“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan sudah terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu!”
(Yesaya 60:12)
Orang-orang Lewi pada Perjanjian Lama diberi tugas untuk mengurus Bait Allah di mana pelita yang diletakkan di dalam ruang suci Bait Allah harus dijaga agar apinya tetap menyala. Yang mereka lakukan ialah:
a. Memeriksa persediaan minyak setiap hari,apabila minyaknya kurang,maka akan orang Lewi tambahkan. Demikian juga kita, harus mengecek apakah minyak pelita kita ini cukup atau tidak. Minyak berbicara tentang Roh Kudus. Jadi kalau sejak pagi hingga sore kegairahan dengan Tuhan berkurang, malas baca Firman Tuhan, malas berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, maka jangan biarkan terlalu lama. Mari kita segera mengoreksi diri.
b. Memotong sumbu yang hangus. Nyala api pelita juga ditentukan oleh kondisi sumbunya. Jadi jika sumbunya mulai hitam maka segera dipotong supaya nyala apinya tetap bagus. Demikian pula dengan kita, kalau sumbu kita mulai “hitam” maka akan dipotong. Biarkan Tuhan yang memotongnya. Mari ijinkan Tuhan untuk terus membersihkan hidup kita ini.
Kalau sumbunya mulai “hitam” karena sombong, biarlah dipotong Tuhan supaya menjadi rendah hati. Sebab Tuhan membenci orang yang sombong tetapi mengasihani orang yang rendah hati
Kalau sumbunya mulai “hitam” karena kita memakai pikiran dan kehendak sendiri, perlu dipotong supaya dalam melakukan segala sesuatu dasarnya adalah firman dan kehendak Tuhan yang sempurna.
Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia!” (Mat 5:14). Artinya, kita diumpamakan seperti kota di atas gunung yang tidak tersembunyi sehingga semua orang bisa melihatnya. Kita seperti pelita yang ditaruh di atas kaki dian bukan disembunyikan di bawah gantang, artinya agar semua orang bisa melihatnya.
Mari kita bangkit dan menjadi terang! Amin?
No comments:
Post a Comment