Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Saturday, December 29, 2012

Serahkan Segala Kuatirmu KepadaNya






Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

” . . . . . , Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? . . . . .”

(Matius 6:25-34)
Setiap orang tentunya pernah mengalami rasa kuatir dalam hidupnya, termasuk kita. Sedangkan kekuatiran itu sendiri disebabkan oleh karena kita tidak dapat melihat apa yang akan terjadi maupun yang  sedang terjadi di depan kita. Oleh karena itu Allah memberikan jaminan atas hidup kita melalui firmanNya, katanya : Masa depanmu sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18).
Dan hal yang dikuatirkan tentunya berbeda-beda; baik itu kuatir dalam hal studi, ekonomi, atau masa depan. Padahal  sebenarnya perasaan kuatir itu muncul bukan diakibatkan oleh besar atau kecilnya suatu tantangan maupun persoalan yang sedang atau akan kita dihadapi, tetapi adanya suatu kecenderungan untuk mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Dan kekuatiran merupakan suatu kegagalan seseorang dalam menghadapi tantangan sebelum melakukan peperangan. Apalagi tahun demi tahun keadaan dunia tidak semakin membaik dan ditambah dengan informasi-informasi yang terhadang justru membuat orang merasa tidak ada harapan untuk melihat masa depan. Apabila kita mendengar atau membaca, bahkan melihat dari berbagai sumber berita baik itu melalui media elektronik maupun media cetak, dimana para ekonom telah memprediksikan bahwa di tahun-tahun mendatang keadaan manusia semakin memprihatinkan baik ditinjau dari sudut ekonomi, keamanan, politik maupun keadaan alam. Maka banyak orang akan semakin kuatir dalam menjalani hidup ini. Dan keadaan ini tidak dialami oleh orang dunia saja, tetapi beberapa orang yang mengaku anak Tuhanpun mengalami hal yang demikian; sehingga seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk menatap dan mendapatkan masa depan yang penuh dengan kebahagiaan.

Saudara, perlu kita ketahui bahwa orang yang kuatir adalah orang yang takut. Dan apabila orang tersebut sudah takut, maka dia akan mengalami stress, bahkan pikirannya menjadi kosong, sehingga pada akhirnya kuasa kegelapan bisa mengusainya dan orang tersebut akan bertindak aneh-aneh. Sebab kekuatiran merupakan celah dalam kehidupan manusia yang memberikan kesempatan bagi iblis untuk menggagalkan tujuan hidup manusia termasuk orang-orang  yang mengaku anak Tuhan. Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita juga turut meyakini apa yang telah diprediksikan oleh para ekonom maupun peramal ? atau sebaliknya, kita semakin sungguh-sungguh atau bersemangat dalam menjalani hidup ini bersama Tuhan ?.
Firman Tuhan menasehatkan bahwa “orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang . . . .” (Wahyu 21:8). Oleh sebab itu janganlah kita kuatir terhadap apapun juga, karena Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan khususnya bagi mereka yang mengasihi Dia.
Bahkan untuk menyatakan jaminan pemeliharaanNya, Tuhan membandingan kita dengan bunga bakung, dimana bunga bakung itu tidak bekerja dan tanpa memintal namun didandani oleh Allah sedemikian rupa, walaupun hari ini ada dan besok dibuang (Matius 6:28-29). Dalam ayat tersebut terdapat kata “tidak bekerja”, hal ini bukan berarti kita tidak perlu bekerja, tetapi yang dimaksud dari ayat ini adalah menunjukkan betapa besar kasih Allah yang diberikan kepada kita, sebab bunga bakung yang mekar sebentar saja dipelihara begitu rupa apalagi kita adalah ciptaan yang paling mulia diantara segala ciptaanNya. Dan apabila pencobaan itu datang menimpa kita maka percayalah bahwa pencobaan-pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita, sebab pencobaan-pencobaan itu adalah pencobaan biasa yang justru akan membentuk iman percaya kita kepada Allah.

Tuhan telah berjanji bukan hanya menyertai kita, tetapi Tuhan juga berjanji kepada kita untuk hal-hal yang baik. Markus 10:28-31 mengisyaratkan kepada kita bahwa Tuhan sanggup memberkati orang percaya dengan berkat yang berlipat-lipat dan hidup yang kekal. Inilah upah untuk kita. Untuk itu kita percaya bahwa hari depan, Dia akan memberkati kita secara luar biasa. Oleh karena itu kita harus betul-betul lepas dari kekuatiran. Kalau kita terjerat dengan dosa ini, maka kita dipersamakan dengan penyembah berhala dan seorang sundal. Saat kita lepas dari kekuatiran, maka kita akan dipakai Tuhan dalam segala cara.
Setiap orang memang ingin mencapai masa depan yang gilang gemilang, tetapi kalau sudah diselipkan kekuatiran, maka orang tersebut telah merancang suatu kegagalan atas hidupnya dan telah merusak rencana atau harapannya. Bagaimana kita bisa tahu bahwa orang yang kuatir itu sedang merancang kegagalan dalam hidupnya ? Kalau kita membaca firman Tuhan yang terdapat dalam Matius  6:27, telah dikatakan : “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Dalam ayat ini telah dijelaskan bahwa orang yang kuatir tidak dapat menambah sehasta pada jalan hidupnya, padahal satu hasta itu hanya 45 sentimeter, sedangkan jalan hidup yang harus ditempuh manusia itu tidak terukur jaraknya (panjang).
Dari ayat ini kita bisa tahu, bahwa hidup manusia tidak akan berarti apabila di dalam hidupnya ada kekuatiran, khususnya untuk masa depan. Dan bukankah Allah telah berfirman, yaitu dalam Amsal 23:18 : “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Jadi, sekarang tidak ada alasan untuk kuatir dalam menghadapi hidup ini khususnya di tahun-tahun yang mendatang, sebab meskipun seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu (Mazmur 91:7), karena Tuhan adalah tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita.

Jikalau dalam beberapa penjelasan di atas yang telah menasehatkan kita agar tidak kuatir, mungkin dalam diri kita timbul pertanyaan : “bagaimana aplikasi untuk mempercayai Allah supaya kita tidak mengalami kekuatiran?” menyerahkan segala kekuatiran kita dan mengawali segala sesuatu di dalam Dia, sebab di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk dia (Kolose 1:16).
Jadi segala sesuatu yang kita lakukan harus berdasarkan kehendak Allah, karena segala rancanganNya atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan; dan bukankah itu yang kita rindukan. Oleh karena itu, kita diingatkan  sekali lagi untuk tidak kuatir atau takut dalam menjalani hidup hari-hari ini, tetapi kita semakin bersemangat dalam memasuki tahun-tahun mendatang, terlebih itu dalam melayani Tuhan, karena berkatNya siap dicurahkan atas kita.  

Amin.



Tetap Berjaga-jaga Dan Berdoa







Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia  akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
(Lukas 21:34-36)
Setelah kita membaca ayat-ayat diatas, maka kita akan menemukan kata-kata nasehat yang berbunyi : “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa”. Kata-kata nasehat ini disampaikan agar kita tidak jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, karena keadaan dunia ini tidak semakin baik, tetapi semakin buruk/jahat. Dan kata berjaga-jaga ini mengarah pada perilaku kita supaya segala sesuatu yang kita lakukan tidak seperti yang dilakukan oleh dunia, tetapi sesuai dengan kehendak Allah seperti yang tertuang dalam firmanNya.
Sedangkan kata “berdoa”, itu menekankan pada hubungan kita terhadap Tuhan. Karena tanpa berdoa, maka kita akan gagal dalam berjaga-jaga, sebab sumber kekuatan kita datangnya hanya dari Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa di depan kita terdapat berbagai macam cobaan dan masalah; baik itu keadaan perekonomian, keamanan, politik dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kita diminta untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Karena secara tidak sadar kadang-kadang kita terpancing dengan sifat serakah, kemabukan dunia dan pesta pora.
Dan apabila kita masuk dalam di dalamnya maka kedatangan Tuhan yang tiba-tiba itu akan menjadi seperti suatu jerat bagi kita. Perlu kita ingat juga, bahwa kejatuhan kita kadang-kadang bukan dari banyaknya persoalan/masalah, tetapi justru saat kita sedang diberkati; karena kita mulai merasa aman dalam usaha, pekerjaan, keluarga kita, padahal itu merupakan kelengahan kita. Tetapi apabila kita senantiasa berdoa, yang berarti berhubungan dengan Roh Kudus maka Roh Kuduslah yang menjadi jaminan atas hidup kita supaya tetap selamat (Efesus 1).

Lalu, sampai kapan kita harus berjaga-jaga dan berdoa ? jawabannya adalah : sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Dari jawaban ini mungkin timbul pertanyaan lain yaitu : kapan Tuhan Yesus datang kedua kalinya ?. untuk tepatnya mengenai tanggal, hari dan tahun kedatangan Tuhan itu merupakan rahasia daripada Allah Bapa, tetapi yang jelas tanda-tandanya sudah dinyatakan. Oleh karena itu, sekali lagi ditekankan supaya kita berjaga-jaga dan berdoa sebab hari Tuhan itu datangnya secara tiba-tiba. 
Beberapa tanda yang perlu kita ketahui mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, diantaranya :

Pertama, Israel sudah mulai berkembang. (Matius 24:32-35)

Setelah bangsa Israel dijajah dari berbagai macam bangsa, Israel menjadi hancur dan tidak mempunyai negara sampai pada akhirnya Israel mengalami klimaks kesukaran yang luar biasa pada akhir Perang Dunia ke-II, dimana terdapat kurang lebih enam juta orang Yahudi di Jerman dibantai. Setelah itu Tuhan mulai mendengar ratapan bangsa Israel, dan keadaannya dipulihkan kembali (Inilah yang dikatakan seperti pohon ara yang bertunas). Dan kita tahu bahwa bangsa Israel saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

Kedua, Adanya Perang (Matius 24:6-8)

Seperti penglihatan daripada Daniel yang menceritakan bahwa ada domba yang tanduknya melingkar, ini adalah bangsa Media-Persia. Lalu muncullah kambing yang mempunyai satu tanduk yang aneh diantara kedua matanya, kambing ini terbang tanpa menginjak tanah dan menyerang domba itu, sehingga terjadilah peperangan. Maka dari sinilah terjadi pemusnahan sampai kepada akhir zaman. Peperangan “Media-Persia” kepada orang “Yunani” ini tidak akan pernah habis sampai kepada akhir zaman. Bangsa-bangsa lain juga akan terlibat dalam peperangan ini. Peperangan ini didasari oleh kedengkian dan dendam

Ketiga, Muncul Banyak Nabi Palsu (Matius 24:11-13)

Banyak hamba-hamba Tuhan yang memiliki motivasi pelayanan tidak diperintah Tuhan. Pelayanan mereka adalah menurut hawa nafsunya untuk mendapatkan kedudukan, kekayaan dan lainnya. Mereka bahkan duduk dalam kepengurusan gereja dan berpolitik di dalam gereja. Mereka bahkan membunuh perkembangan gereja itu sendiri. Saat ini juga beberapa aliran gereja yang jelas-jelas sesat dibebaskan untuk berkembang.

Keempat, Moral Manusia yang sudah Runtuh. (Matius 24:37-39)

Pada zaman Nuh moral manusia sudah runtuh. Mereka asal kawin dan mengawinkan. Kadang-kadang kita melihat suatu negara keadaannya sangat baik, tetapi di dalamnya terdapat kebijakan yang dapat menikahkan laki-laki dengan laki-laki. Bahkan ada suatu desa yang memperbolehkan penduduknya telanjang. Keadaan moral manusia dalam Kitab Kejadian pasal 6, sangat rendah dan itu sedang menimpa dunia saat ini. Untuk itu tetap berjaga-jaga dan berdoa agar kita luput dari semuanya ini.
Walaupun kita secara jasmani, sebagai anak-anak Tuhan memiliki Kerajaan Allah, tetapi yang perlu kita waspadai, saat ini kita hidup dalam dunia yang penuh goncangan. Berjaga-jaga dan berdoalah. Milikilah hubungan dengan Roh Allah. Jangan sampai kita terseret dan terpancing dengan arus dunia ini. Kita percaya bahwa Roh Allah sanggup memelihara dan memberkati kita. Dia akan memberikan kuasa-Nya dan meluputkan kita dari segalanya.

Kelima, Orang Israel Bertobat (Roma 11:25)

Memang Injil akan diberitakan di seluruh dunia. Kalau Israel bertobat, maka anugerah untuk orang di luar Israel habis. Saat ini orang Israel sudah tidak tegar tengkuk lagi. Mereka sudah ada yang menerima Injil. Kalau ini sudah menjadi suatu kebangunan rohani maka kuota untuk orang di luar Isral akan habis. Semua orang di Indonesia tahu siapa Yesus itu, tetapi seberapa banyak yang meresponi Injil Kristus. Syukur bagi kita yang sudah merespon Injil Kristus. Jangan lepaskan kasih karunia Kristus. Kita adalah termasuk jumlah yang telah diselamatkan oleh Yesus.

Keenam, Pengangkatan (Matius 24:40-44)

Kita berdoa agar kita semua diangkat Tuhan bersama-sama. Dan hal ini bukan merupakan sebuah dongeng, tetapi ini adalah kenyataan.
Oleh sebab itu, Firman Tuhan mengingatkan sekali lagi supaya kita tetap berjaga-jaga dan berdoa, sebab kedatanganNya yang kedua kali tidak lama lagi.  

Amin.

Hidup Baru Yang Terpelihara






Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
(I Petrus 1:3-5)
Surat Petrus yang pertama ini ditujukan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus (termasuk kita), dan bukan terhadap orang yang belum percaya. Ia mengingatkan kepada semua orang percaya bahwa oleh karena kasih dan rahmatNya kita mengalami mujizat yang luar biasa yaitu kelahiran baru. Dan mengapa kelahiran baru disebut sebagai mujizat yang luar biasa ?
sebab kelahiran baru merupakan syarat utama untuk dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Hal ini juga disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada pemimpin agama Yahudi yaitu Nikodemus, sebagai peringatan bahwa setiap orang yang mau masuk kedalam kerajaan Allah harus mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3-7). Salah satu contoh murid Tuhan yang mengalami kelahiran baru adalah Simon, dimana ketika ia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, maka Yesus berkata : “berbahagialah engkau Simon, karena bukan engkau yang menyatakan itu tetapi oleh karena kemurahan Allah yang membuat engkau menyatakan demikian. Dan sekarang engkau bukan lagi Simon tetapi Petrus.” Dulu Simon adalah manusia alamiah (manusia yang penuh dengan kelemahan), tetapi setelah ia mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia menjadi manusia baru dan namanya menjadi Simon Petrus.

Istilah kelahiran baru ini tidak hanya terjadi pada jaman perjanjian baru saja, tetapi pada jaman perjanjian lamapun, hal ini juga terjadi. Tatkala Tuhan memanggil Abraham untuk menjadi bapa segala bangsa, maka terlebih dahulu telah terjadi kelahiran baru (perubahan karena menerima panggilan Tuhan). Dimana yang dahulunya Abram menjadi Abraham, Sarai menjad Sara, kemudian Yakub menjadi Israel. Dan bukan berarti perubahan nama yang menentukan kita menjadi manusia baru, tetapi karena kita meresponi panggilan Tuhan untuk menerima kemurahanNyalah yang membuat kita mengalami kelahiran baru.

Kemurahan Allah dalam perjanjian lama hanya bersifat perorangan, tetapi pada jaman perjanjian baru, kemurahan Allah diberikan kepada seluruh umat manusia yang menerima serta percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja; seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 3:16 “ . . . . . . . , supaya barangsiapa percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kata “barangsiapa” menunjuk kepada setiap orang. Istilah serta pengertian lahir baru tidak ada di agama manapun, walaupun segala sesuatu yang diajarkan agama tersebut adalah baik. Sebab istilah serta pengertian kelahiran baru ini hanya ada ketika seseorang menjadi percaya di dalam nama Tuhan Yesus, sehingga orang  tersebut mendapatkan predikat sebagai manusia rohani. Manusia alamiah dan manusia rohani ini tidak terpisah karena kita masih tinggal dalam dunia ini.

Lalu, bagaimana dua pribadi/dimensi dipelihara Tuhan ? Kedua dimensi ini tetap dipelihara Tuhan, selama kita tetap melekat pada firmanNya. Dan terpeliharanya manusia alamiah kita akan dipengaruhi manusia rohani kita, karena bukan manusia alami kita yang dapat merubah manusia rohani kita. Oleh karena itu manusia rohani kita harus selalu mendapatkan makanan dan minuman, supaya manusia rohani kita tetap hidup. Dan bagaimanakah manusia rohani kita mendapatkan makanan dan minuman ?. manusia rohani kita akan mendapatkan makanan apabila kita senantiasa datang kepada Tuhan Yesus (dalam pengertian membangun hubungan yang intim dengan Tuhan) Sebab Tuhan Yesus berkata : "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; . . .” (Yohanes 7:37-39). Dan di dalam  Injil Yohanes 6:35&37 juga dikatakan :  "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” Hal ini menunjukkan bahwa manusia rohani kita benar-benar terpelihara oleh kasih dan rahmatNya, supaya manusia rohani kita tetap hidup.

Dan perlu kita ketahui pula bahwa yang tinggal dalam kerajaan sorga adalah manusia rohani kita dan bukan manusia alamiah; seperti yang terulis dalam I Korintus 15:50 “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.  Oleh sebab itu, marilah kita memberikan manusia rohani kita untuk dipelihara oleh Tuhan, karena apabila manusia rohani kita terpelihara maka manusia alamiah kita juga turut terpelihara. Kita lihat contoh kisah daripada Obed-Edom; ketika ia menghormati lawatan Tuhan, dengan hadirnya Tabut Perjanjian di rumahnya selama tiga bulan, maka selama itu pula Obed-Edom beserta seluruh isi rumahnya diberkati oleh Tuhan. Demikian dengan kehidupan kita; selama kita menghormati dan dipenuhi oleh Roh Kudus maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti berhasil.

Hadirnya Roh Kudus itu sama dengan hadirnya Tabut Perjanjian yang terjadi di jaman perjanjian lama. Ketika Musa bersama tiga juta orang, dengan memikul Tabut Perjanjian maka segala rintangan yang mereka hadapi dapat mereka selesaikan bahkan saat mereka menghadapi peperangan, mereka memperoleh kemenangan yang luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa pemeliharaan Tuhan itu nyata ketika kita berada dalam hadirat Tuhan. Oleh sebab itu kita patut berbangga apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, karena dengan keberadaannya maka kita juga akan mendapatkan pelayanan daripada malaikat, seperti yang tertulis dalam Ibrani 1:14 “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?”.

Karena demikian besar kasih dan rahmatNya untuk memelihara kita, maka kita harus tetap menjaga kerohanian kita untuk mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan; tetapi bukan berarti kita mengabaikan manusia alamiah kita. Karena kedua-keduanya harus tetap kita jaga supaya segala anugerahNya bagi kita tidak sia-sia.

Amin.

Monday, December 3, 2012

Tetap Memelihara Hubungan Dengan Tuhan




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:16)

Berbahagialah setiap kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, sebab ia akan disebut sebagai anak-anak Allah. Kalau dahulu yang disebut sebagai anak-anak Allah hanya, Abraham, Ishak dan Yakub (Israel) saja. Namun dalam perkembangan selanjutnya Israel menolak Yesus, akhirnya mereka “dipotong.” Ibarat pohon zaitun yang dipotong dari pokoknya. Dengan demikian maka kita adalah carang liar yang mulai dicangkok pada pokok zaitun yang penuh getah, karena kita telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat.

“Getah” merupakan gambaran kekayaan Allah yang akan kita terima. Untuk itu kita yang telah dicangkokkan dan sudah berbuah harus berhati-hati, karena kita diselamatkan semata-mata oleh karena kemurahan Allah, sedangkan Israel diselamatkan oleh karena mereka adalah kekasih Allah. Berhubung Israel menolak Tuhan maka mereka dipotong dan kita yang menerimanya dapat melekat pada pokok zaitun (Roma 11:17-23). Oleh sebab itu kita harus menghargai kemurahan Tuhan ini dan menghormati Tuhan dengan apa yang kita alami sampai hari ini.
Kita harus belajar bagaimana di dalam diri kita keluar aliran-aliran hidup. Kita percaya bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita yang merupakan harta di dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7). Tuhan tidak mau kita menjadi anak yang “terhilang” dan juga bukan seperti anak “sulung” yang sudah berada di rumah Bapa tetapi tidak menikmati kekayaan Bapanya. Apabila hak waris sudah ada pada kita, maka cepat atau lambat Tuhan pasti memberkati kita, namun jangan lupa memperhatikan hidup kita setiap harinya untuk tetap selalu bersyukur kepada-Nya, walaupun tubuh bertambah lemah, tetapi batiniah kita dibaharui setiap hari.

Kita harus tahu apa itu berkat rohani dan juga berkat jasmani. Yang kelihatan itu bersifat sementara, tetapi yang tidak kelihatan kekal selama-lamanya. Ingat, jangan sampai kita ditebang oleh karena kedegilan dan kesombongan kita. Sejarah Perjanjian Lama bisa menjadi bagian hidup kita. Kita harus tahu kapan Abraham, Ishak, dan Israel diberkati dan kapan mereka tidak diberkati. Yerusalem di bumi ini merupakan gambaran hidup kita. Yerusalem selalu ingin dihancurkan oleh musuh-musuhnya. Dan terkadang Israel/Yerusalem merusak dirinya sendiri. Daud yang berbuat dosa menjadikan hidupnya dan kerajaan Israel hancur. Tetapi Yerusalem mengalami damai sejahtera saat dia beribadah dengan baik.
Suatu saat Nebukadnezar menjadi penguasa yang sangat besar pengaruhnya di bumi ini. Tetapi ia menjadi sombong dan membuat patung untuk disembah (Daniel 4:20-23). Nebukadnezar adalah seorang yang seharusnya mengucap syukur kepada Tuhan. Ia lupa diri dan akhirnya dia ditebang, tetapi untung tunggulnya masih ada. Nebukadnezar menjadi sama dengan binatang yang makan rumput sampai dengan tujuh masa. Baru setelah bertobat, ia dikembalikan ke asalnya (Daniel 4:28-37).

Sejarah  di atas berbicara tentang keangkuhan dan pertobatan. Kita harus menjaga agar tetap dalam posisi menjadi anak Allah dan diberkati. Jangan sampai kita dipotong dari pokok zaitun tersebut. Jangan karena kekilafan kita dan jatuh dalam dosa, lalu kita dipotong seperti Nebukadnezar yang hilang ingatan dan makan rumput.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Kita ingin mendapatkan Kerajaan Surga yang kekal itu. Mungkin  saat ini kita merasakan urapan Tuhan yang luar biasa, tetapi ingat jangan sampai kita jatuh. Kita yang suka berdoa, jauh lebih aman dibandingkan yang tidak suka berdoa. Tariklah seluruh isi keluarga kita untuk berdoa. Jagalah rumah tangga kita agar tetap utuh. Kita memang diberkati dengan cukup tetapi jangan menjadi serakah. Kaya itu ada maknanya, tetapi jangan sampai kita diperhamba oleh harta itu. Yang penting Yerusalem kita menjadi sejahtera. Orang-orang zaman purba tidak pernah putus asa untuk menetap pada pokok zaitun. Demikian juga dengan kita jangan sampai kita kehilangan kasih mula-mula.

Kita perlu memelihara hubungan kita dengan Tuhan. Wahyu 6:6 berkata, “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata : Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” Ini menggambarkan dunia yang bertambah buruk, tetapi keadaan anak-anak Allah justru bertambah baik dan akan terjadi penuaian yang besar. Untuk itu “anggur” dan “minyak” jangan dirusak. Kisah Para Rasul 2:37 berkata, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain : Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Hanya dengan bertobat kita akan menerima Roh Kudus. Untuk itu hargai perjamuan kudus, yaitu tubuh dan darah Yesus, yang setiap kali kita lakukan.

Roma 11:25  berkata, “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Jangan sampai kita yang masuk hitungan “jumlah” tersebut lalu dipotong dan digantikan orang lain. Tetapi kita percaya, sekali kita dicangkokkan, maka kita akan dicangkokkan sampai selama-lamanya. Hari-hari ini kita harus lebih berjaga-jaga. Kita tidak bisa bermain-main lagi dalam ibadah kita. Kita percaya bahwa sampai hari ini jasmani dan rohani kita tetap terpelihara semata-mata oleh kasih karunia Tuhan. Demikian juga, hari-hari ini terjadi transformasi hanya dengan “simple Gospel” yaitu penginjilan hanya dengan hal-hal sederhana, yaitu penebusan tubuh dan darah Kristus dan urapan Roh Kudus. Oleh sebab itu persiapkan dirimu dan tetap melekat pada “pokok zaitun,” sebab kegerakan masal akan terjadi yaitu adanya penuaian besar-besaran. Dan apabila kita lepas atau dipotong dari “pokok zaitun” maka kita tidak akan melakukan maupun menikmati tuaian yang besar. Sebab itu jangan keraskan hati, tetapi bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat.  

Amin.

Percaya Kepada Yesus





Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat bacaan : Matius 16:15-19
“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Pada ayat bacaan di atas menceritakan tentang percakapan antara Yesus dengan murid-muridNya. Dan saat itu Yesus mengajukan pertanyaan kepada murid-muridNya, kataNya : “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini ?” dari sekian banyak murid, yang menjawab hanya Simon, jawabnya : “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup !” Ini merupakan pengakuan Simon yang mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, dan saat itu Yesus belum disalib dan dibangkitkan. Dengan pengakuan tersebut, maka dalam diri Simon mengalami perubahan; hal ini dapat lihat ketika Yesus berkata : “engkau adalah Petrus (batu karang) dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.” Jadi, dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, berarti kita dapat “menutup pintu neraka” dan “membuka pintu sorga.”

Dan perlu kita ingat bahwa tak seorangpun dapat mengaku Yesus adalah Tuhan jikalau Roh Kudus tidak diberikan kepada kita. Keselamatan merupakan suatu anugerah dari Allah, seperti tertulis dalam Yohanes 3:16 : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Jadi setiap kita yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka meterai Roh Kudus diberikan kepada kita.

Saudara, mari kita lihat lebih jauh lagi mengenai akibat daripada seseorang yang percaya kepada Yesus :

1. Dapat Membuka Pintu Sorga (Matius 16:19)

Tak seorangpun dapat membuka pintu sorga kecuali orang tersebut mempunyai kunci kerajaan sorga, dan tak seorangpun dapat memiliki kunci kerajaan sorga kecuali orang tersebut percaya kepada Yesus. FirmanNya juga menegaskan bahwa tidak ada seorangpun dapat datang kepada Bapa tanpa melalui Aku (Yohanes 14:6).
Jadi berbahagialah bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita. Walaupun demikian kerapkali kita tidak mempercayai segala apa yang Tuhan firmankan, sehingga kita mudah jatuh dalam dosa ketidak percayaan. Hal ini juga terjadi pada murid-murid Yesus pada waktu itu. Meskipun Yesus sudah empat kali menjelaskan bahwa Mesias akan dibunuh dan bangkit pada hari ketiga, tetapi mereka masih belum memahami apa yang telah dikatakan oleh Yesus. Empat kali penyampaian Yesus mengenai kematian dan kebangkitanNya ditulis dalam Matius 16:21 (penyampaian pertama), kemudian penyampaian kedua ditulis dalam Matius 17:22-23a, selanjutnya Matius 20:17-19 (Penyampaian ketiga) dan terakhir terdapat pada Matius 26:1-5 (Penyampaian Keempat).
Dan salah satu murid Yesus yang bernama Tomas tidak percaya bahwa Yesus benar-benar bangkit. Sehingga untuk meyakinkan bahwa Yesus telah bangkit, ia memohon untuk mencucukan jarinya kedalam lobang tangan Yesus yang dipaku dan lambungNya yang ditikam. Keadaan seperti ini sangat membuat sedih hati Tuhan karena sudah diberitahu berulang-ulang belum percaya bahkan mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri juga masih belum percaya. Tetapi firman Tuhan menasehatkan kita, bahwa berbahagialah bagi mereka yang belum pernah melihat Yesus secara fisik tetapi percaya kepadaNya (I Yohanes 1:8).

2. Mengerjakan Pekerjaan Seperti Yang Yesus Kerjakan

Untuk percaya kepada Tuhan itu tidak mudah, karena ada harga yang harus dibayar yaitu melakukan apa yang Yesus lakukan, seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:12-14, bahkan dalam ayat lain juga ditegaskan bahwa apabila kita mengaku percaya Yesus, maka kita wajib hidup seperti Yesus hidup, seperti yang tertulis dalam  I Yohanes 2:6 : “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Selain kita melakukan apa yang sudah diteladankan Yesus, kita juga melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib seperti yang Yesus lakukan.
Beberapa contoh mujizat yang pernah dilakukan oleh Yesus diantaranya menyembuhkan orang yang lumpuh, sehingga dapat berjalan; orang buta melihat, orang bisu berbicara, sanggup memberi makan lima ribu orang dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan (Yohanes 6:1-15), lalu orang tuli mendengar, mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:12); bahkan orang mati dibangkitkan (Yohanes 11:1-4) dan lain sebagainya. Apabila kita membuat tabel mengenai mujizat yang telah Yesus lakukan maka tercatat sangat banyak. Dan mujizat-mujizat yang Yesus pernah lakukan ini sudah dinyatakan melalui beberapa hamba Tuhan. Dan hal ini pun dapat kita alami juga, asalkan kita mau hidup sama seperti Yesus hidup.

3. Hidup kita diubahkan

Saat kita belum percaya Yesus, kita berada dibawah kutuk dosa. Dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Tetapi, ketika percaya Yesus maka hidup kita diubahkan dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang besar. Salah satu contoh, adalah kehidupan Paulus. Pada mulanya dia adalah seorang yang menentang akan Kekristenan, dan ia menganiaya umat Tuhan (pengikut Kristus); bahkan ia tidak segan-segan untuk membunuhnya.
Namun setelah ia bertemu dengan Yesus dan percaya kepadaNya, maka perubahan yang dahsyat telah dialami oleh Paulus.
Kesaksian : Sebelum saya (Pdt. Alex) belum bertobat saya memiliki temperamen yang sangat keras, bahkan sudah menikah masih temperamen itu masih ada. Jadi segala sesuatu yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan hati/kemauan maka emosilah yang timbul; tetapi puji Tuhan, setelah percaya Yesus sungguh-sungguh karakter yang keras itu mulai diubah sedikit demi sedikit, sehingga hidup kami benar-benar berubah. Dan melalui perubahan inilah Tuhan memakai hingga sampai saat ini.
Saudara, masihkan kita ragu tentang keberadaan Yesus ? atau masihkah kita menuntut bukti-bukti yang tampak oleh mata kita ? rasul Paulus pernah berkata kepada jemaat di Korintus, “ . . sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat . .” (II Korintus 5:7).

Amin