan adanya empat mezbah. Mengapa ada empat mezbah? Karena ibadah itu bertumbuh. Seperti seorang anak yang mengenal orang tuanya, dia tidak lahir langsung mengenali orang tuanya, tetapi anak itu bertumbuh selangkah demi selangkah untuk mengenali orang tuanya dengan baik.
Adapun empat mezbah yang telah didirikan oleh Abraham:
a. Mezbah Yang Didirikan Dekat Sikhem (Kejadian 12:1-7)
Mezbah adalah ibadah, dan diatas mezbah selalu ada korban. Di dalam ibadah harus ada yang dikorbankan. Dari kisah Abraham yang dipanggil Allah ini, kita bisa belajar bahwa Abraham telah mempersembahkan korban. Mengapa Abraham dipanggil dari sanak saudaranya? Karena sanak saudara Abraham hidup dalam sistem dunia. Sistem dunia adalah “kalau tidak berkeringat, tidak korupsi, tidak membunuh, tidak merampok… maka tidak bisa hidup”. Dunia kegelapan mem-back up cara hidup sanak saudara Abraham. Abraham ditunjuk Tuhan untuk meninggalkan sistem dunia dan pergi ke suatu tempat.
Dalam hidup ini kita belajar, kita sekolah dan belajar keahlian. Hal ini memang tidak salah, tetapi jika kita beranggapan bahwa kalau tidak berpeluh dan berkeringat maka kita tidak bisa makan, maka ini salah. Hal ini berarti bahwa kita masih terikat pada sistim dunia. Allah mengajar kita untuk berubah dari sistem dunia menuju sistem berkat. Sikhem berarti bahu. Abraham mendirikan mezbah di dekat sikhem, karena dia tidak lagi memakai sistem dunia. Dia telah mengambil keputusan untuk menaruh segala beban hidupnya di atas bahu Allah dan tidak lagi mengandalkan kekuatan sendiri. Demikian juga seharusnya kita. Jangan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi taruhlah segala beban di bahu Yesus Kristus. Sebab bahu Yesus Kristus adalah bahu yang kuat, perkasa dan disana ada kuasa yang hebat. (Yesaya 9:5).
b. Mezbah Yang Didirikan Dekat Betel (Kej. 12:8)
Betel adalah berbicara tentang rumah Allah. Abraham mulai menghormati Allah. Dia mengorbankan kedagingannya menjadi rumah Allah. Siapa yang menghormati Allah dia tidak akan mendukakan, melawan atau menghujat Roh Kudus. Dan barangsiapa menghormati Allah, seperti Obed Edom yang menerima Tabut Allah di rumahnya dan menghormati Allah, maka hanya dalam waktu tiga bulan dia diberkati Allah dengan luar biasa. Mari kita juga menghormati Allah dengan tidak mendukakan, melawan atau menghujat Roh Kudus.
c. Mezbah Yang Didirikan Dekat Hebron (Kej. 13:18)
Pada waktu Abraham keluar dari sanak saudaranya, ternyata ada Lot yang ikut. Kalau kita teliti kebenaran Alkitab, kita akan menemukan bahwa ternyata Lot tidak pernah mendirikan mezbah. Jadi dia hanya numpang Abraham. Sekalipun hanya numpang, ternyata Lot juga menjadi kaya. Tetapi perhatikan, ternyata ada waktunya Allah membuat pemisahan. Dan ketika tiba waktunya untuk memilih, Lot memilih berkemah di dekat Sodom. Sodom adalah sebuah kota duniawi yang moralnya rusak. Lot ternyata memilih untuk kembali ke sistem dunia. Dia telah memulai dengan roh tetapi mengakhiri dalam daging. Akhir keluarga Lot, istrinya menjadi tiang garam dan dua anak wanitanya bermoral rusak, yaitu berselingkuh dengan ayahnya sendiri sebagai akibat dari pengaruh Sodom.
Hebron artinya damai sejahtera. Abraham memilih untuk tidak bertengkar, dia memilih damai sejahtera. Selanjutnya setiap langkah Abraham disertai dan diberkati Allah dengan luar biasa.
d. Mezbah Yang Didirikan Di Gunung Moria (Kejadian 22:1-2)
Ishak adalah anak yang sangat dicintai Abraham. Bahkan Abraham tentu mencintai Ishak lebih dari segala hartanya, karena Ishak didapatkan pada masa tuanya setelah sekian tahun lamanya diharapkan. Namun demikian di mezbah di Gunung Moria dia mengorbankan Ishak. Gunung Moria adalah Gunung Allah. Di Gunung Moria ini Abraham membuktikan diri bahwa dia mencintai Allah lebih dari segala-galanya, termasuk lebih dari yang paling dicintai dalam hidupnya. Tuhan juga menghendaki agar kita mencintai Dia lebih dari segala-galanya. Apakah hal ini merugikan Abraham? Ternyata tidak. Di dalam Kejadian 22:14 terbukti bahwa jika kita mencintai Tuhan lebih dari segalanya, maka segala-galanya disediakan Tuhan.
Perhatikan, dari keempat mezbah tersebut di atas kita bisa melihat bahwa mezbah di Sikhem adalah berbicara tentang iman, mezbah di Betel dan Hebron adalah berbicara tentang harap, sedangkan mezbah di Guning Moria adalah berbicara tentang Kasih.
Untuk itu mari kita teladani Abraham yang medirikan empat mezbah untuk diterapkan di dalam kehidupan ibadah kita! Tentu berkat Abraham akan mengalir juga dalam kehidupan kita.
Amin.
Monday, February 13, 2012
Biji Mata Tuhan Yang Dicintai
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Seorang budak tidak mempunyai hak atas dirinya sendiri, sekaligus tidak dapat melihat akan masa depan. Demikianlah yang dialami oleh bangsa Israel ketika berada di tanah perbudakan (Mesir), mereka mengalami penderitaan yang luar biasa, selain kehilangan jati dirinya. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang sedang mereka alami disebabkan oleh perbuatan mereka yaitu memberontak terhadap ketetapan Tuhan. Walaupun demikian, Tuhan tidak pernah membiarkan mereka untuk tetap hidup dalam penderitaan, sebab Tuhan telah menetapkan suatu rancangan bagi umatNya yaitu rancangan damai sejahtara dan bukan rancangan kecelakaan. Dan sejauh ini bangsa Israel tidak pernah memahami dan menyelami betapa besar kasih Tuhan. Mereka cenderung untuk menuruti keinginannya sendiri ketimbang menuruti kehendak Tuhan.
Saudara, kali ini kita akan melihat betapa besar pembelaan Tuhan terhadap bangsa Israel (termasuk kita sebagai bangsa Israel secara rohani) ketika mengalami berbagai macam aniaya baik itu secara jasmani maupun rohani karena kita adalah biji mataNya; seperti yang tertulis dalam Zakharia 2:8 (Pernyataan Tuhan) “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu -- sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya”. Disisi lain, Tuhan juga menyatakan pemeliharaanNya terhadap umatNya yang sedang mengalami pergumulan, walaupun kerapkali umatNya mengecewakanNya. Sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia, Ia tidak pernah mengingkari akan janjiNya dan Dia tidak pernah dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga Dia dapat melindungi kita, seperti yang tertulis dalam Ulangan 32:10 “Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.”
Saudara, walaupun orang percaya diposisikan sebagai biji mata Tuhan yang senantiasa dijaga, dipelihara dan dilindungi, tetapi tidak sedikit orang percaya yang berusaha untuk lari dari rencana Tuhan dan menentukan jalannya sendiri, sehingga mereka jatuh dalam berbagai pencobaan. Tetapi saat ini kita akan belajar dari kehidupan Daud. Meskipun Daud adalah seorang raja yang diurapi dan diberkati secara berlimpah, namun ia tetap bergantung kepada Tuhan, sebab ia menyadari bahwa di luar Tuhan manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Sehingga dalam doanya, Daud berkata : “Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.”(Mazmur 17:8).
Hal ini menunjukkan betapa terbatasnya manusia itu. Dan seandainya ada seseorang yang kaya raya, memiliki kedudukan atau jabatan yang tinggi, memiliki rumah yang megah bagaikan istana dengan dilengkapi para penjaga, tetapi kalau tidak hidup melekat pada Tuhan maka sia-sialah segala apa yang ia miliki, sebab firman Tuhan berkata : “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”(Mazmur 127:1-2)
Oleh karena itu janganlah kita menolak untuk dicintai Tuhan, sebab kita adalah biji mataNya. Dan apabila kita tetap menolak atau tidak menganggap cinta daripada Tuhan, maka kita akan mengalami seperti yang dialami oleh gadis Sulam (Shulamite). Shulamite adalah gadis yang sederhana, dan ia adalah pekerja kebun anggur milik Salomo. Dari kisah ini telah diceritakan bahwa Salomo telah jatuh cinta kepada Shulamite walaupun kedudukan diantara keduanya sangat jauh berbeda. Dimana posisi Salomo adalah seorang baginda raja yang diurapi dan diberkati, sedangkan Shulamite adalah pekerja kasar, bahkan dapat dikata “tidak ada harganya” dibanding dengan Salomo. Lalu bagaimana menyamakan posisi dari orang yang biasa untuk naik step by step (langkah demi langkah) supaya setara dengan Salomo, bahkan sampai menjadi permaisuri raja ? Pada waktu Salomo menyatakan cintanya kepada Shulamite, ia harus menyamar menjadi seorang gembala dengan membawa domba ke kebun anggur, sehingga ia dapat bertemu dengan Shulamite. Dan sementara waktu berjalan, hidup daripada Shulamite mulai mengalami perubahan. Dimana dia mendapat banyak hadiah dari Salomo sebagai tanda cintanya kepada Shulamite. Dan ketika kehidupan Shulamite sudah menjadi mapan, maka mulai ada sedikit perubahan dalam hal kesetiaan.
Tatkala Salomo hendak bertemu dengan Shulamite pada malam hari karena rindu bertemu dengan Shulamite, namun Shulamite enggan menemuinya karena ia mau tidur. Tetapi Salomo tetap mengetuk pintu rumahnya, dan pada akhirnya Salomo harus pergi karena kedatangannya tidak diharapkan. Setelah Salomo pergi, Shulamite mulai sadar dan bergegas untuk membukakan pintu, tetapi kekasihnya telah pergi.
Saudara, bukankah Yesus Kristus itu raja segala raja yang menjadi manusia dan sebagai gembala yang baik sehingga Dia dapat bertemu dengan kita. Dan apabila saat ini Tuhan sedang mengetuk pintu hati kita, maka janganlah kita enggan untuk membukanya dan mempersilahkan Dia masuk, sebab ketika Dia masuk dalam hati kita, maka Dia akan merubah kehidupan kita bahkan apa yang tidak pernah kita dengar maupun kita lihat, bahkan tidak pernah timbul dalam hati kita akan dinyatakan oleh Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan sedang mengangkat kita menjadi calon permaisuri (mempelai Kristus) step by step. Memang untuk mencapai derajat yang sama itu tidak mudah karena perlu waktu. Namun yang jelas suatu saat derajat kita akan sama dengan mempelai laki-laki.
Tetapi sementara waktu berjalan, janganlah kesetiaan kita berubah, walaupun kita diberkati secara berlimpah-limpah. Karena yang utama adalah kita dibawa pada tingkat kedewasaan yang pada akhirnya kita layak untuk menjadi mempelai Kristus. Dan apabila saat ini kita diberkati Tuhan maka kita perlu memuliakan Tuhan dengan harta kita, dan jangan sampai kita mulai mencintai harta kita lebih daripada Tuhan, sebab firman Tuhan berkata : “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)
Melalui beberapa uraian diatas, biarlah kita semakin giat dan sungguh-sungguh di dalam Tuhan supaya tingkat kerohanian kita semakin hari semakin meningkat sampai mencapai kedewasaan penuh, sehingga kita berkenan menjadi mempelai Kristus.
Dan jikalau dalam perjalanan hidup kita mengalami banyak rintangan atau pergumulan, janganlah kita kuatir sebab kita adalah biji mata Tuhan yang dicintai.
Amin.
Subscribe to:
Posts (Atom)