TUHAN menambahi kita seribu kali lagi dari jumlah sekarang & memberkati seperti yang dijanjikan-Nya
Kebangkitan Besar
Tuesday, October 25, 2011
Berkat Abraham, Ishak, dan Yakub
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Galatia 3:26-29
Dalam gereja kami tidak ada istilah golongan jemaat kelas bawah, menengah atau atas, karena semua jemaat Tuhan adalah sama, yaitu anak-anak Allah. Galatia 3:29 berkata, “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Kita memiliki hak menerima “wasiat.” Tuhan memberikan kita bukan hanya wasiat saja, tetapi juga janji untuk hari depan. Abraham adalah sosok pribadi yang senantiasa mencari wajah Tuhan, hal ini terbukti dimana pun dia berada selalu memberikan persembahan bagi Tuhan. Dan semuanya itu dilakukan bukan karena Abraham ingin diberkati, melainkan hal tersebut merupakan suatu kesukaan dalam hidup Abraham, walaupun pada akhirnya memiliki dampak yang luar biasa dalam kelangsungan hidupnya sampai pada keturunannya.
Efesus 1:13-14 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru selalu dikatakan Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Ini merupakan gambaran bahwa sepanjang sejarah umat manusia diberkati oleh Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Abraham diberkati secara pribadi, Ishak diberkati dalam suatu keluarga, Yakub diberkati sebagai suatu etnis atau bangsa, yaitu bangsa Israel. Ini artinya, Tuhan mau memberkati pribadi, keluarga dan bangsa kita. Roh Kudus merupakan jaminan bagi kita untuk mendapat janji-janji Allah.
Roh Allah bukan hanya memiliki muatan kekayaan, kuasa, hikmat dan kemuliaan, tetapi Dia adalah pribadi yang menjamin untuk memberi janji Allah kepada kita. Untuk itu, kita harus belajar banyak dari Abraham, Ishak dan Yakub.
Abraham (Kejadian 12:1-8)
Posisi kita adalah anak-anak raja dan imam. Apabila kita adalah anak raja dan imam maka hal ini memungkinkan Tuhan memberkati kita tanpa batas. Raja adalah seorang yang diurapi. Urapan itu sendiri merupakan “point of contact” saja. Kita harus melangkah dengan iman. Anak-anak raja akan diberkati secara fisik saja, sedangkan posisi kita adalah sebagai imamat yang rajani. Kita dimeteraikan Roh Kudus untuk menjadi imam dan raja. Sehingga Tuhan memberkati kita tanpa batas.
Secara priadi, Abraham dipanggil langsung oleh Allah Bapa. Abraham dipanggil untuk suatu tujuan yang mana ia sendiri tidak mengerti. Kalau dahulu, semua direncanakan menurut pikirannya sendiri, saat dipanggil, dia mulai mengarahkan pikirannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita dipimpin oleh Tuhan oleh karena kita mendengar firman Allah dan juga oleh Roh Kudus. Dipimpin oleh Tuhan merupakan langkah iman. Setiap orang yang diurapi Tuhan dan mau diberkati, berikanlah diri kita untuk dipimpin Tuhan, maka akan terjadi perubahan yang besar atas hidupmu yaitu engkau semakin berkenan di hadapanNya.
Pada waktu itu Lot turut serta. Sebenarnya Lot ini juga harus dipanggil dan dipilih Tuhan secara personal dan tidak boleh ikut-ikutan, namun oleh karena ikut-ikutan, maka timbul banyak persoalan demikian pula dengan kehidupan kita. Untuk itu kita perlu tahu apa yang harus dilakukan untuk memelihara hubungan kita dengan Allah? Kejadian 12:7-9; 13:18 mencatat bahwa ke manapun Abraham pergi selalu mendirikan mezbah. Dan setiap dia membuat mezbah, Allah selalu menampakkan diri, demikian juga sebaliknya. Kejadian 13 menyebutkan Abraham menjadi sangat kaya. Setiap kali Tuhan menunjukkan suatu tempat kepada Abraham, di sana Kerajaan Allah dinyatakan.
Dalam 2 Samuel 6:11 telah disebutkan bahwa “Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.” Tabut Allah merupakan tempat kehadiran Tuhan (2 Samuel 6:1-2). Paling tidak, suami-istri, anak-anak berkumpul setiap hari untuk membangun mezbah keluarga. Terkadang kita lemah dalam soal ini. Kalau kita mau diberkati Tuhan, maka bangun mezbah Tuhan di rumah kita. Tabut Perjanjian saat ini ada pada kita. Jangan seperti Daud yang kurang menghormati Tabut Perjanjian dengan mengangkut Tabut tersebut di sebuah kereta. Roh Kudus harus ditaruh dalam diri kita masing-masing.
Perhatikan hidup kita hari ini dan juga hari esok. 2 Samuel 6:12b-14 menunjukkan sikap Daud yang mulai menghormati Tabut Perjanjian dan hidupnya kembali diberkati Tuhan. Kita percaya bahwa kalau kita menghormati kehadiran Tuhan maka hidup kita akan semakin diberkati Tuhan.
Selanjutnya, Kejadian 13:6 menceritakan perkelahian antara hamba Abraham dan hamba Lot. Ini menunjukkan bahwa jangan sampai kita menjadi pengikut saja. Hingga suatu saat Abraham dan Lot berpisah, dan Abraham tetap diberkati oleh Tuhan secara luar biasa. Kehadiran Tuhan merupakan perlindungan bagi kita. (Baca: Kejadian 20). Lalu, Kejadian 14:17-20 menyebutkan Abraham memberikan sepersepuluh dari miliknya untuk dipersembahkan kepada Imam Melkisedek. Persembahan sepersepuluh merupakan bukti ketaatan kita kepada Allah.
Ishak (Kejadian 26:12-13)
Pada waktu itu Abraham memberikan semua yang ia punya kepada Ishak. Abraham juga mensyukuri berkat yang Tuhan berikan kepada dia. Abraham juga tidak mau disebut kaya karena diberi raja-raja (Kejadian 14). Apa yang dilakukan Abraham, diikuti oleh Ishak. Menabur dan menuai merupakan hukum Tuhan yang sangat jelas. Kalau kita mau diberkati Tuhan maka kita juga harus menabur. Dengan demikian Tuhan akan memberkati kita tanpa batas.
Yakub (Kejadian 32:9-10)
Tuhan ingin memberkati Yakub secara pribadi, Yakub hanya bermodalkan tongkat saja dan ia mendapatkan berkat Tuhan. Tongkat ini terbuat dari kayu yang direndam air. Setiap orang Israel memiliki tongkat, seperti Musa. Tongkat Yakub ini diukir dari bawah ke atas, sehingga tongkat ini menjadi sejarah riwayat Yakub yang dipimpin Tuhan. Ini membuktikan bahwa kalau kita tidak memiliki apa-apa sekalipun dan mau dipimpin oleh Tuhan, maka Tuhan sanggup memberkati kita. Kecil atau besar, syukurilah berkat Tuhan. Amin
Tuesday, October 18, 2011
Jangan Ada Padamu Ragi Orang Farisi
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda. Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
(Markus 8 : 11 - 15)
Sebelum kita belajar tentang ragi orang Farisi, maka kita harus mengerti terlebih dahulu mengenai fungsi dan pengaruh daripada ragi yang sering digunakan untuk membuat adonan roti. Saudara, ragi ini gunanya untuk mengkhamirkan atau mempengaruhi seluruh tepung/adonan. Jadi istilah ragi ini bisa mengandung arti positif atau bisa juga negatif. Sebab, Yesus sendiri memberikan suatu perumpamaan : bahwa kerajaan sorga itu seumpama ragi; seperti yang tertulis dalam Matius 13:33 : . . .“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” Dari perumpaan mengenai ragi ini, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah : sesuatu yang mempunyai fungsi atau pengaruh. Dan apabila kita berbicara mengenai ragi kerajaan sorga, maka kita tahu bahwa ragi kerajaan sorga ini dapat mempengaruhi sekelompok manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dan sebagai akibatnya, manusia tersebut akan senantiasa mengalami berkat dan mujizat dari Allah selama di bumi ini, selain akan memperoleh hidup yang kekal. Oleh karena itu kita merindukan agar generasi yang akan datang tetap ada ragi kerajaan sorga, supaya gereja Tuhan tidak mengalami stagnasi, tetapi senantiasa mengalami pertumbuhan rohani.
Dalam pembahasan kali ini kita akan melihat bedanya antara orang Farisi dan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Bapak Peter Wagner pernah berkata bahwa ada roh agamawi (spirit of relegion). Memang secara fisik atau secara umum suatu agama itu tampak bagus, termasuk agama Kristen. Dan kita sependapat dengan pernyataan ini. Tetapi, kalau roh agamawi (spirit of religion) itu mengekang hubungan kita dengan Tuhan yang membawa pada pertumbuhan rohani kita, maka hal itu merupakan suatu ragi yang membuat orang Kristen tidak pernah menikmati berkat ataupun mujizat Tuhan. Oleh sebab itu, kita sebagai orang Kristen jangan sampai kita dicengkram oleh roh agamawi. Karena roh inilah yang membuat kita tidak mengalami kuasa dan mujizat Tuhan. Walaupun kita sudah minta tanda ajaib dari surga, tetapi apabila kita berada dalam cengkraman roh agamawi, maka kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita rindukan, seperti halnya yang dialami oleh orang-orang Farisi ketika meminta tanda ajaib kepada Yesus. Untuk itu jangan sampai kita yang sudah menjadi orang Kristen; baik itu sudah lima tahun, sepuluh tahun atau lebih mulai dicengkram oleh roh agamawi. Karena apabila kita dicengkram oleh roh agamawi, maka kita tidak akan mengalami pertumbuhan rohani (stagnasi).
Ada beberapa ciri yang terdapat pada orang-orang Farisi, diantaranya : mereka suka membaca Alkitab, berdiskusi dan juga meneliti hukum-hukum Tuhan, termasuk sepuluh perintah Allah. Dan setiap hari mereka senantiasa membicarakan tentang hal kebenaran. Sehingga hal ini tampak indah dipemandangan manusia, tetapi hal ini tidak indah dipemandangan Allah, sebab mereka tidak hidup dalam kebenaran seperti yang mereka bicarakan setiap hari. Oleh karena itu mereka tidak pernah mengalami berkat dan mujizat Allah. Dan perlu kita ketahui bahwa orang yang hidup dalam kebenaran itu, tidak hanya memiliki perkataan iman saja, tetapi harus disertai dengan perbuatan yang sesuai dengan Firman Allah.
Pada masa-masa sekarang ini kita akan melihat suatu fenomena (gejala), dimana banyak orang mencari gereja yang dianggapnya baik; padahal gereja dimana-mana itu semuanya sama. Dan orang seperti inilah yang tergolong sebagai orang Farisi. Mengapa mereka dikatakan/tergolong sebagai orang Farisi ? Sebab apabila seseorang menjadi jemaat yang baik, maka dengan sendirinya gereja itu akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila jemaat itu tidak baik maka gereja itu juga dapat dikatakan tidak baik. Jadi, baik atau tidaknya gereja tergantung kehidupan kita; apakah kehidupan kita membawa ragi sorgawi atau ragi orang Farisi. Apabila kita membawa ragi kerajaan sorga maka kita akan sanggup mempengaruhi suatu gereja untuk menjadi baik, tetapi sebaliknya, apabila kita membawa ragi orang Farisi, maka gereja yang baik pun dapat menjadi rusak. Disamping itu, kita juga tahu bahwa gereja bukan berbicara tentang gedung/bangunan sebab jemaat itu sendiri merupakan gereja. Memang, hidup dalam kebenaran itu tidak gampang, tetapi apabila kita mengandalkan kekuatan Roh Kudus maka kita sanggup hidup dalam kebenaran, itupun dapat kita lakukan dengan susah payah.
Paulus berkata : “celakah aku ini, sebab ketika aku hendak berbuat kebenaran, maka yang jahat sudah hadir.” Oleh sebab itu, supaya kita tetap hidup dalam kebenaran dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, maka ada beberapa nasehat yang harus kita patuhi yaitu : Janganlah padamkan Roh Kudus (I Tesalonika 5:19); Janganlah mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30); Janganlah mendustai Roh Kudus (Kisah Rasul 5:3 – kisah tentang Ananias dan Safira); Janganlah menentang Roh Kudus (Kisah Rasul 7:51); Janganlah menghujat Roh Kudus ( Matius 12:31-32) sebab pengampunan tidak akan ada dalam kehidupan kita. Dari semua nasehat yang sudah tertulis diatas akan senantiasa mengingatkan kita, bahwa Roh Kuduslah satu-satunya sumber kekuatan yang dapat membawa kita untuk hidup dalam kebenaran Allah, termasuk melakukan sepuluh perintah Allah, seperti yang terdapat dalam Keluaran 20:1-17, yaitu diantaranya tidak menyembah allah lain. Sebab Allah yang layak kita sembah adalah Tuhan Yesus, tidak membuat patung sebagai ganti Tuhan, tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, menguduskan hari sabat, menghormati orang tua, tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak menjadi saksi dusta, tidak mengingini apa yang menjadi milik orang lain.
Dan sebagai nasehat terakhir yaitu : biarlah kita tetap hidup dalam kekuatan Roh Kudus dan senantiasa membawa ragi kerajaan sorga dan bukan ragi orang Farisi. Supaya rencana dan kehendak Allah boleh dinyatakan di atas muka bumi ini, dan nama Tuhan senantiasa dipermuliakan serta kerajaan Allah semakin diperlebar.
Amin.
Tuesday, October 11, 2011
Ketaatan yang Disertai Kesetiaan, Ketekunan & Kesabaran
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”
(Markus 14:35-36)
Peristiwa yang sedang terjadi seperti yang tertulis dalam ayat bacaan di atas merupakan wujud ketaatan Yesus Kristus.
Meskipun Yesus tahu bahwa setelah penderitaan bahkan sampai pada kematian di atas kayu salib akan ada kemenanan besar, tetapi secara manusia pada waktu itu Ia sempat mengatakan “kalau bisa cawan ini berlalu dari padaKu.” Cawan ini merupakan hal yang menakutkan namun Dia tetap taat untuk melakukannya. Kata taat memang sangat mudah untuk diucapkan, tetapi tidak semua orang mau untuk melakukannya. Untuk dapat taat itu sebenarnya mudah, yaitu menerima tugas dan menjalankan.
Tetapi masalahnya tidak semudah itu karena sementara menerima tugas, bisa muncul adanya suatu konflik yang bertentangan dengan kemauan dan pemikiran diri sendiri sehingga dengan demikian mulai muncul keraguan dan rasa bimbang, dan akhirnya mulai mencoba menghindar untuk melakukan tugas yang Tuhan berikan. Meskipun kita terhalang dengan perasaan bimbang, takut, cemas ataupun gagal tetapi apabila kita taat maka kemenangan demi kemenangan akan kita peroleh. Oleh sebab itu, kita harus berbahagia karena memiliki pemimpin yang sempurna yaitu Yesus Kristus yang senantiasa menuntun bahkan kadang memaksa kita untuk tetap mentaati segala apa yang telah menjadi ketetapanNya, sekalipun kita tidak suka dengan tugas tersebut.
Tuhan memberikan suatu pengajaran mengenai ketaatan yang disampaikan melalui rasul Paulus kepada muridnya yaitu Timotius. Diantaranya : pengajaran mengenai teladan seorang prajurit, olahragawan maupun petani. Dan kali ini kita akan mempelajari satu persatu mengenai hal ketaatan seperti yang telah disebutkan :
1. Teladan Seorang Prajurit (Taat dan Setia)
Dalam II Timoitus 2:3-4 dikatakan, ”Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”
Yang dituntut pada pribadi seorang prajurit selain ketaatan adalah kesetiaan. Dan kalau kita perhatikan mengenai prajurit, maka dapat kita ketahui bahwa prajurit merupakan komunitas yang sangat tangguh dan loyal. Satu institusi yang dipenuhi oleh pribadi-pribadi yang sangat luar biasa; baik di Indonesia maupun diseluruh negara. Masia Felly, dalam The Art of The War (seni berperang); menyatakan : ”sepertinya tidak ada profesi yang lain yang melebihi profesi seorang prajurit dalam hal pengorbanan maupun pengabdiannya terhadap bangsa dan negara.” Menurut pandangan secara umum bahwa yang paling penting dalam profesi prajurit itu adalah seseorang yang bertubuh kekar dan melakukan latihan fisik secara intensif. Seorang prajurit harus trampil dan cakap dalam hal strategi perang. Semuanya itu memang penting, tetapi yang dibutuhkan oleh seorang prajurit yang sejati adalah kesetiaan. Taat dan setia ini sangat penting.
Kesaksian : Dalam usia yang sudah lanjut ini, secara manusia saya (Pdt. Alex T.) menjalankan pelayanan sangat lelah, tetapi Tuhan menghendaki tetap berkiprah dalam pelayanan termasuk membangun menara doa Jakarta. Meskipun kadang-kadang muncul rasa bimbang, takut, tetapi Tuhan tetap ingin saya untuk maju terus melayani Dia.
Melalui rasul Paulus, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk taat dan setia, meskipun kita menghadapi hal yang susah. Seperti halnya Yesus saat menghadapi kematianNya, dimana Dia tetap taat dan setia. Dalam suratnya, rasul Paulus berkata :”Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia”(II Timotius 2:11)
2. Teladan Seorang Olahragawan (Taat dan Tekun)
Dalam II Timotius 2:5 dikatakan, ” Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” Sebagai seorang olahragawan dituntut untuk tekun. Progress atau target utama yang diharapkan dari seorang olahragawan adalah mahkota (Piala). Pada jaman Romawi hadiah/penghargaan berupa daun palem yang dirangkai untuk menjadi mahkota. Rasul Paulus pernah mengatakan bahwa hidup ini adalah pertandingan, dan setiap orang harus mengambil bagian dalam pertandingan tersebut. Untuk dapat memenangkan pertandingan tersebut, maka diperlukan ketekunaan berlatih, kemudian bertanding sesuai dengan peraturan-peraturan olahraga. Saudara, kalau bertanding tidak boleh ada keinginan untuk menjegal, iri hati, cemburu, atau hal-hal yang tidak sportif. Kita berusaha melakukan pekerjaan Tuhan yang terbaik atau terdepan demi kemuliaan namaNya, bahkan kita ”menyeret” teman-teman yang masih ketinggalan untuk sama-sama maju. Sejak gereja Bethany Nginden terbangun, maka muncul gereja-gereja besar lainnya.
Contohnya di Semarang yaitu gereja yang digembalakan oleh Pdt. Petrus Agung, di Solo digembalakan oleh Pdt. Obaja, dan di Jakarta digembalakan oleh Pdt. Jacob Nahuway dan lainnya, dimana gereja mereka rata-rata berkapasitas diatas sepuluh ribu jemaat. Untuk dapat mencapai semua itu perlu ketekunan tidak hanya satu atau dua jam tetapi harus dilakukan selama bertahun-tahun. Untuk itu jangan kecil hati saat kita menghadapi berbagai tantangan hidup, atau bahkan kita kadang-kadang jatuh, tetapi percayalah apabila kita tetap terus berjuang maka kemenangan akan kita peroleh. Apa arti ketekunan ? artinya yaitu ulet dan tidak pernah putus asa. Kalau kita putus asa maka kita tidak akan dapat memperoleh apa yang akan kita capai.
3. Teladan Seorang Petani (Taat dan Sabar)
Dalam II Timotius 2:6 dikatakan, ”Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” Petani itu ada ciri khasnya, tidak peduli menabur sedikit atau banyak, tetapi dia harus sabar untuk menunggu waktu menuai. Seorang petani tidak ada yang dapat mempercepat atau memperlambat waktu menuai. Kalau seseorang menabur tentu ada waktunya untuk menuai. Jarak waktu itu, Tuhanlah yang menentukan. Suatu saat gereja ini menabur seribu sepeda motor buat hamba-hamba Tuhan di pedesaan untuk dapat melayani.
Memang, kadang-kadang kita menabur disertai dengan tetesan air mata, seperti yang tertulis dalam Mazmur 126:5-6 ”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” Namun semua yang kita lakukan tidak sia-sia tetapi membawa hasil yang tidak terkatakan.
Memang ada kalanya kita mengalami pergumulan seperti Tuhan Yesus yaitu menghadapi cawan. Kita mengharapkan kalau bisa semua itu berlalu dari kita. Tetapi Tuhan memberikan contoh bahwa ketaatan itu harus disertai dengan sikap setia, tekun maupun sabar.
Apabila hal itu ada dalam pikiran kita dan dibantu oleh kuasa Roh Kudus maka kita akan mengalami suatu kemenangan yang besar. Seandainya Tuhan Yesus gagal dalam ketaatan maka kemenangan itu tidak akan pernah dialami. Oleh sebab itu, dari beberapa teladan yang kita kita pelajari marilah kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup kita senantiasa berkemanangan.
Amin.
Lepas Dari Kepentingan Sendiri
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. (2 Timotius 3:1-2)
Kapankah hari-hari terakhir itu?
Yaitu masa-masa sekarang ini. Alkitab berkata, di masa yang sukar ini, manusia akan mementingkan diri sendiri, ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Manusia yang Serakah. “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang” (2 Timotius 3:2). Mari alami pembaharuan dalam hati dan pikiran. Tidak lagi menjadi hamba uang & serakah tapi mari gunakan berkat yang Tuhan beri untuk memberkati sesama kita.
2. Manusia yang tidak peduli kepada orang lain. Mari kita mengingat pengorbanan Tuhan Yesus bagi hidup kita. Karena kita tahu bahwa: “Hidupku bukan aku lagi melainkan Kristus yang hidup dalam kita”.
Jangan biarkan fokus kita pada diri sendiri melainkan fokuslah kepada Tuhan. Keinginan Tuhan adalah supaya kita sadar dan mengutamakan Tuhan. Percayalah, Tuhan pasti sanggup untuk memberi yang terbaik atas hidup kita.
Alkitab katakan dalam Yakobus 3:16 “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.”
Bagaimana hidup lepas dari kepentingan diri sendiri?
1. Mari mengerti tujuan & panggilan Tuhan bagi hidup kita. Kita diselamatkan supaya keluarga, lingkungan, kota bahkan bangsa kita juga bisa mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
2. Kenali setiap talenta yang Tuhan dalam hidup kita. Mari mulai kerjakan apapun bentuk talenta yang Tuhan berikan, dengan kuat, penuh gelora cinta dan setia sampai garis akhir.
Orang yang tahu rencana Tuhan, tahu melepaskan kepentingan diri sendiri, dan hidupnya di fokuskan kepada panggilan Tuhan serta siap memberikan setiap talenta yang terbaik kepada Tuhan!
Kapankah hari-hari terakhir itu?
Yaitu masa-masa sekarang ini. Alkitab berkata, di masa yang sukar ini, manusia akan mementingkan diri sendiri, ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Manusia yang Serakah. “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang” (2 Timotius 3:2). Mari alami pembaharuan dalam hati dan pikiran. Tidak lagi menjadi hamba uang & serakah tapi mari gunakan berkat yang Tuhan beri untuk memberkati sesama kita.
2. Manusia yang tidak peduli kepada orang lain. Mari kita mengingat pengorbanan Tuhan Yesus bagi hidup kita. Karena kita tahu bahwa: “Hidupku bukan aku lagi melainkan Kristus yang hidup dalam kita”.
Jangan biarkan fokus kita pada diri sendiri melainkan fokuslah kepada Tuhan. Keinginan Tuhan adalah supaya kita sadar dan mengutamakan Tuhan. Percayalah, Tuhan pasti sanggup untuk memberi yang terbaik atas hidup kita.
Alkitab katakan dalam Yakobus 3:16 “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.”
Bagaimana hidup lepas dari kepentingan diri sendiri?
1. Mari mengerti tujuan & panggilan Tuhan bagi hidup kita. Kita diselamatkan supaya keluarga, lingkungan, kota bahkan bangsa kita juga bisa mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
2. Kenali setiap talenta yang Tuhan dalam hidup kita. Mari mulai kerjakan apapun bentuk talenta yang Tuhan berikan, dengan kuat, penuh gelora cinta dan setia sampai garis akhir.
Orang yang tahu rencana Tuhan, tahu melepaskan kepentingan diri sendiri, dan hidupnya di fokuskan kepada panggilan Tuhan serta siap memberikan setiap talenta yang terbaik kepada Tuhan!
Tuesday, October 4, 2011
Penjunan dan Tanah Liat
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“ . . . apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat . . . ”
(Mazmur 8:1-10)
Dalam ayat bacaan di atas terdapat sebuah kalimat yang berkata : “Engkau telah membuat sama seperti Allah.” Hal ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan begitu sempurna. Namun oleh pelanggaran manusia, sehingga image/citra diri manusia yang sesungguhnya telah menjadi rusak dan roh mereka manunggal dengan roh Lucifer yang terkutuk, sehingga kita terkutuk juga.
Walaupun demikian ada kabar baik bagi mereka yang percaya kepada Yesus, karena Allah mempunyai inisiatif untuk mengembalikan citra diri kita serupa dan segambar citra diri Allah, yaitu dengan cara memberikan putraNya yang tunggal untuk disalibkan, mati dan pada hari yang ketiga dibangkitakan. Untuk itu berbahagialah setiap kita yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja, karena kita dilahirkan kembali guna mendapatkan mahkota, kemuliaan dan hormat.
Saudara, biarlah kita sadar akan image/citra diri kita, bahwa pada mulanya manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26-27,
”Berfirmanlah Allah : Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. . . . ”
Tetapi sayangnya banyak orang oleh karena masalah menjadi rendah diri. Memang manusia penuh kelemahan, karena kalau kita melihat proses manusia maka kita tahu bahwa manusia hanya terbuat dari debu dan tanah seperti yang tertulis dalam Kejadian 2:7,
” . . . TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.”
Selain itu juga di dalam Mazmur dipertegas bahwa :
”. . . apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi (Mazmur 104:29-30).
Namun semuanya itu bukan menjadi penghalang buat Allah untuk memberikan kuasa atas kita.
Setiap manusia yang terlahir di bumi ini diberikan bakat oleh Allah; apapun latar belakang hidup mereka, sebab Allah itu baik. Dan oleh karena dosa maka bakat itu digunakan untuk melakukan hal-hal yang jahat, misalnya kepandaiannya digunakan untuk menipu orang, atau ketrampilan mereka digunakan untuk hal-hal negatif. Tetapi mereka yang percaya kepada Yesus maka kehidupannya diperbaharui, seperti yang tertulis dalam II Korintus 5:17,
”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Saya (Pdt. Alex T.) mempunyai bakat mengenai hal teknik, tetapi oleh karena orang tua saya punya apotik maka saya dianjurkan untuk melanjutkan apotik orang tua, sehingga saya di sekolahkan di SMA, tetapi di tengah perjalanan studi, saya telah gagal, lalu selanjutnya saya masuk di AA (Asisten Apoteker), itupun hanya 3 bulan saja, karena saya tidak kuat. Dan akhirnya saya masuk STM. Dalam jangka waktu 2 tahun saya lulus. Dan dari bakat itu Roh Kudus memimpin saya sehingga dapat membangun Gereja Bethany Manyar, Gereja Bethany Nginden, bahkan Menara Doa Jakarta akan dapat terselesaikan oleh Kuasa Roh Kudus.
Jadi setiap kita mempunyai bakat, sebab Tuhan adalah Penjunan dan kita adalah Tanah Liat. Apabila kita sebagai bejana yang sedang dibentuk menjadi rusak maka sang penjunan akan membentuk kita kembali sesuai dengan rencanaNya. Kalau kita dibangun menurut kehendak Tuhan maka itu indah sekali. Oleh karena itu jangan membuang-buang waktu, tetapi bertindaklah sesuai dengan kehendak Tuhan. Manusia apabila dipenuhi Roh Kudus maka bakatnya ada kuasa atau karisma itu muncul, bahkan kekayaan akan dinyatakan atas kita.
Kalau kita baca Roma 9:20-21 maka kita akan mengerti bahwa kita ini dibentuk bukanlah untuk menjadi orang-orang yang biasa, tetapi dengan tujuan yang mulia. Sebagai bejana kita diisi dengan kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian. Hal ini dapat kita baca dalam I Petrus 2:9, yang menyatakan bahwa kita adalah imamat yang rajani (imam dan raja). Seorang imam itu memiliki karakter yang mulia, sedangkan raja memiliki kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian. Namun apabila kita berulangkali gagal untuk menjadi sebuah bejana maka kita akan menjadi manusia biasa. Dan gambaran orang yang berulangkali gagal, misalnya orang tersebut diisi dengan kekayaan kemudian bocor, diisi dengan hikmat juga bocor, maka kita akan dibentuk terus untuk menjadi bejana indah dipemandanganNya. Memang kesukaran itu ada pada kita, pada waktu kita dibentuk itu sakit, tetapi Tuhan inginkan kita semua menjadi anak-anak raja. Oleh karena itu marilah kita kerjakan bakat-bakat kita dengan baik, sebab oleh karena kuasa Roh Kudus maka kita akan menjadi berkat bagi banyak orang.
Ada tiga contoh beberapa orang dalam mempergunakan bakat selama hidupnya :
1. Saul (I Samuel 16:14).
Saul mempunyai bakat baik dan Roh Tuhan turun atas dia, maka Tuhan mengangkat dia menjadi raja. Namun pada akhirnya Roh Allah itu undur karena kedagingan daripada Saul mulai muncul lebih kuat. Bahkan pada saat menghadapi tentara orang Filistin, Saul sangat takut kemudian dia minta petunjuk dari Tuhan tetapi Tuhan tidak memberi jawaban, sehingga pada akhirnya ia minta seorang petunjuk dari seorang dukun.(I Samuel 28:5-7). Memang pada awalnya Saul mempunyai bakat yang bagus, dipenuhi Roh Kudus dan diangkat menjadi raja, tetapi oleh karena rasa cemburu akan keberhasilan Daud maka timbul kebencian dihatinya dan berusaha membunuh Daud berulang kali.
2. Yefta (Hakim-hakim 11:1-3).
Gilead menikah dengan perempuan sundal dan lahirlah Yefta. Lalu, tatkala Yefta hidup bersama dengan anak-anak dari istri Gilead yang sebenarnya. Tetapi Yefta diusir, maka larilah Yefta dari saudara-saudara mereka. Dan bakat yang dimiliki oleh Yefta digunakan untuk merampok, tetapi suatu hari Roh Allah turun atas Yefta, maka ia menjadi seorang pahlawan (Hakim-hakim 11:29). Jadi apabila Allah mengirim RohNya atas Yefta maka ia diangkat menjadi salah satu hakim di Israel, dan seorang hakim itu sama dengan seorang raja. Ia mempunyai kuasa, kekuatan, kekayaan, dan hikmat. Yefta berasal dari keadaan yang buruk, dimana dia adalah seorang anak perempuan sundal, kemudian ia mempunyai bakat digunakan untuk melakukan hal-hal yang jahat, tetapi oleh karena Roh Allah turun atas dia maka Yefta diangkat oleh Tuhan menjadi seorang yang luar biasa.
3. Daniel (Daniel 6:4).
Daniel memiliki bakat luar biasa dan dipenuhi Roh Kudus sehingga raja-raja hendak menempatkannya di atas seluruh kerajaannya, itu pada jaman raja Nebukadnesar, kemudian raja Belsyasar, selanjutnya raja Darius sampai Koresi, Daniel tetap mempunyai prilaku yang baik.
Dalam Daniel 6:29 menjelaskan bahwa kerajaan demi kerajaan, dia tetap menjadi orang penting dalam kerajaan.
Untuk itu janganlah kita menjadi orang yang biasa. Sebab yang biasa itu sering rusak. Tetapi kita adalah ciptaan yang luar biasa, sehingga memiliki kedudukan yang tinggi. Oleh sebab itu berbahagialah bagi kita yang tetap hidup di dalam Tuhan sebab Allah akan mengangkat kita.
Amin.
Dream Is A Battle
"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan”.
(Yoel 2:28)
Mimpi bukan hanya milik orang muda,orang tuapun Tuhan berikan mimpi.
Ketika kita mempunyai mimpi, sesuatu yang besar pasti terjadi dalam hidup kita. “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” (Amsal 29:18). Ketika kita mempunyai impian yang datangnya dari Tuhan, dan didapatkan dalam hadirat Tuhan, kita sedang menuju masa depan yang penuh harapan!
Mari perhatikan 2 hal berikut ini, supaya kita tidak kehilangan mimpi yang Tuhan sudah berikan:
1. Bersabar saat menghadapi keadaan yang sifatnya sementara. Jangan pernah membuat masalah yang sifatnya sementara menjadi masalah yang permanent. Jangan terus tinggal dalam masalah dan kesulitan tetapi mari tetap percaya bahwa keadaan yang sifatnya sementara itu bisa dipulihkan, disembuhkan, dibalikkan menjadi kebaikan dan membawa berkat dalam kehidupan kita.
2. Bersabar saat menghadapi penundaan atas realisasi mimpi kita.
Saat janji Tuhan sepertinya belum digenapi & ada waktu penundaan, mari kita menanti & menunggu apa yang telah dijanjikan Tuhan! Abraham adalah contoh orang yang memegang janji Tuhan, atas kelahiran Ishak, sebagai anak Perjanjian. Abraham akhirnya menerima janji itu; mimpi menjadi nyata! Saat kita menantikan janji Tuhan, mari lakukan apa yang menjadi bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya.
“Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”(Habakuk 2:3).
Sanggupkah bersabar sampai mimpi yang Tuhan berikan tergenapi?
(Yoel 2:28)
Mimpi bukan hanya milik orang muda,orang tuapun Tuhan berikan mimpi.
Ketika kita mempunyai mimpi, sesuatu yang besar pasti terjadi dalam hidup kita. “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” (Amsal 29:18). Ketika kita mempunyai impian yang datangnya dari Tuhan, dan didapatkan dalam hadirat Tuhan, kita sedang menuju masa depan yang penuh harapan!
Mari perhatikan 2 hal berikut ini, supaya kita tidak kehilangan mimpi yang Tuhan sudah berikan:
1. Bersabar saat menghadapi keadaan yang sifatnya sementara. Jangan pernah membuat masalah yang sifatnya sementara menjadi masalah yang permanent. Jangan terus tinggal dalam masalah dan kesulitan tetapi mari tetap percaya bahwa keadaan yang sifatnya sementara itu bisa dipulihkan, disembuhkan, dibalikkan menjadi kebaikan dan membawa berkat dalam kehidupan kita.
2. Bersabar saat menghadapi penundaan atas realisasi mimpi kita.
Saat janji Tuhan sepertinya belum digenapi & ada waktu penundaan, mari kita menanti & menunggu apa yang telah dijanjikan Tuhan! Abraham adalah contoh orang yang memegang janji Tuhan, atas kelahiran Ishak, sebagai anak Perjanjian. Abraham akhirnya menerima janji itu; mimpi menjadi nyata! Saat kita menantikan janji Tuhan, mari lakukan apa yang menjadi bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya.
“Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”(Habakuk 2:3).
Sanggupkah bersabar sampai mimpi yang Tuhan berikan tergenapi?
Subscribe to:
Posts (Atom)