Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Friday, August 30, 2013

Hasrat Dan Perwujudan Kasih Tuhan





Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Yohanes 3:16

Ayat bacaan di atas merupakan salah satu ayat yang sering kita baca, atau bahkan kita sudah hafal. Namun sesungguhnya dari situlah kita dapat mengetahui tentang hasrat dan perwujudan Allah yang sempurna. Karena pada ayat tersebut telah ditulis, dimana untuk mewujudkan hasrat dari pada Allah telah diberikan putraNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus.
Dan di dalam hasrat Allah yang sudah diwujudkan telah terdapat 7 (tujuh) hal penting, yang pertama adalah kelahiranNya, kemudian yang kedua adalah pelayananNya, ketiga adalah kematianNya dan yang keempat adalah kebangkitanNya. Selanjutnya yang kelima adalah kenaikanNya ke surga, lalu yang keenam adalah pencurahan Roh Kudus dan yang terakhir (ketujuh) adalah kedatanganNya untuk yang kedua kalinya. Dari ketujuh hal ini disebut dengan Injil sepenuh. Dan Injil sepenuh ini harus diberitakan kepada setiap orang termasuk kepada mereka yang bukan Yahudi, seperti surat Paulus kedua yang ditujukan kepada Timotius, katanya : “Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya” (II Timotius 4:17).
Oleh sebab itu sampai saat ini Injil terus diberitakan ke seluruh dunia, walaupun mengalami berbagai tantangan dan hambatan, tetapi misi Tuhan tidak pernah terhenti karena di dalam Injil ada kuasa. Dalam ayat lain juga disebutkan bahwa Injil adalah kekuatan Allah (Roma  1:16). Selanjutnya, apabila Injil sudah diberitakan ke seluruh dunia maka akan tiba kesudahannya (Matius 24:14). Oleh sebab itu berbahagialah setiap kita yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja, karena kita masuk dalam hitungan yang diselamatkan. Karena masih berjuta-juta jiwa yang masih belum menerima Injil atau belum mengerti tentang Injil.

Saudara, selama Yesus melakukan tugasNya di bumi, yaitu menyampaikan kabar keselamatan, Ia juga melakukan berbagai macam mujizat, dintaranya menyembuhkan setiap yang sakit; baik itu lumpuh dapat berjalan, buta dapat melihat, tuli dapat mendengar, kusta menjadi tahir, mengubah air menjadi anggur dan banyak mujizat yang lainnya, termasuk membangkitkan orang mati. Selain Yesus mengadakan mujizat Ia juga memberikan pengampunan terhadap mereka yang berdosa. Terlebih itu, Yesus tidak hanya memberikan pengampunan saja, tetapi Ia juga menebus kita dari kutuk dosa dengan memberikan nyawaNya sebagai ganti tebusan.

Memang, untuk dapat memahami hasrat Tuhan terhadap umat manusia itu tidak mudah, karena kebanyakan bertolak belakang dengan rasio kita atau tidak masuk akal. Oleh karena itu marilah kita belajar dari kisah yang ada di Betania tentang pribadi yang mengerti hasrat Tuhan. Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa ada dua orang (kakak beradik) yaitu Maria dan Marta (Lukas 10:38-42). Mereka sudah mengenal Yesus, dan kedua-duanya sudah mengenal Yesus, bahkan keduanya pernah ditolong Tuhan, melihat mujizat Tuhan dan mengaku bahwa Yesus adalah Mesias; seperti murid-murid Yesus yang lainnya. Maria dan Marta menjadi perhatian Tuhan, tetapi dari keduanya hanya Maria yang mengerti hasrat Tuhan. Marta seorang yang mengasihi Tuhan, tetapi Maria mengetahui tentang kasih Tuhan. Maria memperhatikan dengan cermat dan teliti mengenai apa yang telah diajarkan oleh Yesus tentang bagaimana saatnya nanti Yesus akan disalibkan, mati, dikuburkan dan pada hari yang ketiga Ia akan bangkit.

Dalam peristiwa yang lain juga diceritakan bagaimana Maria melakukan suatu tindakan untuk meresponi hasrat daripada Tuhan. Yaitu ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, Maria datang dengan membawa buli-buli pualam yang berisi minyak narwastu yang harganya mahal, lalu ia mencurahkan ke atas kepala Yesus dan meminyaki kaki Yesus, kemudian ia menyekanya dengan rambutnya (Matius 26:6-13). Setelah Maria melakukan hal tersebut, bagaimanakah respon murid-muridNya ?. Mereka gusar terhadap apa yang dilakukan oleh Maria. Tetapi Yesus segera menegor mereka, karena mereka tidak tahu apa yang dilakukan oleh Maria.
Mereka belum memahami akan hasrat Tuhan atas kehidupan manusia. Walaupun kita sudah banyak melakukan pelayanan; baik membantu orang miskin, mendoakan orang sakit, dan lain sebagainya. Tetapi apabila kita tidak tahu hasrat Tuhan dan perwujudannya maka sia-sialah pelayanan kita. Oleh karena itu biarlah kita lebih memahami hasrat Tuhan dan perwujudannya yaitu bahwa Tuhan telah mengampuni dosa kita dan menebus kita. Semua murid-murid Yesus sangat Ia kasihi termasuk Yudas, tetapi hanya satu diantara murid Yesus yang tahu tentang hasrat (passion) Tuhan yaitu Yohanes (Yohanes 21:20). Murid-murid yang lain seharusnya belajar bahwa Yesus datang ke dunia ini tujuannya untuk mengampuni dan menebus dosa manusia.

Lalu, bagaimanakah keadaan bagi orang-orang yang hidup sebelum Yesus ada di dunia ? Dalam I Petrus 4:6 dikatakan, “Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.” Dan perlu kita sadari pula bahwa Allah memanggil dan memilih kita sebelum dunia dijadikan, seperti yang tertulis dalam Efesus 1:4, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapanNya.” Dalam meresponi segala apa yang menjadi hasrat Tuhan dan perwujudannya, maka hendaknya kita senantiasa mengucap syukur.
Dan sebagai respon kita selanjutnya, maka kita harus turut ambil bagian dalam pemberitaan Injil supaya hasrat Tuhan dan perwujudannya dapat diterima oleh setiap manusia. Kita dipanggil untuk menjadi utusan Allah dalam memberitakan Injil bukanlah suatu pilihan tetapi keharusan, supaya apa yang menjadi hasrat Tuhan dan perwujudannya tidak menjadi sia-sia.
Sebagai pesan terakhir adalah : biarlah kita semakin membangun kerohanian kita sampai mencapai kedewasaan yang penuh, sehingga kita dapat memahami hasrat dan perwujudan kasih Tuhan. 

Amin.

No comments:

Post a Comment