Pdt Jusuf Ronny
Graha Bethany Nginden
Lukas 8:40-56
Dalam Lukas 8:40 dikatakan bahwa banyak orang yang menanti-nantikan Tuhan. Arti menanti-nantikan Tuhan disini yaitu mereka yang berharap kedatangannya, pekerjaan Yesus dinyatakan. Dan saat datang maka mereka akan menyambutnya. Dan dalam Lukas 8:40-56 kita melihat ada 2 kisah dimana ini adalah kunci untuk menerima lawatan Tuhan.
Dalam Lukas 8:41 disana diceritakan ada seorang yang bernama Yairus. Dalam bahasa ibraninya Yairus berasal dari kata Ya’ir artinya pemberi terang. Jadi nama Yairus sebetulnya gelar bagi seseorang karena orang tersebut menempati posisi rohani yang paling tinggi yaitu kepala rumah ibadat atau sebagai imam. Dan dalam tatanan masyarakat Yahudi sebagai kepala rumah ibadat itu derajat, harkat dan martabatnya tinggi; selain itu terpandang, dikagumui, disegani, dihormati sehingga semua gerak-geriknya menjadi pegangan bagi banyak orang.
Namun ayat 42 kita membaca bahwa anaknya perempuan yang berumur kira-kira 12 tahun hampir mati, dan hal ini merupakan sebuah masalah bagi Yairus. Dalam kejadian ini tentunya ia sudah berdoa. Dan selama itu pula banyak orang yang minta didoakan oleh Yairus, karena ia sebagai kepala rumah ibadat dianggap dekat dengan Tuhan. Tetapi dalam kenyataannya anaknya yang sakit tidak dapat sembuh. Sehingga inilah yang menjadi beban bagi Yairus.
Dalam ayat 41B kita melihat bahwa Yairus mengalami keputusasaan. Sehingga ia bersujud di kaki Yesus memohon untuk datang kerumahnya. Padahal menurut hukum taurat dalam kitab Talmut seorang kepala rumah ibadat tidak boleh bersujud. Namun ia tidak memperdulikan, ia tahu ia tidak boleh bertahan pada martabatnya. Ia tahu ia harus berharap pada Yesus. Sehingga akhirnya Yairus mendapat jalan keluar.
Dalam Lukas 8:43 dikisahkan bahwa ada seorang perempuan yang menderita sakit pendarahan selama 12 tahun. Menurut hukum Taurat dalam kitab Talmut orang yang mengalami sakit pendarahan tidak boleh datang ke bait Tuhan karena itu merupakan masa yang najis. Berarti tidak dapat berhubungan dengan Tuhan. Karena itu Yesus yang adalah imam dari segala imam dan Ia merupakan penghubung antara kita dengan Bapa, semua itu telah digenapi. Dan selama 12 tahun tentu saja perempuan ini telah berusaha, tetapi masih belum sembuh. Sehingga anggapan orang Yahudi karena ia sudah lama tidak datang ke bait Tuhan berarti ia dianggap dikutuk oleh Tuhan
Dari sini kita melihat bahwa ke 2 tokoh ini walaupun memiliki latar-belakang yang berbeda. Yang satu memiliki posisi, martabat kerohanian yang tinggi, dan setiap saat di bait Tuhan. Sedangkan perempuan ini posisinya rendah, selama 12 tahun tidak pernah datag ke bait Tuhan. Namun mereka memiliki masalah yang sama, dan mereka sama-sama datang kepada Yesus. Akhirnya mengalami penyelesaian yang sama yaitu dari Tuhan. Jadi posisi seseorang tidak menentukan iman, sedangkan yang dinilai Yesus adalah iman.
Dalam Ayat 44 dikatakan bahwa perempuan itu maju mendekati Yesus dari belakang. Mengapa? Karena orang yang dalam keadaan najis tidak boleh berhadapan dengan imam. Dan sikap perempuan itu menunjukkan bahwa posisinya paling terjepit dan membutuhkan pertolongan.
Berbeda dengan Yairus karena ia adalah imam sehingga ia memiliki keberanian untuk mendekati Yesus. Sedangkan perempuan itu hanya menjamah jumbai jubah Yesus. Kata menjamah jumbai jubahnya disini berarti bertindak melangkah dengan keyakinan bahwa disinilah satu-satunya orang yang dapat memberikan jalan keluar. Pada waktu itu setiap imam memiliki jubah. dan setiap jumbai yang dimiliki itu bukan hanya sekedar hiasan. Tetapi jumlah, bentuk, isi, ikatan dari jumbai jubah ditentukan. Dan jumbai jubah melambangkan kuasa Firman. Jadi, perempuan itu menggenggam jumbai jubah Yesus maka seketika itu juga ia sembuh.
Pada saat perjamuan kudus itu bagaikan kita menjamah jumbai jubah Yesus. Ketika kita makan dan minum dengan iman maka sakit kita akan sembuh, persoalan kita akan mendapat jalan keluar, hidup kita diberkati dan dipulihkan. Di bagian lain, ada orang yang memberitahu Yairus bahwa anaknya telah mati. Dan Tuhan mengatakan kepada Yairus supaya jangan takut. Dan pada akhirnya anaknya bangkit
Jadi di dalam Yesus segala beban yang kita miliki akan menjadi ringan. Percayalah bahwa kita akan bangkit dari kegagalan, dari keterpurukkan. Yakinlah bahwa kita akan bangkit dari segala penyakit, kegagalan, keterpurukan. Amin
No comments:
Post a Comment