Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Saturday, April 16, 2011

Roh, Jiwa dan Tubuh Yang Terpelihara

Pdt.Prof.DR. Abraham Alex T. Ph.D
Graha Bethany Nginden

I Tesalonika 5:23-28 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, . . . . . . . . . . !


Salam daripada rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Tesalonika ini, di dalamnya terkandung suatu muatan iman, harap dan kasih; yang mana semuanya itu berorientasi terhadap terpeliharanya roh, jiwa, dan tubuh daripada jemaat di Tesalonika. Walaupun di awal kalimat terdapat kata semoga, tetapi itu bukan berarti “mudah-mudahan”, sebab dalam terjemahan lain dikatakan “dan Allah sendiri yang memberikan damai sejahtera . . “

Saudara, kita semua telah tahu bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Dan penulisan mengenai urutan bagian manusia ini memang sengaja diawali dari roh, kemudian jiwa, lalu tubuh. Karena yang akan mengalami kelahiran baru adalah roh kita yaitu ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Hal ini dapat dikatakan sebagai mujizat yang terbesar dalam kehidupan manusia. Dan kali ini, fokus kita bukanlah tubuh jasmani saja tetapi spirit (roh kita).

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami supaya roh, jiwa dan tubuh kita tetap terpelihara dengan sempurna dan tak bercacat sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya :

1. Roh
Roh kita ini sifatnya seperti air, karena dikatakan bahwa orang yang percaya kepada Kristus, dalam hidupnya akan keluar sumber air yang hidup (Yohanes 7:37). Oleh karena itu air dapat dipengaruhi dengan sesuatu yang dicampur pada air tersebut. Sebagai contoh : apabila air putih diberi teh, maka air putih tersebut akan menjadi air teh; sedangkan kalau diberi jeruk, maka akan menjadi air jeruk. Demikianlah dengan roh kita, seandainya roh kita percaya terhadap Kwan Im maka roh Kwan Im akan masuk dalam roh kita, sedangkan kalau roh kita percaya dengan dunia kegelapan maka roh yang jahat itu akan merusak seluruh kehidupan kita.
Kesaksian : Suatu saat saya (Pdt. Abraham Alex) bertemu dengan seseorang yang kesehariannya tidak bisa tidur/susah tidur karena mengalami kekuatiran dan resah yang sangat dalam, sehingga badan orang tersebut sangat kurus. Dan ketika saya masuk ke dalam rumahnya saya merasakan ada suatu roh yang bertentangan dengan roh saya. Lalu saya katakan kepada orang itu : “dirumah ini banyak jimat, berhala, dan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan” lalu orang itu menjawab, katanya “saya hanya koleksi barang antik”. Kemudian saya berkata lagi : “bolehkah saya menunjukkan roh-roh mana yang tidak berkenan kepada Tuhan ?”. Setelah berkata demikian saya rasakan seolah-olah saya ditarik pada sebuah kamar, dan saya katakan kepada orang itu “hati-hati dengan apa yang kau simpan dalam kamar ini”. Akhirnya orang itu bersama anak-anaknya membuka kamar tersebut dan ditunjukkan dalam sebuah lemari terdapat keris sebanyak hampir 100 buah. Lalu saya katakan kepadanya : “ini hobby yang berbahaya”, tetapi orang itu menjawab “saya tidak menyembahnya, ini hanya koleksi.”
Saudara, walupun orang itu tidak menyembahnya, tetapi ia bergaul dengan jimat-jimat yang dia miliki yaitu dengan cara memberikan tempat dalam rumahnya, maka hal inilah yang membuat dia senantiasa resah. Selain daripada itu, ada sesuatu yang sangat disayangkan karena orang ini tidak ada keputusan untuk melepaskan barang-barang koleksinya. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa orang tersebut membiarkan rohnya tidak terpelihara/terancam. Karena pada dasarnya, bahwa roh jahat itu sebenarnya hendak masuk dalam tubuh manusia, meskipun orang tersebut sudah menjadi Kristen, sebab firman Tuhan berkata : apabila roh jahat itu keluar dari tubuh manusia, maka roh itu akan mengembara, tetapi apabila roh itu tidak mendapatkan perhentian, maka roh jahat itu akan kembali ke tempat semula, dan roh jahat itu tidak membawa satu roh jahat tetapi tujuh roh jahat lainnya sehingga keadaan orang itu akan semakin buruk (Matius 12:43-45).

2. Jiwa
Jiwa itu berbeda sifatnya dengan roh, sebab jiwa kita ini sifatnya merekam. Contohnya : apabila kita belajar bahasa Indonesia, maka tidak mungkin keluarnya nanti bahasa Inggris. Demikian pula apabila otak kita diisi dengan ilmu teknik maka kita akan menjadi seorang insinyur, dan tidak mungkin menjadi dokter. Jadi apa yang kita terima maka itulah yang akan kita keluarkan. Saudara, dunia ini penuh dengan polusi (hal-hal yang buruk), sedangkan jiwa itu merekam segala sesuatu termasuk geseran-geseran yang sedang terjadi. Contoh lain, misalnya seorang suami pernah mengkhianati istrinya (selingkuh), maka istri akan merasa disakiti dan tidak bisa mengampuni suaminya; walaupun suaminya sudah bertobat. Hal seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan setiap orang, termasuk orang Kristen. Lalu, mengapa perbuatan daripada suaminya tidak dapat diampuni ? Karena sesuatu yang terekam dalam otak manusia itu sifatnya bolak-balik (dalam arti rekaman itu senantiasa memberi ingatan kepada kita yang mengalaminya), dan hal itu membuat jiwa seseorang menjadi terluka. Lalu, bagaimana supaya jiwa seseorang benar-benar disembuhkan ? jiwa ini harus ditandingkan dengan firman Tuhan, sebab firman Tuhan adalah pikiran Kristus. Contoh yang sederhana : apabila kita disakiti oleh seseorang dan diri kita ingin membalasnya, maka firman Tuhan mengingatkan supaya kita mengampuni, seperti yang tertulis dalam Matius 18:22 Yesus berkata kepadanya : “Aku berkata kepadamu : Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”. Lalu, bagaimanakah kita menjadi kuat ? firman Tuhan berkata : “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:31)

3. Tubuh
Setiap orang wajib memelihara tubuhnya termasuk orang-orang percaya, tetapi bukan berarti Tuhan tidak sanggup memelihara kita. Memelihara tubuh itu sangat penting karena tubuh kita adalah bait Allah (I Korintus 3:16-17), dan itu merupakan tanggungjawab kita masing-masing. Namun dalam kenyataannya, berapa banyak anak Tuhan megalami sakit penyakit karena tidak dapat mengendalikan dirinya. Misalnya : Suka makan, khususnya makanan yang berlemak, atau yang lainnya tanpa membatasi diri, karena makanan itu merupakan kesukaannya. Akhirnya orang tersebut mengalami kelebihan lemak (kolesterol). Lalu beranggapan bahwa Tuhan sedang menghukumnya. Padahal sebenarnya dialah yang sedang menghukum dirinya sendiri. Dan apabila kita sudah mendapat nasehat dari firman Tuhan tetapi kita tidak mau mengendalikan diri kita, maka hal itu sama dengan mencobai.

Oleh sebab itu, biarlah melalui beberapa penjelasan diatas dapat menjadi perenungan dalam kehidupan kita supaya apa yang tertulis dalam ayat bacaan diatas menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Amin

No comments:

Post a Comment