Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Sunday, April 24, 2011

Allah Sangat Merindukan Kita

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

“Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.”
(Mazmur 63:1-5)

Inilah ungkapan raja Daud saat berada di padang gurun. Ungkapan ini bukan sekedar diucapkan di mulut saja, tetapi ungkapan ini benar- benar keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam. Lalu, mengapa ia harus pergi ke padang gurun kalau hanya sekedar mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan; dan apa tidak ada pekerjaan sehingga ia harus meninggalkan tahtanya untuk pergi ke padang gurun ?. Saudara, hal ini merupakan ekspresi daripada kehidupan raja Daud yang sungguh-sungguh merindukan Tuhan. Bahkan ia menggambarkan hatinya bagaikan tanah yang kering dan tandus, tiada berair.

Selain Daud ingin mengekpresikan kerinduannya kepada Tuhan; ia pergi ke padang gurun untuk mengingat bagaimana Allah telah memberkati nenek moyangnya saat perjalanan menuju tanah perjanjian. Seperti yang tertulis dalam Ulangan 18:1-18. Disana diceritakan bahwa Musa menjelaskan kepada bangsa Israel dengan pesan, “kalau engkau sampai ke negeri yang dijanjikan Tuhan, maka janganlah engkau lupa bahwa Tuhanlah yang memimpin bangsa Isral keluar dari Mesir melalui padang gurun.” Hal ini dikatakan supaya bangsa Israel senantiasa ingat akan pertolongan Tuhan saat keluar dari negeri perbudakan yaitu Mesir. Mesir merupakan gambaran dari segala perbuatan duniawi. Sebab orang yang berada diluar Kristus akan diperhamba oleh mamon atau sifat keduniawian.

Dari sinilah Daud belajar untuk menjadi orang yang tidak sombong walaupun ia memiliki kedudukan yang tertinggi di Israel yaitu sebagai raja. Selain itu juga, ia tahu bahwa kesombongan merupakan awal dari kehancuran. Oleh sebab itu ia senantiasa merendahkan diri dihadapan Tuhan, karena ia juga menyadari bahwa pada mulanya ia hanyalah seorang “kacung”. Tetapi oleh karena ia senantiasa merindukan dan mengingat kebaikan Tuhan, maka ia diangkat oleh Tuhan sampai menjadi raja. Demikian pula dengan kita; apabila kita senantiasa merindukan dan mengingat kebaikan Tuhan, maka Tuhan akan mengangkat kita. Dan apabila Tuhan mengangkat maka tak seorangpun dapat menurunkannya, begitu sebaliknya apabila Tuhan sudah menurunkannya maka tak seorangpun sangggup untuk meninggikannya. Jadi kekuasaan itu mutlak ada di tangan Tuhan.

Kerinduan Daud terhadap Tuhan tidak hanya digambarkan seperti tanah yang tandus dan kering, tetapi digambarkan pula seperti rusa yang merindukan sungai. Seekor rusa tidak dapat menahan dirinya apabila ia sudah haus akan air/merindukan sungai. Seekor rusa tidak akan mempedulikan bahaya apa yang akan menyerangnya apabila ia sudah ingin menikmati kesejukan air sungai. Begitu pula kerinduan hati Daud terhadap Tuhan; tidak ada satupun yang dapat menghalangi dia untuk bertemu dengan Tuhan, bukan karena ia seorang raja yang memiliki kuasa, tetapi kekuatan hatinya yang sedang merindukan Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita memiliki hati yang haus dan lapar atau rindu kepada Tuhan. Firman Tuhan juga berkata : “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (Yesaya 55:6). Dan kita percaya bahwa Tuhan memberikan hari yang baik kepada kita yaitu masa depan yang penuh dengan keberhasilan dan kebahagiaan. Sebab janji Tuhan dilakukan dengan sumpah (Ulangan 8:1) supaya kita yakin bahwa kita dapat hidup hanya dari berkat Tuhan (Ulangan 8:2-10).

Dan perlu kita tahu juga bahwa sebelum Daud rindu untuk mencari Tuhan, terlebih dahulu Tuhanlah yang merindukan Daud. Demikian pula dengan kita saat ini, sebelum kita merindukan Tuhan, terlebih dahulu Tuhanlah yang merindukan kita. Kita lihat contoh kisah daripada Adam dan Hawa; yaitu saat Allah mendapati Adam dan Hawa berbuat dosa, maka Allah yang terlebih dahulu mencari Adam dan Hawa sebagai bukti bahwa Allah sangat rindu untuk bersekutu dengan manusia senantiasa. Oleh sebab itu, apabila kita rindu untuk bertemu dengan Tuhan, maka tubuh kita harus benar-benar rindu akan Tuhan, karena tubuh kita adalah Rumah Allah. Dan apabila saat ini kita menjadi domba yang hilang, maka Gembala yang baik itu akan mencari kita. Kalau domba itu sudah ditemukan maka Ia akan bersukacita, dan jikalau kita adalah dirham, maka Tuhan akan mencari kita, atau anak yang hilang, maka Tuhan menunggu kita. Kalau kita menjadi ‘tunangan’ yang hilang maka Tuhan akan mengetuk hati kita untuk kembali kepada-Nya. Ini artinya, bahwa kalau kita mencari Tuhan dan Tuhan mencari kita, maka pasti ada titik temunya.

Tetapi, yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah : apakah saat ini kita rindu kepada Tuhan atau ?, Jawaban ada pada diri kita masing-masing. Dari sinilah kita akan belajar dari kehidupan Daud, dimana Daud merupakan sosok hamba Tuhan yang senantiasa rindu untuk bertemu dengan Tuhan, sehingga ia dapat menuliskan mazmur-mazmurnya. Di dalam Yohanes 2:17 dikatakan, “Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Dalam ayat ini diceritakan bagaimana Rumah Allah dijadikan tempat jual beli oleh orang-orang Israel. Saat itu juga Tuhan membersihkan Rumah Allah dengan jalan mengusir orang-orang yang sedang berjual beli atau berdagang di Rumah Allah. Tindakan Tuhan Yesus ini merupkan gambaran kehidupan kita yang dibersihkan dengan darah-Nya karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Dan hal ini dilakukan oleh Tuhan Yesus karena Dia memiliki kerinduan akan rumah-Nya.”

Sekali lagi perlu kita ingat bahwa Dia yang terlebih dahulu memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan kita. Dan ketika kita juga memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan, maka yang terjadi adalah suatu pertemuan yang indah. Ini berarti bahwa tubuh ini harus menghadap Tuhan dengan sopan dan berkenan kepada Tuhan. Amin.

No comments:

Post a Comment