Pdt. Riza Solichin
Ayat Bacaaan: Ayub 28:1-27
Seringkali dalam hidup ini kita diperhadapkan dengan perkara-perkara yang kontradiktif sehingga hal ini seringkali menjadi alasan utama orang meninggalkan Tuhan. Semua ini bisa terjadi karena manusia tidak menemukan hikmat Tuhan dalam hidupnya. Merupakan suatu problema yang serius, jika dalam diri kita tidak menemukan hikmat Tuhan.
Seringkali keluarga, pelayanan dan karir kita mengalami masalah yang serius dikarenakan oleh sudut pandang kita yang berbeda/salah dalam memandang suatu masalah. Kita harus berusaha menemukan hikmat itu dalam hidup kita supaya kita dapat memiliki sudut pandang yang bersesuaian dengan kehendak-Nya.
Ketika terjadi arus kemacetan lalu lintas, orang yang berada dilantai tertinggi sebuah gedung dengan orang yang berada di lantai bawah akan berbeda dalam mengetahui informasi tentang situasi arus lalu lintas. Biasanya orang yang berada dilantai tertingi yang akan lebih mudah memantau kemacetan sehingga mengetahui kapan ia harus mengadakan perjalanan tanpa mengalami kemacetan. Pada kedua orang itu terdapat dua sudut pandang yang berbeda karena perbedaan tingkat dan informasi yang diterima. Orang yang berada di tingkat paling tinggi pasti akan dapat mengambil keputusan untuk bertindak dengan baik. Semakin tinggi tingkat keintiman kita dengan Tuhan, maka semakin kita cakap dalam mengambil keputusan dalam hidup.
Ayub 28:28 “tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."
Ada 3 jenis kata tentang Tuhan dalam Alkitab; “Elohim”, ”Jehovah” dan “Adonay”. Kata Tuhan dalam kitab Ayub di atas dipakai kata “Adonay” artinya “the owner” (pemilik segala sesuatu). Karena Tuhan itu pemilik segala sesuatu, maka kita orang percaya adalah “stewardship” (penatalayan berkat). Sebab itu jangan berpikir bahwa apa yang kita miliki saat ini adalah aset pribadi kita, ini merupakan kesombongan di hadapan Tuhan (Lukas 12:13-21). Semua berkat dalam hidup kita adalah kepunyaan Tuhan yang dipercayakan kepada kita untuk kita kelola sebagai stewardship (penatalayanan). Karena itu segala yang kita miliki harus kita pakai untuk kemulian Tuhan.
Simson memiliki kekuatan yang luarbiasa bukan karena usahanya tetapi datang dengan sendirinya karena Anugrah dari Tuhan. Tuhan menghendaki Simson dapat berdiri sebagai hakim atas umat Israel. Namun kekuatan dalam diri Simson tidak bertahan lama karena ia tidak taat kepada Tuhan, ia mengira bahwa kekuatannya itu berasal dari dirinya sendiri sehingga ia merasa sombong dan bahkan memilih pasangan hidup yang berasal dari orang kafir (filistin). Hal ini lah yang membuat ia mengalami kegagalan dalam hidupnya (Baca:Hakim-hakim 16:1:31).
Kalau kita mengalami masalahyang di ijinkan Tuhan terjadi, tetap bersyukur! Tuhan punya maksud bagi kita. Ayub kehilangan semua yang berharga dalam hidupnya tetapi ia tidak lari dari Tuhan. Ayub tahu bersyukur kepada Tuhan, ia berkata: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 2:21)
“Milikilah cara pandang yang berbeda dalam menilai dan melihat segala sesuatu dengan cara pandang Tuhan, maka multiplikasi dan promosi itu akan menjadi bagian kita sebagai orang percaya
No comments:
Post a Comment