Pdt. Johan Lumoindong
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga."
(Matius 16:16-17)
Kitab Injil mencatat bahwa Yesus mampu menyelesaikan misi Bapa dengan sempurna. Yesus bahkan rela mati disalibkan dan menjadi juruselamat manusia. Itulah sebabnya tidak dapat disangkal bahwa Ia adalah Mesias, anak Allah yang hidup.
Dalam Alkitab Petrus seringkali disoroti sebagai tokoh/pribadi yang kontroversi, kadangkala ia “panas” kadang pula ia “dingin” dan hal ini terkadang membuat hati Yesus menjadi sedih. Sebagai pribadi yang sedang dalam proses perubahan, suatu ketika ia juga pernah membuat Yesus merasa senang ketika Yesus sedang bertanya kepada murid-murid-Nya berkenaan dengan siapakah diri-Nya? Perus menjawab "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!". Jawaban Petrus ini terlontar dari relung hatinya yang paling dalam sebab ia telah melihat segala kuasa dan pekerjaan Yesus yang hanya mampu dilakukan oleh Allah.
Sekarang ini kita juga sedang diperhadapkan kepada situasi yang demikian, artinya ditengah masalah hidup yang kita hadapi saat ini, apakah kita masih bisa tetap berkata; "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!". Tetap kokoh dalam situasi yang genting memang sulit sekali, bahkan seringkali situasi itu membuat iman kita menjadi lemah. Namun tetaplah bertekun dalam iman sebab tidak ada pribadi yang dapat mengaggantikan Kristus sebagai juruselamat yang berkuasa menolong dan mengeluarkan diri kita dari semua krisis hidup yang terjadi dalam hidup kita.
Kalau kita mau diberkati Tuhan, kita harus bisa menyenangkan hati-Nya terlebih dahulu sebab berkat yang kekal itu hanya datangnya hanya dari Tuhan.
Bagaimana cara kita bisa menyenangkan hati Tuhan?
1.Hidup dalam ketaatan.
Ketaatan merupakan suatu proses yang tidak terjadi secara instan, hal ini akan terbentuk kalau kita mau berusaha melakukan firman Tuhan meskipun berada dalam-masa masa sulit. Yohanes 14:15, 21, dan 23, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”
Kalau Sang empunya hidup itu (Bapa dan Anak) berdiam dalam diri kita, tidak ada alasan untuk menjadi lemah karena masalah. Ia sudah berjanji dan dan pasti ditepati. Meskipun sepertinya masalah itu selalu datang dan berusaha menghancurkan kita, namun semua itu adalah seijin Tuhan agar kita siap diberkati dengan melimpah. Karena itu taat dan bertekunlah selalu dalam Tuhan.
2.Hidup dalam Kekudusan.
Kekudusan itu merupakan harga mati yang harus kita penuhi jika kita mau berkenan dihadapan Tuhan. Ibrani 12:14, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
Sekarang ini kita sedang diperhadapkan dengan berbagai godaan-godaan hidup, kita harus berani membayar harga untuk tetap kudus dalam kesemuanya itu sama seperti Yusuf yang menjaga hidupnya tetap kudus meskipun ada resiko yang besar dihadapannya, dia tidak takut sehingga Tuhan sangat mengasihinya dan memberkatinya dengan melimpah (bnd. Kejadian 6:1-3).
3.Tetap bersukacita dan selalu bersyukur
Efesus 5:19, “dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.”
Mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani berbicara tentang ucapan syukur kepada Tuhan, artinya dengan selalu bersyukur dan bersukacita atas keadaan kita maka Tuhan akan semakin melimpahkan berkat-berkat-Nya
No comments:
Post a Comment