Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.” (Wahyu 3:11)
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka saat
itu kita masuk dalam bilangan orang-orang yang diselamatkan. Dan jangan
sekali-kali terlintas dalam pikiran kita untuk melepaskan keselamatan
itu demi kekayaan, harta, kedudukan maupun jabatan. Sebab keselamatan
merupakan anugerah dari Allah yang tidak dapat diganti dengan harta atau
kekayaan termasuk dunia ini, melainkan dengan darah yang mahal yaitu
darah Kristus.
Seperti firman Tuhan katakan di dalam Injil Matius 16:26 “Apa gunanya
seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya ? kata “kehilangan
nyawa” juga mengandung pengertian “kehilangan keselamatan”. Agar
keselamatan tetap ada dalam kehidupan kita, maka kita harus
mempertahankan gaya hidup/lifestyle kita sebagai orang yang percaya
kepada Kristus. Dan gaya hidup kita sebagai orang percaya sangat berbeda
dengan gaya hidup orang dunia (orang yang belum mengenal Kristus).
Apabila kita mempelajari sejarah gereja, maka kita tahu bahwa pada
gereja mula-mula telah mengajarkan bagaimana kita hidup sesuai dengan
kehendak Tuhan. Sehingga pada jaman kisah para rasul telah nyata bahwa
gereja berkembang secara luar biasa atau dengan kata lain “gereja
mengalami kesuksesan”. Dan jikalau gereja diberkati, maka jemaatnya
pasti diberkati atau sebaliknya, apabila jemaat diberkati maka gereja
pun diberkati. Tetapi sayang, suatu saat Kekristenan mulai tidak murni
lagi, dan gereja mulai kehilangan gaya hidup yang sesuai kehendak Tuhan.
Pada jaman pemerintahan kaisar Roma yang telah menjadi Kristen, mulai
berpolitik dalam negara. Kaisar telah memaksa seluruh rakyatnya untuk
menjadi Kristen, sehingga bukan Injil yang diberitakan ataupun urapan
Roh Kudus tetapi maksud-maksud tertentu yaitu mencari keuntungan
sendiri. Dan saat itulah gereja mengalami stagnasi dan tidak berkembang
lagi dan saat itu pula gereja berada dalam abad kegelapan.
Tetapi dengan berjalannya waktu telah muncul satu sosok yang bernama
Martin Luther. Dia telah menemukan kebenaran Firman Tuhan dan ia mulai
protes terhadap keadaan gereja yang tidak karuan. Dan protesnya telah
dikenal dengan pro-Testament, yaitu kembali kepada Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Mulai sejak itu telah muncul pembaharuan-pembaharuan
dalam gereja sehingga muncul gereja reform dan lain-lain. Berdasarkan
sejarah masa lalu, maka jangan sampai hidup kita sebagai orang Kristen
mengalami seperti pada abad kegelapan. Bukankah keadaan dunia saat ini
semakin gelap, untuk itu marilah kita semakin bercahaya di tengah-tengah
kegelapan itu, yaitu dengan memiliki gaya hidup seperti gaya hidup
gereja mula-mula, antara lain :
Suka berdoa (Kisah Rasul 1:14)
Dalam Kisah Rasul 2 telah diceritakan bahwa pada waktu mereka berdoa
terjadi lawatan Allah yang luar biasa, dan kejadian tersebut dikenal
pada umumnya hari Pentakosta. Sejak saat itu jemaat Tuhan semakin hari
semakin bertambah, dan kesemuanya itu diawali dengan doa. Demikian
halnya dengan keberhasilan atau kesuksesan yang akan kita raih atau
sudah kita raih adalah karena adanya gaya hidup berdoa. Dan apabila
gereja itu tidak berdoa lagi, maka gereja itu pasti akan mati. Sebagai
seorang Kristen harus hidup berdoa senantiasa didalam Roh. Artinya
hidup kita tidak pernah lepas dari Tuhan. Kalau kita sering berdialog
dengan Tuhan, maka hubungan kita dengan-Nya pasti baik juga. Kisah Rasul
2:42 berkata, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.” Dan bagi seorang istri atau suami atau anak yang tidak pernah
berdoa, maka jangan pernah berharap keluarganya percaya kepada Tuhan
Yesus dan dipulihkan. Kita percaya bahwa Allah kita adalah maha pengasih
dan pemurah kalau kita semakin dekat, maka Dia akan semakin dekat pula
kepada kita.
Senantiasa haus untuk membaca Firman Tuhan (Kisah Rasul 2:42)
Kerinduan untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan diawali dengan
doa. Dan apabila kita tekun untuk menyelidiki firman Tuhan dan
merenungkannya, maka Allah akan menyingkapkan rahasia-rahasia ilahi (1
Korintus 4:1). Dan selanjutnya kita akan gemar melakukan apa yang telah
difirmankannya, dengan demikian apa yang tertulis dalam Mazmur 1:2-3
menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Sebab semakin kita membaca
Firman Tuhan, maka semakin kaya kita dengan janji-janji Tuhan. Dan
janji-janjiNya pasti akan digenapi dalam kehidupan kita sebab Ia tidak
pernah lalai akan janji-janjiNya (II Petrus 3:9). Kalau kita benar-benar
percaya tentang perjanjian ini, walaupun kita ini hanya menerima
setetes saja, maka percayalah bahwa kekayaan dan kuasa Tuhan tidak
terbatas. Di Korea ada kegerakan orang membaca firman Tuhan, di manapun
mereka berada, di kantor, di sekolah, mereka membawa Alkitab dan
membacanya. Kita lihat bahwa Korea adalah bangsa yang diberkati Tuhan,
walaupun sempat mengalami krisis tetapi Tuhan segera memulihkan keadaan
mereka.
Suka menabur (Kisah Rasul 2:45)
Jikalau kita saat ini dibawa Tuhan pada satu tingkat untuk diberkati,
maka satu hal yang harus kita perhatikan yaitu kita tetap menabur.
Sebab apabila kita tidak menabur lagi, maka kita akan mengalami stagnasi
bahkan grafiknya justru semakin menurun. Karena pelipatgandaan akan
terjadi dalam kehidupan kita ketika sedang menabur. Kita menabur tidak
hanya digereja saja, tetapi juga pada orang-orang miskin, karena firman
Tuhan dalam Injil I Yohanes 3:17 telah berkata : “Barangsiapa mempunyai
harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup
pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat
tetap di dalam dirinya?. Dan selain itu, jikalau kita menabur, maka kita
harus menabur di tempat yang subur, dalam pengertian segala yang kita
tabur dapat dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Mendirikan Mezbah Bagi Tuhan (Kisah Rasul 2:47)
Persembahan yang kita berikan kepada Tuhan harus disertai dengan hati
yang memuji dan menyembah Allah. Pujian dan penyembahan harus menjadi
gaya hidup kita, sebab Allah bertahta atas puji-pujian, seperti yang
tertulis dalam Mazmur 22:4, bunyinya: “Engkaulah Yang Kudus yang
bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.” Selain itu, di dalam
pujian ada kelepasan, seperti kisah yang terdapat didalam Kisah Para
Rasul 16:25-26. Dimana ketika Paulus dan Silas memuji Tuhan maka
terbukalah belenggu mereka dan pintu penjarapun juga terbuka. Saudara,
pada pengujung akhir jaman ini marilah tetap memiliki gaya hidup yang
sesusai dengan kehendak Tuhan supaya kita dapat tampil beda di
tengah-tengah orang yang belum mengenal Tuhan.
Amin. |
No comments:
Post a Comment