Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Monday, February 13, 2012

Biji Mata Tuhan Yang Dicintai



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Seorang budak tidak mempunyai hak atas dirinya sendiri, sekaligus tidak dapat melihat akan masa depan. Demikianlah yang dialami oleh bangsa Israel ketika berada di tanah perbudakan (Mesir), mereka mengalami penderitaan yang luar biasa, selain kehilangan jati dirinya. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang sedang mereka alami disebabkan oleh perbuatan mereka yaitu memberontak terhadap ketetapan Tuhan. Walaupun demikian, Tuhan tidak pernah membiarkan mereka untuk tetap hidup dalam penderitaan, sebab Tuhan telah menetapkan suatu rancangan bagi umatNya yaitu rancangan damai sejahtara dan bukan rancangan kecelakaan. Dan sejauh ini bangsa Israel tidak pernah memahami dan menyelami betapa besar kasih Tuhan. Mereka cenderung untuk menuruti keinginannya sendiri ketimbang menuruti kehendak Tuhan.

Saudara, kali ini kita akan melihat betapa besar pembelaan Tuhan terhadap bangsa Israel (termasuk kita sebagai bangsa Israel secara rohani) ketika mengalami berbagai macam aniaya baik itu secara jasmani maupun rohani karena kita adalah biji mataNya; seperti yang tertulis dalam Zakharia 2:8 (Pernyataan Tuhan) “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu -- sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya”. Disisi lain, Tuhan juga menyatakan pemeliharaanNya terhadap umatNya yang sedang mengalami pergumulan, walaupun kerapkali umatNya mengecewakanNya. Sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia, Ia tidak pernah mengingkari akan janjiNya dan Dia tidak pernah dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga Dia dapat melindungi kita, seperti yang tertulis dalam Ulangan 32:10 “Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.”

Saudara, walaupun orang percaya diposisikan sebagai biji mata Tuhan yang senantiasa dijaga, dipelihara dan dilindungi, tetapi tidak sedikit orang percaya yang berusaha untuk lari dari rencana Tuhan dan menentukan jalannya sendiri, sehingga mereka jatuh dalam berbagai pencobaan. Tetapi saat ini kita akan belajar dari kehidupan Daud. Meskipun Daud adalah seorang raja yang diurapi dan diberkati secara berlimpah, namun ia tetap bergantung kepada Tuhan, sebab ia menyadari bahwa di luar Tuhan manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Sehingga dalam doanya, Daud berkata : “Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.”(Mazmur 17:8).
Hal ini menunjukkan betapa terbatasnya manusia itu. Dan seandainya ada seseorang yang kaya raya, memiliki kedudukan atau jabatan yang tinggi, memiliki rumah yang megah bagaikan istana dengan dilengkapi para penjaga, tetapi kalau tidak hidup melekat pada Tuhan maka sia-sialah segala apa yang ia miliki, sebab firman Tuhan berkata : “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”(Mazmur 127:1-2)

Oleh karena itu janganlah kita menolak untuk dicintai Tuhan, sebab kita adalah biji mataNya. Dan apabila kita tetap menolak atau tidak menganggap cinta daripada Tuhan, maka kita akan mengalami seperti yang dialami oleh gadis Sulam (Shulamite). Shulamite adalah gadis yang sederhana, dan ia adalah pekerja kebun anggur milik Salomo. Dari kisah ini telah diceritakan bahwa Salomo telah jatuh cinta kepada Shulamite walaupun kedudukan diantara keduanya sangat jauh berbeda. Dimana posisi Salomo adalah seorang baginda raja yang diurapi dan diberkati, sedangkan Shulamite adalah pekerja kasar, bahkan dapat dikata “tidak ada harganya” dibanding dengan Salomo. Lalu bagaimana menyamakan posisi dari orang yang biasa untuk naik step by step (langkah demi langkah) supaya setara dengan Salomo, bahkan sampai menjadi permaisuri raja ? Pada waktu Salomo menyatakan cintanya kepada Shulamite, ia harus menyamar menjadi seorang gembala dengan membawa domba ke kebun anggur, sehingga ia dapat bertemu dengan Shulamite. Dan sementara waktu berjalan, hidup daripada Shulamite mulai mengalami perubahan. Dimana dia mendapat banyak hadiah dari Salomo sebagai tanda cintanya kepada Shulamite. Dan ketika kehidupan Shulamite sudah menjadi mapan, maka mulai ada sedikit perubahan dalam hal kesetiaan.

Tatkala Salomo hendak bertemu dengan Shulamite pada malam hari karena rindu bertemu dengan Shulamite, namun Shulamite enggan menemuinya karena ia mau tidur. Tetapi Salomo tetap mengetuk pintu rumahnya, dan pada akhirnya Salomo harus pergi karena kedatangannya tidak diharapkan. Setelah Salomo pergi, Shulamite mulai sadar dan bergegas untuk membukakan pintu, tetapi kekasihnya telah pergi.
Saudara, bukankah Yesus Kristus itu raja segala raja yang menjadi manusia dan sebagai gembala yang baik sehingga Dia dapat bertemu dengan kita. Dan apabila saat ini Tuhan sedang mengetuk pintu hati kita, maka janganlah kita enggan untuk membukanya dan mempersilahkan Dia masuk, sebab ketika Dia masuk dalam hati kita, maka Dia akan merubah kehidupan kita bahkan apa yang tidak pernah kita dengar maupun kita lihat, bahkan tidak pernah timbul dalam hati kita akan dinyatakan oleh Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan sedang mengangkat kita menjadi calon permaisuri (mempelai Kristus) step by step. Memang untuk mencapai derajat yang sama itu tidak mudah karena perlu waktu. Namun yang jelas suatu saat derajat kita akan sama dengan mempelai laki-laki.

Tetapi sementara waktu berjalan, janganlah kesetiaan kita berubah, walaupun kita diberkati secara berlimpah-limpah. Karena yang utama adalah kita dibawa pada tingkat kedewasaan yang pada akhirnya kita layak untuk menjadi mempelai Kristus. Dan apabila saat ini kita diberkati Tuhan maka kita perlu memuliakan Tuhan dengan harta kita, dan jangan sampai kita mulai mencintai harta kita lebih daripada Tuhan, sebab firman Tuhan berkata : “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)

Melalui beberapa uraian diatas, biarlah kita semakin giat dan sungguh-sungguh di dalam Tuhan supaya tingkat kerohanian kita semakin hari semakin meningkat sampai mencapai kedewasaan penuh, sehingga kita berkenan menjadi mempelai Kristus.

Dan jikalau dalam perjalanan hidup kita mengalami banyak rintangan atau pergumulan, janganlah kita kuatir sebab kita adalah biji mata Tuhan yang dicintai.

Amin.

No comments:

Post a Comment