Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Thursday, August 30, 2012

KuasaNya Tidak Terukur






Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : Zakharia 2:1-5
(1) Aku melayangkan mataku dan melihat: tampak seorang yang memegang tali pengukur.
(2) Lalu aku bertanya: "Ke manakah engkau ini pergi?" Maka ia menjawab aku: "Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebarnya dan panjangnya."
(3) Dan sementara malaikat yang berbicara dengan aku itu maju ke depan, majulah seorang malaikat lain mendekatinya,
(4) yang diberi perintah: "Berlarilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian: Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya.
(5) Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."

”Apakah yang menyebabkan anak-anak Tuhan tidak bisa maksimal dalam melakukan pekerjaan Tuhan seperti yang telah ditentukan oleh Tuhan ?” penyebabnya yaitu karena mereka mengukur kemampuan/kuasa Tuhan seperti mengukur kemampuannya sendiri, padahal kuasa Tuhan sungguh tidak terbatas. Seperti halnya seorang muda yang mau mengukur panjang dan lebarnya Yerusalem.
Namun Allah memerintah seorang malaikat untuk melarang pemuda tersebut mengukur Yerusalem, karena Yerusalem itu akan tetap tinggal seperti padang terbuka karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Manusia dan hewan merupakan gambaran kekayaan yang luar biasa.  Injil itu keluar dari Yerusalem  kemudian mengalir sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8). Yerusalem adalah sumber hikmat sampai ke ujung bumi termasuk Indonesia. Sebagai hamba Tuhan kita yakin bahwa kita diselamatkan.

Dalam Wahyu 5:11-12 dikatakan, ”Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,  katanya dengan suara nyaring : Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” Yohanes menyaksikan jumlah para malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua jumlahnya tidak dapat dihitung yang mengatakan bahwa Anak Domba layak menerima kuasa, kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian.

Puji-pujian itu dalam bahasa Inggris memiliki arti berkat (blessing). Dan itulah yang dimiliki oleh Tuhan Yesus Kristus. Namun banyak orang mengukur kuasa Tuhan, sehingga kuasa Tuhan tidak pernah dialami. Kuasa Tuhan tidak dapat diukur “Apakah kita termasuk orang yang mengukur kuasa Tuhan ?”.
Dalam Injil ada kuasa yang besar. Kuasa itu menimbulkan karisma. Setiap hamba-hamba Tuhan diberikan karisma, kekayaan yang tak terbatas, namun berapa banyak kita yang mengukur kuasa Tuhan sehingga kita tidak pernah melihat kuasa Tuhan. Pada waktu saya (Pdt. Alex T.) mengambil proyek Menara Doa Jakarta, banyak orang tidak percaya tetapi saya percaya, karena Tuhan sudah menyatakan sebelumnya termasuk graha Nginden. Memang di tengah perjalanan saya sempat mengalami bimbang karena saya mulai mencoba mengukur kuasa Tuhan. Tetapi saya sekarang percaya bahwa kuasa Tuhan benar-benar tidak terukur. Dan suatu saat Menara Doa Jakarta akan berdiri dan nama Tuhan dipermuliakan.
Untuk itu mari kita melihat satu persatu mengenai berkat Tuhan yang akan kita terima sebagai anak-anak Allah, yaitu diantaranya :

Hikmat :

Kesaksian : Saya (Pdt. Alex T.) dulu SD tidak naik 2 kali, SMP tidak lulus 2 kali yang ketiga baru lulus. Masuk SMA tidak pakai ijazah, dan tidak lama masuk kelas satu SMA, saya justru melorot lagi masuk ke SMP akhirnya saya mengambil sekolah asisten apoteker, baru 3 bulan saya tidak kuat menerima pelajaran yang diberikan. Kemudian saya masuk sekolah STM, dan akhirnya lulus usia 22 tahun. Kemudian usia 24 tahun saya bertobat, dan hikmat Tuhan menyertai saya. Kemudian saya mendirikan beberapa gereja di Mojokerto, selanjutnya beberapa tahun kemudian saya pergi ke Surabaya, dan pada tahun 1987 saya selesai membangun gereja Bethany Manyar dan mendapat gelar doktor yang pertama. Lalu saya mendapat  gelar doktor yang kedua kalinya tepatnya pada tahun 1995. Sampai suatu hari saya diberi satu kehormatan yaitu diangkat sebagai profesor oleh badan Fakultas Trinity. Semua itu saya dapatkan bukan hasil usaha saya, namun semata-mata itu adalah kasih karunia Tuhan, dimana Ia telah memberikan hikmat kepada saya.

Kekuatan :

Allah telah memberikan kekuatan kepada saya (Pdt. Alex T.), sehingga sampai saat ini saya masih tetap kuat melayani Tuhan, meskipun saya pernah terkena strok, belpasi bahkan suatu saat saya diperiksa jantung saya dan terdapat dua sumbatan tetapi oleh karena kekuatan Allah saya dapat mengatasi sakit penyakit yang berusaha melemahkan saya. Dan tidak cukup sampai disitu saja, saya pernah mengalami sakit yang luar biasa dimana bagian belakang (pinggang) uratnya telah terjepit. Tetapi saya tidak kuatir sebab kekuatan Allah menyertai saya. Kemudian saya berdoa dan akhirnya sembuh total. Firman Tuhan berkata, ”Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;  kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Hal ini dapat kita alami sebab kekuatan Allah menyertai kita. Untuk itu percayalah bahwa bersama Tuhan kita memiliki kuasa yang tak terbatas.

Hormat dan  kemuliaan :

Suatu saat kita akan dimuliakan bersama dengan Kristus. Dan selanjutnya mendapatkan puji-pujian (blessing). Saudara, kekayaan, kuasa, hikmat, kekuatan, hormat, kemuliaan dan puji-pujian (blessing) yang tidak dapat diukur telah diberikan kepada kita sebagai hamba-hamba Tuhan. Dan untuk dapat mencapai semuanya itu, Tuhan memberikan karunia iman, dan iman itu merupakan karunia dari Roh Kudus. Mulai dari iman yang kecil, iman yang bertumbuh, kuat dan akhirnya iman yang disempurnakan. Dengan iman sesuatu yang mustahil dapat menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Dalam Yehezkhiel 47:1-5 dikatakan bahwa ada air yang mengalir dari bawah ambang pintu Bait Suci yaitu mulai dari pergelangan kaki, kemudian ke lutut, ke pinggang dan pada akhirnya orang itu hanyut dalam sungai itu. Demikian Tuhan, Ia memberikan iman yang kecil dulu, sampai pada iman yang sempurna.
Sebagai contoh Abraham. Pada waktu Abraham dijanjikan Tuhan untuk menjadi bangsa yang besar dan diberi wilayah yang luas, maka Abraham diminta untuk melihat ke Timur, Barat, Utara dan Selatan. Seperti halnya dengan kita, memang pandangan kita terbatas, tetapi apabila kita sudah sampai pada batas pandangan kita maka kita bisa melihat lagi batas pandangan berikutnya, sehingga apa yang kita lihat lebih luas lagi. Pada dasarnya manusia dibatasi oleh pandangan maupun pikirannya sendiri sehingga tidak mencapai sesuatu, namun apabila kita sudah mencapai sesuatu maka kita lanjutkan lebih lagi, sebab kita memiliki kemajuan maupun nilai (value) yang bagus, seperti janji firman Tuhan : ”Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu . . . ” (Efesus 3:14-21). 

Amin.

Friday, August 24, 2012

Tetap Mengalir Bersama Roh Kudus







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci : Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”
(Yohanes 7:38-39)
Saudara, pada ayat bacaan diatas terdapat kata-kata : barangsiapa percaya kepada Yesus, maka di dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup yaitu Roh Kudus, sedangkan Roh Kudus saat itu belum datang karena Yesus belum dimuliakan. Lalu, kapan Yesus dimuliakan ? Yesus dimuliakan setelah melalui proses penyaliban, kemudian dikuburkan dan pada hari yang ketiga Ia dibangkitkan.
Setelah kebangkitanNya, Ia menampakkan diri kepada murid-muridNya selama 40 hari, lalu Ia naik ke sorga untuk dimuliakan. Dan 10 hari setelah Ia naik ke sorga, maka digenapilah apa yang dijanjikanNya yaitu diturunkanNya Roh Kudus sebagai penolong. Sehingga sejak itulah, bagi setiap orang yang mengaku Yesus sebagai juru selamat, bertobat dan dibaptiskan, maka Roh Kudus ada di dalam orang tersebut. Dan apabila kita ingin supaya aliran-aliran air hidup (Roh Kudus) bermanifestasi dalam kehidupan kita, maka kita harus mengalir bersama Roh Kudus, dalam pengertian bahwa hidup kita harus dipimpin oleh Roh Kudus sebab kita adalah anak Allah (Roma 8:14).

Saudara, untuk dapat tetap mengalir bersama Roh Kudus itu memang tidak mudah, karena pada umumnya manusia cenderung menggunakan kehendak bebasnya untuk menuruti keinginan dagingnya. Namun saat ini kita akan belajar melalui salah satu tokoh Alkitab, yaitu : Abraham. Ketika Abraham dipanggil Tuhan untuk keluar dari lingkungan kaum keluarganya, dia tidak tahu harus pergi kemana. Tetapi dia bergantung sepenuhnya pada tuntunan Tuhan. Dimana setiap sampai di sebuah kota dia berhenti dan mendirikan mezbah persembahan bagi Tuhan sehingga Tuhan berkenan atas Dia, dan Abraham juga merasakan bagaimana Tuhan hadir dalam hidupnya (artinya Abraham mengikuti aliran Tuhan). Dan akhir dari kehidupan Abraham tidak berhenti hanya sebagai petualang, tetapi menjadi bangsa yang besar bahkan dia disebut sebagai bapa orang beriman.

Dalam hal mengalir sepenuhnya bersama Roh Kudus itu tidak bisa sekaligus, tetapi melalui beberapa tahap, seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 47:3-5. Dimana pada ayat ini menjelaskan bagaimana aliran sungai tersebut mengalir; pada awalnya memang hanya sampai pada pergelangan kaki, tetapi pada waktu tertentu aliran tersebut semakin naik sampai ke lutut, kemudian naik lagi sampai ke pinggang dan pada akhirnya aliran itu lebih tinggi dari kita, sehingga sanggup menghanyutkan dan membawa orang kemana saja aliran itu mengalir. Demikianlah kehidupan kita yang ingin dipimpin oleh Roh Kudus sepenuhnya, yaitu pada mulanya kita masih bisa melawan aliran itu. Tetapi sejalan dengan pertumbuhan kerohanian kita, maka suatu saat kita tidak dapat menahan atau melawan aliran tersebut, sehingga kita mengikuti apa yang Tuhan kehendaki atas hidup kita. Kemudian, bagaimana dengan Anda ? apakah aliran itu masih pada pergelangan kaki atau sudah mencapai lutut, pinggang, atau kita sudah mulai hanyut di dalamnya ?.

Lalu, apakah dampaknya ketika kita sudah mulai hanyut dalam aliran Roh Kudus ? kita akan melihat suatu perubahan yang luar biasa, karena dalam Yehezkhiel 47:7-12 dijelaskan bahwa aliran itu sanggup mengubah laut asin menjadi tawar, dan kemanapun sungai itu mengalir, maka segala mahkluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak dan sekitar aliran sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habisnya; bahkan tiap bulannya ada lagi buahnya yang baru. Selain buahnya menjadi makanan, daunnyapun dapat menjadi obat.
Hal ini berkaitan dengan kehidupan kita yaitu apabila kuasa Roh Kudus itu bekerja dalam kehidupan kita, maka segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Asalkan kita tetap mengikuti kemana Roh Kudus memimpin kita, dan jangan sekali-kali mendukakan, melawan dan terlebih menghujat. Sebab apabila sampai kita menghujat Roh Kudus maka sia-sialah kita hidup, karena tidak ada pengampunan dalam kehidupan kita (Markus 3:29).

Saudara, bukankah keadaan seperti diatas (kehidupan penuh dengan keberhasilan) sangat dirindukan oleh semua orang, khususnya anak-anak Tuhan ?. Dan apabila kita ingin memperoleh  seperti apa yang tertulis dalam Yehezkhiel 47:7-12 maka kita harus semakin mengandalkan pimpinan Roh Kudus sampai kita mencapai kedewasaan penuh. Sebab ketika kita sudah mencapai kedewasaan rohani maka yang muncul dalam hidup kita adalah manusia rohani dan bukan manusia jasmani. Selain itu kita juga tahu bahwa hidup kita bukan diri kita sendiri lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam diri kita (Galatia 2:20). Dan perlu kita perhatikan pula bahwa perubahan yang luar biasa serta berkat yang melimpah ini tidak hanya ditujukan untuk diri kita saja, tetapi bagi orang lain juga.
Karena Tuhan memanggil kita untuk menjalankan misi yang telah dibeban atas kita, seperti yang ditulis dalam Injil Lukas 4:18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Dalam arti kata lain bahwa hidup kita harus menjadi berkat bagi orang lain, supaya setiap orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja.

Saudara, jikalau saat ini kerohanian kita masih berada pada taraf  “pergelangan kaki”, janganlah kita berhenti. Tetapi biarlah kita semakin sungguh-sungguh dalam mengikut Tuhan dan senantiasa memiliki kerinduan untuk dipimpin oleh Roh Kudus, karena dengan demikian maka kita akan melihat masa depan yang penuh dengan pengharapan. Dan apabila saat-saat ini kita sedang diperhadapkan dengan keadaan dunia yang semakin buruk, maka janganlah kita takut sebab Roh Kudus merupakan jaminan hidup kita. Dia tidak akan membiarkan kita terlantar atau masuk dalam “jerat penangkap burung”, tetapi Dia akan melindungi kita sampai kesudahan alam semesta.  

Amin.

Thursday, August 16, 2012

Menghormati Korban Kristus







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." (Kejadian 3:8-10)
Kerinduan hati Allah untuk senantiasa bersama dengan manusia tidak dapat dibatasi oleh situasi dan kondisi. Walaupun hubungan antara Allah dengan manusia sempat terputus oleh karena ketidaktaatan manusia, namun hal itu tidak memadamkan kerinduan Allah untuk tetap bersama manusia. Hal ini dapat dibuktikan ketika Adam dan Hawa melakukan pelanggaran, maka Allah berinisiatif untuk menyatakan kasihNya dengan cara menumpahkan darah dari seekor domba untuk diambil kulitnya, dan kulitnya digunakan untuk menutupi ketelanjangan daripada manusia. Maka sejak itulah “darah” merupakan suatu tanda korban (Kejadian 3:23-24).

Kalau darah domba hanya dapat menyucikan manusia secara lahiriah, tetapi darah Kristus sanggup menyucikan sampai hati kita yang paling dalam seperti yang tertulis dalam Ibrani 9:13-14 “Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”

Dan ketika manusia jatuh dalam dosa, maka manusia tidak dapat lagi berhubungan dengan Allah karena ditengah-tengahnya ada sekat atau batas. Dan hal ini merupakan blue print (gambar perencanaan) daripada Tabernakel. Di dalam Tabernakel terdapat apa yang disebut dengan ruang maha kudus. Dan di dalalm ruang maha kuduslah Allah bersemayam. Sedangkan antara ruang maha kudus dan ruang kudus telah dibatasi dengan tirai yang tebal, sehingga manusia tidak dapat dengan mudah berhubungan langsung dengan Allah, tetapi harus melalui perantaraan para imam yang menjadi wakil daripada umat manusia. Tetapi tabir (batas) itu menjadi pecah, karena Allah yang menjadi manusia telah menerjang tabir itu melalui penyaliban di atas golgota, sehigga saat ini kita dapat masuk ke ruang maha kudus untuk bertemu dengan Allah (Ibrani 10:19-10). Oleh sebab itu kita patut mengucap syukur senantiasa dan menghormati pengorbanan Kristus, sebab melalui pengorbanan Kristuslah kita dapat diselamatkan dan hanya oleh darahNya kita dapat masuk ke ruang maha kudus. Jadi, darah Kristus ini sangat berfungsi untuk mengembalikan pergaulan manusia dengan Allah.

Tetapi berapa banyak orang yang melecehkan pengorbanan Kristus dengan cara hidup yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Padahal kita tahu bahwa keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Rasul 4:12).
Salah satu contoh orang yang menghormati pengorbanan Kristus adalah Maria. Maria yang selalu memperhatikan firman Allah dan dia sudah berbuat sesuatu terhadap apa yang telah dia terima dari Tuhan. Misalnya : Maria telah memberikan minyak mur dengan menuangkan pada kaki Yesus lalu ia menyekanya dengan rambutnya. Hal ini dilakukan olah Maria sebelum Yesus disalibkan (Yohanes 11:1-2). Selain mempersembahkan minyak mur, Maria juga mempersembahkan minyak narwastu  (Yohanes 12:3). Enam hari sebelum Yesus disalibkan, Maria memberikan korban bagi Kristus. Dan inilah wujud iman daripada Maria selain merupakan rasa hormatnya terhadap korban Kristus. Karena imanlah dosa Maria diampuni. Sebab iman itu mendahului sesuatu yang belum terjadi.

Walaupun Korban Kristus telah terjadi pada dua ribu tahun yang lalu, tetapi sampai saat ini korban itu memiliki nilai yang tiada tandingannya. Oleh karena itu kita harus menghormati korban Kristus lebih lagi. Mari kita imbangi korban kita dengan persembahan hidup kita supaya kita semakin diberkati. Sebab kalau kita perhatikan di dalam Ibrani 6 disebutkan bahwa orang yang melecehkan korban Kristus dapat dikatagorikan sebagai orang yang murtad. Sedangkan, kalau kita benar-benar menghormati korban Kristus maka tidak ada kuasa kegelapan yang mampu menggangu kita. Yesus lebih suka tinggal di Betania karena disana ada korban yang dipersembahkan, walaupun disana ada musibah yaitu kematian daripada Lazarus.

Demikian dalam kehidupan kita, mungkin saat ini sedang mengalami musibah, baik itu kematian atas usaha, pekerjaan, kebahagiaan atau keharmonisan rumah tangga, tetapi biarlah kita ingat bahwa apabila kita menghormati korban Kristus dan memberikan korban persembahan bagi Tuhan, maka Allah senantiasa melawat kita. Dan apabila Tuhan melawat kita maka tidak ada yang mustahil dalam kehidupan kita. Dan kita juga harus mau menerima didikan dan peringatan dari Tuhan, sebab kalau kita perhatikan peristiwa Sodom dan Gomora yang telah diperingatkan Tuhan bahwa kota tersebut akan dijungkir balikkan tetapi karena mereka tidak mau berubah atau bertobat maka kota tersebut dijungkir balikkan. Memang, semua kejahatan adalah dosa, dan upah dosa adalah maut.
Tetapi kalau kita membaca dalam I Yohanes 5:16 disana dikatakan : “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.” Dari ayat yang telah kita baca di atas disebutkan bahwa ada dosa yang tidak mendatangkan maut apabila orang yang telah berbuat dosa segera bertobat dan meninggalkan perbuatannya yang jahat. Selain itu, tindakan bertobat merupakan penghormatan terhadap korban Kristus di atas kayu salib.  

Amin

Pertahankan Posisimu !







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:29-30)
Dalam ayat bacaan di atas terdapat kata ”dimuliakanNya” yaitu pada kalimat terakhir. Dan perlu kita ketahui bahwa seseorang dipermuliakan bukan berdasarkan latar belakang pendidikan, ras, status sosial, jabatan dan lain sebagainya, namun oleh karena anugerahNya melalui percaya kepada Kristus . Sebab mereka telah ditentukan dari semula, dipanggil, dibenarkan dan berikutnya adalah dimuliakanNya.
Walaupun demikian tidak semua orang Kristen/pengikut Kristus dapat menikmati keberadaannya sebagai orang yang dipanggil, dibenarkan dan orang yang akan dipermuliakan. Hal ini tentunya ada sesuatu yang perlu dikoreksi dalam diri setiap orang percaya. Lalu, langkah-langkah apakah yang harus kita lakukan ? Langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah menerima Injil, yaitu percaya, bertobat, lahir baru, dibaptis, dan dibenarkan.
Dari kelima hal tersebut di atas telah mendasari dalam kehidupan kita untuk dibawa pada posisi yang telah Tuhan tentukan. Terlebih itu, dalam diri kita harus ada suatu tindak lanjut terhadap keputusan yang kita ambil untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam kehidupan kita dari hari ke hari mengalami perubahan. Sedangkan, apabila dalam kehidupan seseorang tidak mengalami perubahan, maka ada sesuatu yang salah tentang pemahaman akan firman Tuhan.

Memang, terkadang tidak secara jasmani atau materi saja kita dimuliakan, tetapi yang jelas bahwa orang percaya dipoisisikan dalam posisi yang mulia, seperti yang ditegaskan dalam 1 Petrus 2:9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”

Saudara, memiliki predikat sebagai imam dan raja tidak hanya sekedar kita gunakan sebagai kebanggaan, karena di dalamnya terkandung suatu amanat yang agung yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat dengan tujuan menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Tugas dan tanggungjawab ini menjadi bagian dalam hidup kita, karena kita telah diubahkan/dipanggil untuk keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib; dan yang dulunya bukan umat Allah, namun sekarang menjadi umat Allah.

Dan kali ini kita akan melihat suatu kisah, dimana di dalamnya menggambarkan adanya suatu perubahan total dalam hal posisi; yaitu kisah tentang Petrus yang terdapat dalam Lukas 5:1-11. Dalam pasal ini telah menceritakan tentang profesi Petrus sebagai penjala ikan atau nelayan yang berubah menjadi “penjala manusia”. Kisah ini memang sangat sederhana, namun memberi pengertian tentang imamat yang rajani. Demikian halnya dengan kita, bukankah kita juga dipanggil seperti Petrus yang memiliki profesi atau latar belakang tertentu; baik itu buruk maupun tidak. Tetapi yang pasti bahwa semuanya itu bukan merupakan penghalang bagi Allah untuk memanggil dan menetetapkan kita sebagai imam dan raja. Dan apabila saat ini kita telah dipanggil oleh Allah, maka semuanya itu merupakan anugerah yang terbesar dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu jangan sia-siakan posisi kita.
Saudara, apabila saat ini kita berprofesi sebagai guru, usahawan, tenaga medis dan lain sebagainya, maka pergunakanlah hal itu sebagai ladang untuk melayani pekerjaan Tuhan (dalam pengertian : melalui profesi tersebut kita dapat menjadi berkat dan teladan bagi semua orang khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan kita), sehingga pada akhirnya Tuhan akan memberkati kita. Tetapi jangan lupa melibatkan campur tangan Tuhan, karena tanpa campur tangan Tuhan maka sia-sialah usaha kita. Oleh karena itu, kita tidak bisa lepas dari pimpinan kuasa Roh Kudus. Demikianlah yang dialami oleh Petrus; tatkala Petrus mengundang Yesus untuk masuk dalam perahunya untuk bertindak sebagai “nakoda” maka terjadi suatu mujizat yang luar biasa, dimana semalam-malaman Petrus melakukan pekerjaannya untuk mendapatkan hasil guna mencukupi kebutuhan hidupnya, tetapi justru sebaliknya. Dan apa yang dialami oleh Petrus tidak ada bedanya dengan kehidupan kita.
Apabila kita ingin diberkati maka kita mengundang Yesus dalam “perahu kehidupan” kita untuk memimpin perjalanan hidup ini, supaya kita tetap berada dalam posisi yang sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan saat kita berada dalam posisi yang diberkati; diantaranya :

Yang pertama : jangan sombong
Karena kesombongan merupakan awal dari kehancuran seperti yang tertulis dalam Amsal 16:18, ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Dan tidak sedikit orang Kristen jatuh karena kesombongannya. Ketika mereka dalam kondisi kekurangan, mereka cukup rendah hati, sopan/berprilaku baik, tetapi saat diberkati, sikapnya mulai berubah drastis. Yang dulunya ramah, murah hati; kini menjadi arogan dan eksistensinya (keberadaannya) ingin diakui dimata orang banyak, dan ia merasa lebih dari orang lain.

Yang Kedua : jangan egois (mementingkan diri sendiri)
Sikap ini sama dengan serakah. Bukankah firman Tuhan menasehatkan di dalam Roma 15:1 “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.”  Dan sikap tidak mementingkan diri sendiri ini telah dilakukan oleh Petrus, dimana saat Petrus mengalami mujizat yaitu mendapatkan ikan yang cukup banyak, maka ia bersama rekan-rekannya yang berada dalam satu perahu memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Orang yang egois tidak pernah mempedulikan orang lain, sebab konsep yang dalam dirinya adalah segala sesuatu mereka harus menerima yang lebih banyak, kalau bisa orang lain tidak perlu mendapatkannya.

Yang Ketiga : tetap menjadi berkat bagi semua orang, supaya nama Bapa dipermuliakan
Seperti yang tertulis dalam Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Saudara, biarlah melalui beberapa uraian diatas, kita tetap mempertahankan posisi yang sudah Tuhan tentukan atas kita, supaya kita tetap berkenan di hadapanNya dan kemuliaan Allah tetap nyata dalam kehidupan kita.

Amin

Wednesday, August 1, 2012

Janganlah Kamu Takut!







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7)
Manusia telah kehilangan kuasa karena Tuhan melucuti kuasa yang pernah Allah berikan kepada Adam dan Hawa. Hal ini terjadi karena Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. “Pakaian Ilahi” untuk menguasai dunia  dan alam semesta dilucuti Allah sehingga mereka kedapatan telanjang. Ini tanda bahwa Adam dan Hawa tidak ada ‘power’ lagi. Padahal Tuhan memberikan kuasa kepada Adam dan Hawa untuk hidup kekal selamanya di dalam Taman Eden. Maut menjadi sesuatu hal yang menakutkan bagi Adam dan Hawa. Nafkah dari hari ke hari untuk menghidupi, menjadi suatu ketakutan. Bahkan, transisi dari dosa kepada maut di dahului oleh sakit penyakit.
Saat ini, orang mulai takut karena ketelanjangan/dilucuti Allah. Sesuatu yang ilahi itu hilang dan manusia menjadi takut. Tetapi syukur bagi kita, kuasa yang pernah dilucuti dikembalikan oleh penebusan darah Yesus Kristus di kayu salib. Kuasa Roh Kudus yang ada di dalam diri kita, kuasa-Nya tidak terbatas.
Sesuatu yang ilahi sudah ada dalam kita. Tetapi seringkali Roh Allah ini tidak berfungsi karena kita takut. Kalau kita dalam ketakutan, maka itu merupakan lubang bagi iblis untuk masuk dalam hidup kita. Ayub 3:25-26 berkata, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." Ayub takut anak-anaknya berbuat dosa sehingga malapetaka menimpa mereka. Walaupun Ayub sempat berdoa, tetapi ketakutan menjadi lubang sehingga anak-anaknya mengalami apa yang ditakutkan tersebut. Demikian juga dengan kekayaan dan harta bendanya. Tuhan tidak memberikan kepada kita roh ketakutan, tetapi Roh Kebangkitkan, Roh Kuasa/Kekuatan, dan Roh Kasih dan Roh Ketertiban.

Mari kita perhatikan satu demi satu kemampuan Roh yang ada dalam kita :

Pertama, Roh Kebangkitan. (Revive)

Saat ini banyak gereja/orang Kristen dan  hamba-hamba Tuhan yang masih hidup dalam ketakutan. Tetapi  oleh karena Tuhan melengkapi dengan Roh Kebangkitan, maka kita bukan menerima karya si iblis, tetapi justru ada kekuatan dari Tuhan. Justru pada waktu dunia tidak ada berkat, di dalam gereja ada kebangkitan sehingga berkat tercurah. Saat kita mengalami tekanan ekonomi, sakit-penyakit, dan tekanan dunia ini, Tuhan menghendaki untuk tidak takut, karena “Roh yang ada dalam diri kita lebih besar dari roh yang ada dalam dunia ini.” (1 Yohanes 4:4). Roh Allah yang membangkitkan sanggup mengubah yang mustahil menjadi tidak mustahil. Jangan beri kesempatan iblis untuk masuk dalam hidup kita. Roh Allah yang akan membuat kita bebas dan mengalami kemenangan. Untuk itu, hormati Roh Allah yang ada di dalam diri kita. Biarkan kuasa kebangkitan ini muncul dalam hidup kita, bahkan untuk gereja Tuhan. Waktunya pekerjaan Roh Allah terjadi dalam diri kita dan gereja Tuhan.
Roh Kebangkitan sifatnya kekal, yaitu berkarya terus-menerus dalam hidup kita. Kalaupun suatu hari, tubuh ini rusak dan mati, Ia akan membangkitkan kita (1 Tesalonika 4:16-17). Biarlah hidup orang Kristen ini ‘revive,” Roh Allah mengalir keluar dan menjadikan kita segar, dan membuat semua menjadi “hidup” kembali.

Kedua, Roh Kekuatan/Kuasa

1. Kekuatan Bertahan.
2 Korintus 4:7-10 berkata, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami.” Dunia menjepit kita agar kita menjadi takut. Tetapi kalau Roh Kudus ada di dalam diri kita, selalu ada jalan keluar dan tidak menjadi putus asa.
Dalam Ulangan 20:1-4 Tuhan mengingatkan bangsa Israel pada waktu keluar dari Mesir, dengan kuasa Allah. Dengan Kuasa Allah bangsa Israel keluar dari Mesir. Si iblis melalui Firaun tetap memburu orang Israel. Tetapi Firaun dan pasukannya dapat dimusnahkan dengan mukjizat Tuhan dan bangsa Israel dapat menyeberang Laut Kolsom dengan selamat. Ini merupakan kemampuan kuasa Roh Kudus yang selalu ada jalan keluarnya, sekalipun di depannya adalah jalan mati.

2. Kekuatan Aktif.

Dalam 1 Korintus 12:7-11 memberikan kepada kita pengertian bahwa Roh Kudus yang ada dalam diri kita bersifat aktif. Roh Kudus ini berfungsi dengan luar biasa. Kuasa itu membuat kita berhikmat dan berpengetahuan. Dia juga memberi iman, menyembuhkan, dan mengadakan mukjizat. Kuasa ini juga bersifat kekal.


Ketiga, Roh Kasih

1 Yohanes 4:18-19 berkata, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita“ Orang takut karena tidak ada kasih. Saat ada pertentangan kita kehilangan kasih, pasti mengalami ketakutan. Orang di dalam kasih tidak ada saling curiga. Demikian juga dengan suami istri, kalau mengasihi dengan sungguh-sungguh, maka tidak akan ada ketakutan. Kalau Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang, maka orang itu akan dirubah total oleh Tuhan. Roh Allah memang mempersatukan setiap orang. Kasih ini bersifat eternal/kekal. Sifat yang kekal ini membuat kita hidup kekal selama-lamanya.

Keempat, Roh Ketertiban

Roh Allah yang ada di dalam diri kita membuat kita tertib. Semua naluri kita ingin tertib karena Roh Allah. Kalau kita tidak tertib, membuat kita menjadi gelisah dan takut. Siapa yang dapat membuat seseorang menjadi tertib? Hanya Roh Allah-lah yang dapat membuat orang itu tertib.
Kemurahan yang Tuhan berikan kepada kita sangat luar biasa. Kita serahkan diri kepada Roh Allah dan jangan takut lagi. 

 Amin