Kebangkitan Besar

Kebangkitan Besar

Sunday, April 24, 2011

The Kingdom Flow

Pdt.Riza Solichin


“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli.”
(Lukas 3:23)

Kalau kita perhatikan kitab Lukas dengan seksama, penulisan silsilah Yesus urut-urutannya dimulai dari bawah ke atas (Yusuf s/d Adam). Sangat berdeda sekali dengan kitab Matius yang mencatat urut-urutannya dari atas ke bawah (Abraham s/d Yusuf). Dalam Lukas 3:23 terdapat kalimat “menurut anggapan orang” pendapat ini berasal dari paradigma manusia. Berbeda sekali dengan yang dicatat dalam Matius 1:1-25. Kitab Matius banyak sekali mengajarkan tentang kerajaan Allah. Urut-urutan pencatatan silsislah dicatat bukan menurut paradigma “apa kata orang” tetapi menurut paradigma Allah.

Dari perbandingan urutan silsilah di kedua kitab itu, dapat kita tarik suatu pelajaran penting bahwa segala sesuatu berasal dari atas (Bapa) turun kepada umat-Nya dan inilah bentuk yang benar dari alur kerajaan sorga. Jangan pernah berpikir bahwa berkat yang kita terima itu berasal dari diri kita sendiri kemudian kita persembahkan untuk kemuliaan Allah. Yang benar adalah anugrah, mujizat dan segala berkat yang kita terima saat ini berasal dari Bapa sebagai sumber dari segala sesuatu.

Ketika terjadi arus kemacetan lalu lintas, orang yang berada dilantai tertinggi sebuah gedung dengan orang yang berada di lantai bawah akan berbeda dalam mengetahui informasi tetantang situasi arus lalu lintas. Biasanya orang yang berada dilantai tertingi yang akan lebih mudah memantau kemacetan sehingga mengetahui kapan ia harus mengadakan perjalan tanpa mengalami kemacetan. Demikian juga hidup kita kalau memakai paradigma Allah (yang berasal dari tempat tinggi) kita pasti berhasil mengatasi masalah dan tangtangan yang terjadi dalam hidup kita (band. Yeremia 17:5).

Mengapa di kota Nazaret Yesus tidak mengadakan mujizat? Para Ahli Alkitab berpendapat bahwa hal ini terjadi karena mereka menolak Yesus (Yohanes 4:44). Pendapat ini memang benar, tetapi ada hal lain yang lebih penting lagi kita ketahui yaitu karena orang-orang Nazaret memakai paradigma “apa kata orang” (Matius 13:53-58; Lukas 3:23).

Anak muda yang kaya yang dicerutakan dalam kitab Matius pasal 19:16-30 mengalami kegagalan dalam mengikut Yesus. Kagagalan hidup itu dialaminya karena anak muda itu tidak mau mengubah paradigma berpikirnya sesuai dengan paradigma Allah. Jangan sampai kita tidak mau mengubah paradigma kita hanya oleh karena harta/materi yang kita miliki. Ingatlah bahwa semua yang kita miliki adalah anugrah Allah yang diberikan kepada kita secara cuma-cuma dan harus kita pakai hanya untuk kemulian nama-Nya saja.

Zakheus tidak memiliki usaha sama sekali untuk mengajak Yesus untuk makan dirumahnya, semua itu datang dari kehendak Yesus sendiri (anugrah). Ketika Zakheus melihat bahwa Yesus sedang mengajar di tengah-tengah orang banyak, ia rela naik ke atas pohon karena ia ingin melihat Yesus dan mendengar pengajaran-Nya. Ia tidak pernah berpikir mengajak Yesus makan dirumahnya karena memang hal ini sangat dilarang dalam hukum Yahudi (Lukas 15:12). Kemudian setelah mendengar pengajaran itu paradigma Zakheus berubah sehingga ia tidak terfokus kepada harta lagi dan bahkan hidupnyapun dipulihkan oleh Tuhan.

“Mari kita tinggalkan sesuatu yang lama dan beralih kepada sesuatu yang baru, supaya kita senantiasa dibaharui dalam roh dan pikiran"

No comments:

Post a Comment