|
|
|
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra Ayat Bacaan: Lukas 16:10-13 Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Saudara, firman Tuhan jelas menegaskan bahwa : "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10). Janji ini bukanlah sekedar untuk menghibur hati kita, tetapi janji ini merupakan hal yang perlu kita buktikan dalam kehidupan kita. Memang untuk mencapai perkara yang besar tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, tetapi perlu perjuangan. Karena dari sinilah akan terlihat apakah kita setia atau tidak, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang sulit untuk memberkati kita, tetapi Tuhan ingin melihat sejauh mana kesetiaan kita kepada Dia. “Successful Bethany Families” merupakan pengalaman yang Tuhan berikan kepada kita dalam pelayanan sebelumnya. Kita percaya, bahwa Tuhan tetap memberikan keberhasilan sampai hari ini. Tetapi ingat, janganlah kita langsung berdoa untuk sukses, tetapi berdoalah untuk “faithfulness”/setia. Sukses adalah akibat dari kesetiaan. Kita harus setia kepada Allah kita, Tuhan Yesus Kristus. Kita semua ingin pelayanan kita berhasil. Kalau kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan memberikan kita perkara yang besar. Kalau kita tidak benar dalam perkara yang kecil, maka kita juga tidak benar dalam perkara yang besar. Sejak kita diselamatkan maka kita banyak mengalami mujizat. Kita percaya bahwa Roh Kudus tinggal dalam hidup kita. Dengan berkembangnya iman yang ada dalam hidup kita, maka hal itulah yang membuat kita berharap kepada Dia, termasuk dalam hal kebutuhan fisik; dan pada akhirnya kita diberkati. Karena kita percaya kepada Allah, maka Ia memberi kepercayaan kepada kita, dimulai dari hal yang kecil. Masing-masing kita sudah dipercaya Tuhan. Bukan hanya kita yang berharap kepada Tuhan, tetapi Tuhan juga mengharapkan kita untuk melakukan perkara-perkara yang lebih besar lagi. Untuk itu, kesetiaan kita harus memiliki muatan iman, harap, dan kasih. Pada tahun 2000, saya (Pdt. Abraham Alex T.) menerima faximile dari Yerusalem, yang berkata, bahwa “Kalau engkau setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan memberikan perkara yang lebih besar. Bahkan engkau akan menerima yang terbesar.” Waktu itu saya berpikir bahwa cukup hanya dengan membangun Graha Bethany Nginden saja. Tetapi Tuhan ingin menunjukkan sesuatu yang tidak pernah timbul dalam hati saya maupun saya bayangkan. Tuhan mau supaya saya melakukan perkara yang terbesar dan bukan besar saja. Ini menjadi suatu pemikiran dalam hati saya untuk melakukan perkara yang lebih besar lagi. Puji Tuhan, kalau Tuhan menuntun untuk membangun Graha Bethany Nginden, maka untuk Menara Jakarta, Tuhan pasti membuka jalan. Sampai hari ini banyak mujizat dan perkara besar yang kami alami dalam hidup ini. Tuhan menghendaki agar kita tetap setia. Berdoalah agar kita tetap setia. Kalau kita setia kepada Tuhan, maka kita mulai diberikan kepercayaan oleh Tuhan walaupun didahului dengan perkara yang kecil. Dan apabila kita tetap setia, maka perkara yang lebih besar lagi akan diberikan Tuhan. Tuhan juga menghendaki agar kita tetap setia kepada Dia untuk jangka pendek, jangka panjang, dan jangka kekal selama-lamanya. Tuhan ingin agar di dunia ini kita menjadi milik-Nya demikian juga di sorga yaitu untuk selama-lamanya. Lalu, bagaimana jikalau kita jauh dari kesetiaan ? firman Tuhan mengingatkan : “Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” (Lukas 16:11). Mamon adalah gambaran sesuatu yang kecil, sesuatu yang dapat lenyap (tidak kekal). Bahkan sifat mamon itu tidak jujur karena dia dapat berubah-ubah, dan pengaruhnya sangat buruk. Karena mamonlah seseorang dapat menjadi sombong (musuh Allah), arogan dan lain sebagainya. Dan sebagai salah contoh yang perlu kita ingat adalah kisah daripada Lucifer, dimana Allah sebenarnya ingin menjadikan Lucifer menjadi tangan kanan-Nya untuk proyek Kerajaan Allah. Tetapi sayang, Lucifer tidak setia sehingga dia harus mengalami kegagalan. Saat gagal itu, maka dia dibuang. Proyek Allah pada waktu itu menjadi “gagal”. Sepertiga malaikat yang ada di sorga telah dirusak dan diseret oleh Lucifer. Akhirnya Tuhan memperbaiki lagi alam semesta ini dengan menciptakan langit, bumi, terang dan lain sebagainya. Lalu Allah menciptakan Adam dan Hawa. Allah berharap mereka beranak cucu dan memenuhi bumi. Allah berjanji memberkati mereka. Karena pengalaman-Nya dengan Lucifer, Allah menguji Adam dan Hawa. Merekapun gagal dalam kesetiaan dan diusir dari Taman Eden. Dan pada waktu zaman Nuh, Allah kesal dan membinasakan manusia, kecuali Nuh dan keluarganya. Allah telah mengingat Nuh karena Nuh adalah orang yang setia dalam kesalehannya. Sehingga pada akhirnya anak cucu Nuh menjadi semakin banyak, namun sayang, dalam generasi berikutnya mereka mendirikan Babel. Dan pada akhirnya Babel dihancurkan oleh Tuhan, karena mereka tidak setia lagi kepada Tuhan. Mereka mencoba melawan Allah dengan kesatuan mereka. Dan pada generasi berikutnya Allah mencari orang yang tetap setia kepadaNya dan dapat dipercaya, maka Salomo dipercaya dengan hikmat dan kekayaan yang luar biasa, tetapi ia sendiri tidak bisa dipercaya. Mamon yang ada pada Salomo tidak disertai dengan kejujuran terhadap Allah dan terhadap dirinya sendiri, sehingga Salomo mengobral mamon dengan istri dan gundik yang banyak. Saudara, dari sekian banyak pengalaman-pengalaman telah tampak adanya suatu kegagalan, tetapi ada satu proyek Tuhan yang tidak gagal, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sampai di atas kayu salib, Dia tetap setia. Dia tidak pernah berubah dulu sekarang dan selamanya. Dia bukan mamon yang tidak jujur, Dia yang jujur dan berhasil dan tidak pernah gagal. Berpautlah kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Kita beriman, berharap dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus yang tidak berubah dulu, sekarang dan selamanya. Amin. |
No comments:
Post a Comment