Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Tuesday, August 23, 2011

Hidup Yang Dipulihkan




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus . . . . . . .Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
(Markus 10:46-52)


Ayat Bacaan : Markus 10:46-52

Saudara, apabila kita menyimak ayat bacaan di atas maka kita akan menemukan suatu kisah yang di dalamnya dapat kita ambil nilai kebenarannya. Dimana, ketika Yesus hendak menuju ke Yerusalem, Ia telah melintasi kota Yerikho, namun Ia tidak singgah di kota tersebut, karena Ia lebih senang tinggal di Betania. Alasan mengapa Yesus tidak singgah di kota Yerikho, sebab kota itu merupakan tanah terkutuk. Hal ini dapat kita ketahui melalui sejarah daripada bangsa Israel. Dan terkutuknya tanah tersebut bermula ketika bangsa Israel melakukan perjalanan menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan yang dipimpin oleh Musa. Saat itu bangsa Israel mengalami banyak rintangan khususnya kota Yerikho yang dikelilingi oleh tembok raksasa, di dalamnya banyak tentara yang postur tubuhnya gagah perkasa, sehingga kota ini sukar untuk dikalahkan. Namun Yosua tidak gentar sama sekali, karena Tuhan telah berfirman kepada Yosua, bunyinya : “Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.” (Yosua 6:2). Dan untuk bisa merobohkan tembok Yerikho, maka Tuhan perintahkan agar kota tersebut dikelilingi. Setelah kota itu dikelilingi sebanyak tujuh kali dengan memuji Tuhan, maka robohlah tembok Yerikho. Setelah tembok tersebut roboh, maka Yosua bersumpah, katanya : “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!” (Yosua 6:26).

Lalu, apakah relevansi tentang tembok Yerikho dengan kehidupan kerohanian anak-anak Tuhan ?
Ketika kita dibawa keluar dari perbudaan dosa dan dituntun menuju kehidupan seperti yang Tuhan kehendaki, banyak rintangan atau penghalang yang menghadang kita. Dan sebagai penghalang umat Tuhan saat ini adalah hidup dalam kedagingan, seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Setelah kita mempelajari mengenai sejarah daripada kota Yerikho, maka kita akan kembali pada kisah Bartimeus yang buta. Yang mana Bartimeus telah tinggal di tanah terkutuk itu. Tetapi oleh kasih karunia Tuhan, ia telah mendapat lawatan dari Allah. Adapun sikap Bartimeus terhadap lawatan Allah tersebut, ia sangat meresponinya, karena ia ingin keluar dari tanah terkutuk itu. Bertahun-tahun ia telah menderita oleh karena kedua matanya buta, dan hal itu menjadi belenggu dalam hidupnya. Ia sangat menantikan suatu kesempatan untuk terlepas dari belenggu tersebut, tetapi tidak satupun sanggup menolongnya. Dengan datangnya lawatan Allah, maka tidak sedetikpun ia lewatkan.

Oleh sebab itu marilah kita interupeksi kehidupan kita, apakah kita sudah keluar dari tempat terkutuk yaitu kehidupan menurut kedagingan yang telah disebutkan diatas atau apakah kita masih tinggal pada tempat terkutuk itu. Apabila kita masih berada pada tempat atau posisi yang terkutuk maka kita harus segera bangkit dan meninggalkan tempat itu (dalam arti kata, kita harus segera bertobat). Karena langkah (lawatan) daripada Allah akan menimbulkan pengharapan dan perubahan bagi mereka yang mau bertobat, tetapi langkah (lawatan) Tuhan akan menjadi sesuatu yang mengerikan bagi orang yang menolak akan Dia atau mereka yang masih ingin tetap hidup dalam kedagingan. Sebagai contoh adalah kejadian di taman Eden, yaitu ketika Adam dan Hawa berada dalam posisi yang berdosa maka langkah Tuhan membuat mereka menjadi ketakutan. Memang, untuk berpindah dari hidup yang penuh dengan kegelapan menuju hidup dalam terang tidak mudah. Karena hal ini membutuhkan hati yang kuat (mantap). Tetapi apabila kita benar-benar mau berubah, maka Tuhan akan segera menolong kita supaya kita sanggup hidup dalam terangNya. Seperti halnya Bartimeus yang begitu serius untuk mengalami perubahan. Bahkan ia sampai berteriak, katanya : “Yesus anak Daud kasihanilah aku.” Bartimeus tidak memusingkan apa yang akan menjadi pandangan orang lain terhadapnya. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berlalu begitu saja, tetapi ia mempergunakan kesempatan tersebut sebaik-baiknya. Sehingga tindakan Bertimeus ini sempat membuat Yesus terhenti dalam perjalannya, disamping itu ketika Bartimeus mendatangi Yesus, ia telah menanggalkan jubahnya. Dan kata menanggalkan baju ini memberi pengertian bahwa kita sebagai orang Kristen yang menerima lawatan Allah mau menanggalkan kehidupan yang penuh kedagingan.

Saudara, apabila Yosua dalam doanya sanggup memberhentikan matahari dalam satu hari saat meneruskan peperangannya melawan bangsa Amori, maka Bartimeus dengan keseriusannya untuk mau berubah, ia telah sanggup memberhentikan yang menciptakan matahari (sang pencipta) yaitu Tuhan Yesus, ketika sedang melewati kota Yerikho. Dan setelah Bartimeus disembuhkan (dipulihkan), maka Bartimeus meninggalkan kota terkutuk itu dan mengiring Tuhan seumur hidupnya. Bagi kita yang saat ini sudah mengiring Tuhan dengan segenap hati, maka kita harus tetap setia dan jangan sampai kita undur dari hadapanNya dan kembali ke “tanah terkutuk”, karena orang yang undur dari Tuhan tidak akan berkenan dihadapan Tuhan (Ibrani 10:38).

Amin

No comments:

Post a Comment