Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat Bacaan : Matius 6:25-34
".. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang
akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan
tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir
akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari..."
Judul perikop dari bacaan di atas mengenai hal kekuatiran. Dan di
dalam bacaan tersebut menasehatkan supaya kita tidak kuatir atas
kehidupan kita, karena kuatir akan merugikan diri sendiri. Ketika
seseorang mulai kuatir maka secara tidak sadar orang tersebut menghambat
dirinya untuk mengalami peningkatan atau kemajuan, bahkan keadaannya
semakin buruk. Selama saya (Pdt. Abraham Alex T.) melayani Tuhan, saya
percaya bahwa kerajaan surga bisa turun ke bumi dan pemeliharaannya
sungguh nyata dalam kehidupan saya. Seperti halnya Musa ketika memimpin
bani Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, mereka harus
melintasi padang gurun. Seperti yang kita ketahui bahwa di padang gurun
tidak ada air, tumbuh-tumbuhan ataupun hujan.
Tetapi selama 40 tahun di padang gurun mereka tetap dipelihara Tuhan.
Makanan disediakan Tuhan berupa mana, dan apabila mereka butuh daging,
Tuhan sediakan berupa burung puyuh, demikian pula air juga disediakan
Tuhan. Walaupun demikian mereka tidak pernah mengucap syukur kepada
Tuhan, justru mereka selalu bersungut-sungut dan kuatir atas hidupnya.
Mereka merasa lebih nyaman tinggal di Mesir, padahal di Mesir mereka
menjadi budak yang kehilangan harkat dan martabatnya sebagai umat
pilihan Tuhan. Ketika mereka berada di padang gurun, kekuatiran dan
ketakutan membelenggu hidupnya, meskipun Allah sudah menyatakan
mujizatNya sepanjang perjalanan mereka.
Saudara, mungkin kita pernah atau sedang mengalami seperti yang
dialami oleh bangsa Israel yaitu berada ”di pandang gurun.” Ingatlah
bahwa Tuhan tetap beserta dengan kita, dan janganlah kita kuatir atas
kehidupan kita, sebab firman Tuhan menasehatkan kita : ”Carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu” (Matius 6:33). Kalau kita mencari Kerajaan Allah dan
kebenarannya dengan kata lain kita mencari Tuhan atau berdoa maka
disitulah kita sedang mengundang sorga untuk turun ke bumi, seperti yang
tertulis dalam Matius 6:10, ” datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Setiap orang percaya kepada
Yesus Kristus, dibaptiskan pasti selamat, sebab di bawah kolong langit
tidak ada nama yang memberikan keselamatan kecuali nama Yesus. Sejak
kita percaya kepada Yesus Kristus kita boleh mengalami/menikmati
kerajaan sorga. Apabila kita taat kepada Tuhan maka Tuhan memelihara
kita, oleh sebab itu janganlah kita kuatir.
Apabila Tuhan menunjuk suatu tempat baik di sorga maupun dibumi
sebagai tempat kediamanNya maka disitulah ada urapan Allah dan tempat
tersebut menjadi makmur, sebab dimana Tuhan hadir maka disitu ada
kesejahteraan. Lalu, ”dimana Tuhan hadir ?” di padang gurun, di Israel,
di Yerusalem. Saat Daud mempunyai cita-cita membangun bait Allah tetapi
dia tidak sampai menyelesaikannya, sehingga yang menyelesaikan adalah
Salomo. Dengan demikian Salomo diberkati secara luar biasa, sampai tidak
ada raja yang megah dan mulia seperti Salomo. Untuk itu perlu kita
mengerti bahwa ketika Tuhan berkenan di tempat dimana Tuhan tinggal maka
tempat itu menjadi makmur. Dan saat ini Allah di tengah-tengah kita
sebab kita adalah bait Allah (I Korintus 6:19-20). Kerajaan Allah
seperti seorang perempuan mengambil tepung yang diberi ragi. Walaupun
ragi itu sedikit tetapi sanggup mengkamirkan seluruh adonan. Demikianlah
satu orang dipenuhi Roh Kudus maka semua orang dipenuhi Roh Kudus. Satu
orang diselamatkan maka seisi rumah diselamatkan. Begitu pula dengan
rumah tangga kita. Apabila seisi rumah kita membuka mezbah bagi Tuhan
maka disanalah Tuhan hadir. Hal itu kita kerjakan di bumi tetapi
keadaannya sama seperti di sorga. Apabila kita melibatkan Tuhan dan
mengandalkan kekuatan Roh Kudus dalam kehidupan kita maka kita akan
melakukan perkara yang besar. Dan apa yang menjadi doa Paulus seperti
yang tertulis dalam Efesus 3:14-21 akan menjadi kenyataan dalam
kehidupan kita.
Kesaksian : Pada tahun 1971 anak saya lahir
tetapi saya tidak ada biaya akhirnya saya bawa ke bidan kampung. Dan
saat itu saya tidak ada biaya untuk membawa ke dokter, padahal saat itu
anak saya lahir dalam kondisi sungsang. Akhirnya setelah dia lahir
sempat kekurangan oksigen sehingga mengalami gangguan pada otaknya atau
dapat dikatakan anak itu lahir dalam kondisi cacat. Padahal saya ini
seorang hamba Tuhan yang sering berkhotbah bahwa anak-anak Tuhan pasti
hidupnya diberkati, sedangkan anak saya lahir dalam kondisi cacat.
Tetapi dari sinilah Tuhan mengajar saya mengenai perkara-perkara yang
luar biasa. Dan sampai usia lima tahun anak saya masih belum bisa
bicara, tetapi saat itu timbul pertanyaan, “mengapa anak saya masih
belum bisa bicara ?” dan saat itu Tuhan bertanya, “dimanakah alamatKu ?”
saya jawab : “ada dalam kerajaan sorga, duduk di sebelah kanan Allah
Bapa.” Tetapi Tuhan menjawab, “alamatKu ada di dalam dirimu.” Seperti
yang firman katakan, “bahwa tubuhmu adalah bait Allah.”
Lalu saya berkata, “Tuhan aku tidak bisa melayaniMu lagi sebab anak
saya cacat, karena nanti saya tidak akan menjadi berkat bagi orang
lain.” Tetapi Tuhan berkata, “cipta dia.” Lalu saya bertanya kepada
Tuhan, “Bagaimana anak yang sudah umur lima tahun bisa dicipta.” Tetapi
Tuhan berkata, bukankah aku ada dalam dirimu ?”. Dengan demikian dalam
diri telah dibukakan dan mendapat pengertian bahwa di dalam diri kita
ada kuasa untuk mencipta. Dan saat itu saya mulai mencipta anak saya
dalam doa untuk menjadi normal, walaupun setelah saya berdoa anak saya
masih belum sembuh atau pulih, tetapi saya tetap percaya, sehingga dalam
tiga bulan anak saya sudah bisa berjalan tetapi saya belum mendoakan
dia untuk bicara, dan akhirnya saya berdoa supaya dia bisa bicara.
Saudara, dari sinilah kita akan belajar bagaimana dampak
kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Seperti halnya pada waktu bumi
dalam keadaan campur baur dan Tuhan hadir maka segalanya menjadi
sempurna, demikianlah dalam kehidupan kita apabila Dia hadir dalam
kehidupan maka kehidupan kita akan menjadi sempurna.
Amin.
|
No comments:
Post a Comment