TUHAN menambahi kita seribu kali lagi dari jumlah sekarang & memberkati seperti yang dijanjikan-Nya
Kebangkitan Besar
Thursday, December 1, 2011
FirmanNya “Ya dan Amin”
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tema di atas, terlebih dahulu saya landasi dengan kata “Kairos” atau suatu kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Apabila seseorang mendapat kesempatan dari Tuhan, maka kesempatan itu adalah Kairos yang juga berarti conform.
Ketika dari pihak Tuhan berkata YA, maka kita berkata AMIN. Misalkan dalam salah satu ayat yang berkata : “mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan.” Maka kita menjawabnya ya dan amin. Semua perjanjian dari Tuhan yang tertulis dalam Alkitab ini merupakan janji-janji yang disampaikan kepada Abraham melalui sumpah, sehingga segala sesuatu yang Abraham kerjakan selalu berhasil.
Jadi kalau kita datang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh atau mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh maka pintu akan dibukakan. Saudara, apabila kita ingin mendapatkan suasana atau keadaan yang demikian maka setiap kita harus berada dalam posisi yang benar. Untuk dapat berada pada posisi yang benar itu tidak mudah, kecuali kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus pada kehidupan kita (Filipi 2:5).
Pikiran dan perasaan yang bagaimana yang terdapat dalam Kristus Yesus ?. Kita harus mengosongkan diri kita; dalam pengertian, kita tidak boleh berpikiran atau mempunyai perasaan atas diri sendiri, tetapi kita harus mengisinya dengan pikiran Allah. Seperti halnya Yesus ketika keberadaannya sebagai manusia, ia telah mengosongkan diriNya. Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap keseteraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:6-8). Dan sebagai akibatnya, Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi. (Filipi 2:9-10)
Pikiran dan perasaan itu timbul bersama-sama; apabila pikiran kita negatif maka perasaannya pun negatif begitu pula sebaliknya. Jadi kedua bagian ini saling berkaitan. Oleh karena itu perlu kita pahami juga, bahwa dari hati timbul segala pikiran yang jahat (Matius 15:19); yang mana sebagai penjabarannya adalah perbuatan yang negatif pula. Untuk itu pikiran Kristus harus ada dalam diri kita, supaya kita dapat bertahan dalam posisi yang telah ditentukan oleh Tuhan kepada kita. Dan jikalau kita tidak menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, maka secara otomatis kita akan hidup dalam kedagingan; dan kita pun tahu bahwa perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Galatia 5:19-21).
Dan puji Tuhan, saat ini kita yang sudah bertobat dan percaya Tuhan serta dibaptiskan telah mendapat satu penolong yaitu Roh Kudus. Karena dengan kekuatan Roh Kuduslah kita dapat mengatasi segala godaan yang ada disekitar kita. Tetapi apabila kita mengabaikan akan keberadaan Roh Kudus yang tinggal dalam hidup kita maka kita akan jatuh dalam dosa. Dan apabila saat ini kita telah jatuh dan hidup dalam dosa maka segeralah bertobat, pintu kasih karuniaNya masih terbuka. Oleh sebab itu, di tahun kesempatan ini kita harus semakin giat dalam membangun atau memperbaiki jam doa atau ibadah kita. Karena pada intinya, yaitu ketika kita berdoa, hal itu sama dengan memulangkan pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan, dan jikalau pikiran dan perasaan kita pulangkan kepada Tuhan maka perbuatan kita akan semakin baik. Dan hal ini tidak dapat kita lakukan dalam waktu yang singkat atau sementara tetapi terus menerus. Kita akan melihat kehidupan daripada Henokh yang telah membangun hubungan dengan Tuhan tidak satu atau dua tahun tetapi tiga ratus tahun dia telah bergaul dengan Allah.
Memang, pada jaman sekarang tidak ada orang yang hidup sampai ratusan tahun seperti Henokh, tetapi hal ini menunjukkan bahwa Henokh senantiasa membangun hubungan dengan Tuhan sampai pada akhir hidupnya. Dan sebagai akibatnya ia tidak sempat mengalami kematian secara tubuh tetapi diangkat Tuhan hidup-hidup (Kejadian 5:21-24). Lalu, bagaimana dengan kita, apakah kita saat ini masih tetap membangun hubungan dengan Tuhan, atau kita mulai menjauh dari Tuhan akibat banyaknya persoalan yang kita hadapi atau kita menjauh karena banyaknya berkat yang sudah kita terima ?.
Saudara, kita hidup tidak bisa mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, karena ada banyak keterbatasan dalam diri kita. Oleh sebab itu firman Tuhan menasehatkan : “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab Ia memberikannya kepada yang dicintaiNya pada waktu tidur” (Mazmur 127:1-2). Apalagi melihat keadaan dunia yang semakin tidak menentu, dimana-mana banyak terjadi bencana alam; baik bencana di udara, air, maupun darat. Sehingga tidak ada tempat yang lebih aman untuk dapat berlindung kecuali kepada Tuhan. Dalam kitab Mazmur telah dinyatakan : “Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan” (Mazmur 118:8-9).
Dari beberapa uraian diatas telah mengajar kita untuk belajar mengimani segala apa yang telah difirmankanNya. Memang hal itu tidak mudah, tetapi perlu kita latih. Karena kerapkali mulut kita berkata amin sedangkan otak kita masih berfikir “apa mungkin ya ?”. Untuk itu marilah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus ke dalam hidup hidup kita, supaya kita dapat memulangkan segala pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan, dan pada akhirnya kita dapat melihat dan merasakan kuasa dan mujizat Tuhan.
Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment