Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
(Ibrani 10:38)
Orang yang mengundurkan diri adalah orang yang pernah maju atau masuk dalam lingkungan tertentu, namun setelah melihat sitiuasi yang membuatnya tidak tahan, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Di dalam Tuhan bukan kondisinya yang salah, ketika kita masuk dalam panggilan dan kehendak-Nya. Tetapi lebih pada keadaan stamina rohani kita yang kurang memadai. Kita berpikir semuanya akan mudah dan singkat, tetapi setelah kondisi terasa berat, kita memilih untuk mundur.
Yang perlu kita ingat dan selalu harus dicamkan kuat di pikiran dan hati kita:
1)Kita ini seperti berlari marathon dan bukan sprint, dimana kita perlu daya tahan dan bukan hanya kecepatan. Juga perlu kesabaran dan bukan hanya tenaga. Perlu ketekunan dan kesabaran dan bukan tergesa-gesa untuk cepat sampai tujuan. Karena itu kita harus terus membangun dan melatih manusia roh kita, setiap saat.
2)Bersiap untuk yang terburuk tapi berharap yang terbaik. Pada saat Abraham diminta untuk mempersembahkan Ishak, ia mempunyai sikap seperti itu. Di benaknya, dia siap Ishak sungguh-sungguh dipersembahkan dan mati. Namun imannya juga sangat percaya bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang penuh Kasih, Tuhan yang sudah menyediakan anak domba untuk korban bakaran. Tetapi sekalipun Ishak memang harus dipersembahkan, Abraham tetap percaya bahwa Ia adalah Tuhan yang penuh Kuasa, yang mampu untuk membangkitkan Ishak kembali.
Abraham, Bapa orang Percaya, melewati banyak rintangan, tetap setia menantikan janji Tuhan, serta tidak mengundurkan diri saat dicobai bahkan rela menyerahkan apa “Yang Paling Berharga” pada Tuhan. Maka janji Tuhan: “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku” Kejadian 22:18
Jangan mengundurkan diri, yang terbaik sudah Tuhan siapkan! Amin?
No comments:
Post a Comment