Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Sunday, September 4, 2011

Pelayanan Roh




Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” (Galatia 5:24-25).

Ayat Bacaan : Galatia 5 : 24 - 25

Kita telah menjalani Puasa Raya 40 Hari. Walaupun ada beberapa orang yang mengalami kejenuhan ketika ambil bagian di dalamnya. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Hal tersebut terjadi oleh karena orang tersebut kurang memahami arti daripada puasa. Dan berapa banyak orang mempunyai pengertian bahwa puasa itu hanya sekedar tidak makan ataupun tidak minum.

Padahal makna daripada puasa itu sangat dalam, seperti yang tertulis dalam Yesaya 48:6-12, yang berbunyi : “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu . . . . . . . . “. Jadi puasa itu pada intinya adalah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, seperti yang tertera pada ayat diatas.

Lalu, apa tujuan selanjutnya setelah kita menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya ?
Tujuan selanjutnya yaitu kita akan dibawa masuk dalam pelayanan Roh. Sebab saat kita masuk dalam doa dan puasa, dan tubuh kita menjadi lemah, maka saat itulah Roh Kudus akan dominan dalam kehidupan kita. Dan apabila Roh Kudus dominan dalam kehidupan kita, maka mujizat dan keajaibanNya akan dinyatakan. Mungkin, saat ini kita sedang mengalami pergumulan yang berat dan seolah-olah kita sedang menghadapi jalan buntu, maka saat inilah kita akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar seperti yang Yesus lakukan bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar (Yohanes 14:12-14). Kita akan menemukan banyak jalan keluar, sebab Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Ia tidak pernah bekerja hanya dengan satu cara atau satu metode. Oleh karena itu, saat kita masuk dalam doa dan puasa jangan sampai kita merasa menderita, tetapi sebaliknya, kita harus senantiasa bersukacita; sebab kemenangan yang gilang-gemilang sudah disiapkan bagi kita.

Memang, untuk mengerti akan hal ini tidak mudah. Yohanes 3:8 berkata, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Jadi Roh Kudus mulai berkarya dalam kehidupan orang yang percaya kepada Kristus atau dengan istilah lain “Kelahiran Baru.” Orang yang lahir dari Roh merasakan “angin yang bertiup” dan angin itu mengarahkan orang tersebut untuk melangkah kepada satu jurusan dan inilah yang disebut dorongan Roh Kudus. Yohanes 16:8-11 mengisyaratkan kepada kita bahwa Roh Kudus menginsyafkan kita akan dosa, kebenaran, dan penghakiman.

Setelah kita mengerti hal di atas mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita : “jikalau kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus, lalu mengapa “Pelayanan Roh” harus disertai dengan doa dan puasa ? Apakah tidak cukup dengan Roh Kudus saja ? II Korintus 3:1-6 memberikan pejelasan kepada kita tentang Pelayanan Roh. Kita adalah surat Kristus yang ditulis oleh Roh Kudus agar hidup kita bisa dibaca oleh semua orang atau dengan kata lain bahwa kita adalah surat yang terbuka. Tetapi banyak gereja terjebak dalam program “character building.” Memang hal ini bukan merupakan sesuatu yang salah. Tetapi, kalau kita perhatikan bahwa “character building” sama artinya “surat yang ditulis dengan tinta”, dan hukum yang tertulis sifatnya mematikan, karena tidak ada seorangpun yang dapat menggenapi sepuluh Hukum Allah. Lalu, mengapa “hukum” itu mematikan? Apa yang Tuhan kehendaki dengan sepuluh hukum Allah tersebut? Untuk dapat mengetahui jawabannya, maka terlebih dahulu kita membaca beberapa ayat yang tertulis dalam Galatia 3:24-27.

Hukum ini tidak statis atau tidak tetap sebagai hukum saja sehingga umat Tuhan harus menurut hukum tersebut, karena dalam Injil Matius 22:34-39 telah menjelaskan kepada kita bahwa hukum ini telah menjadi hukum Roh. Kita berdoa puasa agar Roh Kudus yang dalam diri kita lebih dominan dan membentuk kita, serta menjelaskan tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman. Dan perlu kita ketahui bahwa ada perbedaan antara hukum tertulis dengan hukum Roh. Salah satu contoh yang sederhana adalah : Ketika seseorang telah berzinah, maka orang tersebut baru dikatakan berdosa (menurut hukum tertulis), sedangkan dalam hukum Roh tidak demikian. Sebab ketika seseorang baru berfikir untuk berbuat zinah, maka orang tersebut dapat dikatakan sudah berbuat dosa. Kita semua percaya bahwa Roh Kudus sudah berada di dalam diri kita sejak kita percaya kepada Tuhan Yesus. Dan apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, maka diri kita akan disucikan atau dikuduskan, baik luar maupun dalam. Inilah bukti bahwa Allah sangat mengasihi kita. Dan begitu sebaliknya, biarlah kita menunjukkan kasih kita kepada Dia dengan jalan hidup dalam kekudusan. Sebab kita mengasihi Tuhan bukan didasari oleh aturan, melainkan didasari oleh batiniah kita. Dan inilah merupakan salah satu alasan mengapa kita harus masuk dalam pelayanan Roh. Selain itu, dengan pelayanan Roh, maka kita akan masuk dalam penuaian yang luar biasa bagi Allah dan kita akan menjadi surat Kristus yang terbuka.

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah : apakah kita tetap “diancam” oleh Sepuluh Hukum Allah setelah mendapat pengampunan dosa ? Tidak. Sebab pelayanan dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Roh yang menghidupkan bukan dengan tinta. Saat ini penekanan pada gereja Tuhan bukan hanya kepada yang tertulis saja, tetapi tentang Roh. Roh itulah yang akan memimpin kita, karena Roh Kudus ada di dalam diri kita masing-masing. Roh Kuduslah yang menulis dalam kehidupan kita untuk menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh semua orang. Dan ketika kita masuk dalam doa dan puasa, maka kita harus tetap bersukacita, karena sementara kita mematahkan keinginan daging, hawa, nafsu, dan hal-hal yang membawa pada kebinasaan, maka Roh Kudus mulai berkarya secara dominan dalam hidup kita dan membentuk kita menjadi “surat Kristus yang terbuka.”

Amin.


No comments:

Post a Comment