Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Sunday, April 3, 2011

Allah Mencari Manusia

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

Ibrani 1:1-4

Pada awalnya Tuhan telah menyiapkan tempat yang baik untuk manusia supaya Ia dapat tinggal dengan manusia. Tetapi sayangnya manusia telah melanggar ketetapan Allah sehingga manusia terhilang (jatuh dalam dosa), maka Allah mengutuk tanah di bumi dan Allah tidak tahan hidup dalam dunia ini. Walaupun demikian Allah tetap berinisiatif untuk mencari manusia, karena Tuhan ingin hasrat dan perwujudan untuk tinggal bersama manusia menjadi kenyataan. Pada jaman purbakala dengan berbagai cara Allah berfirman kepada nenek moyang kita melalui para nabi. Hal ini sama seperti yang disampaikan melalui anakNya (Injil Kristus). Pada Kejadian 4:24 dituliskan bahwa, “lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Dan Enos telah memanggil Tuhan, sehingga sejak itu, manusia mulai mencari Tuhan.

Masih banyak orang yang belum bertemu dengan Tuhan, tetapi sejak jaman dahulu hasrat dan perwujudan Allah tetap sama, yaitu mencari manusia melalui nabi dan hamba Tuhan. Puji Tuhan saat ini kita sudah bertemu dengan Dia, yang menciptakan langit dan bumi. Firman Tuhan telah menjadi manusia, dimana Roh Allah telah berada di rahim Maria sehingga lahir Yesus Kristus. Dan pelayanan Yesus masih berlangsung hingga saat ini, dan berbagai mujizat tetap dinyatakanNya. Dan beberapa bulan yang lalu kita juga telah memperingati hari kematian dan kebangkitanNya. Dan melalui peristiwa itu maka di dalam Yesus tidak ada jalan buntu, tetapi bersama Yesus kita menemukan jalan keluar. Allah telah menyediakan tempat bagi kita supaya kita dapat bersama-sama dengan Dia. Selain itu, kita juga merayakan hari pentakosta yang merupakan tanda penyertaanNya. Dan yang berikutnya adalah kita sedang menanti kedatanganNya.

Saudara, Tuhan telah melakukan segala cara untuk mewujudkan hasratNya yaitu tinggal bersama dengan kita. Keinginan Tuhan untuk bergaul dengan kita tidak pernah berubah, dan Dia rindu bergaul dengan kita untuk selama-lamanya seperti yang tertulis dalam I Tesalonika 4:16-18; walaupun kerapkali kita berusaha lari dari hadapanNya untuk menuruti keinginan daging kita, tetapi hal itu tidak merubah kerinduan Allah untuk bersama dengan kita. Bahkan Dia membangun jemaatNya di atas batu karang yang teguh supaya kuasa maut tidak dapat menguasai kita yang percaya kepadaNya, seperti yang tertulis dalam Matius 16:17-18, Kata Yesus kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Dalam Mazmur 148:1-6 telah diungkapkan dimana semesta alam yang diciptakan ini memuji Tuhan termasuk kita. Mungkin dalam hati kita timbul pertanyaan, ”mengapa banyak terjadi musibah berupa bencana alam baik itu gunung meletus, banjir, gempa bumi dan lain sebagainya, jika semesta alam memuji Tuhan ?” Saudara, walaupun terjadi hal demikian, tetapi yang jelas bahwa segala yang diciptakan Tuhan itu baik bagi kita, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:31, ”Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.” Bahkan apa yang diciptakan Allah dilengkapi dengan berbagai panorama yang indah, diantaranya : ”TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. Dan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.”

Memang manusia ditugaskan untuk memelihara taman yang telah disediakan, maksudnya supaya manusia tidak malas tetapi aktif atau bekerja, seperti halnya juga Allah yang tetap bekerja hingga saat ini. Dan segala sesuatu yang diusahakan pasti akan berhasil selama kita bersama Tuhan, tetapi sebaliknya, apabila kita tidak mencari Tuhan atau tidak bersama Tuhan maka sia-sialah segala usaha kita, seperti yang tertulis dalam Mazmur 127:1-2, ”Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Selain itu ayat ini meneguhkan hati kita, bahwa rumah disediakan oleh Tuhan, termasuk kehidupan ekonomi anak-anak Tuhan juga dicukupi. Sementara menunggu kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, kita bisa menikmati kerajaan Allah di bumi. Karenanya, jangan pernah mengundurkan diri dalam mengikuti Tuhan, seperti yang diperingatkan dalam Ibrani 10:38-39. Jadi, walaupun kita digoncang oleh berbagai-bagai pencobaan, maka tetaplah percaya.

Selain Tuhan menyediakan tempat yang baik, Tuhan juga memberi teman kepada kita untuk hidup di dunia ini. Pertama, ialah teman yang bisa dikuasai (Kejadian 2:18-19). Hewan itu adalah teman untuk dikuasai. Akan tetapi tidak sepadan. Tetapi berikutnya Allah memberikan teman yang sepadan seperti dinyatakan dalam Kejadian 2:11-12. Tuhan menciptakan Hawa bukan dari tengkorak Adam. Agar wanita tidak menguasai laki-laki, bukan juga dari tulang kaki laki-laki untuk dapat diinjak, melainkan dari tulang rusuk, agar kedudukannya sepadan.

Masa kini sering bermunculan seminar yang bertumpu kepada masalah pria sejati dan wanita bijak. Hal itu baik, yakni membicarakan kehidupan keluarga. Sebab keluarga itu harus dibangun sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau keluarga itu baik, maka keluarga tersebut akan diberkati. Hal ini dapat kita lihat dalam Amsal 31:10, ”Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.” Ayat tersebut menunjukkan, bahwa istri yang baik itu mendatangkan rejeki bagi keluarganya. Begitu pula sebagai suami, hendaknya menjadi suami yang takut akan Tuhan, sebab disitulah kunci kebahagiaan keluarga sebagaimana dinyatakan dalam Mazmur 128:1-6. Oleh sebab itu, sebagai akhir kata biarlah kita senantiasa mencari Tuhan, karena Dia terlebih dahulu mencari kita. Amin.

No comments:

Post a Comment