Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Tuesday, January 3, 2012

Chasing & Still in God's Presence



Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Saya menantikan saat “roh orang benar” itu diangkat. Saya percaya, semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, suatu saat diangkat Tuhan. Pintu sorga terbuka bagi kita. Saya ‘terbawa’ pada suatu kerinduan, agar suatu hari bisa melihat apa yang saat ini belum bisa dilihat. Saya percaya, suatu saat pintu sorga terbuka, dan kita akan masuk melihatnya.

Seperti halnya tertulis dalam Wahyu 4:1-5 dimana rasul Yohanes diangkat Tuhan, dan dia dikuasai Roh, lalu dia melihat, dimana dalam ayat 2 dan 3 dikatakan, dia melihat “seorang” (a person). Yang terlihat bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Disitu menunjukkan bahwa “seorang” itu tidak bisa dilihat rupaNya. Memang Allah itu Roh adanya, yang terlihat hanya kemuliaanNya saja. Apabila kita melihat pada pasal 4, maka “seorang” (person) itu tidak bisa dilihat rupanya, namun hanya bisa dilihat kemuliaanNya. Dimana disekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, menyembah Tuhan (Person). Sedangkan kalau kita membaca dalam Wahyu 5:9-14 maka disana dikatakan bahwa mereka yang menyembah pada Wahyu pasal 4 juga sama seperti dalam Wahyu pasal 5, hanya saja pada pasal 5, wajah yang disembah terlihat, yaitu wajah Anak Domba, tentu yang dimaksud adalah Yesus Kristus. Nah ini menunjuk pada Allah Bapa dan Anak.

Dalam Wahyu 4:5 dikatakan, “…..dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.” Ini bukan berarti, bahwa Roh Allah itu tujuh. Dalam bahasa lain, ketujuh Roh Allah itu menunjuk pada angka sempurna, itu artinya Roh Allah yang sempurna itu tinggal bersama-sama dengan para makhluk yang menyembah. Dalam Wahyu 5:6 dikatakan : “Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.” Pada jaman Allah Bapa, Roh Allah tidak diutus, Roh Allah hanya memilih orang-orang tertentu saja untuk diutus keseluruh muka bumi. Tetapi setelah Yesus Kristus datang, dan karena Dia “disembelih” untuk menebus dosa manusia, sekarang Roh Allah itu diutus, maka kita yang percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita dipenuhi dengan Roh Kudus.

Jadi Roh Allah yang sempurna itu ada di dalam kita. Namun, semua itu tergantung pada kita yang merespon Roh Allah. Dua tiga orang berkumpul, Roh Allah yang luar biasa itu ada. Jadi saya minta kita betul-betul menghormati Roh Allah. Sekarang apa yang dilakukan oleh orang-orang yang menghadap “a person” yang sudah nyata, yaitu Yesus Kristus Anak Domba Allah. Yang dilakukan oleh mereka adalah memuji dan menyembah Tuhan seperti yang tertulis dalam Wahyu pasal 4:8-9. Allah itu “ada, sudah ada, dan yang akan datang.” Tepat sekali, Yesus Kristus itulah yang akan datang. Di Sorga nanti kita hanya menyembah. Itulah sebabnya, visi tahun depan (2012) ”CHASING AND STILL IN GOD’S PRESENCE.” Tahun depan kita akan lebih banyak “menyembah” Tuhan.

Saudara, dalam Wahyu 5:9 dikatakan : ”Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Dalam ayat ini disebut tentang “nyanyian baru.” Memang pengarang lagu itu banyak, tetapi ada lagu yang tidak bisa dikarang yaitu “menyanyi dalam roh,” itulah “nyanyian baru.” Di sorga itu selalu ada nyanyian baru. Lalu siapa yang bisa menyanyi? Tidak semua, hanya orang yang penuh dengan Roh Kudus yang bisa menyanyikan “nyanyian baru.” Sedangkan bagi mereka yang tidak menghormati roh atau memadamkan roh tidak bisa menyanyikan nyayian baru. Di Sorga kita cuma bisa menyanyikan nyanyian seperti itu.

Walau menyanyi dalam “bahasa roh” namun ada muatannya, yaitu ada arti yang disampaikan. Kemuliaan Allah itu luar bisa, tidak bisa terkatakan oleh kata-kata manusia, karena terlalu baikNya, sampai memakai “bahasa roh” saja. Dan itu adalah nyanyian kita, dimana kita sudah bisa menyanyikannya. Disorga nanti hanya ada puji-pujian. Dalam Wahyu 7:9-12 dikatakan : Di Sorga itu kita cuma menyembah dan memuji Tuhan, bahkan “keempat mahkluk itu dan 24 tua-tua” semua menyembah Tuhan. Jadi biasakan diri dalam menyembah Tuhan, sebab di sorga, siang dan malam kita selalu menyembah Tuhan.

Tahun depan (2012), sub thema Gereja Bethany “Chasing and Still in God’s Presence.” Di samping itu SPGI yang akan datang akan berubah, bukan lagi seminar pelipatgandaan gereja tetapi seminar kesatuan gereja (SKG 2012). Mulai saat ini kita akan berdoa untuk seminar itu, karena pembicaranya berasal dari berbagai gereja. Ada gereja yang masih kanak-kanak, ada gereja yang masih menganggap Tuhan itu gembala, ada gereja yang menganggap Tuhan itu tunangan, ada gereja yang menganggap Tuhan itu mempelai. Itu sesuai dengan tingkatan rohaninya, tetapi mereka semua satu umat Tuhan. Saya kira gereja-gereja bisa bersatu dalam menyembah dan memuji Tuhan. Kalau berbicara soal tingkatan rohani, macam-macam juga. Ada yang berbahasa roh, ada yang tidak. Hal itu ‘tidak soal’. Waktu kita anak-anak berpikir seperti anak-anak, tetapi kalau sudah dewasa, berbeda. Saat ini kita perlu bersatu. Gereja kita dipakai Tuhan, untuk menggenapi doa Tuhan Yesus yang menghendaki kita satu, sama seperti Dia dan Bapa juga satu (Yohanes 17:20).

Selanjutnya apabila kita membaca kitab Wahyu 6:1-2: terdapat kalimat yang menyebutkan ada empat mahkluk yaitu Singa (Injil Matius), Lembu (Injil Markus), Manusia (Injil Lukas), dan Burung Nazar (Injil Yohanes). Selain itu disebutkan muncul kuda putih. Saya percaya dalam keempat Injil itu ada kuasa. Dimana kuasa Tuhan akan menang selamanya. Kuda itu merupakan kekuatan, itulah sebabnya semua mesin dihitung dengan sistem “tenaga kuda.”

Saudara, dalam Matius 24, perikopnya berjudul “khotbah tentang akhir zaman.” Di akhir zaman itu ada kuasa Injil yang tak terbatas, tetapi didalamnya juga ada hukuman. Markus 13 perikopnya, kotbah akhir zaman, yang di dalamnya disebutkan ada hukuman, itulah sebabnya, makluk yang kedua mengucapkan tentang hukuman. Tuhan itu baik, kasih karuniaNya selamanya untuk orang percaya tetapi, untuk orang tidak percaya ada hukuman. Sedangkan dalam Wahyu 6:5 disebutkan bahwa Anak Domba membuka meterai yang ketiga, dan disana disebutkan ada kuda hitam. Apabila kita bandingkan Lukas 12 ayat 35 berbicara tentang kewaspadaan, ayat 49 berbicara tentang pemisahan, sedangkan ayat 54 tentang menilai zaman, Lukas 13 tentang dosa dan penderitaan. Ini semua tentang hukuman. Injil itu bukan hanya kemurahan saja, tetapi juga hukuman.

Selanjutnya Wahyu 6:7-8 dikatakan : ”Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: “Mari!” Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. “Kuda hijau kuning” berkaitan dengan Injil Yohanes (burung nazar). Suara itu keluar dari makhluk yang menyembah, bukan hanya kemurahan tetapi juga bicara hukuman, tetapi kita tidak perlu takut karena kita tetap tinggal dalam hadirat Tuhan. Kenyataannya kita berada ditengah-tengah masyarakat yang dihukum Tuhan. Kita jangan kaget hidup ditengah-tengah bangsa yang dihukum Tuhan, sebab kita mendapat kemurahanNya.

Tetaplah percaya Tuhan, ini waktunya kita “CHASING AND STILL IN GOD’S PRESENCE.” Nanti akan ada goncangan besar, Injil sudah memberikan peringatan sejak semula. Wahyu itu adalah kotbah Tuhan Yesus sendiri. Ada empat karakter Injil Matius adalah singa, Markus adalah lembu, Lukas adalah manusia, dan Injil Yohanes adalah burung nazar. Dan berikutnya dalam Wahyu 6:16 dikatakan : “Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.” Mungkin timbul pertanyaan : ”Tuhan kok bisa murka ?” Kalau Allah Bapa murka, ribuan orang mati masuk ke dalam tanah, seperti pada masa Musa ketika orang Isral menyembah anak lembu emas.

Saudara, kalau kita mellihat peta jaman bahwa Adam-Abraham 2000 tahun, lalu dari masa Abraham ke masa TuhanYesus 2000 tahun. Dari Tuhan Yesus hingga sekarang ini, 2000 tahun. Jadi tahun 2012 lebih dekat lagi. Sekarang sudah dekat. Bukan maksud saya menakuti, ini memang benar. Tuhan itu mati karena benar-benar mengasihi kita. Dan Dia murka kepada orang yang melecehkan korban Kristus. Keempat meterai itu tadi dibuka, dari Injil muncul kemurahan dan murka. Ada orang kaya dan Lazarus. Lazarus selamat, orang kaya dihukum; ada dua orang di ladang, satu diangkat; satu ditempat tidur satu diangkat; ada 10 anak dara, 5 selamat 5 tidak dikenal. Kita masuk yang mana ? Sungguh-sunggulah ibadah kepada Tuhan. Seperti Tuhan menghapus dunia dengan air bah, nantinya hanya orang-orang percaya yang selamat. Berapa banyak orang yang percaya ? cuma sedikit. Itulah sebabnya mengapa gereja harus menjadi satu, berangkulan ? sebabTuhan ingin semua menjadi satu dan diselamatkan. Oleh karena itu tetaplah tinggal dalam hadirat Tuhan.

Saudara, selain kita menerima penjelasan di atas yang membawa kita untuk tetap tinggal dalam hadirat Tuhan, saya melihat disisi lain dan merasakan dampak yang luar biasa ketika tetap tinggal di dalam hadirat Tuhan, salah satunya yaitu Menara Jakarta. Dimana Menara Jakarta telah mengalami progress (kemajuan) yang luar biasa. Dan kini pembangunan Manara Jakarta terus berlangsung tanpa henti. Hal ini terjadi di luar kemampuan manusia. Karena Tuhan turut bekerja di dalamnya, maka semuanya tidak ada yang mustahil asalkan kita tetap tinggal dalam hadiratNya. Walaupun banyak orang menganggap ketika tinggal dalam hadirat Tuhan itu wasting time (membuang waktu) tetapi percayalah bahwa jerih payahmu tidak sia-sia karena hal itu akan membawa saudara untuk melihat dan melakukan perkara yang lebih besar.

Amin.

No comments:

Post a Comment