Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Friday, May 11, 2012

Mempertahankan Kemerdekaan







Pdt. Alex Tanuseputra
Apabila kita membaca surat Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Galatia, maka kita akan mendapatkan nasehat atau peringatan yang tegas; yang berbunyi : “. . . Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” (Galatia 5:1). Oleh sebab itu, kita sebagai orang Kristen biarlah sekali merdeka tetap merdeka (dalam pengertian merdeka secara fisik maupun merdeka secara roh), supaya kedamaian itu tetap ada dalam kehidupan kita untuk selama-lamanya.
Setiap makhluk tentunya membutuhkan kebebasan/kemerdekaan untuk menjalankan kelangsungan hidup dalam dunia ini,  seperti halnya yang dialami bangsa Indonesia dimana  bertahun-tahun berada dalam penjajahan dan tahun 1945 dinyatakan telah merdeka walaupun perlu pembenahan lebih lanjut, dan sejak tahun 1945 sampai sekarang, bangsa Indonesia mengalami banyak tantangan dan perubahan-perubahan. Dengan adanya berbagai tantangan dan perubahan, maka bangsa ini akan dibawa pada suatu kedewasaan, karena semakin lama suatu bangsa itu merdeka maka bangsa itu seharusnya mengalami kedamaian. Tetapi sebaliknya apabila suatu bangsa yang telah merdeka, namun tidak pernah berubah untuk menjadi dewasa, maka negara itu akan tertatih-tatih dalam menjalankan roda kehidupan. Demikian halnya dengan kita, bahwa sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka sejak itulah kita  telah dimerdekakan dari dosa, karena kita telah berlindung di bawah naungan darah Kristus.

Tetapi apabila kita tidak pernah mengalami perubahan untuk menuju pada kedewasaan rohani, maka Kekritenan kita akan tertatih-tatih sehingga kehidupan kita tidak pernah mengalami ketentraman dan kedamaian.
Apabila kita membaca surat Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Galatia, maka kita akan mendapatkan nasehat atau peringatan yang tegas; yang berbunyi : “. . . Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” (Galatia 5:1). Oleh sebab itu, kita sebagai orang Kristen biarlah sekali merdeka tetap merdeka (dalam pengertian merdeka secara fisik maupun merdeka secara roh), supaya kedamaian itu tetap ada dalam kehidupan kita untuk selama-lamanya.

Memang untuk mempertahankan kemerdekaan itu tidak mudah, karena kerapkali mengalami berbagai macam gangguan, terutama adanya pemberontakan-pemberontakan yang didasari oleh keinginan untuk mengutamakan diri sendiri. Hal ini terjadi seperti kisah daripada anak yang terhilang, dimana ketika ia ingin menuruti keinginan dagingnya, maka ia harus jauh dari dari bapanya, termasuk jauh dari segala apa yang dipunyai oleh bapanya. Sehingga pada akhirnya anak ini mengalami kesengsaraan yang luar biasa; bahkan hendak makan ampas untuk makanan babi saja ia tidak dapat. Tetapi setelah ia bertobat maka hidupnya dipulihkan kembali. Dari kisah ini ada suatu nasehat, yaitu supaya kita yang sudah dimerdekakan dan menjadi anak-anak Allah, janganlah sekali-kali kita berontak untuk tidak mentaati apa yang sudah menjadi ketetapan daripada firman Tuhan.

Suatu ketika Yesus bertemu dengan orang lumpuh yang sedang berbaring dekat kolam Betesda, orang tersebut mengalami kelumpuhan selama 38 tahun. Sementara itu, ia sedang menantikan goncangan kolam ketika malaikat Tuhan datang untuk menggoncangkan kolam tersebut, sebab pada saat kolam itu goncang dan orang-orang yang sakit masuk ke dalam kolam itu maka segala penyakit mereka akan sembuh. Sedangkan saat itu, tidak ada seorangpun yang membantu orang itu untuk membawa pada kolam itu ketika sedang tergoncang. Pada akhirnya Yesus sendiri yang menyembuhkan orang lumpuh tersebut, tanpa harus masuk ke dalam kolam Betesda yang sedang tergoncang. Dan suatu saat orang yang sudah disembuhkan dari lumpuhnya itu bertemu dengan Yesus di Bait Allah; lalu Yesus berkata kepadanya : ”Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” (Yohanes 5:14) Peringatan ini tidak hanya ditujukan kepada orang lumpuh yang sudah disembuhkan, tetapi peringatan ini juga ditujukan kepada kita.
Karena berapa banyak orang Kristen yang jatuh bangun dalam dosa, mereka tidak mau mempertahankan kemerdekaan yang sudah diberikan melalui pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Dan berapa banyak orang Kristen yang giat untuk hadir dalam acara ibadah pemulihan tetapi mereka tidak mengalami pemulihan; mereka hanya ingin mendapatkan mujizat untuk dirinya, tetapi mereka tidak ada kerinduan untuk bertemu dengan Dia yang membuat mujizat itu. Yesus bertemu dengan orang yang lumpuh selama 38 tahun. Ini merupakan gambaran gereja yang mengalami kelumpuhan. Dan sejak rasul-rasul bergerak ke Asia kecil yaitu Tesalonika, Korintus, Galatia, Itali dan akhirnya sampai ke Roma, maka terjadilah pemulihan yang luar biasa, khususnya di Roma. Roma telah mengalami pemulihan yang luar biasa, bahkan seluruh penduduknya menjadi orang yang percaya kepada Yesus. Mereka mendapatkan berkat secara luar biasa. Tetapi setelah politik masuk dalam gereja, maka gereja mengalami kelumpuhan. Gereja mengalami abad kegelapan selama 1900 tahun. Namun suatu saat muncul Marthin Luter yang merupakan gerakan protestan. Saat itu firman Tuhan tidak boleh dibaca oleh hamba-hamba Tuhan, sehingga gereja mengalami kelumpuhan. Kalau gereja jatuh dalam dosa lagi maka gereja itu pasti mengalami kelumpuhan. Demikian dengan kita yang sudah dimerdekakan; janganlah kita sampai jatuh oleh perkara-perkara jasmani, sebab apabila kita jatuh di dalam perkara-perkara jasmani maka keadaan kita akan semakin buruk dibanding dengan sebelumnya.

Selain kisah orang lumpuh yang disembuhkan; ada kisah lain yang juga merupakan peringatan bagi kita supaya tidak lagi jatuh kedalam dosa. Kisah tersebut menceritakan mengenai perempuan yang berzinah, dimana perempuan itu kedapatan sedang berzinah dan ia harus dirajam dengan batu sampai mati, tetapi oleh karena Yesus ada ditengah-tengah mereka maka Ia menyatakan kasihNya. Pada waktu itu Yesus berkata kepada orang banyak, katanya : orang yang tidak pernah berbuat dosalah yang pertama kali melempari wanita ini. Maksud Tuhan berkata demikian adalah Ia ingin menunjukkan kasihNya yaitu mengampuni orang yang berdosa itu. Setelah Yesus berkata demikian, maka satu persatu diantara mereka pergi meninggalkan perempuan itu dan hanya Yesus yang berada disitu bersama perempuan yang hendak dirajam oleh batu itu. Lalu Yesus berkata kepada perempuan itu, katanya : ”. . . . Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11b).

Kisah selanjutnya adalah orang buta yang disembuhkan oleh Yesus. Ketika orang buta itu disembuhkan, maka Yesus menasehatkan orang itu, katanya : “jangan masuk ke kampung!” (Markus 8:26). Orang itu diminta untuk tidak kembali ke kampung tersebut, supaya orang itu tidak jatuh dalam dosa kembali, karena kampung tersebut dipenuhi dengan orang-orang yang hidup dalam dosa.
Saudara, melalui beberapa kisah yang sudah kita pelajari, yaitu mengenai orang lumpuh disembuhkan, orang yang berzinah diampuni dosanya dan orang buta dicelikkan matanya, biarlah menjadi peringatan bagi kita supaya kita tetap mempertahankan kemerdekaan yang sudah Tuhan berikan. Karena apabila kita jatuh kembali di dalam dosa, maka keadaan kita akan semakin buruk; seperti yang tertulis dalam Injil Matius 12:43-45, yang berbunyi : “  . . . . . . lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.  

Amin.

No comments:

Post a Comment