Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Sunday, April 3, 2011

Responi PanggilanNya!

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

II Petrus 1:10


Pada ayat bacaan di atas terdapat kata-kata “berusahalah sungguh-sungguh”, seolah-olah dengan kekuatan manusia, kita melakukan apa yang telah difirmankanNya. Padahal dalam bahasa aslinya kata berusaha ini mengandung perngertian : adanya suatu respon/menanggapi terhadap panggilan dan pilihan Tuhan. Sebagai contoh adalah Yohanes pembaptis. Apabila kita melihat sejarah mengenai Yohanes pembaptis maka kita akan tahu bahwa sejak dalam rahim ibunya yaitu Elisabet, ia telah meresponi akan panggilan Tuhan. Hal ini terbukti ketika Elisabet mendengar salam dari Maria (ibu Yesus), dan sepontanitas bayi (Yohanes) dalam rahim Elisabet itu melonjak, karena ia tahu bahwa yang bertandang ke rumahnya adalah raja di atas segala raja yaitu Yesus Kristus (Lukas 1:39-45).

Saudara, setelah Yohanes pembaptis lahir, maka dalam masa pertumbuhannya ia berada di padang gurun dengan tujuan supaya ia tidak terpengaruh dengan segala keadaan yang ada disekelilingnya dan tetap konsisten terhadap panggilannya, karena ia yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Bersamaan dengan pertumbuhan akan fisiknya, roh daripada Yohanes pembaptis juga bertambah kuat, dan Yohanes pembaptis tetap tinggal di padang gurun sampai pada saat yang telah ditentukan oleh Tuhan untuk tampil ditengah-tengah bangsa Israel untuk menyatakan bahwa jalan bagi Tuhan harus dipersiapkan. Roh daripada Yohanes pembaptis ini semakin hari semakin kuat sebab ia senantiasa menjalin hubungan dengan Tuhan dan tidak pernah lepas, karena ia telah mempersiapkan dirinya untuk mengalahkan dunia dan bukan dikalahkan oleh dunia. Dan perlu kita ketahui pula, bahwa kontak roh antara Yohanes dan Yesus tidak hanya terjadi pada saat keduanya berada di rahim ibu mereka masing-masing, tetapi sampai dewasapun hubungan roh ini tetap ada. Hal ini terbukti ketika ia melihat Roh Kudus turun dari langit seperti burung merpati dan tinggal diatasNya, maka saat itu Yohanes berkata : Ia inilah Anak Allah. (Lukas 1:33-34). Demikian pula dengan kita, bahwa sejak kita berada dalam kandungan ibu kita, kita sudah mendapat bagian dari Roh Allah. Karena begitu benih itu ada dalam rahim ibu kita, maka nafas Allah itu sudah ada. Oleh sebab itu, tidak boleh ada pengguguran janin, sebab orang yang menggugurkan janin itu sama dengan membunuh.

Adanya bagian daripada Roh Allah pada manusia juga diungkapkan dalam surat Paulus kepada Jemaat di Galatia, yaitu Galatia 1:15-16 : “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi . . . . . “

Inilah pernyataan daripada Paulus, bahwa sejak berada dalam kandungan ibunya; ia telah mengenal sang pencipta karena sebagian Roh Allah berada dalam hidupnya. Dan kalau kita urut kembali dari Adam dan Hawa, maka kita akan tahu bahwa mereka berasal dari debu dan tanah, lalu dihembuskan nafas hidup sehingga Adam dan Hawa menjadi mahkluk yang hidup. Hal ini membuktikan bahwa setiap manusia memiliki nafas hidup yang berasal dari Allah. Namun dalam pertumbuhan daripada Saulus, baik secara fisik maupun secara mental telah dipengaruhi oleh budaya masyarakat Israel, yang mana pada saat itu tidak beribadah kepada Tuhan; disamping bangsa Israel sedang dijajah oleh bangsa Romawi. Seharusnya batin Saulus berpaut kepada sang pencipta, tetapi saat dia dewasa justru memusuhi Kristus, dengan cara menganiaya para pengikut Tuhan, salah satunya adalah Stefanus yang telah mati karena dirajam batu. Saulus telah menghalalkan segala cara untuk dapat menumpas umat Tuhan. Saulus adalah seorang intelektual (berpendidikan), tetapi sayangnya dia tidak mengenal Kristus. Akhirnya suatu saat Saulus “disapa” oleh Tuhan ketika melakukan perjalanan ke damsyik, katanya : “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku ?” dan saat itu juga Saulus jatuh dan tidak dapat melihat. Lalu ia dituntun Ananias, kemudian dibaptiskan. Dan saat itu Saulus mengalami kelahiran baru, sehingga namanya diganti menjadi Paulus. Dan sekarang Paulus kembali menjadi anak secara roh, dan kini ia mulai peka terhadap sang pencipta; karena hati seorang anak sangat peka terhadap Tuhan. Oleh sebab itu dalam Injil Matius 19:4 Tuhan berkata : “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”

Dan sejak peristiwa yang dialami oleh Paulus, maka ia tinggal di Damsyik selama 2-3 tahun, dan disana kerohaniannya dibentuk sampai mengalami pertumbuhan, dan akhirnya ia baru sadar bahwa sang pencipta telah “menyapanya”. Pengalaman hidup daripada Paulus telah membuatnya dia bahagia, karena ia tahu bahwa anugerah Allah telah dilimpahkan kepadanya melalui panggilannya. Dan kini ia mulai mengerti akan artinya hidup.

Dari sekian banyak manusia yang lahir di dunia ini tidak mengenal sang pencipta. Tetapi setelah “disapa” oleh Injil baru percaya akan Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita mengenal sang pencipta kita, sebab apabila kita mengenal sang pencipta maka kita tidak akan dibiarkan sendiri, tetapi kita akan diangkat. Demikianlah yang dialami oleh Paulus, setelah dia dipanggil Tuhan maka hidupnya mengalami perubahan secara luar biasa, walaupun dalam pertumbuhannya dia mengalami banyak ujian, tetapi dia berhasil dan menjadi kuat, sehingga pada akhirnya ia berani tampil di tengah-tengah bangsa Israel untuk memberitakan Injil keselamatan.

Saudara, saat ini kita beribadah bukan sekedar memenuhi aturan agama, tetapi mensyukuri dan meresponi akan panggilan Tuhan; untuk itu jangan sampai ada yang undur diantara kita, sebab orang yang undur tidak akan berkenan kepada Allah, seperti yang tertulis dalam Ibrani 10:38-39 “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.”

Berapa banyak orang yang sudah bertobat dan mengenal sang pencipta, kadang-kadang menjadi suam, dan mulai tidak beribadah ataupun melayani Tuhan lagi. Memang, menghadapi dunia ini tidak mudah, karena baik pencobaan, fitnahan, tindisan, kemiskinan dan sakit penyakit telah datang tanpa diundang. Tetapi apabila kita meresponi panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan pernah undur dari Tuhan, seperti yang dialami oleh Paulus.

Untuk itu, mau tidak mau roh kita harus semakin hari semakin kuat, karena kita sudah ditetapkan menjadi anak-anak Allah seperti firmanNya yang tertulis dalam I Petrus 2:9-10 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” Amin

No comments:

Post a Comment