Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden
I Korintus 13:13 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
Kita semua tentunya hafal dengan ayat diatas, karena kita sering mendengar pemberitaan dari hamba-hamba Tuhan mengenai ayat ini, maupun kita membaca sendiri. Tetapi saat ini kita akan menggali lebih dalam lagi mengenai ayat ini, sebab ayat ini sangat berkaitan dengan perjalanan hidup kita dalam menggapai ketenganan maupun ketenteraman.
Hal pertama yang perlu kita mengerti adalah iman. Iman merupakan anugerah dari Tuhan. Lalu, apakah hasil daripada iman itu sendiri ? atau apa yang akan diraih oleh seseorang yang beriman ? jawabanya adalah kesuksesan. Sedangkan pengharapan untuk jangka panjang mempunyai tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan. Kedua hal ini, yaitu iman dan pengharapan akan berlaku selama kita masih tinggal dalam dunia ini, tetapi satu hal yang terus berlaku sampai pada kekekalan adalah kasih. Karena di dalam kasihlah telah terkandung ketenangan maupun ketenteraman.
Ketiga hal diatas merupakan visi, dan apabila kita mengerti akan visi ini maka kita akan diberkati. Tetapi apabila kita buta akan visi ini, maka kita akan terhukum seperti yang tertulis dalam kitab Amsal. Dan pokok atau pedoman daripada pengertian ini, akan kita pelajari dalam Injil Matius 19:16-26; Injil Markus 10:17-27; Lukas 18:18-27. Dari ketiga Injil ini telah menceritakan seseorang yang ingin menggapai kehidupan yang langgeng/kekal. Di dalam Injil Matius menyebut bahwa seseorang yang ingin menggapai hidup yang kekal adalah seorang pemuda yang kaya, sedangkan didalam Injil Markus menyebutkan bahwa orang tersebut adalah seseorang seperti pada umumnya; dan di dalam Lukas menyebutkan bahwa orang tersebut adalah seorang pemimpin. Dari ketiga sebutan tersebut bukan menjadi persoalan, karena orang yang dimaksud adalah sama; baik dalam Injil Matius, Markus maupun Lukas.
Dan yang menjadi pelajaran bagi kita adalah bahwa setiap orang; baik sebagai seorang pemuda yang sukses, atau seperti seorang pada umumnya maupun sebagai seorang pemimpin pasti memiliki kerinduan dalam hidupnya untuk menggapai apa yang disebut dengan kehidupan yang kekal (hidup yang penuh ketenangan dan ketenteraman. Dan kalau kita kembali pada kisah tentang pemuda yang kaya tersebut, maka kita akan menemukan bahwa pemuda ini adalah pemuda yang baik (secara moral). Namun dari semua apa yang dia dapatkan tidak membuat dia puas sampai disitu, karena pemuda ini ingin menggapai sesuatu yang lebih tinggi yaitu kehidupan yang kekal. Oleh sebab itu ia berusaha menemui Tuhan Yesus untuk mendapatkan petunjuk dalam mencapai kerinduannya. Dan kita tahu bahwa langkah pertama yang diambil oleh pemuda ini adalah benar yaitu ia mencari wajah Tuhan. Tetapi setelah mendapat petunjuk dari Tuhan Yesus, ia justru menjadi sedih dan meninggalkan Tuhan Yesus. Lalu, mengapa pemuda ini meninggalkan Tuhan Yesus dengan hati yang sedih ? Karena ketika pemuda ini bertanya kepada Tuhan Yesus supaya ia dapat mencapai kehidupan yang kekal, Yesus menjawab kepadanya, kataNya : “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Setelah mendengar jawaban inilah pemuda tersebut menjadi sedih dan meninggalkan Tuhan Yesus karena hartanya sangat banyak.
Pemuda ini beranggapan bahwa apabila ia membagi-bagikan hartanya, lalu mengikut Yesus maka ia akan menjadi miskin. Padahal anggapan ini adalah salah, sebab sumber dari segala berkat baik itu kesehatan, kekayaan, maupun keberhasilan adalah Tuhan Yesus.
Oleh sebab itu, apabila kita masih diberi kesempatan untuk memberi, baik itu untuk pekerjaan Tuhan, membantu orang miskin dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan penggapaian kehidupan kekal, maka janganlah kita menunda sebab berkat Tuhan siap dicurahkan atas hidup kita. Seperti halnya yang tertulis di dalam Amsal 11:24 “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Di dalam ayat ini menunjukkan bahwa ketika kita menabur maka kita pasti akan menuai dan janji-janji Tuhan seperti yang tertulis dalam Ulangan 8:1-3 akan tergenapi dalam kehidupan kita, tetapi apabila kita tidak mau menabur karena takut apa yang kita miliki akan berkurang, maka tuaian itu tidak pernah kita dapatkan.
Selain itu, di dalam Lukas 12:34 telah disebutkan “. . di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Jadi, ketika kita menginvestasikan apa yang kita miliki ke dalam kerajaan sorga, maka secara tidak langsung kita sedang mengikatkan diri kita pada hal-hal yang akan datang (dalam kekekalan).
Memang untuk mempraktekkan hal demikian tidak mudah, karena kita masih tinggal dalam dunia, dan keadaan dunia seringkali menggoda kita untuk tidak melakukannya. Tetapi apabila kita memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan akan menyatakan kuasaNya atas kita.
Saudara, perlu kita ingat pula, bahwa hidup kita tidak tergantung oleh mamon tetapi hidup kita tergantung hanya kepada Tuhan. Dan orang yang hidupnya tergantung kepada mamon akan mengalami seperti apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya yaitu mengenai perumpaan seorang kaya yang bodoh. Dimana ketika ia masih tinggal didunia ia tidak tahu apa yang harus ia berbuat, sehingga ia memperkaya dirinya sendiri tanpa mempedulikan perkara-perkara yang langgeng. Dan ia berkata kepada jiwanya : “jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya : hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (Lukas 12:19-20). Inilah gambaran orang yang tidak mengerti kebenaran akan firman Tuhan. Oleh sebab itu, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:19).
Maka berbahagialah bagi orang yang mendengar maupun membaca firman Tuhan dan melakukannya, karena ia akan mencapai ketenangan dan ketenteraman yang sejati yaitu kehidupan kekal.
Amin
No comments:
Post a Comment