TUHAN menambahi kita seribu kali lagi dari jumlah sekarang & memberkati seperti yang dijanjikan-Nya
Kebangkitan Besar
Thursday, January 26, 2012
PertolonganNya Tidak Pernah Terlambat
Pdt. Dr. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat Bacaan: Markus 5:21-43
Masihkah mujizat Allah terjadi hingga saat ini ?
Sebuah pertanyaan yang kerapkali timbul dalam hati orang yang mengaku dirinya Kristen ketika menghadapi persoalan yang tak kunjung padam maupun sedang mengalami jalan buntu. Dan kali ini kita akan melihat kisah yang terdapat dalam Alkitab yang menceritakan tentang dua orang yang mengalami persoalan selama bertahun-tahun dan menghadapi jalan buntu.
Mujizat yang pertama adalah orang yang mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun telah disembuhkan dan yang kedua adalah anak Yairus dibangkitkan dari kematian. Dari sekian banyak orang yang datang kepada Yesus, hanya dua orang yang mengalami mujizat. Padahal semua orang yang mengerumuni Yesus juga membutuhkan suatu pertolongan, tetapi mereka tidak menyadari bahwa diri mereka perlu ditolong. Mereka lebih suka untuk menonton atau ikut-ikutan saja daripada mengalami sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan.
Untuk itu, jangan sampai kita seperti orang banyak yang datang kepada Yesus, yang hanya menonton atau ikut-ikutan, tetapi biarlah kita belajar seperti dua orang yang mengalami mujizat dari Tuhan. Mungkin saat ini ada persoalan yang telah tampak di depan kita atau ada yang belum, namun yang jelas bahwa suatu saat di depan kita ada peristiwa yang tidak dapat kita atasi dengan kekuatan kita sendiri dan kita mengalami jalan buntu (deadlock). Tetapi apabila kita datang kepada Tuhan Yesus seperti dua orang ini, maka segala persoalan kita akan terselesaikan.
Dari peristiwa yang telah kita baca, maka kita akan menemukan nilai kebenaran yang terdapat dalam perikop ini, diantaranya :
Pertama, Yairus adalah seorang kepala rumah ibadat yang sedang mengalami persoalan yang cukup serius, karena anaknya sakit keras dan hampir mati (sekarat). Dan apabila ditinjau dari status sosial ia adalah seorang rohaniawan, maka tentunya ia tahu tentang hal theologia (ilmu ketuhanan), tetapi tatkala ia mendengar tentang nama Yesus atau tentang Injil Kristus yang selalu menyatakan bahwa Allah telah menjadi manusia, yang bernama Yesus, maka datanglah Yairus kepada Yesus dan tersungkurlah Yairus di depan Yesus, lalu menyembahNya (ayat 22). Mengapa Yairus tersungkur didepan Yesus ? Karena ia tahu, bahwa ia sedang menghadap Allah yang menciptakan langit dan bumi. Demikianlah yang tertulis dalam Yohanes 1:14 & 18, yaitu bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. - Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Artinya, bahwa barangsiapa yang bertemu dengan Yesus, dia bertemu dengan Allah yang Mahakuasa.
Dari sini kita akan tahu, bahwa persoalan dapat dialami oleh siapa saja, termasuk hamba Tuhan. Walaupun tampak seolah-olah bahwa seorang hamba Tuhan tidak memiliki masalah, atau tampak bahwa hidupnya serba sukses karena Tuhan pasti menolong. Tetapi suatu saat seorang hamba Tuhan bisa terbenam dalam suatu kesukaran dan tidak bisa mengatasinya. Namun apabila dia minta pertolongan kepada Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus turut bersama-sama untuk menyelesaikan persoalannya itu, asalkan didasari dengan iman yang mantap seperti yang dimiliki oleh Yairus. Tetapi berapa banyak orang yang mengaku dirinya percaya kepada Tuhan Yesus namun tidak seratus persen percaya, bahwa Tuhan sanggup menyelesaikan segala persoalan. Bahkan sebaliknya, saat mereka mengalami persoalan mereka justru menjadi panik. Tetapi Tuhan berkata : jangan takut !. Arti kata takut dalam bahasa Yunani, seperti yang tertulis dalam Markus 5:35-36 yang berarti “panik.”.
Memang, terkadang sementara kita berjalan bersama Yesus, keadaan tidak bertambah baik, seperti yang dialami oleh Yairus. Dan hal ini bukan berarti kita semakin menderita apabila berjalan dengan Yesus, tetapi Tuhan ingin menyatakan kuasaNya yang luar biasa. Karena semakin sukar persoalan itu, maka semakin besar mujizat yang dinyatakan Tuhan kepada kita. Untuk itu jangan kuatir dan takut, karena ada mujizat yang akan dinyatakan lebih hebat lagi. Dan apabila persoalan sedang menimpa kita, maka janganlah kita panik. Orang yang panik adalah seperti orang yang tidak bertuhan. Tetapi orang yang penuh Roh Kudus adalah orang yang tidak takut terhadap persoalan, karena mujizat Tuhan pasti terjadi.
Dan apabila saat ini kita mengalami persoalan dan tidak ada jalan keluarnya (deadlock), maka ingatlah bahwa pertolonganNya tidak pernah terlambat. Meskipun kita tidak bertemu dengan Yesus secara fisik, tetapi RohNya yang kudus telah bersama-sama dengan kita. Karena ketika kita berdoa dalam nama Tuhan Yesus, maka Roh Kudus akan memberikan kemampuan kepada kita untuk mengahadapi persoalan serta menyelesaikannya, demikianlah yang tertulis dalam Efesus 1:13-14 yang berbunyi : “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Kedua, seorang wanita yang mengalami sakit pendarahan selama dua belas tahun (Markus 5:25-28). Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat; jangankan dua belas tahun, satu malam saja orang sudah merasakan penat yang luar biasa, apalagi menderita sakit selama dua belas tahun. Tentunya orang akan berputus asa karena tidak tahan mengalami penderitaan terus-menerus; apalagi kekayaannya habis digunakan untuk berobat namun hasilnya “nol besar”. Tetapi saudara, wanita ini tidak putus asa. Dia sungguh percaya bahwa hidup ini masih ada harapan selama mau berusaha. Dan ketika wanita ini mendengar tentang Tuhan Yesus, maka pengharapannya untuk mendapat mujizat semakin kuat. Bahkan dia berkata : “asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (ayat 28). Dan setelah menjamah jubah Yesus, maka seketika itu juga wanitu tersebut telah sembuh dari penderitaannya (ayat 29).
Jubah berbicara tentang urapan (contoh : Elia & Elisa). Dan urapan itu kita dapatkan saat kita bersekutu dengan Tuhan, karena dalam firman Tuhan juga dikatakan : “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."(Matius 18:20). Dan jikalau Tuhan hadir ditengah-tengah kita maka urapanNya juga hadir ditengah-tengah kita. Kemudian, apabila kita menerima urapan, maka segala penyakit yang sudah berlangsung selama belasan bahkan puluhan tahun, Tuhan tetap sanggup memberikan kesembuhan dan jawaban atas persoalan kita.
Oleh sebab itu janganlah kita takut atau panik saat mengahadapi persoalan, tetapi biarlah kita tetap memiliki iman yang teguh dan pengharapan yang kuat, sebab pertolonganNya terhadap kita tidak pernah terlambat.
Amin.
Tuesday, January 24, 2012
Peganglah Apa Yang Ada Padamu!
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.”
(Wahyu 3:11)
Saat ini yang menjadi bahan perenungan kita adalah kata “peganglah apa yang ada padamu”. Dan sebelum kita meneliti lebih dalam lagi, maka terlebih dahulu kita akan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan gereja yang berawal dari kisah para rasul. Dimana pada abad-abad pertama gereja berkembang begitu luar biasa. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, gereja sempat kehilangan sesuatu ketika masuk dalam suatu jaman, yang lebih dikenal dengan abad kegelapan. Dalam masa kegelapan inilah, akhirnya muncul kegerakan Protestament yang berarti gereja harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan.
Lalu, hal-hal apakah yang harus kita pegang dan pertahankan supaya kegerakan protestament tetap berkesinambungan, khususnya kita sebagai umat kepunyaanNya ?
1. Kehidupan Doa
Dalam Kisah Para Rasul 1:14 telah jelaskan bahwa : “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.”
Hal berdoa telah menjadi gaya hidup mereka (murid-murid Tuhan), sehingga pada akhirnya mereka mengalami pelipatgandaan yaitu menjadi seratus dua puluh orang pada saat hari pentakosta. Oleh karena itu kehidupan doa tidak boleh lepas dari kehidupan kita. Apabila kehidupan doa lepas dari dalam diri kita maka hubungan kita dengan Tuhan Yesus akan terputus. Kehadiran Tuhan ada pada orang yang berdoa, dan apabila Dia hadir, maka : “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7:7)
Berapa banyak gereja kehilangan kehidupan doa. Sepanjang pertengahan minggu tidak ada doa yang dinaikkan, karena kegiatan doa hanya dilakukan pada hari Minggu saja. Padahal doa merupakan nafas kehidupan rohani kita, dimana roh kita dapat berhubungan dengan Roh Kudus. Dan kekuatan doa itu sungguh luar biasa, seperti yang terjadi pada umat Tuhan ketika mereka sedang berdoa (Kisah Para Rasul 4:31). Namun kenyataannya tidak sedikit orang Kristen berkata bahwa berdoa itu membuang-buang waktu (wasting time). Padahal orang yang mengandalkan kekuatan jasmaninya itu sama dengan orang yang masuk kedalam lumpur. Ketika orang tersebut berusaha bergerak maka orang itu akan semakin terhisap oleh lumpur itu. Tetapi apabila kita berdoa maka kekuatan Allah akan dinyatakan melalui kehidupan kita sebagai umat lebih dari pemenang.
2. Firman Tuhan
Selain kehidupan doa yang harus kita pegang, tentunya ada hal lain harus kita pertahankan yaitu senantiasa membaca firman Tuhan dan menyelidiki tentang kebenaranNya, seperti yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan (Kisah Para Rasul 2:42). Dan perlu kita ketahui pula bahwa segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada oleh karena firman. Memang, firman Tuhan tampaknya seperti dongeng, dimana di dalamnya diceritakan tentang berbagai macam mujizat yang telah dilakukan oleh Tuhan. Tetapi apabila kita sungguh-sungguh menyelidiki firman, maka kita akan menemukan banyak janji-janji Tuhan yang disediakan untuk kita, sedangkan apabila kita enggan atau malas maka kita akan kehilangan banyak janji-janji Tuhan yang akan dinyatakan dalam kehidupan kita. Firman Tuhan berkata : “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7). Dalam pengertian bahwa segala sesuatu yang kita minta tentunya sesuai dengan apa yang tertulis dalam firman Tuhan, maka semuanya akan diberikan kepada kita. Oleh sebab itu, jangan sampai kita kehilangan semangat untuk membaca firman Tuhan.
3. Puji-pujian dan Penyembahan
Kisah Para Rasul 2:47 dikatakan : “sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Jadi pujian dan penyembahan dalam kehidupan kita itu sangat penting, karena Tuhan bertahta di atas pujian umatNya (Mazmur 22:4). Oleh karena itu, puji-pujian dalam kehidupan kita jangan sampai hilang, karena dalam puji-pujian ada kuasa yang dahsyat. Hal ini dapat kita lihat dari kisah tentang Paulus dan Silas saat mereka berada dalam penjara, dimana kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. (Kisah rasul 16:25-26).
4. Menabur dan Menuai
Dalam hal menabur dan menuai ini tidak semua orang dapat memahami. Karena di dalam siklus ini dituntut adanya suatu pengorbanan. Seperti yang dilakukan oleh jemaat mula-mula, yang mana telah dikatakan : ”dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” (Kisah Para Rasul 2:45) dan sebagai dampaknya adalah “ . . tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.” (Kisah Para Rasul 4:34-35)
Saudara, apabila dalam kehidupan kita tidak ada tindakan untuk menabur, maka selamanya kita tidak akan menuai. Oleh sebab itu, hal menabur dan menuai biarlah menjadi bagian dan siklus dalam kehidupan kita. Dan hal menabur ini tidak hanya terfokus pada gereja saja, tetapi juga terhadap saudara kita yang membutuhkan pertolongan, karena itu merupakan kehendak Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 25:35-40.
Amin
Tuesday, January 17, 2012
Responi PanggilanNya
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. (II Petrus 1:10)
Pada ayat bacaan di atas terdapat kata-kata “berusahalah sungguh-sungguh”, seolah-olah dengan kekuatan manusia, kita melakukan apa yang telah difirmankanNya. Padahal dalam bahasa aslinya kata berusaha ini mengandung perngertian : adanya suatu respon/menanggapi terhadap panggilan dan pilihan Tuhan.
Sebagai contoh adalah Yohanes pembaptis. Apabila kita melihat sejarah mengenai Yohanes pembaptis maka kita akan tahu bahwa sejak dalam rahim ibunya yaitu Elisabet, ia telah meresponi akan panggilan Tuhan. Hal ini terbukti ketika Elisabet mendengar salam dari Maria (ibu Yesus), dan spontanitas bayi (Yohanes) dalam rahim Elisabet itu melonjak, karena ia tahu bahwa yang bertandang ke rumahnya adalah raja di atas segala raja yaitu Yesus Kristus (Lukas 1:39-45).
Saudara, setelah Yohanes pembaptis lahir, maka dalam masa pertumbuhannya ia berada di padang gurun dengan tujuan supaya ia tidak terpengaruh dengan segala keadaan yang ada disekelilingnya dan tetap konsisten terhadap panggilannya, karena ia yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Bersamaan dengan pertumbuhan akan fisiknya, roh daripada Yohanes pembaptis juga bertambah kuat, dan Yohanes pembaptis tetap tinggal di padang gurun sampai pada saat yang telah ditentukan oleh Tuhan untuk tampil ditengah-tengah bangsa Israel untuk menyatakan bahwa jalan bagi Tuhan harus dipersiapkan.
Roh daripada Yohanes pembaptis ini semakin hari semakin kuat sebab ia senantiasa menjalin hubungan dengan Tuhan dan tidak pernah lepas, karena ia telah mempersiapkan dirinya untuk mengalahkan dunia dan bukan dikalahkan oleh dunia. Dan perlu kita ketahui pula, bahwa kontak roh antara Yohanes dan Yesus tidak hanya terjadi pada saat keduanya berada di rahim ibu mereka masing-masing, tetapi sampai dewasapun hubungan roh ini tetap ada. Hal ini terbukti ketika ia melihat Roh Kudus turun dari langit seperti burung merpati dan tinggal diatasNya, maka saat itu Yohanes berkata : Ia inilah Anak Allah. (Lukas 1:33-34). Demikian pula dengan kita, bahwa sejak kita berada dalam kandungan ibu kita, kita sudah mendapat bagian dari Roh Allah. Karena begitu benih itu ada dalam rahim ibu kita, maka nafas Allah itu sudah ada. Oleh sebab itu, tidak boleh ada pengguguran janin, sebab orang yang menggugurkan janin itu sama dengan membunuh.
Adanya bagian daripada Roh Allah pada manusia juga diungkapkan dalam surat Paulus kepada Jemaat di Galatia, yaitu Galatia 1:15-16 : “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi . . . . . “
Inilah pernyataan daripada Paulus, bahwa sejak berada dalam kandungan ibunya; ia telah mengenal sang pencipta karena sebagian Roh Allah berada dalam hidupnya. Dan kalau kita urut kembali dari Adam dan Hawa, maka kita akan tahu bahwa mereka berasal dari debu dan tanah, lalu dihembuskan nafas hidup sehingga Adam dan Hawa menjadi mahkluk yang hidup. Hal ini membuktikan bahwa setiap manusia memiliki nafas hidup yang berasal dari Allah. Namun dalam pertumbuhan daripada Saulus, baik secara fisik maupun secara mental telah dipengaruhi oleh budaya masyarakat Israel, yang mana pada saat itu tidak beribadah kepada Tuhan; disamping bangsa Israel sedang dijajah oleh bangsa Romawi.
Seharusnya batin Saulus berpaut kepada sang pencipta, tetapi saat dia dewasa justru memusuhi Kristus, dengan cara menganiaya para pengikut Tuhan, salah satunya adalah Stefanus yang telah mati karena dirajam batu. Saulus telah menghalalkan segala cara untuk dapat menumpas umat Tuhan. Saulus adalah seorang intelektual (berpendidikan), tetapi sayangnya dia tidak mengenal Kristus. Akhirnya suatu saat Saulus “disapa” oleh Tuhan ketika melakukan perjalanan ke Damsyik, katanya : “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku ?” dan saat itu juga Saulus jatuh dan tidak dapat melihat. Lalu ia dituntun Ananias, kemudian dibaptiskan. Dan saat itu Saulus mengalami kelahiran baru, sehingga namanya diganti menjadi Paulus. Dan sekarang Paulus kembali menjadi anak secara roh, dan kini ia mulai peka terhadap sang pencipta; karena hati seorang anak sangat peka terhadap Tuhan. Oleh sebab itu dalam Injil Matius 19:4 Tuhan berkata : “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”
Dan sejak peristiwa yang dialami oleh Paulus, maka ia tinggal di Damsyik selama 2-3 tahun, dan disana kerohaniannya dibentuk sampai mengalami pertumbuhan, dan akhirnya ia baru sadar bahwa sang pencipta telah “menyapanya”. Pengalaman hidup daripada Paulus telah membuatnya dia bahagia, karena ia tahu bahwa anugerah Allah telah dilimpahkan kepadanya melalui panggilannya. Dan kini ia mulai mengerti akan artinya hidup.
Dari sekian banyak manusia yang lahir di dunia ini tidak mengenal sang pencipta. Tetapi setelah “disapa” oleh Injil baru percaya akan Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita mengenal sang pencipta kita, sebab apabila kita mengenal sang pencipta maka kita tidak akan dibiarkan sendiri, tetapi kita akan diangkat. Demikianlah yang dialami oleh Paulus, setelah dia dipanggil Tuhan maka hidupnya mengalami perubahan secara luar biasa, walaupun dalam pertumbuhannya dia mengalami banyak ujian, tetapi dia berhasil dan menjadi kuat, sehingga pada akhirnya ia berani tampil di tengah-tengah bangsa Israel untuk memberitakan Injil keselamatan.
Saudara, saat ini kita beribadah bukan sekedar memenuhi aturan agama, tetapi mensyukuri dan meresponi akan panggilan Tuhan; untuk itu jangan sampai ada yang undur diantara kita, sebab orang yang undur tidak akan berkenan kepada Allah, seperti yang tertulis dalam Ibrani 10:38-39 “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.”
Berapa banyak orang yang sudah bertobat dan mengenal sang pencipta, kadang-kadang menjadi suam, dan mulai tidak beribadah ataupun melayani Tuhan lagi. Memang, menghadapi dunia ini tidak mudah, karena baik pencobaan, fitnahan, tindisan, kemiskinan dan sakit penyakit telah datang tanpa diundang. Tetapi apabila kita meresponi panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan pernah undur dari Tuhan, seperti yang dialami oleh Paulus.
Untuk itu, mau tidak mau roh kita harus semakin hari semakin kuat, karena kita sudah ditetapkan menjadi anak-anak Allah seperti firmanNya yang tertulis dalam I Petrus 2:9-10 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”
Amin.
Tuesday, January 3, 2012
Chasing & Still in God's Presence
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Saya menantikan saat “roh orang benar” itu diangkat. Saya percaya, semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, suatu saat diangkat Tuhan. Pintu sorga terbuka bagi kita. Saya ‘terbawa’ pada suatu kerinduan, agar suatu hari bisa melihat apa yang saat ini belum bisa dilihat. Saya percaya, suatu saat pintu sorga terbuka, dan kita akan masuk melihatnya.
Seperti halnya tertulis dalam Wahyu 4:1-5 dimana rasul Yohanes diangkat Tuhan, dan dia dikuasai Roh, lalu dia melihat, dimana dalam ayat 2 dan 3 dikatakan, dia melihat “seorang” (a person). Yang terlihat bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Disitu menunjukkan bahwa “seorang” itu tidak bisa dilihat rupaNya. Memang Allah itu Roh adanya, yang terlihat hanya kemuliaanNya saja. Apabila kita melihat pada pasal 4, maka “seorang” (person) itu tidak bisa dilihat rupanya, namun hanya bisa dilihat kemuliaanNya. Dimana disekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, menyembah Tuhan (Person). Sedangkan kalau kita membaca dalam Wahyu 5:9-14 maka disana dikatakan bahwa mereka yang menyembah pada Wahyu pasal 4 juga sama seperti dalam Wahyu pasal 5, hanya saja pada pasal 5, wajah yang disembah terlihat, yaitu wajah Anak Domba, tentu yang dimaksud adalah Yesus Kristus. Nah ini menunjuk pada Allah Bapa dan Anak.
Dalam Wahyu 4:5 dikatakan, “…..dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.” Ini bukan berarti, bahwa Roh Allah itu tujuh. Dalam bahasa lain, ketujuh Roh Allah itu menunjuk pada angka sempurna, itu artinya Roh Allah yang sempurna itu tinggal bersama-sama dengan para makhluk yang menyembah. Dalam Wahyu 5:6 dikatakan : “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.” Pada jaman Allah Bapa, Roh Allah tidak diutus, Roh Allah hanya memilih orang-orang tertentu saja untuk diutus keseluruh muka bumi. Tetapi setelah Yesus Kristus datang, dan karena Dia “disembelih” untuk menebus dosa manusia, sekarang Roh Allah itu diutus, maka kita yang percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita dipenuhi dengan Roh Kudus.
Jadi Roh Allah yang sempurna itu ada di dalam kita. Namun, semua itu tergantung pada kita yang merespon Roh Allah. Dua tiga orang berkumpul, Roh Allah yang luar biasa itu ada. Jadi saya minta kita betul-betul menghormati Roh Allah. Sekarang apa yang dilakukan oleh orang-orang yang menghadap “a person” yang sudah nyata, yaitu Yesus Kristus Anak Domba Allah. Yang dilakukan oleh mereka adalah memuji dan menyembah Tuhan seperti yang tertulis dalam Wahyu pasal 4:8-9. Allah itu “ada, sudah ada, dan yang akan datang.” Tepat sekali, Yesus Kristus itulah yang akan datang. Di Sorga nanti kita hanya menyembah. Itulah sebabnya, visi tahun depan (2012) ”CHASING AND STILL IN GOD’S PRESENCE.” Tahun depan kita akan lebih banyak “menyembah” Tuhan.
Saudara, dalam Wahyu 5:9 dikatakan : ”Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Dalam ayat ini disebut tentang “nyanyian baru.” Memang pengarang lagu itu banyak, tetapi ada lagu yang tidak bisa dikarang yaitu “menyanyi dalam roh,” itulah “nyanyian baru.” Di sorga itu selalu ada nyanyian baru. Lalu siapa yang bisa menyanyi? Tidak semua, hanya orang yang penuh dengan Roh Kudus yang bisa menyanyikan “nyanyian baru.” Sedangkan bagi mereka yang tidak menghormati roh atau memadamkan roh tidak bisa menyanyikan nyayian baru. Di Sorga kita cuma bisa menyanyikan nyanyian seperti itu.
Walau menyanyi dalam “bahasa roh” namun ada muatannya, yaitu ada arti yang disampaikan. Kemuliaan Allah itu luar bisa, tidak bisa terkatakan oleh kata-kata manusia, karena terlalu baikNya, sampai memakai “bahasa roh” saja. Dan itu adalah nyanyian kita, dimana kita sudah bisa menyanyikannya. Disorga nanti hanya ada puji-pujian. Dalam Wahyu 7:9-12 dikatakan : Di Sorga itu kita cuma menyembah dan memuji Tuhan, bahkan “keempat mahkluk itu dan 24 tua-tua” semua menyembah Tuhan. Jadi biasakan diri dalam menyembah Tuhan, sebab di sorga, siang dan malam kita selalu menyembah Tuhan.
Tahun depan (2012), sub thema Gereja Bethany “Chasing and Still in God’s Presence.” Di samping itu SPGI yang akan datang akan berubah, bukan lagi seminar pelipatgandaan gereja tetapi seminar kesatuan gereja (SKG 2012). Mulai saat ini kita akan berdoa untuk seminar itu, karena pembicaranya berasal dari berbagai gereja. Ada gereja yang masih kanak-kanak, ada gereja yang masih menganggap Tuhan itu gembala, ada gereja yang menganggap Tuhan itu tunangan, ada gereja yang menganggap Tuhan itu mempelai. Itu sesuai dengan tingkatan rohaninya, tetapi mereka semua satu umat Tuhan. Saya kira gereja-gereja bisa bersatu dalam menyembah dan memuji Tuhan. Kalau berbicara soal tingkatan rohani, macam-macam juga. Ada yang berbahasa roh, ada yang tidak. Hal itu ‘tidak soal’. Waktu kita anak-anak berpikir seperti anak-anak, tetapi kalau sudah dewasa, berbeda. Saat ini kita perlu bersatu. Gereja kita dipakai Tuhan, untuk menggenapi doa Tuhan Yesus yang menghendaki kita satu, sama seperti Dia dan Bapa juga satu (Yohanes 17:20).
Selanjutnya apabila kita membaca kitab Wahyu 6:1-2: terdapat kalimat yang menyebutkan ada empat mahkluk yaitu Singa (Injil Matius), Lembu (Injil Markus), Manusia (Injil Lukas), dan Burung Nazar (Injil Yohanes). Selain itu disebutkan muncul kuda putih. Saya percaya dalam keempat Injil itu ada kuasa. Dimana kuasa Tuhan akan menang selamanya. Kuda itu merupakan kekuatan, itulah sebabnya semua mesin dihitung dengan sistem “tenaga kuda.”
Saudara, dalam Matius 24, perikopnya berjudul “khotbah tentang akhir zaman.” Di akhir zaman itu ada kuasa Injil yang tak terbatas, tetapi didalamnya juga ada hukuman. Markus 13 perikopnya, kotbah akhir zaman, yang di dalamnya disebutkan ada hukuman, itulah sebabnya, makluk yang kedua mengucapkan tentang hukuman. Tuhan itu baik, kasih karuniaNya selamanya untuk orang percaya tetapi, untuk orang tidak percaya ada hukuman. Sedangkan dalam Wahyu 6:5 disebutkan bahwa Anak Domba membuka meterai yang ketiga, dan disana disebutkan ada kuda hitam. Apabila kita bandingkan Lukas 12 ayat 35 berbicara tentang kewaspadaan, ayat 49 berbicara tentang pemisahan, sedangkan ayat 54 tentang menilai zaman, Lukas 13 tentang dosa dan penderitaan. Ini semua tentang hukuman. Injil itu bukan hanya kemurahan saja, tetapi juga hukuman.
Selanjutnya Wahyu 6:7-8 dikatakan : ”Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: “Mari!” Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. “Kuda hijau kuning” berkaitan dengan Injil Yohanes (burung nazar). Suara itu keluar dari makhluk yang menyembah, bukan hanya kemurahan tetapi juga bicara hukuman, tetapi kita tidak perlu takut karena kita tetap tinggal dalam hadirat Tuhan. Kenyataannya kita berada ditengah-tengah masyarakat yang dihukum Tuhan. Kita jangan kaget hidup ditengah-tengah bangsa yang dihukum Tuhan, sebab kita mendapat kemurahanNya.
Tetaplah percaya Tuhan, ini waktunya kita “CHASING AND STILL IN GOD’S PRESENCE.” Nanti akan ada goncangan besar, Injil sudah memberikan peringatan sejak semula. Wahyu itu adalah kotbah Tuhan Yesus sendiri. Ada empat karakter Injil Matius adalah singa, Markus adalah lembu, Lukas adalah manusia, dan Injil Yohanes adalah burung nazar. Dan berikutnya dalam Wahyu 6:16 dikatakan : “Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.” Mungkin timbul pertanyaan : ”Tuhan kok bisa murka ?” Kalau Allah Bapa murka, ribuan orang mati masuk ke dalam tanah, seperti pada masa Musa ketika orang Isral menyembah anak lembu emas.
Saudara, kalau kita mellihat peta jaman bahwa Adam-Abraham 2000 tahun, lalu dari masa Abraham ke masa TuhanYesus 2000 tahun. Dari Tuhan Yesus hingga sekarang ini, 2000 tahun. Jadi tahun 2012 lebih dekat lagi. Sekarang sudah dekat. Bukan maksud saya menakuti, ini memang benar. Tuhan itu mati karena benar-benar mengasihi kita. Dan Dia murka kepada orang yang melecehkan korban Kristus. Keempat meterai itu tadi dibuka, dari Injil muncul kemurahan dan murka. Ada orang kaya dan Lazarus. Lazarus selamat, orang kaya dihukum; ada dua orang di ladang, satu diangkat; satu ditempat tidur satu diangkat; ada 10 anak dara, 5 selamat 5 tidak dikenal. Kita masuk yang mana ? Sungguh-sunggulah ibadah kepada Tuhan. Seperti Tuhan menghapus dunia dengan air bah, nantinya hanya orang-orang percaya yang selamat. Berapa banyak orang yang percaya ? cuma sedikit. Itulah sebabnya mengapa gereja harus menjadi satu, berangkulan ? sebabTuhan ingin semua menjadi satu dan diselamatkan. Oleh karena itu tetaplah tinggal dalam hadirat Tuhan.
Saudara, selain kita menerima penjelasan di atas yang membawa kita untuk tetap tinggal dalam hadirat Tuhan, saya melihat disisi lain dan merasakan dampak yang luar biasa ketika tetap tinggal di dalam hadirat Tuhan, salah satunya yaitu Menara Jakarta. Dimana Menara Jakarta telah mengalami progress (kemajuan) yang luar biasa. Dan kini pembangunan Manara Jakarta terus berlangsung tanpa henti. Hal ini terjadi di luar kemampuan manusia. Karena Tuhan turut bekerja di dalamnya, maka semuanya tidak ada yang mustahil asalkan kita tetap tinggal dalam hadiratNya. Walaupun banyak orang menganggap ketika tinggal dalam hadirat Tuhan itu wasting time (membuang waktu) tetapi percayalah bahwa jerih payahmu tidak sia-sia karena hal itu akan membawa saudara untuk melihat dan melakukan perkara yang lebih besar.
Amin.
Natal Haruslah Berpusat Kepada Kristus
Pdt Agus Gunawan
Matius 1:23
Dunia ikut merayakan natal, tetapi mereka merayakannya dengan melakukan perubahan yang menarik perhatian kita dari makna natal yang sesungguhnya. Natal haruslah berpusat kepada Kristus dan mengingat kelahiran Yesus yang adalah untuk menebus dosa kita.
Natal adalah tanda dari Tuhan yang menyediakan perlindungan, pemeliharaan, keselamatan, berkat dan penyertaan atas kita.
Pada natal pertama banyak kekacauan yang terjadi. Yusuf mendapatkan bahwa Maria sudah mengandung, akan tetapi setelah malaikat berbicara kepadanya ia taat dan tetap menikahi Maria. Kemudian Yusuf dan Maria yang sedang hamil tua harus menempuh perjalan untuk kembali ke Betlehem. Kemudian setelah Yesus lahir, mereka harus mengungsi ke Mesir. Akan tetapi di dalam semua ini selalu ada perlindungan dan penjagaan Tuhan sehingga mereka tidak pernah mengalami bencana sedikit-pun.
Mari kita merayakan natal dengan kerendahan hati yang bersujud kepada Tuhan. Ketika kita sedang mengalami kesulitan, ingatlah selalu makna natal bahwa akan ada pertolongan dari Tuhan. Tuhan mencintai saya.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
Matius 1:23
Dunia ikut merayakan natal, tetapi mereka merayakannya dengan melakukan perubahan yang menarik perhatian kita dari makna natal yang sesungguhnya. Natal haruslah berpusat kepada Kristus dan mengingat kelahiran Yesus yang adalah untuk menebus dosa kita.
Natal adalah tanda dari Tuhan yang menyediakan perlindungan, pemeliharaan, keselamatan, berkat dan penyertaan atas kita.
Pada natal pertama banyak kekacauan yang terjadi. Yusuf mendapatkan bahwa Maria sudah mengandung, akan tetapi setelah malaikat berbicara kepadanya ia taat dan tetap menikahi Maria. Kemudian Yusuf dan Maria yang sedang hamil tua harus menempuh perjalan untuk kembali ke Betlehem. Kemudian setelah Yesus lahir, mereka harus mengungsi ke Mesir. Akan tetapi di dalam semua ini selalu ada perlindungan dan penjagaan Tuhan sehingga mereka tidak pernah mengalami bencana sedikit-pun.
Mari kita merayakan natal dengan kerendahan hati yang bersujud kepada Tuhan. Ketika kita sedang mengalami kesulitan, ingatlah selalu makna natal bahwa akan ada pertolongan dari Tuhan. Tuhan mencintai saya.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
Penyakit Kekuatiran Yang Tidak Ada Alasannya
Pdt Agus Gunawan
Dalam 1 Yohanes 4:4-5 kita belajar untuk mengalahkan dunia dengan iman kita, yaitu iman yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kita adalah anak-anak Tuhan yang mengalahkan kekuatiran.
Banyak dari orang-orang dunia bahkan anak-anak Tuhan yang mengalami penyakit anxiety disorder, yaitu penyakit kekuatiran yang tidak ada alasannya. Dunia menawarkan berbagai macam terapi, tetapi semua itu hanya melemahkan penyebabnya dan tidak menyembuhkan.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita memiliki iman untuk mengalahkan semua kekuatiran dan ketakutan yang mungkin menyerang kita dengan tuntas sampai keakarnya. Permulaan kekuatiran adalah permulaan kematian iman kita. Ketakutan itu melumpuhkan, tetapi iman menguaatkan dan keduanya tidak bisa menjadi satu. Jangan melihat ke bawah yaitu kepada ketakutan, tetapi marilah kita melihat ke atas kepada Tuhan kita.
Empat hal yang perlu kita ingat:
1. Sensor perkataan dan hal-hal yang kita terima, perkatakan iman setiap saat yang akan membangun iman kita. Selain itu kita juga perlu menyensor makanan yang kita makan.
2. Percaya bahwa Tuhan Jehova Jireh, yaitu Tuhan yang mencukupi dan menyediakan kebutuhan kita sesuai waktu-Nya.
3. Jangan kita kumpulkan dan pendam beban yang sudah lewat, karena itu dapat meruntuhkan tembok iman kita.
4. Tidak perlu takut dan bimbang karena Tuhan pasti akan menolong.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
Dalam 1 Yohanes 4:4-5 kita belajar untuk mengalahkan dunia dengan iman kita, yaitu iman yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kita adalah anak-anak Tuhan yang mengalahkan kekuatiran.
Banyak dari orang-orang dunia bahkan anak-anak Tuhan yang mengalami penyakit anxiety disorder, yaitu penyakit kekuatiran yang tidak ada alasannya. Dunia menawarkan berbagai macam terapi, tetapi semua itu hanya melemahkan penyebabnya dan tidak menyembuhkan.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita memiliki iman untuk mengalahkan semua kekuatiran dan ketakutan yang mungkin menyerang kita dengan tuntas sampai keakarnya. Permulaan kekuatiran adalah permulaan kematian iman kita. Ketakutan itu melumpuhkan, tetapi iman menguaatkan dan keduanya tidak bisa menjadi satu. Jangan melihat ke bawah yaitu kepada ketakutan, tetapi marilah kita melihat ke atas kepada Tuhan kita.
Empat hal yang perlu kita ingat:
1. Sensor perkataan dan hal-hal yang kita terima, perkatakan iman setiap saat yang akan membangun iman kita. Selain itu kita juga perlu menyensor makanan yang kita makan.
2. Percaya bahwa Tuhan Jehova Jireh, yaitu Tuhan yang mencukupi dan menyediakan kebutuhan kita sesuai waktu-Nya.
3. Jangan kita kumpulkan dan pendam beban yang sudah lewat, karena itu dapat meruntuhkan tembok iman kita.
4. Tidak perlu takut dan bimbang karena Tuhan pasti akan menolong.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
Subscribe to:
Posts (Atom)