Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Tuesday, November 27, 2012

Peliharalah Keselamatanmu !






Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” (I Korintus  6:20).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia melainkan anugerah Allah. Sebenarnya kita harus menerima hukuman kekal tetapi oleh karena kasihNya, maka kita diselamatkan melalui pengorbanan Kristus. Keselamatan itu sendiri diberikan kepada kita ketika kita percaya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat; lalu dibaptiskan, yang pada akhirnya terjadilah kelahiran baru. Keselamatan terjadi hanya satu kali saja. Lalu, bagaimana keselamatan itu terus berlangsung dalam kehidupan kita? Perlu ada “maintenance” / pemeliharaan.

Saudara, berapa banyak orang yang mengaku dirinya percaya kepada Yesus, tetapi memandang rendah nilai pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Mereka tidak memelihara ataupun peduli lagi terhadap keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada mereka. Hal ini terbukti dari gaya hidupnya yang tidak mencerminkan sebagai anak Tuhan atau orang yang telah dipindahkan dari kegelapan menuju terang. Jadi, sesungguhnya mereka tidak mengerti arti daripada keselamatan. Oleh sebab itu marilah kita belajar bagaimana seharusnya kita memelihara keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita :

1. Menghormati Roh Kudus

Firman Tuhan berkata : ”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” (I Korintus  6:20). Dan sejak kita dibeli Tuhan dengan darahNya yang mahal yaitu melalui pengorbananNya di atas kayu salib, maka hidup kita bukan milik kita sendiri tetapi milik Allah; dan Allah menempatkan RohNya dalam hidup kita sehingga tubuh kita menjadi bait Roh Kudus. Untuk itu kita harus menghormati keberadaan Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan kita, dan sebagai landasannya adalah I Korintus 3:16-17. Selain itu kita dipanggil bukan untuk melakukan yang cemar, seperti yang tertulis dalam I Tesalonika  4:7 ”Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”

Wujud daripada sikap hormat kita terhadap Roh Kudus, yaitu jikalau kita melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan; dan semuanya itu tidak lepas dari pimpinan Roh Kudus. Dan orang yang hidup dalam Roh tidak akan menuruti keinginan daging, karena ia tahu bahwa hidup menuruti keinginan daging itu sama dengan membangun perseteruan dengan Allah. Mungkin timbul pertanyaan : ”keinginan daging itu seperti apa ?” firman Tuhan berkata : ”Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Galatia 5: 19-21). Dari segala macam bentuk perbuatan yang tertulis dalam ayat tersebut bukankah sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari ? baik melalui media elektronik maupun media cetak, bahkan kita temui disekeliling dimana kita tinggal.

Lalu, apakah dampaknya apabila kita menghormati dan hidup di dalam Roh Kudus ? Kita akan menemukan kemurahan Allah yang luar biasa, dan hal ini dapat kita lihat dalam 2 Samuel 6:6-19 yaitu kisah tentang Obed Edom. Gambaran Roh Kudus pada waktu itu adalah Tabut Perjanjian. Saat itu Tabut Perjanjian sempat di taruh di rumah Obed Edom selama tiga bulan, dan selama Tabut itu di rumah Obed Edom, ia begitu menghormatinya sehingga selama tiga bulan itu pula Obed Edom dan seisi rumahnya diberkati Tuhan. Demikian pula apabila Roh Kudus tinggal dalam hidup kita atau manunggal dengan kita, maka untuk jangka waktu yang tidak lama kita akan dipulihkan, disembuhkan dan diberkati Tuhan. Waktu Daud memikul Tabut Perjanjian ke Kota Daud, maka kota Daud diberkati Tuhan secara luar biasa.

Mengapa kita harus berdoa? Pada waktu kita berdoa, pasti ada muatan kasih. Hukum yang pertama dalam Matius 12:30-32  menyangkut roh, jiwa dan tubuh. Kerbersamaan mencari Tuhan ini sangat penting. Tubuh – longing God, Jiwa – thirsty God, Roh - I seek. Tidak bisa tubuhnya saja beribadah, atau jiwa saja, tetapi harus dengan Roh. Kalau kita baca Roma 7:16-26, kita mendapatkan bahwa roh, jiwa dan tubuh tidak dapat bersama-sama mencari Tuhan. Rohnya mencari Tuhan, tubuhnya membawa kepada dosa, bahkan jiwanya kadang muncul dengki, iri hati dan pengertian-pengertian lain. Akhirnya timbul kekacauan yang membuat “pemeliharaan itu” terhambat. Dalam keadaan dengki doa kita tidak mungkin dijawab Tuhan.

2. Tetap Melekat Pada Tuhan

Mazmur 63:1-3 berkata, “. . . Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.” Inilah merupakah ungkapan daripada hati Daud yang sangat merindukan Tuhan. Karena dia tahu bahwa dalam hadirat Tuhan, dia telah mendapatkan segalanya. Dan dari beberapa Mazmur yang telah ditulis oleh Daud telah mengungkapan kerinduannya untuk senantiasa tinggal atau melekat pada Tuhan. Sehingga pada Mazmur 91:14 tertera ungkapan hati Tuhan yang menyatakan : ”Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”

Suatu ketika Daud mengalami persoalan yang begitu berat, maka dia pergi ke padang gurun, dan dia berdoa dan berpuasa untuk mencari Tuhan dengan batinnya, jiwanya bahkan tubuhnya juga rindu akan Tuhan. Dia ingat akan nenek moyangnya pada waktu keluar dari Mesir, Tuhan sanggup memelihara mereka. Mazmur 34:19 berkata, “TUHAN itu dekat (bersama) kepada orang-orang yang patah hati (brokeness), dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” Dalam dunia ini banyak tindasan, untuk itu carilah Tuhan dengan jiwa yang hancur ( Mazmur 34:7-11).

3. Tetap Menghasilkan Buah

Dalam hal menghasilkan buah sangat berkaitan dengan bagian kedua yang tetap melekat pada Tuhan, sebab di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Dan dalam Mazmur 1:3 juga dikatakan : “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Dan sebagai aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah kita menjadi berkat bagi orang lain, namun semuanya itu kita kerjakan bukan dalam kondisi tertentu tetapi terus menerus, sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Galatia 6:9).

Amin.

No comments:

Post a Comment