Pdt Leonardo A. Sjiamsuri
"Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN".
(2 Tawarikh 20:1-4)
Raja dalam Perjanjian Lama adalah sebagai gambaran orang yang berada dalam dunia market place. Dalam cerita di atas, ada 3 musuh yang menghadang dan Raja Yosafat menjadi takut. Ketakutan adalah akibat yang normal ketika ada masalah; tetapi, jangan kita tertekan dan terfokus oleh masalah saja. Sebab itu kita harus mengalami kemenangan dari masalah tersebut.
Untuk mengalami kemenangan adalah:
1. Ketika masalah ada, kita dipaksa jadi berpikir lebih kreatif.
Ketika ada krisis, para pengusaha menjadi lebih ketat dalam mengendalikan cost. Masalah membuat kita lebih mengandalkan Tuhan, membuat mujizat menjadi lebih nyata dalam hidup kita. Sebab itu, jangan terlalu takut terhadap masalah, lihatlah Tuhan yang bisa menolong kita. Ketika kita terlalu banyak berpikir, kita tidak dapat melihat masalah secara proporsional.
Sebab itu mari posisikan masalah dengan benar, jangan melihat masalah dengan terlalu berlebih-lebihan. Lewati masalah bersama Tuhan maka masalah itu akan selesai. Dalam Mazmur 12:7,8, berkata bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Dia sanggup menggenapi janji-Nya. Jangan melihat fakta terus-menerus, tetapi lihatlah janji Tuhan. Fakta selalu berubah, tetapi Tuhan tidak akan pernah berubah kuasa-Nya dan kesetiaan-Nya. Bagi Tuhan menenangkan badai
(= masalah) adalah kecil, tetapi bagaimana Tuhan lebih dulu hendak menenangkan hati Petrus dan murid-murid-Nya yang ada di dalam perahu, menenangkan hati kita saat dalam masalah.
Jangan terlalu takut kepada Iblis. Jangan terlalu membesar-besarkan kuasa Iblis. Kuasa TUHAN lebih besar dari Iblis. Roh Tuhan dalam kita lebih besar dari dunia (setan) ini. Gelap tidak bisa menutupi terang. Kalau di dalam kita ada terang, kegelapan (setan) akan pergi.
2. Siapa yang kita percayai?
Berita yang kita dengar akan mempengaruhi kondisi iman kita. Berita krisis ekonomi akan membuat kita semakin ketakutan dan kuatir. Sebab itu dengarkanlah firman Tuhan, maka kita akan memperoleh kemenangan. Yosua dan Kaleb memberikan laporan yang baik tentang tanah Kanaan. Tuhan tidak pernah merancangkan hal buruk, tetapi rencana yang penuh damai sejahtera. Sering-seringlah mendengar firman Tuhan, jangan mencari orang yang tidak mengenal Tuhan
(Mazmur 1:1-3). Jangan terlalu percaya dengan berita dan laporan dunia ini, tetapi dengarkanlah apa kata firman Tuhan.
3. Jagalah kualitas keputusan kita.
Hidup kita ditentukan oleh keputusan yang kita ambil, bukan hanya oleh karena mendengarkan khotbah, bukan hanya oleh karena doa, bahkan bukan hanya setelah mendengarkan suara Tuhan sekali pun, tetapi keputusan apa yang kita ambil atas semua itu? Supaya kita dapat mengambil keputusan yang benar adalah:
a. selaraskan pikiran kita dengan firman Tuhan.
b. tinggal dalam komunitas orang percaya (beriman) untuk dapat saling menasehati.
4. Cari Tuhan dengan konsisten.
Marilah kita seperti Yosafat, di mana saat ketakutan dia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Lihat Mazmur 56:1-4, Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.
Mencari Tuhan harus konsisten, jangan hanya saat ada masalah. Datanglah ke gereja/ beribadah bukan hanya kebiasaan, tetapi sebagai kerinduan kepada Tuhan.
No comments:
Post a Comment