Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Saturday, April 30, 2011

Jangan Ada Padamu Ragi Orang Farisi

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D

“Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda. Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
(Markus 8:11-15)

Sebelum kita belajar tentang ragi orang Farisi, maka kita harus mengerti terlebih dahulu mengenai fungsi dan pengaruh daripada ragi yang sering digunakan untuk membuat adonan roti. Saudara, ragi ini gunanya untuk mengkhamirkan atau mempengaruhi seluruh tepung/adonan. Jadi istilah ragi ini bisa mengandung arti positif atau bisa juga negatif. Sebab, Yesus sendiri memberikan suatu perumpamaan : bahwa kerajaan sorga itu seumpama ragi; seperti yang tertulis dalam Matius 13:33 : . . .“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”

Dari perumpaan mengenai ragi ini, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah : sesuatu yang mempunyai fungsi atau pengaruh. Dan apabila kita berbicara mengenai ragi kerajaan sorga, maka kita tahu bahwa ragi kerajaan sorga ini dapat mempengaruhi sekelompok manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dan sebagai akibatnya, manusia tersebut akan senantiasa mengalami berkat dan mujizat dari Allah selama di bumi ini, selain akan memperoleh hidup yang kekal. Oleh karena itu kita merindukan agar generasi yang akan datang tetap ada ragi kerajaan sorga, supaya gereja Tuhan tidak mengalami stagnasi, tetapi senantiasa mengalami pertumbuhan rohani.

Dalam pembahasan kali ini kita akan melihat bedanya antara orang Farisi dan orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Bapak Peter Wagner pernah berkata bahwa ada roh agamawi (spirit of relegion). Memang secara fisik atau secara umum suatu agama itu tampak bagus, termasuk agama Kristen. Dan kita sependapat dengan pernyataan ini. Tetapi, kalau roh agamawi (spirit of religion) itu mengekang hubungan kita dengan Tuhan yang membawa pada pertumbuhan rohani kita, maka hal itu merupakan suatu ragi yang membuat orang Kristen tidak pernah menikmati berkat ataupun mujizat Tuhan. Oleh sebab itu, kita sebagai orang Kristen jangan sampai kita dicengkram oleh roh agamawi. Karena roh inilah yang membuat kita tidak mengalami kuasa dan mujizat Tuhan. Walaupun kita sudah minta tanda ajaib dari surga, tetapi apabila kita berada dalam cengkraman roh agamawi, maka kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita rindukan, seperti halnya yang dialami oleh orang-orang Farisi ketika meminta tanda ajaib kepada Yesus. Untuk itu jangan sampai kita yang sudah menjadi orang Kristen; baik itu sudah lima tahun, sepuluh tahun atau lebih mulai dicengkram oleh roh agamawi. Karena apabila kita dicengkram oleh roh agamawi, maka kita tidak akan mengalami pertumbuhan rohani (stagnasi).

Ada beberapa ciri yang terdapat pada orang-orang Farisi, diantaranya : mereka suka membaca Alkitab, berdiskusi dan juga meneliti hukum-hukum Tuhan, termasuk sepuluh perintah Allah. Dan setiap hari mereka senantiasa membicarakan tentang hal kebenaran. Sehingga hal ini tampak indah dipemandangan manusia, tetapi hal ini tidak indah dipemandangan Allah, sebab mereka tidak hidup dalam kebenaran seperti yang mereka bicarakan setiap hari. Oleh karena itu mereka tidak pernah mengalami berkat dan mujizat Allah. Dan perlu kita ketahui bahwa orang yang hidup dalam kebenaran itu, tidak hanya memiliki perkataan iman saja, tetapi harus disertai dengan perbuatan yang sesuai dengan Firman Allah.

Pada masa-masa sekarang ini kita akan melihat suatu fenomena (gejala), dimana banyak orang mencari gereja yang dianggapnya baik; padahal gereja dimana-mana itu semuanya sama. Dan orang seperti inilah yang tergolong sebagai orang Farisi.

Mengapa mereka dikatakan/tergolong sebagai orang Farisi ?
Sebab apabila seseorang menjadi jemaat yang baik, maka dengan sendirinya gereja itu akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila jemaat itu tidak baik maka gereja itu juga dapat dikatakan tidak baik. Jadi, baik atau tidaknya gereja tergantung kehidupan kita; apakah kehidupan kita membawa ragi sorgawi atau ragi orang Farisi. Apabila kita membawa ragi kerajaan sorga maka kita akan sanggup mempengaruhi suatu gereja untuk menjadi baik, tetapi sebaliknya, apabila kita membawa ragi orang Farisi, maka gereja yang baik pun dapat menjadi rusak. Disamping itu, kita juga tahu bahwa gereja bukan berbicara tentang gedung/bangunan sebab jemaat itu sendiri merupakan gereja.

Memang, hidup dalam kebenaran itu tidak gampang, tetapi apabila kita mengandalkan kekuatan Roh Kudus maka kita sanggup hidup dalam kebenaran, itupun dapat kita lakukan dengan susah payah. Paulus berkata : “celakah aku ini, sebab ketika aku hendak berbuat kebenaran, maka yang jahat sudah hadir.” Oleh sebab itu, supaya kita tetap hidup dalam kebenaran dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, maka ada beberapa nasehat yang harus kita patuhi yaitu : Janganlah padamkan Roh Kudus (I Tesalonika 5:19);
Janganlah mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30);
Janganlah mendustai Roh Kudus (Kisah Rasul 5:3 – kisah tentang Ananias dan Safira); Janganlah menentang Roh Kudus (Kisah Rasul 7:51);
Janganlah menghujat Roh Kudus ( Matius 12:31-32) sebab pengampunan tidak akan ada dalam kehidupan kita.

Dari semua nasehat yang sudah tertulis diatas akan senantiasa mengingatkan kita, bahwa Roh Kuduslah satu-satunya sumber kekuatan yang dapat membawa kita untuk hidup dalam kebenaran Allah, termasuk melakukan sepuluh perintah Allah, seperti yang terdapat dalam Keluaran 20:1-17, yaitu diantaranya tidak menyembah allah lain. Sebab Allah yang layak kita sembah adalah Tuhan Yesus, tidak membuat patung sebagai ganti Tuhan, tidak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, menguduskan hari sabat, menghormati orang tua, tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak menjadi saksi dusta, tidak mengingini apa yang menjadi milik orang lain.

Dan sebagai nasehat terakhir yaitu : biarlah kita tetap hidup dalam kekuatan Roh Kudus dan senantiasa membawa ragi kerajaan sorga dan bukan ragi orang Farisi. Supaya rencana dan kehendak Allah boleh dinyatakan di atas muka bumi ini, dan nama Tuhan senantiasa dipermuliakan serta kerajaan Allah semakin diperlebar.

Amin.

No comments:

Post a Comment