Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
"Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak : Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang".
(Ibrani 12:1-8)
Setelah kita membaca ayat-ayat di atas, maka kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat penting; karena pelajaran ini yang akan mendasari pertumbuhan kerohanian kita sebagai anak-anak Allah. Memang, apabila kita membaca hanya sepintas saja, maka akan muncul pengertian bahwa sebagai anak Tuhan harus mendapat hajaran dari Tuhan, selain dicintai. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa kata “hajaran” disini bukanlah suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah/benci, namun mengandung arti, yaitu suatu tindakan disiplin yang akan membawa seseorang kepada kedewasaan /kesempurnaan. Dan untuk dapat masuk dalam didikan Tuhan ini memang tidak mudah, karena kita harus menaklukkan keinginan diri sendiri, khususnya yang menyangkut kedagingan kita.
Selama kerohanian kita dalam fase pertumbuhan untuk mencapai kedewasaan, kadang-kadang secara tidak sadar bahwa semangat kita dilandasi oleh suatu ambisi. Sehingga kita mulai memaksakan diri saat masuk dalam perlombaan, bahkan tidak jarang muncul suatu kesombongan karena ingin mencapai sesuatu yang maksimal. Padahal yang dimaksud Tuhan adalah berlomba dengan menanggalkan beban dosa yang selama ini merintangi atau menghalangi kita ketika masuk dalam perlombaan. Oleh sebab itu, kita perlu ingat bahwa Tuhan sedang mendidik kita untuk menjadi manusia rohani. Dan jikalau saat ini kita sedang masuk dalam didikan Tuhan, maka kita harus berpegang pada keketapan-ketetapan Tuhan; sebab dengan demikianlah maka kita akan sampai pada kedewasaan penuh. Untuk tetap berpegang pada ketetapan-ketetapan Tuhan itu tidak gampang, karena kita harus menyangkal diri. Tetapi ketahuilah bahwa di dalam diri kita ada kekuatan yang luar biasa yaitu Roh Kudus. Dialah yang memampukan kita untuk tetap berjalan pada ketetapanNya.
Saudara, mari kita lihat salah satu contoh bagaimana Yesus mengajar seseorang yang tidak pernah sakit hati dan putus asa, yaitu Petrus. Saat Tuhan mengajar Petrus yang penuh ambisi, arogan, dan memiliki target untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi, maka saat itu pula Tuhan mengajar Petrus menjadi manusia roh, supaya ia membangun gereja dengan kodrat ilahi yang Tuhan berikan. Pengajaran Tuhan kepada Petrus menjadi satu pedoman bagi kita, sehingga apa yang telah diajarkan oleh Tuhan kepada Petrus juga berlaku atas kehidupan kita dalam mencapai suatu kedewasaan rohani.
Kita akan lihat bagaimana Tuhan memberikan didikan kepada Petrus :
Pertama, Baca Matius 16:21-23. Tuhan Yesus mengajar suatu hukum rohani. Hukum rohani ini sangat bertentangan dengan hukum dunia/kedagingan kita. Karena hukum ini berorientasi pada kehendak Bapa dan bukan kehendak manusia. Dan Tuhan menghendaki agar target keberhasilan kita bukan semata-mata oleh karena kekuatan dan kepandaian kita, melainkan oleh karena kita mati bersama Kristus. Dan perlu kita ketahui pula bahwa ketika kita melakukan hukum rohani ini, maka kodrat ilahi itu akan berfungsi, yang selanjutnya akan berdampak pada keberhasilan secara terus menerus.
Kedua, Baca Matius 14:22. Pada waktu itu Tuhan Yesus meminta murid-murid-Nya berjalan sendiri, dalam artian bahwa Tuhan mengajar murid-muridNya supaya mereka memiliki hubungan denganNya secara roh, dan bukan hanya hubungan secara lahiriah saja. Memang, saat itu mereka dapat melihat dan bersama-sama Yesus secara fisik, tetapi Tuhan Yesus ingin mendidik/mendewasakan mereka. Sebab apabila Ia sudah kembali ke surga, murid-muridNya tetap memiliki hubungan dengan Yesus, yaitu secara roh. Demikianlah keinginan Tuhan terhadap kita, dimana Tuhan rindu supaya kita membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, karena itu merupakan sumber kekuatan kita untuk menghadapi berbagai macam tantangan dalam hidup ini.
Ketiga, Baca Matius 14:28-33. Tuhan Yesus mengajar agar kodrat ilahi itu berfungsi. Diantara murid-murid Yesus, Petruslah yang paling menonjol, bahkan sempat ia berjalan di atas air. Hal ini memang luar biasa, karena iman dan pandangannya yang tertuju hanya pada Yesus, maka dia dapat berjalan di atas air. Apa yang Yesus perbuat, dia dapat perbuat. Tetapi waktu dia mulai merasakan tiupan angin semilir disekitarnya dan mulai timbul rasa takut, maka tenggelamlah dia. Tetapi saat dia tenggelam, maka tangan Tuhan mengangkat Petrus. Dan pada waktu itu Tuhan dan Petrus kembali berjalan di atas air menuju ke perahu, demikian pula angin ributpun menjadi tenang. Ini pelajaran bagi kita bahwa orang yang berjalan dalam roh adalah orang yang berjalan di atas air. Yang mustahil bagi manusia, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan mau meningkatkan iman kita, Tuhan mengajar agar kodrat ilahi itu berfungsi.
Keempat, Matius 18:21-22. Yesus mengajar tentang pengampunan. Petrus memang mau mengukur manusia rohani dengan pengampunan. Dan Tuhan Yesus mengajarkan bahwa pengampunan itu senantiasa kita lakukan, karena Tuhan senantiasa mengampuni kita apabila kita melakukan kesalahan, tetapi bukan berarti bahwa kita dapat melakukan dosa terus menerus, karena Allah tidak dapat dipermainkan. Tuhan ingin di dalam diri kita penuh dengan pengampunan, supaya dunia melihat bahwa kita adalah anak-anak Allah dan mereka mempermuliakan Bapa kita yang di surga.
Kelima, Lukas 22 :31-32. Yesus mengajar tentang penampian. Walaupun kita tidak bisa dijamah iblis, tetapi bisa ditampi iblis atas seijin Tuhan; seperti Ayub. Tetapi ingat, Tuhan berdoa untuk kita supaya iman kita jangan gugur. Tampian ini diberikan agar Petrus tidak arogan dan mengandalkan kekuatannya sendiri (Lukas 22:33-34). Lalu, bagaimana mengatasi tampian iblis ini? Tuhan menghendaki agar kita berjaga-jaga dan berdoa, seperti yang tertulis dalam Matius 26:40-43. Baca juga Matius 25:1-13 Tentang sepuluh anak dara yang penat.
Keenam,Yohanes 18:10-11. Yesus mengajar Petrus untuk tidak arogan. Pada waktu itu Petrus dengan marah dan memotong telinga salah seorang prajurit, tetapi Yesus menyuruh Petrus untuk menyarungkan kembali pedangnya. Untuk menjadi manusia Roh memang tidaklah mudah.
Ketujuh, Markus 16:6-7. Yesus mengajarkan untuk percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Saat itu Petrus benar-benar menjadi manusia roh dan satu kali Petrus berkhotbah (Kisah Para Rasul 3) 3000 orang bertobat. Petrus dipakai secara luar biasa. Bahkan dia rela mati dengan kepala di bawah. Kita percaya bahwa Petrus mendapat bagian yang besar di dalam Kerajaan Sorga.
Dari ketujuh hal tersebut diatas, biarlah boleh menjadi pelajaran dalam kehidupan kita. Bahwa apabila kita mau bertumbuh, maka kita harus mau dididik oleh Tuhan. Karena semua itu akan membawa kita pada kedewasaan/kesempurnaan, dan itulah merupakan kehendak Tuhan.
Amin.
No comments:
Post a Comment